LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. ET
Pekerjaan
: karyawan RSIJ
Alamat
Agama
: islam
Masuk RS
: 30 mei 2014
sebelumnya os sudah melakukan pemeriksaan USG dan dinyatakan B0. Keluhan saat ini
adalah mules hilang timbul sejak semalam, pusing (-), demam (-)
vitamin
Riwayat Alergi
Alergi obat: Nalgesta
Alergi makanan, minuman maupun cuaca disangkal
Riwayat Kebiasaan
Suka semua jenis makanan, nafsu makan baik, Olahraga jarang, Rokok (-). Alkohol (-)
Memelihara hewan peliharaan (-)
Riwayat Perkawinan
Kawin ke-1, masih kawin, lama kawin 6 tahun
Riwayat Haid
Menarche: 13 tahun siklus 28 hari lama haid 6 hari dismenore disangakal
HPHT
: 22 maret 2014
Riwayat ANC
ANC teratur di RSIJ Cempaka Putih
5-5-2014
Sudah
suntik
antikoagulan+
GS intrauterin, ukuran 1
cm FE tidak tampak
aspilet
22-5-2014
Mual +
GS intrauterin ukuran
tampak
r/ USG fetomaternal
Folaml 1x1
Dultanol
Duphaston 1x1
Rencana kuret
30-05-2014
05-2014) didapatkan :
GS ukuran 2,3 cm, YS +
FE - BO
Riwayat Persalinan
N
Tempat
Penolon
bersali
n
RSIJC
P
Thn
Ater
Jenis
Penyuli
Persalina
JK
Anak
Keadaan
n
Dokter
200
8
Ater
m
SC
Letsu
lk
Hidup
201
0
: Baik
Kesadaran
: compos mentis
Tekanan darah
: 120/80
Nadi
: 80x/menit
Pernapasan
: 20x/menit
Suhu
: 36,9 C
Status generalis
Kepala
: Normocephal
Mata
Jantung
: BJ I dan BJ II reguler
gallop (-), murmur (-)
Paru paru
: vesiculer +/+
Ekstremitas
D. ASSESSMENT
G3P1A1 hamil 10 minggu degan B0
E. RENCANA
Pemasangan laminaria
Pemeriksaan laboratorium
Kuretase
F. PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal
20-05-2014
S
perut terasa
mulas
O
TD:120/80
N: 80
R: 20
S: 36,9
A
G3P1A1
P
18.30 : Dilakukan
hamil 10
pemasangan laminaria
minggu
dengan BO
12,3
Leukosit
10,11
Eritrosit
4,25
Hemostasis
Masa PT
11,3
APTT
36,3
GDS
HbsAg
108
-
Tanggal
31-052014
mulas
TD:110/80
N:80
R:18
S: afebris
P
Cefixime 2x1
lemas
TD:110/80
N: 72
R:18
S: afebris
Cefixime 2x1
Asam
mefenamat 3x1
Methergin 3x1
Laporan Kuretase
Tanggal
1
Juni TAK
2014
TD:120/8
P1A2
kuretase 1
N:80
Methergin 3x1
R:18
Boleh pulang
S: afebris
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
A. Blighted Ovum
1. Definisi
Kehamilan anembrionik merupakan kehamilan patologi dimana mudigah tidak
terbentuk sejak awal walaupun kantong gestasi tetap terbentuk. Disamping mudigah,
kantung kuning telur juga tidak terbentuk.
Blighted ovum (anembryonic pregnancy) terjadi pada saat ovum yang sudah dibuahi menempel
ke dinding uterus, tapi embrio tidak berkembang. Sel-sel berkembang membentuk kantong
kehamilan, tapi tidak membentuk embrio itu sendiri.
2. Etiologi
a. Factor genetic
merupakan akibat dari masalah kromosom. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal
pada janin dan secara alami tidak mencoba untuk melanjutkan kehamilan karena janin tidak akan
berkembang menjadi bayi yang sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel abnormal,
atau kualitas sperma atau ovum yang buruk.
