besar
protein.
5. Kalsium Fosfat Murni / CaSO4
Kalsium sulfat murni sebagai penggumpal tergolong popular. Bentuknya
berupa serbuk putih. Dosis pemakainnya kira-kira 10 gr / 0,5 kg kedelai kering
atau 4 gr / 0,5 kg kedelai kering. Ditambahkan pada suhu pemasakan sari
kedelai 70 75oC. Dosis pertama untuk membuat tahu dengan tekstur tahu
keras sedangkan dosis kedua untuk membuat tahu dengan tekstur lunak atau
disebut tahu sutera.
6. Glucono Delta Lacton / GDL
Glucono delta lacton sebagai penggumpal tergolong istimewa. GDL dapat
dicampurkan kedalam sari kedelai dingin dalam jumlah sedikit, kemudian
dimasukkan kedalam wadah dan ditutup rapat, lalu dicelupkan kedalam air
bersuhu 85 95oC selama 30 50 menit. Panas tersebut akan mengaktifkan
lacton sehingga terbentuk tahu yang bagus tanpa harus memisahkan air tahu
dan terlindung dari pencemaran jasad renik.
Koagulan yang digunakan dalam pembuatan tahu pada praktikum ini
adalah asam sitrat. Asam sitrat digunakan karena lebih efektif dibandingkan
koagulan lain. Perbandingan dilakukan antara asam sitrat dan asam asetat.
Asam sitrat lebih efektif karena memiliki pKa 3,15 yang lebih rendah dari pKa
asam asetat yaitu 4,74. Semakin rendah pKa maka semakin tingkat
keasamannya sehingga akan lebih cepat mengendapkan protein dibandingkan
asam asetat. Selain itu, asam sitrat juga lebih murah harganya dibandingkan
dengan koagulan lain.
b) Pelarut ( Air )
Ekstraksi pada protein dilakukan untuk mengambil protein kedelai (padatan)
dengan menambahkan air sebagai zat pendispersi protein. Air yang digunakan
untuk industri pangan dalam hal ini industri pembuatan tahu harus memenuhi
persyaratan berikut :
1. Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
2. Tidak mengandung logam berat.
3. Bebas dari mikroba patogen.
Pemilihan air sebagai solvent pada proses ekstraksi protein dilakukan atas dasar
berikut :
Garam ditambahkan sebagai penambah cita rasa gurih agar tahu yang dihasilkan
bercita rasa gurih dan tidak hambar.
Disamping warna, rasa dan bau, kepadatan (hardness) merupakan unsur
penting yang menentukan penerimaan konsumen terhadap produk tahu dan itu
berdampak pada harga dan daya jual produk tahu itu sendiri. Kepadatan berkaitan
denga kadar protein kacang kedelai sebagai bahan baku dan bahan penggumpal
(koagulan) yang digunakan dalam proses pembuatan tahu. Semakin tinggi kadar
protein dari kedelai tersebut maka akan semakin baik kualitas tahu yang
dihasilkan. Tahu yang berkualitas baik memilki tekstur yang lembut/halus, bau
khas kedelai yang tidak langu, warna putih seperti susu dan rasa guruh khas tahu.
I.
8. Gelas arlogi
9. Spatula
10. Pengaduk kaca
11. Timbangan analitik
12. Beker glass 100 ml
13. pH universal
14. Cetakan
Bahan :
1.
2.
3.
4.
II.
Kedelai
Air
Asam sitrat
Garam
100 gr
1 liter
13%
9%
SKEMA KERJA
Kedelai sortiran
dicuci
Kedelai bersih
direndam
Kedelai rendaman
dicuci kembali
Kedelai rendaman bersih
diblender + air hangat 300 mL
Bubur kedelai
Ampas
III.
