Anda di halaman 1dari 10

OVULASI, KONSEPSI, NIDRASI DAN

PLACENTASI

Ovulasi adalah keluarnya sel telur dari folikel


yang sudah matang.
Konsepsi atau pembuahan adalah pertemuan
antara ovum dan spermatozoon.
Nidrasi atau inplantasi adalah bersarangnya sel
telur di selaput lender rahum / endometrium
pada fase sekresi (desidua).
Placentasi adalah pembentukan placenta.

Pada waktu ovulasi, ovum keluar dari folikel yang


sudah matang, kemudian ovum tersebut ditangkap
oleh fibril dibawa masuk ke ostium tuba abdominalis
yang kemudian disalurkan kearah medial tuba (dari
ampula ke isthmus kemudian ke bagian intestinalis)
masuk ke katub uteri.
Konsepsi terjadi dalam ampula dekat istmus.
Sebelum terjadi konsepsi, spermatozoon mempunyai
pronukleus yang haploid (22 xx + y or x), demikian
juga ovum yang telah mengalami pembelahan dan
sudah matang hanya memilki pronukleus yang
haploid.
Apabila
pronukleus
ovum
dan

spermatozoon menjadi satu (telah terjadi konsepsi)


maka akan terbentuklah zygot yang mengandung
bahan genetik pria dan wanita yang bersangkutan
dengan jumlah 44 xx + 2 xx atau 44 xx + 2 xy.
Beberapa jam setelah terjadinya konsepsi,
terjadilah pembelahan yang disebut zygot yang
terdiri dari 2 sel dan dalam 3 hari terbentuklah
sekelompok sel yang sama besarnya yang dalam
stadium ini dinamakan Morula. Oleh gerakan silia
atau rambut didalam tuba dan kontraksi dari tuba,
maka morula itu disalurkan melalui tuba pars
istmica pars interstisial rongga rahim.
Sampai rongga rahim, pertumbuhannya sudah
sampai tingkat Blastula, kemudian pada saat dia
bersarang pada selaput lendir rahim sampai pada
pertumbuhan yang disebut Blastokista (Blastocyst).
Dari konsepsi sampai ke nidrasi butuh waktu 5
- 6 hari. Bila telah terjadi nidrasi barulah dikatakan
hamil.
Pada stadium perkembangan blastula, sel-sel
berdiferensiasi menjadi:
- Sel-sel besar yang bakal menjadi embrio
- Sel-sel yang lebih kecil membentuk dinding
blastula yang nantinya menjadi trofoblast.

Trofoblast mempunyai kemampuan untuk


menghancurkan dan mencairkan jaringan
endometrium dalam fase sekresi yang disebut
desidua, hal ini disebut berimplantasi.
Blastula dengan bagian yang mengandung inner
cell mass masuk kedalam desidua sehingga terjadi
luka dan kemudian luka desidua ini menutup
kembali.
Pada saat nidrasi, kadang-kadang terjadi
perdarahan yang tidak lain adalah akibat dari
lukanya bagian desidua dari endometrium, tanda ini
dikenal dengan : Hartman.
Umumnya nidrasi terjadi pada desidua dinding
depan atau belakang kandung / fundus uteri.
Pada waktu terjadi nidrasi, dinding blastula
yang menjadi trofoblast telah membentuk jonjot
korion atau villi korialis (vili chorialis).
Selanjutnya inner mass cell mulai berdiferensiasi
yaitu:
- sel-sel yang lebih kecil membentuk entoderm
dan kantung kuning telur (yolk sac)
- sel-sel yang lebih besar membentuk ektoderm
dan ruang amnion.

Dengan demikian, didalam blastula terdapat suatu


embrional plate yang dibentuk antara 2 ruangan
yaitu ruangan amnion dan yolk sac.
Sel-sel fibroblas mesodermal tumbuh sekitar embrio
dan tumbuh melapisi bagian dalam dari trofoblas
dan kedua lapisan ini disebut korion.
Trofoblas yang sangat hiperplastik tumbuh tidak
sama tebalnya dan terdiri dari dua lapisan, yaitu:
1. Sebelah luar yang disebut lapisan syncitotrophoblast yang terdiri dari nukleus-nukleus
tersebar dan tidak rata dalam sitoplasma
sehingga tampak sebagai multinuklei tanpa
batas-batas sel yang jelas dan lapisan ini
langsung berhubungan dengan darah ibu.
dimana vili korialis punya kemampuan
untuk menghancurkan desidua dan juga a.
Spiralis sehingga terbentuk ruangan dan
ruangan ini terisi oleh darah dari a.
Spiralis sehingga morula terbenam
didalamnya sehingga disebutkan bahwa
syncito-tropoblas berhubungan langsung
dengan darah ibu.
2. Sel sebelah dalam yaitu lapiran Cytotropoblast atau lapisan Langhans, yang terdiri
dari sel-sel mononukleus.

