PENDAHULUAN
Anak usia dibawah 5 tahun cenderung untuk memasukan segala sesuatu ke dalam
mulutnya, termasuk untuk menelan zat kimia dan benda asing. Produk- produk pembersih
rumah tangga merupakan penyebab tersering dari esofagitis korosif.Larutan korosif disimpan
dalam wadah-wadah yang tampaknya tidak berbahaya dan di tempat terbuka. Pada anak balita
uang lpgam adalah benda yang paling sering tertelan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ESOFAGITIS KOROSIF
2.1 Definisi
Esofagitis Korosif ialah peradangan di esofagus yang disebabkan oleh luka bakar
karena zat kimia yang bersifat korosif misalnya asam kuat, basa kuat dan zat organik. Zat
kimia yang tertelan dapat bersifat toksik atau korosif. 1
Zat kimia yang bersifat korosif akan menimbulkan kerusakan pada saluran yang
dilaluinya, sedangkan zat kimia yang bersifat toksik hanya menimbulkan gejala keracunan
bila telah diserap oleh darah.1
Jejas ini paling sering terjadi akibat menelan produk produk pembersih rumah tangga,
biasanya terjadi pada anak-anak.2 Esofagitis korosif banyak terjadi pada anak usia dibawah 6
tahun, mayoritas pada rentang usia antara 12 sampai 48 bulan.3
Puncak usia kecelakaan menelan bahan korosif adalah sebelum 5 tahun. larutan
korosif yang disimpan di dalam wadah-wadah yang tampaknya tidak berbahaya dan di
tempat terbuka serta tidak terkunci merupakan factor risiko. riwayat anak yang tidak
terawasi membuka tempat bahan-bahan demikian, dengan atau tanpa luka bakar kimiawi di
tangan atau mulut, akan sangat mencurigakan kemungkinan menelan bahan kaustik.2
2.2 Mekanisme
Zat kimia tersering penyebab esofagitis korosif adalah, alkali, asam, dan juga pemutih,
yang apanila terkena jaringan mukosa saluran yang dilewatinya akan menimbulkan
perubahan histologi. 3
Alkali
Alkali (PH antara 9 sampai 11 ) menyebabkan jaringan nekrosis mencair (liquefactum
necrosis), sebuah proses yang melibatkan saponifikasi lemak dan melarutkan protein.
Kematian sel disebabkan oleh emulsifikasi dan perusakan struktur membran sel. Ion hidroksi
(OH-) yang berasal dari zat basa bereaksi dengan jaringan kolagen sehingga menyebabkan
2
terjadinya bengkak dan pemendekan jaringan (kontraktur), trombosis pada pembuluh darah
kapiler, dan produksi panas oleh jaringan.4
Alkali tidak berbau dan juga tidak berasa, sehingga mungkin dapat tertelan dalam
jumlah yang banyak. Menelan zat alkali dengan PH diatas 11 akan menimbulkan kerusakan
jaringan yang parah walaupun dalam jumlah yang sedikit. Contoh bahan dengan kandungan
alkali yang kuat adalah sodium hidroksida dan sodium pospat.3
Jaringan yang paling sering terkena pada kontak pertama oleh basa kuat adalah lapisan
epitel squamosa orofaring, hipofaring, dan esofagus. Esofagus merupakan organ yang paling
sering terkena dan paling parah tingkat kerusakannya saat tertelan basa kuat dibandingkan
dengan lambung, Dalam 48 jam terjadi udem jaringan yang bisa menyebabkan obstruksi
jalan nafas, selanjutnya dalam 2-4 minggu dapat terbentuk striktur.4
Asam
Jumlah dan jenis zat tertelan, makanan di lambung, waktu transit gastrointestinal, dan
adanya gastroesophageal reflux dapat mempengaruhi derajat keparahan esofagitis korosif. 3
2.3 Fase Esofagitis Korosif
Fase akut
Dari awal terpajan sampat terjadi kerusakan mukosa, berlangsung 2-3 hari. 3
Pada pemeriksaan fisik ditemukan luka bakar di daerah mulut, bibir, faring dan
kadang-kadang disertai perdarahan. Gejala yang ditemukan pada pasien adalah disfagia
yang hebat, odinofagia serta suhu badan yang meningkat. Gejala klinis akibat tertelan zat
organik dapat berupa perasaan terbakar di saluran cerna bagian atas, mual, muntah, erosi
pada mukosa, kejang otot, kegagalan sirkulasi dan pernapasan. 1
Fase laten
Pada fase ini mungkin dapat terjadi pembentukan striktur. Proses ini dapat berlangsung
cepat yaitu 1 bulan atau dapat berkembang perlahan dalam hitungan tahun. Luka bakar
mukosa superficial dapat sembuh tanpa sekuele. Luka bakar yang mencapai submukosa
dan lapisan otot cenderung lebih rumit dan
signifikan. Respon inflamasi lebih berkembang di area yang terbakar, dengan disertai
dismotilitas esofagus. Saat adanya cedera, fibroblas menghasilkan matriks serat colagen,
