Anda di halaman 1dari 35

Seorang Anak Perempuan

Berusia 12 tahun dengan Suspek


Tinea Kapitis tipe Grey Patch

Pembimbing : dr. Linda Julianti Wijayadi,


Sp.KK

Oleh : Juvensius Viosandy


[406137006]
Meutia Syamiela [406137020]

IDENTITAS PASIEN
Nama

: An. V

Jenis Kelamin : Perempuan


Umur

: 12 tahun

Agama

: Kristen

Alamat

: Jln. Garden Raya blok F.10

Pendidikan

: SMP

AUTOANAMNESIS &
ALLOANAMNESIS (Tanggal 22
April 2015)
KU : Bercak disertai gatal dikepala dan

rambut rontok sejak 1 bulan yang lalu.

RIW. PENYAKIT
SEKARANG

Pasien datang dengan keluhan gatal dikepala disertai

bercak seperti pitak di kepala bagian kanan depan dan


rambut yang rontok didaerah bercak tersebut sejak 1
bulan yang lalu. Awalnya seperti bercak kecil berwarna
kemerahan

lalu

meluas

dan

berubah

menjadi

berwarna keabuan, pasien mengeluh gatal hampir


setiap saat, gatal terutama dirasakan saat panas dan
berkeringat. Pasien belum pernah berobat sebelumnya
ke dokter dan belum pernah mendapat pengobatan
apapun.

Pasien

mengaku

memelihara

kucing

liar

yang

ditemukan di dekat rumahnya, yang sudah dipelihara


selama sekitar 3 bulan. Hampir setiap sore pasien
bermain dengan

kucing tersebut. Pasien maupun

keluarga jarang memandikan/ merawat kucing, hanya


diberi makanan saja. Sehari-hari pasien hanya bermain
di teras rumah, jarang bermain keluar bersama dengan
teman-temannya. Riwayat mandi 2 3 kali/ hari, dan
pasien tidak pernah

memakai handuk/ pakaian yang

bergantian dengan orang lain. Pasien tidak sedang


dalam konsumsi obat-obatan tertentu.

RIW. PENYAKIT
DAHULU
Pasien

belum pernah menderita sakit ini

sebelumnya dan tidak ada penyakit penyerta


lainnya. Riwayat asma bronkiale (-), rinitis
alergi (-), konjungtivitis alergi (-) dermatitis
atopik disangkal.

RIW. PENYAKIT
KELUARGA

Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan

seperti

ini

kebotakan

ataupun
setempat

yang
di

mengalami

daerah

kepala.

Riwayat asma bronkiale (-), rinitis alergi (-),


konjungtivitis alergi (-) dermatitis atopik pada
keluarga disangkal.

STATUS GENERALIS
Keadaan Umum: Tampak Sakit Ringan
Kesadaran

: Compos Mentis

Tanda Vital

: Tidak dilakukan

Kepala

: Normochepal, bercak berwarna

keabuan di kepala kanan bagian depan


Mata

: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik

(-/-), sekret (-/-), Pupil isokor


Hidung

: Septum deviasi (-), sekret (-)

Mulut

: Bibir kering (-), tonsil tenang T1 T1,

dinding faring hiperemis (-)


Telinga

: Normal, tanda radang (-)

Leher

: Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks

: Tidak dilakukan

Abdomen : Tidak dilakukan


Ekstr. Superior

: Akral hangat, oedem (-), sianosis (-)

Ekstr. Inferior

: Akral hangat, oedem (-), sianosis (-)

Genitalia

: Tidak dilakukan pemeriksaan

STATUS
DERMATOLOGIS

Regio

: Kepala kanan bagian depan

Distribusi

: Lokalisata

Efloresensi Primer : Makula


Warna

: Hipopigmentasi

Batas

: Tegas

Ukuran

: Plakat, diameter 5 cm

Jumlah

: Soliter

Bentuk

: Sirsinar

Efloresensi sekunder : Skuama putih Kasar


Konfigurasi

: Normal

RESUME
Pasien datang dengan keluhan gatal dengan bercak kemerahan yang kemudian
berubah menjadi keabuan, disertai sisik berwarna putih kasar yang sudah diderita
sejak 1 bulan yang lalu. Pasien memelihara kucing liar yang diambil di dekat rumah
3 bulan yang lalu. Riwayat alergi pada pasien dan keluarga disangkal. Riwayat
menderita penyakit ini sebelumnya pada pasien ataupun keluarga disangkal.
Riwayat mandi 2 3 kali/ hari, pasien tidak pernah bertukar pakaian/ handuk
dengan anggota keluarga lain. Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien
ini meliputi pemeriksaan secara umum dan pemeriksaan dermatologis. Status
dermatologis didapatkan regio di kepala kanan bagian depan, distribusi lokalisata,
efloresensi primer makula, warna hipopigmentasi, batas tegas, ukuran plakat,
diameter 5 cm,

jumlah soliter, bentuk sirsinar, efloresensi sekunder skuama

putih kasar, konfigurasi normal

DIAGNOSIS KLINIK
Suspek Tinea Kapitis tipe Grey-Patch

DIAGNOSIS BANDING
1. Alopesia Areata
2. Dermatitis Seboroik

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Pemeriksaan KOH
2. Lampu Wood

PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa
Edukasi pasien dan keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Menjaga kebersihan kulit kepala & rambut dengan cara keramas 2 3 kali/minggu
Untuk sementara waktu hindari bermain dengan kucing tersebut
Minum obat secara rutin & teratur sampai habis, kemudian kontrol 2 minggu lagi/

jika ada keluhan.