Kasus : OS sebelumnya sudah terdapat riwayat BO, meskipun dari riwayat keluarga penderita
atau suaminya tidak ada yang memiliki anak lahir cacat akan tetapi kelainan genetik (kromosom)
sebagai salah satu penyebab abortus harus dipikirkan
b. Factor nutrisi
Berbagai penyakit seperti anemia berat, penyakit menahun dan lain-lain dapat
mempengaruhi gizi ibu sehingga mengganggu persediaan berbagai zat makanan untuk janin
yang sedang tumbuh.
Kasus : Pemeriksaan fisik secara umum dan memperhatikan gizi serta hasil laboratorik darah
lengkap yang masih dalam batas normal, maka abortus akibat gangguan nutrisi dapat
disingkirkan
c. Factor anatomic
Hasil pemeriksaan USG tidak menunjukkan abnormalitas anatomik uterus, serviks ataupun
adanya tumor uterus
d. Gangguan imun
Terdapat hubungan yang nyata antara abortusberulang dan penyakit autoimun, misalnya
systematic Lupus Erythematosus (SLE) dan Antiphospholipid Antibodies (aPA). aPA merupakan
antibody spesifik yang didapati pada perempuan dengan SLE. Antibodi. Antibodi
Antiphospholipid terdiri dari IgG, IgM dan IgA. Antibodi Antiphospholipid yang terpenting
dalam klinis yaitu antikoagulan lupus (LA) dan antibodi antikardiolipin (ACA).
Kasus : OS memiliki riwayat SLE dan APS .Pada juli 2010 dinyatakan menderita APS. Hasil
Pemeriksaan laboratorium ( juli 2010) menunjukan ACA IGG + dan IGM +. Saat abortus 1, OS
menolak untuk dilakukan pemeriksaan ACA. Pada abortus ini, tidak dilakukan pemeriksaan
ACA
3. Diagnosis
Diagnosis kehamilan anembrionik ditegakan pada usia kehamilan 7-8 minggu bila pada
pemeriksaan USG didapatkan kantong gestasi tidak berkembang atau pada diameter 2,5 cm yang
tidak disertai dengan adanya gambaran mudigah. Bila pada saat USG pertama didapatkan gambar
kantong gestasi kosong, perlu dilakukan evaluasi USG 2 minggu kemudian. Bila tetap tidak di jumpai
struktur mudigah atau kantong kuning telur dan diameter kantong gestasi sudah mencbapai 25 mm
maka dapat dinyatakan sebagai kehamilan anembrionik.
B. Riwayat SLE
1. Pengaruh kehamilan pada lupus
Pengaruh kehamilan terhadap lupus tergantung pada kondisis penderita lupus, penyakit yang
menyertainya kerusakan organ serta keadaan remisis penyakitnya.
2. Pengaruh lupus pada kehamilan
Pada penderita lupus dengan kehamilan akan berdampak tiga keadaan pada janin yaitu :
a. Beratnya penyakit dan organ yang terkena
b. Adanya titer antipospolipid yang tinggi
c. Ada anti ro dan anti la (berdampak terjadinya neonatal lupus dan gangguan konduksi jantung
janin) akan tetapi walaupun didapatkan titer anti ro dan la tidak semua berdampak pada janin.
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terdiri dari interaksi berbagai system
hormonal dan imunologis yang kompleks dan dinamis. Pada saat sebelum implantasi, hormonehormon yang dihasilkan oleh proses ovulasi memodulasi limfosit dan sel penyaji antigen dan
memenngaruhi respons imun maternal. Pada saat inseminasi Tumor Growth Factor a 1 (TGF a 1)
pada cairan semen pria akan merangsang granulosit dan makrofag serta sel-sel inflamsi pada
uterus. Pada saat implantasi lingkungan uterus sudah mengandung sel natural killer khusus yang
kompatibel dengan jaringan fetus, yang mengekspresikan KIRDL dan CD94/NKG2
Fetus sebagai hasil dari konsepsi memiliki materi genetic yang berbeda dengan yang dimiliki
oleh sang ibu, sehingga bersifat asing terhadap system kekebalan tubuh ibu. Meskipun jaringan
fetus melakukan kontak terhadap tubuh ibu bahkan sampai melakukan implantasi pada uterus,
jaringan fetus tersebut tidak ditolak atau dihancurkan oleh system kekebalan tubuh ibu.
