PEMBAHASAN
A. Analisis Ketenagaan
1. Jumlah Tenaga
Jumlah tenaga kerja di Instalasi Gizi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten pada tahun 2015 adalah sebanyak 77 orang
a. Jumlah tenaga berdasarkan pembagian tugas di intalasi gizi
Tabel 1.
Jumlah tenaga berdasarkan pembagian tugas di instalasi gizi
No.
1
2
3
4
5
6
Jumlah (Orang)
9
24
35
5
3
1
77
Petugas pramusaji
Tingkat Pendidikan
S2 Gizi
S1 Gizi
S1 SKM
DIII Gizi
DIII Gizi
STM, SMA*
SKKA, SMKK
SMP, SMA, SMK,
SMKK, Paket C
SMA, SMK, SMKK,
Paket C
Kepala
Instalasi
Gizi
membawahi
seorang
koordinator
50
51
Kebutuhan tenaga
Bebankerja 1 t h x bobot
Kapasitas kerja tenaga/t h
= 9 x 7 x 365
= (365 80) x 7
= 22.995
= 1.995
22.995
= 11.52 12
1.995
Kebutuhan tenaga
Bebankerja 1 t h x bobot
Kapasitas kerja tenaga/t h
= 24 x 7 x 365
= (365 80) x 7
= 61.320
= 1.995
61.320
= 30.73 31
1.995
c. Tenaga Penyaji
52
Kebutuhan Tenaga
Bebankerja 1 t h x bobot
Kapasitas kerja tenaga/t h
Kebutuhan tenaga
= 35 x 7 x 365
= (365 80) x 7
= 89.425
= 1.995
89.425
= 44.82 45
1.995
di
pelaporan
53
54
Pagi
: 07.00 14.00 WIB
Siang : 12.00 17.30 WIB
Jumat : 07.00 12.00 WIB
Sabtu : 07.00 13.00 WIB
Ps/piket : 06.00 13.00 WIB
3) Pramusaji
Pagi
: 06.00 13.30 WIB
Siang : 13.00 18.30 WIB
4) Pemasak
Pagi
: 05.00 12.00 WIB
Siang : 12.00 17.30 WIB
Malam : 21.00 04.00 WIB
B. Perencanaan Anggaran dan Perencanaan Menu
1. Perencanaan Anggaran Bahan Makanan
Tim perencanaan anggaran di instalasi gizi RSUP Soeradji
Tirtonegoro Klaten terdiri dari Kepala Instalasi gizi dan ahli gizi.Kebijakan
anggaran di instalasi gizi ditentukan oleh kementrian kesehatan yang
diturunkan kepada instalasi gizi. Setelah menerima biaya yang akan
digunakan untuk penyelenggaraan makanan, ahli gizi akan membagi biaya
ke dalam lima paket pengadaan bahan makanan yaitu :
a. Bahan makanan lauk pauk untuk pasien
b. Makanan kecil untuk pasien
c. Buah-buahan untuk pasien
d. Bahan makanan persediaan (bahan kering)
e. Makanan dan minuman untuk petugas khusus.
Perencanaan penggunaan anggaran tersebut akan diajukan ke
bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pendidikan dan yang terakhir
akan diajukan kepada direktur utama. Jika anggaran tersebut sudah
disetujui maka pihak instalasi gizi sudah dapat menggunakan biaya
tersebut sesuai dengan perencanaan yang disusun.
2. Kegiatan perencanaan menu
Faktor-faktor dalam perencanaan menu :
a. Karakteristik konsumen/pasien
Dalam merencanakan menu, karakterisitik pasien merupakan
salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Karakteristik pasien
meliputi usia dan juga keadaan pasien. Jenis menu untuk pasien
anak-anak tentu berbeda dengan menu orang dewasa, dan menu
untuk jenis diit tertentu akan berbeda dengan jenis diit lainnya.
b. Anggaran yang tersedia ( Per menu )
55
kualifikasi
tenaga kerja yang ada di Instalasi gizi, tenaga kerja tersebut meliputi
tenaga
penerimaan,
persiapan,
pengolahan,
pemorsian
dan
56
Tabel 3.