Ketika memakai shampoo, diamkan selama 10 15 menit agar hasil terapi lebih

baik
Periksa kucing ke dokter hewan untuk mendapat pengobatan dan mencegah

infeksi lainnya.

Medikamentosa
Topikal :

Shampoo Ketokonazole 2% (KETOMED) 2 3


kali pemakaian/ minggu.

Sistemik :

Griseofulvin 500mg diberikan 2 3 x/ hari

PROGNOSIS
o Quo Ad Vitam

: Bonam

o Quo Ad Functionam : Bonam


o Quo Ad Sanationam : Dubia ad

Bonam

TINEA CAPITIS

DEFINISI
Tinea Kapitis termasuk ke dalam golongan

mikosis superfisialis tipe dermatofitosis pada


kulit dan rambut kepala.
Dermatofitosis penyakit pada jaringan yang

mengandung zat tanduk, misalnya stratum


korneum pada epidermis, rambut, kuku yang
disebabkan golongan jamur dermatofita.

ETOLOGI
Gol. Jamur ini mempunyai sifat mencernakan

keratin.
Termasuk kelas Fungi Imperfecti, terbagi
dalam 3 genus :
17 spesies Microsporum
21 spesies Trichophyton
2 spesies Epidermophyton

BENTUK KHAS
1. Grey Patch Ringworm :

biasa

disebabkan

oleh

genus

Microsporum

dan

sering

ditemukan pada anak-anak. Penyakit ini dimulai dengan


papul merah kecil di sekitar rambut. Kemudian papul ini
melebar dan membentuk bercak yang menjadi pucat dan
bersisik. Warna rambut berubah menjadi keabuan, tidak
mengkilat, dan mudah dicabut tanpa rasa nyeri. Terbentuk
alopesia

setempat

karena

terserang

oleh

jamur.

Pada

pemeriksaan Lampu Wood dapat terlihat floresensi hijau


kekuningan pada rambut yang sakit.

2. Kerion

Reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis.


Berupa pembengkakan menyerupai sarang lebah
dengan

sebukan

sel

radang

yang

padat

disekitarnya. Kelainan ini menimbulkan jaringan


parut

dan

alopesia

yang

menetap.

Bila

penyebabnya Microsporum Canis dan Microsporum


Gypseum pembentukan kerion lebih sering terlihat.

3. Black dot Ringworm

Terutama disebabkan oleh Trichophyton Tonsuran dan


Trychophyton Violaceum. Pada permulaan penyakit,
gambaran klinis menyerupai kelainan yang disebabkan
genus Microsporum. Rambut yang infeksi mudah patah,
tepat pada muara folikel, yang sisanya hanya ujung
rambut yang penuh dengan spora. Ujung rambut yang
hitam didalam folikel rambut ini berupa black dot.
Perlu dilakukan irisan kulit untuk bahan biakan jamur.

GEJALA KLINIS
Ditandai

merahan,

dengan

lesi

alopesia,

bersisik,

dan

kemerah-

kadang

terjadi

gambaran klinis yang lebih berat yang disebut


kerion.
Gatal
Tanda peradangan ringan.

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Pemeriksaan Mikologik (KOH)
Pada sediaan rambut dapat dilihat spora kecil
(mikrospora) atau spora besar (makrospora).
Spora dapat tersusun diluar rambut (ektotriks)/ di
dalam rambut (endotriks).
2. Lampu Wood floresensi hijau kekuningan
3. Pemeriksaan Agar Dekstrose Saboraud

TERAPI
Pemberian oba t yang bersifat fungistatstik seperti

Griseofulvin dalam bentuk fine particle diberikan


dengan dosis 0,5 1 g untuk orang dewasa, dan
anak-anak 0,25 0,5 g sehari

atau 10 25 mg/

kgBB. Lama pengobatan tergantung pada lokasi,


penyebab, dan keadaan imunitas pasien. Setelah
sembug klinis obat dilanjut 2 minggu agar tidak
residif. Obat dimakan bersamaan dengan makanan
agar absorpsi dalam usus lebih baik.

Topikal tambahan diperlukan untuk mempercepat

penyembuhan, seperti shampoo ketokonazole.

Untuk terapi kerion stadium dini :

prednison 3 x

5mg atau prednisolon 3 x 4 mg/ hari selama 2


minggu.

Obat

griseofulvin.

diberikan

Griseofulvin

bersama

diteruskan

minggu setelah sembuh klinis.

dengan
hingga

Efek samping griseofulvin : sakit kepala, nausea,

vomitus, diare, mengganggu fungsi hepar dan


bersifat fotosensitif.
Pada kasus resisten terhadap griseofulvin, obat

ketokonazol per oral juga terbukti efektif pada


kasus dermatofita. Dosis yang dberikan 200 mg/
hari setelah makan pagi untuk 10 14 hari. KI
untuk gangguan hepar.

Itrakonazol : 2 x 100 200 mg/ hari dalam

kapsul selama 3 hari. Obat ini juga efektif


terhadap onikomikosis.
Tolnaftat 2%, tolsiklat, haloprogin, derivat

imidazol,

siklopiroksolamin,

masing-masing

1%

bersifat fungistatik.

dikenal

dan

naftifine

ampuh

dan

Anda mungkin juga menyukai