Anda di halaman 1dari 33

ESOFAGITIS KOROSIF DAN

BENDA ASING DISALURAN


TRAKTUS AERODIGESTIV
Pembimbing : Dr Rini Febrianti Sp THT-KL
Sabrina Hanum

Anak usia dibawah 5 tahun cenderung untuk


memasukan segala sesuatu ke dalam
mulutnya, termasuk untuk menelan zat
kimia dan benda asing
Produk- produk pembersih rumah tangga
merupakan penyebab tersering
Larutan korosif disimpan dalam wadah-wadah
yang tampaknya tidak berbahaya dan di
tempat terbuka.

Esofagitis Korosif

ialah
peradangan di esofagus yang
disebabkan oleh luka bakar karena zat
kimia yang bersifat korosif misalnya
asam kuat, basa kuat dan zat organik

Korosif
menimbulkan kerusakan mukosa saluran

Toksik
gejala keracunan

Esofagitis korosif banyak


terjadi pada anak usia dibawah
6 tahun, mayoritas pada
rentang usia antara 12 sampai
48 bulan.

Alkali
Asam
pemutih

Alkali (PH antara 9 sampai 11 )

menyebabkan
jaringan nekrosis mencair (liquefactum necrosis)
Alkali tidak berbau dan juga tidak berasa mungkin
dapat tertelan dalam jumlah yang banyak.
PH diatas 11 kerusakan jaringan yang parah
walaupun dalam jumlah yang sedikit.

sodium hidroksida dan sodium pospat


Esofagus merupakan organ yang paling sering
terkena dan paling parah tingkat kerusakannya
Dalam 48 jam terjadi udem jaringan yang bisa
menyebabkan obstruksi jalan nafas, selanjutnya
dalam 2-4 minggu dapat terbentuk striktur

Kerusakan jaringan akibat tertelan

kuat

asam

bersifat nekrosis menggumpal


(coagulation necrosis), yang menimbulkan
bekuan pada mukosa membatasi
penyerapan zat lebih dalam
menyebabkan obstruksi lambung dan perforasi
Rasa zat yang asam menyebabkan sedikitnya
jumlah zat yang terkonsumsi.
Contoh dari asam kuat adalah sulfuric acid,
hydrochloric acid, sodium bisulfate dan
hydrofluoric acid.

Pemutih

memiliki PH yang
netral, tetapi dapat menyebabkan
iritasi di esophagus. Tidak
terdapat morbiditas dan
mortalitas yang signifikan dari
pasien yang menelan zat ini

Fase akut

Dari awal terpajan sampat


terjadi kerusakan mukosa, berlangsung 2-3 hari.
luka bakar di daerah mulut, bibir, faring dan
kadang-kadang disertai perdarahan.
Gejala yang ditemukan pada pasien adalah disfagia
yang hebat, odinofagia serta suhu badan yang
meningkat.
Gejala klinis akibat tertelan zat organik dapat
berupa perasaan terbakar di saluran cerna bagian
atas, mual, muntah, erosi pada mukosa, kejang
otot, kegagalan sirkulasi dan pernapasan.

Fase laten
mungkin dapat terjadi pembentukan striktur.
Proses ini dapat berlangsung cepat yaitu 1 bulan
atau dapat berkembang perlahan dalam hitungan
tahun.
Luka bakar mukosa superficial dapat sembuh tanpa
sekuele.
Luka bakar yang mencapai submukosa dan lapisan
otot dapat menyebabkan gangguan yang signifikan.
Respon inflamasi lebih berkembang di area yang
terbakar, dengan disertai dismotilitas esofagus.
Saat adanya cedera, fibroblas menghasilkan matriks
serat colagen, yang berkontraksi setelah 3 sampai 4
minggu. Kontraksi menyebabkan penyempitan
esophagus, dan umumnya berbentuk melingkar.

Fase Kronis
setelah 1-3 tahun akan terjadi
disfagia lagi oleh karena telah
terbentuk jaringan parut, sehingga
terjadi striktur esofagus

Gejala dari esofagitis korosif


adalah disfagia,drooling, muntah,
nyeri retrosternal atau nyeri
thoracoabdominal yang berat atau
takikardia dengan hipotensi.
disfonia atau stridor tanda adanya
obstruksi saluran nafas yang
progresif.