Pola Menu
Waktu
Pagi
Snack
Pagi
Siang
Snack
Siang
Sore
Bahan
Makanan
Makanan
Pokok
Lauk
Hewani
Lauk
Nabati
Sayur
Buah
Makanan
Kecil
Minuman
Makanan
Pokok
Lauk
Hewani
Lauk
Nabati
Sayur
Buah
Makanan
Kecil
Minuman
Makanan
Pokok
Lauk
Hewani
Lauk
Nabati
Sayur
Buah
VIP
1
Kelas
I
1
Kelas
II
1
Kelas
III
1
Makanan
Saring
1
Diit
Khusus
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-
1
1
1
1
57
setiap kali makan, untuk kelas III dan diit khusus hanya mendapatkan
buah saat makan siang dan makan sore saja.
e. Perhitungan kebutuhan gizi konsumen
Untuk menghitung kebutuhan gizi konsumen, ahli gizi setiap
bangsal dan paviliun akan menentukan kebutuhan gizi berdasarkan AKG
yang kemudian akan di rata-rata. Perhitungan AKG dibagi berdasarkan
usia, anak-anak dan dewasa. Usia dewasa dibagi lagi menjadi dewasa
dan lansia yang akhirnya akan diterjemahkan kebutuhan gizinya ke dalam
bentuk bahan makanan.
C. Penentuan dan Pengendalian Biaya Makan
Biaya adalah sumberdaya yang sangat penting dan menentukan
dalam penyelenggaraan rumah sakit.Biaya ini harus diperhitungkan dan
dikendalikan seefisien serta seefektif mungkin. Penentuan biaya di rumah
sakit menggunakan perhitungan food cost (terlampir).
D. Prosedur dalam Pengadaan Bahan Makanan
1. Pembelian Bahan Makanan
Penyelenggaraan makanan pada hakikatnya merupakan kegiatan
mengurus dan mengusahakan masalah makanan atau proses pengolahan
makanan pada satu jenis kegiatan tertentu. Sistem penyelenggaraan
makanan
memiliki
prinsip
utama
sebagai
pelaksana
fungsi-fungsi
yaitu
pembelian
bahan
makanan,
penerimaan
bahan
58
Pemesanan
dan
pembelian
bahan
makanan
merupakan
mengirimkan
barang
atau
bahan
makanan
yang
telah
meliputi
memeriksa,
meneliti,
59
tersebut
mengandung
boraks
dan
formalin
yang
bisa
60
61
62
makanan
dengan
langit-langit
adalah
63
64
agar
karyawan.Tempat
persiapan
hingga
pengolahan
memiliki alur yang baik karena tidak bolak-balik dan sesuai dengan
pedoman PGRS.
b. Peralatan persiapan bahan makanan.
Peralatan di ruang persiapan bahan makanan terdapat meja
persiapan, bangku kerja, bak cuci, penggiling daging, pemotong, robot
coupe / pemotong sayuran dalam jumlah banyak, blender, cobek dan
ulekan, telenan, timbangan, pemarut, pisau sesuai kegunaannya
( sayuran, lauk hewani, buah, snack), keranjang, rak bahan makanan,
rak penyimpanan bahan makanan kiering dari almunium .
c. Mengamati persiapan sesuai standar
Persiapan bahan makanan seperti sayuran,
dilakukan
65
menurut
prosedur
yang
telah
ditentukan
dengan
sudah
dilaksanakan
dengan
baik
dan
benar
dengan
Klaten
penyelenggaraan
menggunakan
makanan
yang
sistem
merupakan
kombinasi
kombinasi
yaitu
sistem
dari
sistem
66
porsi, standar resep dan standar bumbu. Produksi bahan makanan di RSUP
dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan menggunakan proses:
a. Pemasakan dengan medium udara panas (mengoven dan membakar)
b. Pemasakan dengan menggunakan medium air (merebus, mengukus,
mengetim)
c. Pemasakan dengan menggunakan lemak (menggoreng, menumis)
Berdasarkan pengamatan untuk lauk hewani, proses produksi lauk
hewani dilakukan beberapa jam sebelum disajikan dihari itu juga sehingga
tidak perlu dilakukan sebelum hari penyajian meskipun proses produksi
makanan membutuhkan rentan waktu yang cukup lama. Hal tersebut dapat
terjadi karena waktu yang digunakan dalam proses produksi sudah
diperhitungkan dan terjadwal dengan baik. Sistem pengolahan nasi
menggunakan dandang besar untuk mengukus nasi dan rice cooker hanya
untuk menghangatkan nasi setelah nasi matang. Pengolahan sayur
menggunakan panci besar, pengolahan lauk nabati dan hewani juga
menggunakan wajan atau panci besar.
