PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh mutu
sumberdaya manusia (SDM) kesehatan yang bekerja di institusi
kesehatan, baik yang bekerja di unit pelayanan kesehatan, unit penunjang
kesehatan maupun unit administrasi kesehatan. Oleh karena itu upaya
peningkatan mutu SDM kesehatan perlu mendapat perhatian
Peningkatan mutu SDM kesehatan diselenggarakan melalui berbagai
upaya, di antaranya melalui kegiatan pendidikan dan latihan (diklat)
tenaga kesehatan. Penyelenggaraan kegiatan diklat tenaga kesehatan ini
tersebar di berbagai institusi kesehatan, baik di tingkat pusat maupun di
tingkat propinsi dan kabupaten/kota.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomer 558 tahun
1984, tentang Susunan Organisasi Departemen Kesehatan, maka tugas
pokok Pusdiklat Pegawai Departemen Kesehatan RI adalah:
melaksanakan, mengkoordinasikan, dan membina diklat pegawai di
lingkungan Departemen Kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan dan Undang-Undang yang berlaku.
Salah satu fungsi Pusdiklat adalah melakukan pengumpulan dan
pengolahan data disamping, melakukan analisa dan pengkajian program
diklat, mengikuti perkembangan (monitoring) dan menyusun laporan
penyelenggaraan program diklat.
Namun sampai saat ini belum diperoleh data yang optimal tentang
penyelenggaraan kegiatan diklat tenaga kesehatan, karena mekanisme
pencatatan dan pelaporan kegiatan diklat belum berjalan dengan baik dan
belum menjangkau seluruh diklat. Hal ini terutama disebabkan karena
belum adanya kesamaan dalam pemahaman dan pelaksanaan
pencatatan dan pelaporan kegiatan diklat di tiap tingkat administrasi.
Sehubungan dengan itu, untuk memperoleh data yang akurat tentang
pelaksanaan kegiatan diklat tenaga kesehatan, maka perlu disusun
pedoman pencatatan dan pelaporan kegiatan diklat yang dapat dijadikan
acuan oleh semua unit yang melaksanakan diklat, baik di tingkat pusat
maupun di tingkat propinsi dan kabupaten/kota.
B. TUJUAN
1. UMUM:
Dihasilkannya
acuan
dalam
melakukan
pencatatan
dan
pelaporan pelaksanaan kegiatan diklat bagi tenaga kesehatan untuk tiap
jenjang administrasi (tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/ kota).
2. KHUSUS
:
Dihasilkannya acuan dalam melakukan pencatatan dan pelaporan untuk:
a. Pelaksanaan tiap kegiatan diklat bagi tenaga kesehatan yang
diselenggarakan oleh berbagai unit kerja di lingkungan kesehatan
pada tiap tingkat administrasi.
b. Rekapitulasi pelaksanaan kegiatan diklat bagi tenaga kesehatan tiap
triwulan yang diselenggarakan oleh berbagai unit kerja di lingkungan
kesehatan pada tiap tingkat administrasi.
c. Rekapitulasi pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan di Balai
Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) tiap triwulan dan tiap tahun.
B. MANFAAT
1. Kemudahan dalam mengelola informasi kegiatan diklat bagi tenaga
Kesehatan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota
BAB II
RUANG LINGKUP DAN PENGERTIAN
A. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan kegiatan diklat pada pedoman ini
meliputi:
1. ruang lingkup kegiatan diklat dan
2. ruang lingkup pencatatan dan pelaporan kegiatan diklat
1. Ruang lingkup kegiatan diklat dalam pedoman ini, adalah semua
kegiatan diklat bagi tenaga kesehatan yang diselenggarakan oleh:
a. Pemerintah pusat:
Departemen Kesehatan dan semua perangkat, Departemen atau
Lembaga pemerintah lain yang memiliki institusi pelayanan kesehatan
dan institusi pendidikan kesehatan.
b. Pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/ kota dan semua
perangkat nya
c. Swasta terutama institusi pelayanan kesehatan swasta dan institusi
pendidikan kesehatan swasta
d. Organisasi-organisasi profesi di bidang kesehatan.
2. Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan kegiatan diklat dalam pedoman
ini,meliputi:
a. Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan diklat
bagi tenaga kesehatan
b. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan diklat bagi tenaga,
kesehatan tiap triwulan.
c. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang diselenggarakan
di Bapelkes tiap triwulan dan tiap tahun
B. PENGERTIAN
Batasan dari pencatatan dan pelaporan kegiatan diklat tersebut di atas
adalah sbb.:
1. Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan diklat bagi
tenaga kesehatan adalah: melakukan pencatatan data penyelenggaraan
tiap kegiatan diklat bagi tenaga kesehatan dan melaporkan data tersebut
kepada instansi yang berwenang berupa laporan lengkap pelaksanaan
diklat dengan menggunakan format yang ditetapkan.