Terapi awal

dengan resusitasi :
ABC, Pasien drooling dan
stridor harus segera dilakukan
laryngoscopy.
Pasien cedera laryngopharyngeal
dengan udem, luka bakar atau
nekrosis jaringan harus segera
dilakukan trakeostomy

Airway baik
endoscopy direct adalah metode paling akurat
untuk menentukan sejauh mana cedera esophagus.
endoskopi dilakukan antara 12 dan 48 jam setelah
konsumsi zat kimia untuk menghindari cedera
iatrogenic dan menghasilkan informasi yang berarti
lebih dari 72 jam, maka esofagoskopi tidak
dilakukan radiografi dengan kontras
esofagoskopi ditemukan ulkus tidak boleh
dipaksa melalui ulkus tersebut karena ditakutkan
terjadi perforasi sebaiknya dipasang pipa
nasogastrik dengan hati-hati dan terus menerus
selama 6 minggu. Setelah 6 minggu esofagoskopi
diulang kembali

Penggunaan bahan penetral


tidak menunjukan efektivitas
menyebabkan cedera termal meningkat

Penggunaan perangsang
muntah (ipecac)
kontraindikasi
muntah menyebabkan paparan berulang
zat kimia pada mukosa esophageal
berpotensi meningkatkan derajat cedera

Penggunaan steroid pada


kenyataannya, membuat jaringan
esofagus lebih rentan terhadap
terjadinya perforasi

Penggunaan rutin terapi


antibiotik telah
direkomendasikan untuk
membantu mencegah refluks
esofagus terkait cedera sekunder

komplikasi

akut meliputi, perforasi


esofagus, fistula trakeoesofageal, perforasi
lambung, mediastinitis, peritonitis,
pneumonia, sepsis, dan kematian
komplikasi jangka panjang
pembentukan striktur.
Gejala sisa jangka panjang esofagitis
korosif mencakup hernia hiatus, reflux
esophagitis, striktur peptikum, dan kanker
esofagus. Kejadian Karsinoma esofagus
ditemukan 1% sampai 4 %

BENDA ASING DI TRAKTUS


ARODIGESTIV

Insiden benda asing yang masuk tubuh , dan


mengancam kehidupan terjadi dalam dua
bentuk:
Aspirasi

benda asing, dan


tersumbat di sumbu di
laryngotracheobronchial
Menelan benda asing, dan berada
di esophagus
keduanya dapat menimbulkan gejala saluran
nafas dalam onset yang akut, dan memiliki
morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

usia 2 dan 4 tahun. Insiden pada anak


usia dibawah 5 tahun sebanyak 84%
dan di bawah 3 tahun sebanyak 73%.
Pada anak-anak usia balita :
belum memiliki gigi belakang
belum dapat mengunyah makanan
dengan baik,
dan perlindungan jalan nafas belum
matang

ASPIRASI
Benda asing organik, seperti kacang-kacangan
menpunyai sifat higroskopik :
mudah menjadi lunak
mengembang oleh air,
menyebabkan iritasi pada mukosa.
Benda asing anorganik
menimbulkan reaksi jaringan yang lebih
ringan,
lebih mudah didiagnosis dengan
pemeriksaan radiologic, karena umumnya
bersifat radioopak.

Benda asing yang terbuat dari metal dan tipis,


seperti peniti , jarum,
dapat masuk ke dalam bronkus yang lebih
distal,
gejala batuk spasmodik
Enam sampai delapan persen benda asing
yang teraspirasi berupa plastic yang
sukar didiagnostik secara radiologic, karena
bersifat non-iritatif serta radiolusen,
dapat menetap di traktus trakeobronkial
untuk periode yang lama.

tingkat keparahan gejala bervariasi


tergantung pada :
sifat, bentuk ukuran benda
asing,
lokasi benda asing,
reaksi jaringan sekitarnya

Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing akan


mengalami

3 stadium :

Stadium pertama merupakan gejala permulaan :


batuk-batuk hebat secara tiba-tiba
rasa tercekik (choking),
rasa tersumbat di tenggorok (gagging),
bicara gagap (sputtering)
obstruksi jalan nafas yang terjadi dengan segera.

Pada stadium kedua :


gejala stadium permulaan diikuti oleh interval asimptomatik
benda asing tersebut tersangkut, reflex akan melemah dan
gejala rangsangan akut menghilang.
Stadium ini berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan
diagnosis
cenderung mengabaikan kemungkinan aspirasi benda asing
karena gejala dan tanda tidak jelas

Pada stadium ketiga :


telah terjadi gejala komplikasi
dengan obstruksi, erosi atau
infeksi sehingga timbul batukbatuk, hemoptisis, pneumoni dan
abses paru

Pada saat auskultasi dada :


suara nafas menurun di sisi yang terhambat
didapatkan adanya wheezing dapat disala
hartikan sebagai asma atau pneumonia

Pemeriksaan untuk mengevaluasi


benda asing adalah rontgen dada.
Hasil dapatkan normal
jika terdapatat riwayat menelan benda asing dan
bedasarkan dari keadaan klinis tetap
dipertimbangkan untuk dilakukan endoskopi
Pada psien penderita pneumoni dan asma
eksaserbasi akut,atau bronchitis CT Scan dan
bronkoskopi virtual
CT scan gambaran radioopak dan memiliki efek
radiasi yang relative rendah

TATALAKSANA
Bronkoskopi
pemeriksaan kembali trakea :
untuk mencari benda asing tambahan,
melihat trauma
menilai mukosa trakea perlu dilakukan.
Setelah melakukan pengambilan benda asing, sering terjadi :
Edema gangguan di saluran nafas, oleh karena itu, dapat
diberikan dexametason dan nebulasi epinefrin.
granulasi jaringan
perdarahan
Upaya untuk mengeluarkan benda asing dengan merubah
posisi pasien harus dihindari :
karena jarang berhasil
benda masuk ke bagian yang lebih distal dari cabang
trakheobronkhial.

