Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS SKENARIO

Menonton terlalu dekat bikin sakit mata ya?


Seorang anak laki-laki usia 7 tahun diantar oleh ibunya untuk berobat ke poli mata RSUP
NTB. Ibu mengatakan bahwa anaknya bila menonton televisi selalu dalam jarak terlalu
dekat dengan tvnya, begitu juga dengan menulis. Kadang sering terlihat banyak
berkedip-kedip. Mata si anak tidak pernah terlihat merah atau berair. Saat ini anak
berstatus sebagai siswa SD kelas 1. Si Ibu sendiri mengenakan kacamata minus tebal
sejak masih gadis. Riwayat kehamilan dan persalinan anak ini dikatakan ibu tidak
ada masalah. Pemeriksaan oftalmologis memperlihatkan visus naturalis ODS 3/60; visus
dengan koreksi ODS 6/30. Keadaan segmen anterior dan posterior dalam batas normal.
Ibu sangat khawatir dan mengajukan pertanyaan seperti apakah penglihatan anaknya
bisa kembali normal, apakah harus memakai kacamata terus, apakah minum jus
wortel atau vitamin mata bisa menyembuhkan anaknya tanpa harus memakai
kacamata. Anda sebagai dokter muda yang bertugas, apa yang bisa Anda terangkan kepada
Ibu dan pasien?
-

Keluhan yang dikatakan ibu pasien adalah anaknya yang bila menonton televisi dan
juga menulis selalu dalam jarak dekat dan sering berkedip. Ini merupakan salah satu
gejala klinis dari kelainan refraksi yang telah menjadi diagnosis banding yaitu Miopi.
Hal ini disebabkan karena kemungkinan bola mata pasien terlalu panjang serta lensa

mata yang terlalu cembung dan kuat, sehingga bayangan tidak jatuh tepat di retina.
Ibu pasien mengaku mata anaknya tidak pernah terlihat merah dan berair, hal ini
mengarahkan untuk mengeliminasi diagnosis banding kemungkinan adanya infeksi

pada mata pasien.


Ibu yang menggunakan kacamata minus tebal sejak masih gadis menunjukkan bahwa
hal ini mengarah kemungkinan pada kelainan refraksi salah satunya miopi yang

sifatnya genetik, karena gen ini terkait pada kromosom 18.


Pada pemeriksaan didapatkan visus naturalis ODS 3/60 yang artinya pasien hanya
dapat melihat hitungan jari pada jarak 3 meter dimana pada orang normal dapat
melihat pada jarak 60 meter. Visus dengan koreksi membaik menjadi ODS 6/30 yang
menunjukkan bahwa terjadinya kelainan refraksi pada anak tersebut. Dikatakan pula
bahwa segmen anterior dan posterior dalam batas normal, dalam hal ini kemungkinan
media refraksinya masih cukup baik.

Dari analisis skenario diatas, kelompok kami mengarahkan diagnosis sementara pasien ini
menderita Miopi. Terapi yang dapat dilakukan adalah penggunaan kacamata lensa cekung
(negatif) untuk dapat memperoleh tajam penglihatan 6/6. Pasien dapat diberikan
menggunakan kacamata karena telah berusia 7 tahun, usia yang sudah dapat atau sudah perlu
menggunakan kacamata karena telah mencapai titik fiksasi. Edukasi pada ibu pasien dapat
dijelaskan bahwa jus wortel atau vitamin A tidak mampu menyembuhkan miopi yang diderita
anaknya. Jus wortel dan vitamin A hanya dapat memperbaiki sel-sel pada retina, tidak untuk
membuat bayangan jatuh tepat di retina akibat kelainan media refraksi yang ada pada
anaknya.

Anda mungkin juga menyukai