DATA PENGAMATAN
Cara Kerja
Kedelai sortiran dicuci
Kedelai bersih direndam
Kedelai dicuci kembali
Pengamatan 1 (A)
Kedelai bersih
Kedelai mengembang
Kedelai bersih, kulit ari
Pengamatan 2 (B)
Kedelai bersih
Kedelai mengembang
Kedelai bersih, kulit ari
mengelupas
Bubur kedelai
mengelupas
Bubue kedelai
adanya gelembung
80oC
Bubur kedelai disaring
(selama 16 menit)
Terpisah antara ampas dan
(selama 14 menit)
Terpisah antara ampas dan
sari kedelai
6
Terlihat gumpalan bakal
sari kedelai
6
Terlihat gumpalan bakal
tahu
Gumpalan bakal tahu
tahu
menit
(B) Didiamkan selama
terlihat banyak
15 menit
Uji pH
Sari kedelai disaring
Bakal tahu dicetak,
5
Terdapat bakal tahu
Tahu memadat dengan
massa 124,95 gr
5
---
--
IV.
digoreng
Tahu digoreng
Tahu ditimbang setelah
Tahu goreng
Massa tahu goreng 87,67
digoreng
gr
---
6. Pemasakan
Bubur kedelai dimasak dengan tujuan untuk melarutkan protein dalam air pada
suhu 70 80oC, karena terdapat dua variabel yang dipraktikkan, waktu yang
ditempuh saat pemanasan berbeda yakni16 menit pada variabel pertama (A)
dan 14 menit pada variabel kedua (B).
7. Penyaringan
Bubur kedelai yang telah masak disaring menggunakan kain saring. Tahap ini
bertujuan untuk memisahkan antara sari kedelai dan ampasnya. Tahap ini
dilakukan pada dua variabel yang dipraktikkan.
8. Penambahan Koagulan
Setelah mendapatkan sari kedelai, lalu ditambahkan koagulan yakni asam
sitrat sebanyak 1,3 gr kedalam dua variabel sari kedelai tersebut. Penambahan
asam sitrat ini bertujuan untuk mengendapkan protein.
9. Penambahan Garam
Garam sebanyak 9 gr ditambahkan pada sari kedelai tersebut bertujuan sebagai
penambah cita rasa serta dapat juga berfungsi mengawetkan.
10. Pengendapan
Setelah ditambahkan asam sitrat dan garam, sari kedelai tersebut diendapkan
selam 5 menit untuk variabel yang pertama (A) dan 15 menit untuk variabel
yang kedua (B).
11. Penyaringan
Setelah diendapkan, kemudian disaring kembali dengan menggunakan kain
saring untuk memisahkan filtrat dan bakal tahu. Pada variabel pertama (A)
terdapat bakal tahu dikain saring ketika dilakukan penyaringan, pada variabel
kedua (B) ketika dilakukan penyaringan antar filtrat dan bakal tahu
mencampur sehingga tidak dapat disaring.
12. Pencetakan dan Penggorengan
Selanjutnya, bakal tahu (dari variabel A) dicetak dengan menggunakan
cetakan. Setelah memadat selama satu hari didalam kulkas, tahu digoreng.
Terjadinya kegagalan penyaringan pada variabel kedua (B) setelah
ditambahkan koagulan dan diendapkan selama 15 menit, karena variabel
kedua (B) saat pemasakan pada suhu 80oC selam 14 menit belum keluar
gelembung, sedangkan pada variabel pertama (A) dengan suhu yang sama
selama 16 menit sudah keluar gelembung. Hal ini dipengaruhi karean adanya
interaksi antara molekul zat pelarut dan zat terlarut (Bertha julisti,2010).
Karena adanya perbedaan waktu pemasakan, sehingga dapat mempengaruhi
tingkat kelarutan protein dalam air. Hal inilah yang memungkinkan pada saat
b) Uji organoleptik
Tekstur
Warna
Bau
Rasa
Sebelum digoreng
Halus, lembut
Putih seperti susu
Tidak langu, khas tahu
Gurih
Setelah digoreng
Dalamnya lembut, kulit kering
Kuning kecoklatan
Tidak langu, khas tahu goreng
Gurih
Rendemen
Rendemen yang dihasilkan
= massa tahu
x 100 %
massa kedelai
= 122,18
x 100 %
100
= 122,18 %
Jadi, rendemen yang dihasilkan adlah 122,18 %.
V.
(B)
Sebelum digoreng
Halus, lembut
Putih seperti susu
Tidak langu, khas tahu
Gurih
Setelah digoreng
Dalamnya lembut, kulit kering
Kuning kecoklatan
Tidak langu, khas tahu goreng
Gurih
Saran
1. Saat pemanasan sebaiknya dilakukan sampai benar-benar mendidih.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
1. Julisti,B. Ekstraksi
tahu,
http://btagallery.blogspot.com/2010/ekstraksi-