yang berkontraksi setelah 3 sampai 4 minggu. Kontraksi menyebabkan penyempitan
esophagus, dan umumnya berbentuk melingkar.3
Pada fase ini keluhan pasien berkurang, suhu badan menurun. Pasien merasa ia telah
sembuh. Sudah dapat menelan dengan baik, akan tetapi prosesnya sebetulnya masih
berjalan terus dengan membentuk jaringan parut (sikatriks).1
Fase Kronis
setelah 1-3 tahun akan terjadi disfagia lagi oleh karena telah terbentuk jaringan parut,
sehingga terjadi striktur esofagus.1
Apabila konsumsi zat kimia lebih dari 72 jam, maka esofagoskopi tidak dilakukan,
pada keadaan ini pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan adalah radiografi dengan
kontras.3
Jika pada waktu melakukan esofagoskopi ditemukan ulkus, esofagoskop tidak boleh
dipaksa melalui ulkus tersebut karena ditakutkan terjadi perforasi. Pada keadaaan
demikian sebaiknya dipasang pipa nasogastrik dengan hati-hati dan terus menerus selama
6 minggu. Setelah 6 minggu esofagoskopi diulang kembali.1
Pada pasien dengan grade 1, sebelum dilakukan endoskopi pasien berstatus NPO,
terpasang hidrasi intra vena, kemudian diet teratur. Untuk grade II dan II pasien harus
tetap NPO dengan nutrisi baik enteral (melalui nasogastrik tube yang dimasukkan
langsung di ruang operasi atau menggunakan fluoroskopi) atau parenteral. Status NPO
biasanya dipertahankan selama 7 sampai 10 hari. Dalam hal perforasi, operasi darurat
mungkin diperlukan. Pada kasus yang jarang, esophagectomy darurat atau gastrektomi
mungkin diperlukan.3
Penggunaan bahan penetral tidak direkomendasikan karena tidak menunjukan
efektivitas dan dapat menyebabkan cedera termal meningkat. Penggunaan perangsang
muntah seperti ipecac merupakan kontraindikasi karena muntah akan menyebabkan
paparan berulang
derajat cedera.3
Netralisasi,
merangsang
muntah,
danpengurasan
lambung
merupakan
kontraindikasi. anak harus dirawat inap di rumah sakit, tidak boleh diberi apapun melalui
mulut, dan hanya diberi cairan secara intravena.2
Sejak tahun 1960, pasien dengan esofagitis korosif diobati dengan steroid sistemik
untuk menurunkan terbentuknya striktur. pasien dengan luka bakar parah berada pada
risiko tinggi untuk komplikasi, seperti infeksi dan perforasi, dan penggunaan steroid pada
kenyataannya, membuat jaringan esofagus lebih rentan terhadap terjadinya perforasi.3
Penggunaan antibiotik profilaksis tidak memberikan manfaat dalam mengelola luka
bakar esofagitis korosif, kecuali pasien mengalami tanda-tanda atau terjadinya tanda dari
infeksi sekunder.3
Postinjury gastroesophageal reflux menambah kerusakan dan menghambat terapi.
Dengan demikian penggunaan rutin terapi antibiotik telah direkomendasikan untuk
membantu mencegah refluks esofagus terkait cedera sekunder.3
2.6 Komplikasi
Komplikasi dari esofagitis korosif mungkin terlihat setelah bulan atau tahun.
komplikasi akut meliputi, perforasi esofagus, fistula trakeoesofageal, perforasi lambung,
mediastinitis, peritonitis, pneumonia, sepsis, dan kematian. Jika pasien mengalami sepsis,
atau tanda-tanda lain dari perforasi esofagus atau mediastinitis, eksplorasi dan drainase
mendesak diindikasikan. 3
komplikasi jangka panjang yang paling umum dari esofagitis korosif adalah
pembentukan striktur. Striktur mungkin ringan, hanya membutuhkan sedikit pergantian
atau diet, atau mungkin sangat berat, di samping itu, mereka dapat terbentuk di beberapa
lokasi dan dapat bervariasi dalam panjang atau keparahan (gambar 1). 3
Karsinoma esofagus
ditemukan 1% sampai 4 %. 3
Meskipun tingkat yang tepat dari peningkatan risiko karsinoma tidak diketahui,
telah diperkirakan menjadi 1000 kali lipat, karena karsinoma ini cenderung muncul dalam
jaringan parut, kecenderungan mereka untuk metastasis jauh lebih rendah, dan potensi
penyembuhan dengan reseksi lebih tinggi. Oleh karena itu tindak lanjut jangka panjang
dari pasien dengan striktur esofagus dibenarkan, terlepas dari gejala mereka. Setiap
pasien yang mengalami disfagia harus menjalani evaluasi radiografi dan endhoscopy.3
Deteksi dini dan dilatasi untuk striktur yang sedang berkembang merupakan bagian
penting dari perawatan berkelanjutan. Striktur berat yang tidak memberikan respons
dengan dilatasi dan obliterasi total lumen dapat ditangani dengan interposisi kolon.