a. Kesatuan unit jaringan fetoplasental secara imunologis memeiliki keistimewaan dalam hal
jaringan tersebut tidak mengekspresikan HLA antigen yang klasik, namun mengekspresikan
ligand fas yang banyak. Serta protein regulator komplemen. Kesemua hal ini melindungi sel
jaringan fetus dari penghancuran oleh system imun.
b. Pada kehamilan, jaringan desidua dan fetoplasenta menghasilkan sitokin-sitokin yang
menyebabkan respons imun tubuh ibu bergeser kea rah respo dominan T-hellper 2 yang tidak
menolak jaringan fetus dan menurunkan respon Th 1 yang menyebabkan penolakan jaringan
c. Progesterone yang dihasilkan oleh jaringan fetomaternal juga menginduksi factor
penghambat fungsi sel NK dan sekresi IL-10, sehingga membantu melindungi fetus terhadap
penolakan dari tubuh ibu
d. Sel-sel sinsitiotrofoblas menghasilkan senyawa indoleamine 2,3 dioksigenase (IDO) yang
mengkatabolisme triptofan. Triptofan diketahui memainkan peranan dalam penolakan
jaringan fetus.
e. Beberapa hormone yang ada pada kehamilan juga diperkirakan mempengaruhi respons
imunitas tubuh ibu.
C. Riwayat APS
sindrom antifosfolipid ditandai oleh manifestasi klinik thrombosis (vena atau arteri ), dan
kehilangan janin berulang. Spectrum gangguan kehamilan karena APS sangat luas, mulai dari
keguguran berulang pada trimester pertama sampai pertumbuhan janin terhambat atau kematian janin
pada trimester kedua atau ketiga. Mayoritas keguguran (94 %) pada perempuan dengan APS
terjadi pada triemester 1.
Sindrom anti fosfolipid dapat terjadi tunggal tanpa disertai dengan penyakit autoimun
lainnya, disebut dengan Sindrom Anti Fosfolipid Primer. Atau dapat juga terjadi karena
adanya suatu penyakit autoimun lain (Systemic Lupus Erythematosus / SLE), disebut dengan
Sindrom Anti Fosfolipid Sekunder.
Antibody antifosfolipid merupakan istilah yang mencakup antibody terhadap antigen
protein yang mengikat fosfolipid anionic dan antibody yang mengikat antigen fosfolipid
anionic secara langsung antara lain adalah :
aCL : antibody antikardiolipin
LA : antibody antikoagulan lupus
sinsitiotrofoblas
terpajan.trombosit
yang
dan
rusak,
endotel,
dan
melekat
ke
menyebabkan
membrane
membrane
basal
endotel
basal
dan
Pasien hamil dengan riwayat multiple (dua atau lebih) kehilangan janin pada awal
kehamilan atau satu atau lebih kehilangan janin pada akhir kehamilan, kematian janin dalam
kandungan, preeklamsia atau solusio plasenta direkomendasikan untuk mendapat aspirin
ditambah dosis rendah sampai menengah unfractionated heparin (UFH) atau low molecular
weight heparin (LMWH)
Bagi perempuan dengan sindrom antifosfolipid tanpa ada riwayat kehilangan janin atau
tromboemboli vena maka direkomendasikan untuk surveilans, dosis rendah profilaksis UFH
atau LMWH dan aspirin dosis rendah 75-162 mg
Untuk mencegah kejadian thrombosis berulang, maka diberikan antikoagulan jangka
panjang pada pasien perempuan yang memiliki riwayat thrombosis atau kehilangan janin
berulang, yang kemudian disulih dengan heparin saat hamil dan dosis rendah aspirin
kembali diberikan antikoagulan jangka panjang pasca persalinan. Dosis heparin yang
digunakan biasanya adalah5000 unit dua kali sehari, kecuali terdapat riwayat tromboembolii
sebelumnya, sehingga perlu mendapatkan dosis penuh.
DAFTAR PUSTAKA