MENELAN BENDA ASING


1500

orang meninggal setiap


tahun
Anak anak menelan berbagai
benda yang dapat menyengkut di
esophagus
Uang logam adalah benda yang
paling sering tertelan, terutama
pada anak balita

Menelan benda asing dapat merangsang


serangan batuk, pengeluaran air liur, dan
tersedak.
Benda asing didalam esophagus biasanya
menimbulkan rasa nyeri, disfagia (terutama
untuk makanan padat), dan kadang-kadang
dispnea karena penekanan pada trakea
atau laring.
Adanya massa di esophagus, memiliki
dampak yang signifikan terhadap jalan nafas.
Gangguan pernafasan yang berat, harus
dilakukan tracheostomy

Empat daerah penyempitan fisiologis :


1. Sfingter esofagus atas : 60-70 %
2. Penyilangan dengan arkus aorta : 10-20 %
benda asing
3. Sfingter esofagus bawah : 20 %
di esofagus

Pengobatanyang lazim adalah mengambil benda tersebut


dengan esofagoskopi langsung.
Foto rontgen harus diulang sebelum dilakukan tindakan untuk
memastikan bahwa benda asing tersebut belum masuk ke
lambung atau telah dimuntahkan.
Benda tajam seperti peniti yang terbuka, harus diambil
sesegera mungkin, demikian pula baterai lempeng, karena
benda tersebut dapat menyebabkan cedera korosif esophagus
setelah 4 hari .
uang logam yang tidak menimbulkan gejala dapat diamati
sampai lebih dari 24 jam dengan harapan benda tersebut
dapat lewat ke lambung.
Cara lain untuk uang logam yang tersangkut di esophagus
selama kuarang dari 24 jam adalah memasukan kateter folley
sampai melewati logam dengan konrol fluoroskopi, balon
digembungkan, dan kateter serta uang logam ditarik bersamasama.

Esophagoskopi memiliki beberapa risiko


seperti perdarahan faring
hipoksia
perforasi esophagus
mediastinitis.

Pengambilan dari benda asing harus pada


pasien yang bergejala atau pada pasien yang
mengalami gejala gangguan pernafasan akut
Pada pasien yang tidak menunjukkan gejala,
endoskopi dapat ditunda.
Jika benda asing tajam dan atau memiliki
potensi untuk melubangi esophagus, seperti
peniti terbuka. endoskopi darurat
Jika terdapat jarak waktu antara saat diagnosis
dan dilakukan endoskopi, maka perlu
dilakukan rontgen ulang untuk mengetahui
bahwa objek belum masuk ke lambung.

Anda mungkin juga menyukai

  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen28 halaman
    Presentation 1
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen17 halaman
    Jurnal
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapkas 1
    Cover Lapkas 1
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapkas 1
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Diskusi
    Diskusi
    Dokumen4 halaman
    Diskusi
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Referat Sabrina THT
    Referat Sabrina THT
    Dokumen16 halaman
    Referat Sabrina THT
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Referat Sabrina THT
    Referat Sabrina THT
    Dokumen16 halaman
    Referat Sabrina THT
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Referat
    Daftar Isi Referat
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Referat
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus 1-2
    Laporan Kasus 1-2
    Dokumen55 halaman
    Laporan Kasus 1-2
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Antidepresan Use in Pregnancy and The Risk of
    Antidepresan Use in Pregnancy and The Risk of
    Dokumen14 halaman
    Antidepresan Use in Pregnancy and The Risk of
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • LAPKAS
    LAPKAS
    Dokumen32 halaman
    LAPKAS
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Autoanamsesis
    Autoanamsesis
    Dokumen19 halaman
    Autoanamsesis
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid
    Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid
    Dokumen36 halaman
    Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • LAPKAS
    LAPKAS
    Dokumen32 halaman
    LAPKAS
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Tutorial Sabrina
    Tutorial Sabrina
    Dokumen2 halaman
    Tutorial Sabrina
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • DISFAGIA
    DISFAGIA
    Dokumen17 halaman
    DISFAGIA
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KASU1tifoid
    LAPORAN KASU1tifoid
    Dokumen1 halaman
    LAPORAN KASU1tifoid
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Lapkas
    Lapkas
    Dokumen21 halaman
    Lapkas
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Lapkas
    Lapkas
    Dokumen21 halaman
    Lapkas
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen15 halaman
    Jurnal
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Lapkas
    Lapkas
    Dokumen21 halaman
    Lapkas
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading
    Journal Reading
    Dokumen1 halaman
    Journal Reading
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Lapkas 1
    Lapkas 1
    Dokumen35 halaman
    Lapkas 1
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat
  • Lapkas 1
    Lapkas 1
    Dokumen11 halaman
    Lapkas 1
    Sabrina Hanum
    Belum ada peringkat