Sekuele jangka lama, selain striktur, adalah kejadian karsinoma esophagus meskipun
jarang. 2
BENDA ASING DI TRAKTUS AERODIGESTIVE
Insiden benda asing yang masuk tubuh , dan mengancam kehidupan terjadi dalam dua
bentuk:3
a. Aspirasi benda asing, dan tersumbat di sumbu di laryngotracheobronchial
b. Menelan benda asing, dan berada di esophagus
keduanya dapat menimbulkan gejala saluran nafas dalam onset yang akut, dan memiliki
morbiditas dan mortalitas yang tinggi.3
2.7 Epidemiologi
Kelompok usia yang paling umum terkena adalah balita antara usia 2 dan 4 tahun.
Insiden pada anak usia dibawah 5 tahun sebanyak 84% dan di bawah 3 tahun sebanyak 73%.
Pada anak-anak usia balita, belum memiliki gigi depan belakang, belum dapat mengunyah
makanan dengan baik, dan perlindungan jalan nafas belum matang. Insiden laki laki lebih
tinggi disbanding perempuan yaitu 2: 1. 3
2.8 Aspirasi Benda Asing
Pathogenesis
Benda asing organik, seperti kacang-kacangan menpunyai sifat higroskopik, mudah
menjadi lunak dan mengembang oleh air, serta menyebabkan iritasi pada mukosa. Mukosa
bronkus menjadi edema, dan meradang, serta dapat pula terjadi granulasi disekitar benda
asing, sehingga gejala sumbatan bronkus menjadi hebat. Akibatnya timbul gejala
laringotrakeobronkitis, toksemia, batuk dan demam yang tidak terus menerus (ireguler).1, 3
Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan yang lebih ringan, dan lebih
mudah didiagnosis dengan pemeriksaan radiologic, karena umumnya benda anorganik
bersifat radioopak. 1
Benda asing yang terbuat dari metal dan tipis, seperti peniti , jarum, dapat masuk ke
dalam bronkus yang lebih distal, dengan gejala batuk spasmodik. Benda asing yang lama
berada di bronkus dapat menyebabkan perubahan patologik jaringan, sehingga menimbulkan
komplikasi, antara lain penyakit paru kronik supuratif, bronkiektasis, abses paru dan
jaringan granulasi yang menutup benda asing.1
Enam sampai delapan persen benda asing yang teraspirasi berupa plastic yang sukar
didiagnostik secara radiologic, karena bersifat non-iritatif serta radiolusen, sehingga dapat
menetap di traktus trakeobronkial untuk periode yang lama.1
Gejala dan tanda
Episode akut ditandai oleh gagging dan choking. Secara keseluruhan, tingkat
keparahan gejala bervariasi tergantung pada sifat, bentuk ukuran benda asing, lokasi benda
asing, dan reaksi jaringan sekitarnya. 3
Benda asing yang masuk melalui hidung dapat tersangkut di hidung, nasofaring,
laring, trakea dan bronkus. Benda yang masuk melalui mulut dapat terhenti di orofaring,
hipofaring, tonsil, dasar lidah, sinus piriformis, esophagus atau dapat juga tersedak masuk ke
laring, trakea dan bronkus.1
Gejala yang timbul bervariasi, dari tanpa gejala sampai kematian sebelum diberi
pertolongan, akibat sumbatan total. Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing akan
mengalami 3 stadium. Stadium pertama merupakan gejala permulaan, yaitu batuk-batuk
hebat secara tiba-tiba, rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging), bicara
gagap (sputtering) dan obstruksi jalan nafas yang terjadi dengan segera. Pada stadium kedua,
gejala stadium permulaan diikuti oleh interval asimptomatik. Hal ini karena benda asing
tersebut tersangku, reflex akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang. Stadium
ini berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis atau cenderung mengabaikan
kemungkinan aspirasi benda asing karena gejala dan tanda tidak jelas. Pada stadium ketiga,
10
telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau infeksi sehingga timbul batukbatuk, hemoptisis, pneumoni dan abses paru. Pada anak, diketahui mengalami rasa tercekik
atau manifestasi lainnya, rasa tersumbat di tenggorok, batuk batuk sedang makan, maka
keadaan ini harus dianggap sebagai gejala aspirasi benda asing.1
Pada saat auskultasi dada, suara nafas menurun di sisi yang terhambat, dan juga
didapatkan adanya wheezing. Temuan ini dapat disalahartikan sebagai asma atau
pneumonia. 3
Pemeriksaan untuk mengevaluasi benda asing adalah rontgen dada (gambar 2).