Vili korialis yang berhubungan dengan desidua


basalis (desidua adalah tempat dimana dia
bermigrasi) tumbuh dan bercabang-cabang dengan
baik.
Korion disini disebut korion frondosum, pada korion
frondosum ini didalamnya didapatkan bakal jadi tali
pusat (body stall).
Korion yang berhubungan dengan desidua
kapsularis berangsur-angsur menghilang karena
makin kurang mendapatkan suplay makanan, korion
ini menjadi gundul karena itu disebut korion laeve.
Mulai dari saat nidrasi, trofoblast telah
mengeluarkan hormon yang disebut Human
Chorionik Gonadotropin (HCG), produksi hormon
ini meningkat mencapai puncaknya pada antara 6070 hari kehamilan, lalu turun lagi pada tingkat/level
terendah yaitu pada 100-120 hari dan hilang sesudah
2 minggu melahirkan (post partus).
Diduga bahwa fungsi HCG adalah :
1. Mempertahankan korpus luteum supaya
bertahan atau tumbuh terus sehingga masih
tetap
menghasilkan
progesteron
sampai
placenta terbentuk, dengan kata lain bahwa
progesteron sudah cukup untuk dapat
mempertahankan kehamilan itu. (karena bila

korpus luteum dikeluarkan akan terjadi


keguguran, karenanya bila akan mengadakan
operasi tumor harus ditunggu sampai telah
terbentuk placenta yang akan ambil alih tugas
dari korpus luteum).
2. Mengadakan stimulan testis fetus untuk
memproduksi testosteron.
3. Dapat menstimulasi produksi androgen dari
kelenjar suprarenal fetus (Fetus Adrenal Gland)
diketahui kelenjar suprarenal terdiri atas 3
bagian:
a. Zona retikularis
hasilkan
hormon
Androgen
b. Zona
fasikulata
hasilkan
hormon
Hidrocortison
c. Zona
granulosa
hasilkan
hormon
Aldosteron
Pemeriksaan kehamilan :
- Dengan menggunakan tehnik yang tidak sensitif
HCG dapat diperiksa pada urine 26 hari
sesudah konsepsi atau lewat dari 12 hari dari
haid yang diharapkan.
- Dapat pula dengan tehnik yang disebut Radio
Reseptor Assay (RRA) yang dapat mendeteksi
200mlU/ml serum. Dalam 200mlU/ml ini pada

puncak siklus mengandung 175 mlU/ml LH


dan yang 25mlU/ml sisanya itu adalah HCG.
- Test yang sangat sensitif disebut Radio Immune
Assay (RIA), dengan pemeriksaan ini sudah
dapat dideteksi kehamilan 24 jam sesudah
implantasi atau 7 hari sesudah ovulasi.
Pertumbuhan embrio terjadi pada embrional plate
yang pada perkembangannya terdiri atas 3 lapisan
yaitu:
1. Sel ektoderm
2. Sel mesoderm
3. Sel endoderm
Sementara itu ruang amnion tumbuh dengan cepat
dan mendesak eksoselom, dan akhirnya dinding
ruang amnion mendekati korion. Mesoblast antara
ruang amnion dan embrio menjadi padat,
dinamakan Body Stalk dan merupakan hubungan
antara dinding trofoblas dengan embrio. Body Stalk
ini nantinya menjadi tali pusat (umbilikus).
Yolk sack dan alantois pada embrio merupakan alat
ekskresi, namun mereka tidak terus berkembang dan
sisa-sisanya dapat ditemukan dalam tali pusat dan
sisa-sisa ini dapat menjadi kista pada bayi.
Tali pusat yang berasal dari body stalk ini
mengandung pembuluh darah yang disebut juga

vaskular stalk. Dari perkembangan ruang amnion


dapat dilihat bahwa bagian luar tali pusat berasal
dari lapisan amnion. Didalam tali pusat terdapat
jaringan lembek yang disebut: Selei Wharton, yang
berfungsi untuk melindungi pembuluh darah
didalamnya yaitu:
- 2 arteri umbilicalis
- 1 vena umbilicalis
Hal ini yang menyebabkan bila tali pusat dijepit
tidak akan mempengaruhi pada pembuluh darah
tersebut.
Kedua arteri dan satu vena ini menghubungkan
sistem kardiovaskuler janin dan plasenta. Sistem
kardiovaskuler janin dibentuk kira-kira minggu ke10,s edang diferensiasi sistem kardiovaskluer ini
sudah terjadi pada minggu ke-3 dan ke-4 masa
embrional. Jadi pada saat ini dengan USG kita dapat
melihat denyut jantung, sedangkan dengan
stetoskop kita akan mendengar setelah 18 minggu.
Kelanjutan sifat trofoblast menghancurkan
jaringan.
Trofobalst menghancurkan desidua termasuk
arteri spiralis dan vena didalam desidua itu dengan
perantaraan enzim. Akibat hancurnya desidua

tersebut terbentuklah ruangan-ruangan yang berisi


darah dari yang berasal dari pembuluh darah
tersebut. Proses ini berjalan terus sampai timbul
ruangan-ruangan interviliar sehingga vili korialis
seolah-oleh terapung diantara ruangan tersebut
sampai terbentuknya plasenta. Sebagian dari vili
korialis tetap melekat pada desidua. Desidua yang
tidak dihancurkan oleh trofoblas membentuk
septum-septum plasenta yang dapat dilihat dibagian
permukaan maternal plasenta.
Dengan menjadi matangnya plasenta, vili
korialis dalam ruang interviller tadi berkembang
dengan cepat, masing-masing vilus yang besar
dengan cabang-cabangnya yang demikian banyak
membentuk Satu Cotyledon. Dan satu plasenta
membentuk 15-20 Cotyledon. Fetal Cotyledon ini
kira-kira berjumlah 200.
Tiap cabang vili korialis terdapat sistem vena serta
arteri umbilicalis, sebagian besar cabang-cabang ini
tergenang didalam ruangan interviler yang berisi
darah ibu yang mengandung banyak zat makanan
dan zat asam bagi janin.
Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding
pembuluh darah janin dan lapisan vili korialis juga
stroma. Sel-sel desidua lainnya yang tidak
dihancurkan oleh trofoblas membentuk lapisan
fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch. Ketika

melahirkan, placenta terlepas dari endometrium


pada lapisan Nitabuch ini.

Anda mungkin juga menyukai