Pemorsian makanan dilakukan oleh tenaga pengolah yang bertugas
waktu itu karena dalam 1 shift pekerjaan dilakukan secara bersama-sama
mulai dari persiapan, pengolahan, penyajian, dan distribusi. Pada tahap
pemorsian ini tenaga pengolah telah memiliki kesadaran untuk memakai
APD diantaranya tutup kepala, celemek, dan masker meskipun masih ada
beberapa yang tidak menggunakan APD dengan lengkap seperti sarung
tangan.
Jenis menu yang terdapat di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten ini
adalah menu standar, yaitu menu yang sudah ditetapkan oleh pihak rumah
sakit tetapi instalasi gizi menyediakan menu pilihan dimana pasien dapat
memilih sendiri menu yang diinginkan. Menu yang disajikan kepada pasien
juga disesuaikan dengan keadaan konsumen, misal untuk pasien balita
ataupun lansia diberikan jenis diet bubur dan untuk pasien-pasien yang tidak
memiliki gangguan gastrointestinal diberikan diet nasi.
Waktu produksi di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten terbagi
dalam 3 jadwal sebagai berikut:
a. Produksi makan pagi dilakukan mulai pukul 05.00-06.30
b. Produksi makan siang dilakukan mulai pukul 08.00 11.00
67
68
Arus
Kerja,
Layout
Dapur
dan
Sarana
(Peralatan)
Penyelenggaraan Makanan
1. Arus Kerja
69
Bahan
makanan
tesebut biaya produksi dapat
ditekan.
Arus Kerja Penyelenggaraan Makanan
PenerimaanBahan makanan
PenyimpananBahan makanan
PersiapanBahan makanan
PengolahanBahan makanan
Pemorsian
Pendistribusian
itu
letak
ruangan
penerimaan
dekat
dengan
ruang
71
sehingga
memudahkan
tenaga
pengolah
dalam
72
pemanas.
Ruang Pegawai
Di ruangan ini harus ada : kamar mandi, loker, meja, kursi, tempat
digunakan
untuk
setiap
peralatan
namun
belum
maksimal
73
Gizi
RSUP
Soeradji
freezerberada
terpisah
yaitu
di
ruang
penyimpanan
bahan
penggorengan,
masih
menggunakan
panci
besar,
74
warmer digunakan tidak untuk memasak nasi tetapi sebagai wadah nasi
agar tetap hangat saat diporsikan dikarenakan pengolahan nasi
menggunakan panci dan alat pengukus nasi .
Untuk peralatan seperti saringan teh, timbangan kapasitas 2 kg,
gelas ukur, pengocok telur, cetakan telur, penjepit makanan, penyaring
minyak berada di ruang pencucian alat berada di rak dan berada di
samping ruang pengolahan sehingga memudahkan dalam akses saat
pengolahan makanan.
Ruang pencucian dan penyimpanan alat sudah tersedia berbagai
sarana dan prasarana yaitu bak cuci, rak alat.Tempat sampah dan lemari
penyimpanan.Sehingga apabila alat yang sudah dicuci kemudian
ditiriskan lalu disimpan di ruang penyimpanan setelah kering.
Dapur susu sudah terdapat meja kerja, meja pembagi, tempat
sampah, namun bak cuci terletak terpisah dari dapur susu dan belum
tersedianya alat sterelisator, pencuci botol, lemari es dan meja pemanas
hal tersebut dikarenakan pembuatan makanan cair / sonde dilakukan di
ruang pengolahan dengan alat saji gelas kaca.
Ruang pendistribusian sudah tersedia pula meja penyaluran
makanan yang sudah diporsi, troli makanan yang tertutup, dan penjepit
makanan.Tidak tersedia timbangan meja untuk menimbang makanan
yang diporsikan sehingga pemorsian dilakukan dengan kebiasaan
pemorsian.
Ruang pegawai sudah tersedia kamar mandi 2 yaitu berada di
area ruang penerimaan dengan kapasitas untuk 1 kamar mandi untuk 10
orang Tersedia juga locker, meja kursi, tempat sampah, WC,
tempat
75
76
77
78
79