Namun, sebanyak 25 %, menunjukan gambaran yang normal. Gambaran khas dari adanya
aspirasi benda asing seperti pergeseran mediastinum dan adanya udara yang terperangkap
yang di tunjukan pada foto polos da fluoroscopy (gambar 2). Pada anak-anak tidak dapat
memenuhi inspirasi dan ekspirasi pada saat foto dada, oleh karena itu dapat dilakukan foto
lateral dekubitus. Adanya obstruksi karena benda asing ditunjukan di gambar 3. Walaupun
hasil pemeriksaan radiografi di dapatkan normal, tetapi jika terdapatat riwayat menelan
benda asing dan bedasarkan dari keadaan klinis tetap dipertimbangkan untuk dilakukan
endoskopi. 3
Gambar 2. Gambaran inspirasi dan ekspirasi anak dengan aspirasi kacang di mainstem
bronkus kanan. A. inspirasi B.ekspirasi.
11
Gambar 3. Kanan dan kiri lateral dekubitus, aspirasi biji labu di mainstem bronkus
kiri. A. posisi lateral dekubitus kanan. B. lateral dekubitus kiri
Pada psien penderita pneumoni dan asma eksaserbasi akut,atau bronchitis, CT Scan
dan bronkoskopi virtual dapat memberikan hasil yang akurat dalam mendiagnosis adanya
benda asing di saluran nafas. CT scan dada dapat memberikan gambaran radioopak jika
terdapat benda asing, dan memiliki efek radiasi yang relative rendah. 3
Tatalaksana
Saat melakukan bronkoskopi, harus oleh tim yang berpengalaman, yang terdiri dari
dokter anastesi, operator yang melakukan endoskopi dan perawat serta teknisi bedah. Untuk
membantu memastikan bahwa jalan nafas pasien baik dan tidak memburuk hingga keadaan
kritis, perlu dilakukan komunikasi tim yang baik. Kemungkinan adanya beberapa benda
asing tetap ada, yang terjadi hingga 5% kasus, sehingga pemeriksaan kembali trakea untuk
mencari benda asing tambahan, melihat trauama, dan menilai mukosa trakea perlu
dilakukan. 3
Setelah melakukan pengambilan benda asing, sering terjadi edema, granulasi jaringan,
dan perdarahan. Udem dapat menyebabkan gangguan di saluran nafas, oleh karena itu, dapat
diberikan dexametason dan nebulasi epinefrin. Upaya untuk mengeluarkan benda asing
dengan merubah posisi pasien harus dihindari, karena jarang berhasil dan memungkinkan
untuk benda untuk masuk ke bagian yang lebih distal dari cabang trakheobronkhial. 3
12
Di Amerika Serikat dan Eropa, koin adalah benda asing yang paling sering tertelan
oleh anak-anak. benda lain yang umum tertelan termasuk mainan, bagian mainan, benda
tajam, baterai ,tulang ikan, dan makanan. Koin yang masuk bisa menetap di 3 lokasi, yaitu :
Sekitar 60% sampai 70% menjadi bersarang di sphincter esophagus, atau cricopharyngeus
otot bagian atas, 10% sampai 20% dampak pada pertengahan esofagus pada tingkat arkus
aorta, dan 20% dipegang oleh sfingter esofagus bagian bawah (gambar 5). Jika benda asing
menjadi berada di tempat lain di esophagus kemungkinan kelainan yang mendasari seperti
striktur esofagus bawaan harus dipertimbangkan. 3
Tatalaksana
14
DAFTAR PUSTAKA
15
1. Arsyad Soepardi, Efiaty; Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashiruddin, Ratna Dwi Resuti. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher; Edisi keenam. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta. 2007.
2. Kliegman, Arvin. Ilmu kesehatan
anak.
Edisi
lima
belas.
Penerbit
Buku
kedokteran;EGC.Jakarta
3. Warten K.Yunker. baileys head and neck surgery;otolaryngology. Edisi kelima.
4. Kardon,
EM.
2008.
Toxicity,
Caustic
Ingestion.
http://www.emedicine.com/EMERG/topic86.htm [Diakses 20 july 2015].
16