BAB III
JENIS DATA YANG DICATAT DAN DILAPORKAN
A.
Nama diklat
Jenis diklat
Tujuan diklat
Peserta:
4.1.
Nama
4.2.
NIP/NRPTT/NRP
4.3.
Tempat lahir
4.4.
Tanggal lahir
4.5.
Status (a. PNS Departemen Kesehatan, b. PNS Non
Departemen Kesehatan, c. PTT, d. Swasta)
4.6.
Pangkat dan golongan
4.7.
Jenis kelamin
4.8.
Jenis pendidikan awal
4.9.
Tingkat pendidikan awal
4.10.
Jenis pendidikan akhir
4.11.
Tingkat pendidikan akhir
4.12.
Nama jabatan
4.13.
Status jabatan
4.14.
Eselon
4.15.
Hasil evaluasi (pre/ post test, ujian)
5. Pelatih pada diklat tersebut
5.1. Nama
5.2. NIP/ NRP
5.3. Status pelatih: (1.Widyaiswara, 2. non widyaiswara)
5.4. Pendidikan dasar profesi
5.5. Tingkat pendidikan akhir pelatih
5.6. Pelatihan yang diikuti
5.7. Pengalaman dalam bidang tugasnya
6. Lama Kegiatan (jumlah hari, jumlah jam pelajaran)
7. Tanggal penyelenggaraan diklat
8. Tempat penyelenggaraan diklat
9. Unit penyelenggara kegiatan diklat
10. Sumber biaya untuk penyelenggaraan kegiatan diklat
11. Hasil akreditasi diklat
B.
C.
BAB IV
UNIT PENCATAT DAN PELAPOR KEGIATAN DIKLAT
Pada bab ini akan diuraikan tentang unit kerja- unit kerja yang melakukan
pencatatan dan pelaporan kegiatan diklat pada tiap tingkat administrasi mulai
dari kabupaten/ kota sampai ke tingkat pusat.
A. Tingkat Kabupaten/ Kota
1. Perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota
a. Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
b. Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) dan Rumah Sakit Khusus
Daerah (RSKD)
c. Puskesmas
d. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kab/ Kota
seperti: Gudang Farmasi Kab./ Kota, Laboratorium Kesehatan
Kabupaten/ Kota, institusi pendidikan kesehatan
2.
B. Tingkat propinsi
1. Perangkat Departemen Kesehatan di provinsi
a. Kantor Wilayah Depertemen Kesehatan (Kanwil Departemen
Kesehatan)
b. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dan Rumah Sakit Khusus Pusat
(RSKP)
c. Unit Pelaksanan Teknis (UPT) Pusat/ UPT Kanwil termasuk institusi
pendidikan
d. Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes)
2. Perangkat pemerintah daerah
a. Dinas kesehatan provinsi
b. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)/ Rumah Sakit Khusus Daerah
(RSKD)
c. UPT daerah/ dinas kesehatan provinsi
BAB V
MEKANISME PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang mekanisme pencatatan dan pelaporan
kegiatan diklat yang diselenggarakan mulai dari tingkat kabupaten/ kota sampai
tingkat pusat.
A. TINGKAT KABUPATEN/ KOTA
Pada tingkat kabupaten/ kota, unit kerja yang melakukan pencatatan dan
pelaporan kegiatan diklat terdiri atas:
Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota,
Perangkat pemerintah daerah yang berada di bawah Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota seperti: RSUD/ RSKD, Puskesmas, dan UPT Daerah/
Dinas,
Institusi pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan kesehatan milik
departemen dan lembaga pemerintah lainnya seperti: Rumah Sakit,
Akademi dan Sekolah di bidang kesehatan di tingkat kabupaten/ kota,
Organisasi profesi tingkat kabupaten/ kota,
Institusi pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan kesehatan milik
swasta tingkat kabupaten/ kota.
Berikut ini akan diuraikan mekanisme pencatatan dan pelaporan di tiap unit
kerja.
1. Perangkat pemerintah daerah yang berada di bawah Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota seperti: RSUD/ RSKD, Puskesmas, UPT
Dinas Kab/ Kota (GFK, Labkes, institusi pendidikan)
a. Melakukan pencatatan:
1) Data tiap kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh masingmasing institusi tersebut di atas.
2) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh
masing-masing institusi, tiap triwulan.
b. Melaporkan:
1) Pelaksanaan tiap kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh
masing-masing institusi tersebut di atas ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota, dengan menggunakanform: 1 , paling lambat
sebulan setelah kegiatan diklat diselenggarakan.
2) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh
masing-masing institusi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, tiap
tiga bulan sekali (triwulan) dengan menggunakan form: 2
b. Melaporkan:
1) Pelaksanaan tiap kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh
masing-masing institusi tersebut di atas ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/ kota, dengan menggunakanform: 1 , paling lambat
sebulan setelah kegiatan diklat diselenggarakan.
2) Rekapitulasi kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh masingmasing institusi tersebut di atas ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/ kota dengan tembusan ke Bapelkes, tiap tiga bulan
sekali (triwulan) dengan menggunakan form: 2
5. Dinas Kesehatan Kabupaten / kota*)
a. Melakukan pencatatan:
1) Data tiap kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh Dinas
kesehatan Kabupaten/ Kota
2) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan di
wilayahnya tiap triwulan, yang terdiri dari:
a). Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan
sendiri oleh Dinas Kesehatan Kab/ Kota, tiap triwulan.
b) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh
perangkat pemerintah daerah yang berada di bawah Dinas
Kesehatan Kab./ Kota, tiap triwulan.
c) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh
institusi pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan
kesehatan milik departemen atau lembaga pemerintah
lainnya, tiap triwulan.
c) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh
organisasi profesi kesehatan di wilayahnya, tiap triwulan
d) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh
institusi pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan
kesehatan milik swasta di wilayahnya, tiap triwulan.
b. Menyampaikan informasi tentang:
1) Pelaksanaan tiap kegiatan diklat yang diselenggarakan Dinas
Kesehatan kab/ kota, ke Kantor Wilayah Depkes Provinsi dan
Dinas Kesehatan Provinsi paling lambat sebulan setelah
kegiatan diklat diselenggarakan, dengan menggunakan form: 1.
2) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh
wilayahnya:
a) Dinas Kesehatan kab/ kota,
b) Perangkat pemerintah daerah yang berada di bawah Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota,
c) Institusi pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan
kesehatan milik departemen atau lembaga pemerintah lain
di wilayahnya.,
d) Organisasi profesi kesehatan di wilayahnya.
*)
a. Melakukan pencatatan:
1) Data tiap kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi.
2) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh:
a) Dinas Kesehatan Propinsi, tiap triwulan
b) Perangkat pemerintah daerah yang berada di bawah Dinas
Kesehatan Provinsi, tiap triwulan.
b. Menyampaikan informasi tentang:
1) Pelaksanaan tiap kegiatan diklat oleh Dinas Kesehatan Provinsi ke
Kanwil Departemen Kesehatan Provinsi (Bidang Nakes), paling
lambat sebulan setelah kegiatan diklat diselenggarakan, dengan
menggunakan form: 1.
2) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi beserta perangkat pemerintah daerah yang
berada di bawah Dinas Kesehatan Propinsi ke Kanwil Depkes
Provinsi dengan tembusan ke Bapelkes, tiap triwulan dengan
menggunakan form yang sudah ditentukan.
c. Memberikan umpan balik kepada semua institusi yang mengirimkan
laporan kegiatan diklat kepada Dinas Kesehatan Provinsi.
C. TINGKAT PUSAT
Pada tingkat pusat, unit kerja yang melakukan pencatatan dan pelaporan
kegiatan diklat terdiri atas:
Unit- unit utama Departemen Kesehatan (Setjen, Itjen, Ditjen-ditjen, Badan
Litbangkes)
Pusat-pusat (Pusdiklat Pegawai, Pusdiknakes, Pusdakes, Pusat PKM,
Puslabkes)
RSUP Nasional, RSKP Nasional dan UPT Depkes Tingkat Pusat/
Nasional
Institusi pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan kesehatan milik
departemen atau lembaga pemerintah lainnya tingkat pusat /
nasional.
Organisasi profesi kesehatan tingkat pusat/ nasional
Institusi pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan kesehatan milik
swasta tingkat pusat/ nasional
Berikut ini akan diuraikan mekanisme pencatatan dan pelaporan di tiap unit
kerja.
1.
2) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh masingmasing institusi, tiap triwulan.
b. Melaporkan:
1) Pelaksanaan tiap kegiatan diklat oleh masing-masing institusi ke unit
utama induk organisasi/ pembina institusi yang bersangkutan, dengan
tembusan ke Setjen Depkes c.q. Pusdiklat Pegawai Depkes , paling
lambat sebulan setelah kegiatan diklat diselenggarakan, dengan
menggunakan form: 1.
2) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh masingmasing unit utama induk organisasi/ pembina institusi yang
bersangkutan, dengan tembusan ke Setjen Depkes c.q. Pusdiklat
Pegawai, tiap triwulan, dengan menggunakan form: 2
4. Institusi Pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan kesehatan milik
departemen atau lembaga pemerintah lainnya tingkat pusat/ nasional.
a. Melakukan pencatatan:
1) Data tiap kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh masing-masing
institusi
2) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh masingmasing institusi, tiap triwulan
b. Melaporkan:
1) Pelaksanaan tiap kegiatan diklat oleh masing-masing institusi ke unit
utama induk organisasi/ pembina institusi yang bersangkutan, dengan
tembusan Setjen Depkes c.q. Pusdiklat Pegawai Depkes, paling
lambat sebulan setelah kegiatan diklat diselenggarakan, dengan
menggunakan form: 1.
2) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh masingmasing institusi ke unit utama induk organisasi/ pembina institusi yang
bersangkutan, dengan tembusan ke Setjen Depkes c.q. Pusdiklat
Pegawai Depkes, tiap triwulan, dengan menggunakan form: 2
5. Organisasi profesi kesehatan tingkat pusat/ nasional
a. Melakukan pencatatan:
1) Data tiap kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh masingmasing organisasi profesi tersebut.
2) Rekapitulasi data kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh
masing-masing organisasi profesi, tiap triwulan
b. Melaporkan:
1) Pelaksanaan tiap kegiatan diklat oleh masing-masing organisasi
profesi ke unit utama induk organisasi/ pembina institusi yang
bersangkutan, dengan tembusan ke Setjen Depkes c.q. Pusdiklat
BAB VI
PENUTUP
Di
bidang
kesehatan
pada
umumnya
di
lingkungan
Departemen Kesehatan pada khususnya, banyak macam dan jenis diklat
yang diselenggarakan oleh berbagai institusi mulai dari tingkat Pusat
sampai ke tingkat kabupaten/ kota.
Kegiatan tersebut yang mempunyai peran sangat penting dalam
peningkatan kinerja dan mutu SDM kesehatan belum didukung dengan
sistem pencatatan dan pelaporan yang memadai.
Oleh karena itu, Pusdiklat membuat suatu pedoman yang diharapkan
dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pencatatan dan
pelaporan kegiatan diklat, agar untuk selanjutnya dapat pula diperoleh
informasi tentang hasil diklat tersebut.
Dengan adanya pedoman ini, maka penyelenggaraan pencatatan dan
pelaporan kegiatan diklat di bidang kesehatan di tiap tingkat
administrasi dapat hendaknya direkam dengan baik, sehingga informasi
yang diperoleh dapat dimanfaatkan dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan serta kepentingan lainnya.
Lampiran-lampiran
Format 1
2
3
Format 1.1
Format 1.2
Format 2
Format 2.1
6
7
Format 2.2
Format 3
Format 4
Format 5
KATA PENGANTAR
Untuk melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan diklat diperlukan
suatu perangkat pencatatan dan pelaporan yang baik dan akurat, sehingga
informasi yang ada benar-benar dapat menggambarkan kualitas dari suatu
kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat).
Data tersebut nantinya dapat digunakan sebagai bahan perencanaan dan
pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan program diklat di masa
yang akan datang.
Perlu diinformasikan bahwa pada tahun 1996 Pusdiklat Pegawai Departemen
Kesehatan telah membuat Pedoman Sistem Informasi Diklat (SI Diklat)
khususnya untuk Bapelkes. Dengan adanya Pedoman Pencatatan dan
Pelaporan Kegiatan Diklat ini, pedoman SIDIKLAT tersebut tetap berlaku dan
digunakan sebagai pelengkap pedoman ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada pencatatan
dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat
wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi yang
berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi, data dan
informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan
informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut.
Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya bagi dinas kesehatan
kota dan Sitem Pencatatan dan Pelaporan Terpadi Puskesmas juga merupakan fondasi dari
data kesehatan. Sehingga diharapakan terciptanya sebuah informasi yang akurat, representatif
dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan kesehatan. Setiap
program akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat, dianalisis dan dibuat
laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan progam dan
perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas,
dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas.
Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu
puskesmas atau yang disbut dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas
(SP2TP)
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah yaitu:
Bagaimana Sistem Pencataan dan Pelaporan Terpadu di Puskesmas?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, Tujuan dari penulisan ini adalah:
Untuk mengetahui apa itu Sistem Pencataan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
Untuk mengetahui Tujan Sistem Pencataan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
Untuk mengetahui Jenis Pencataan Terpadu Puskesmas
Untuk mengetahui Jenis Pelaporan Terpadu Puskesmas
Untuk mengetahui Bagaimana Prosedur Pengisian Sistem Pencataan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas
BAB II
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS
Tujuan SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) adalah agar semua data
hasil kegiatan Puskesmas dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang diatasnya sesuai
kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan
masyarakat.
Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna
melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain yg menunjang.
Tujan Khusus
1. Sebagai dasar penyusunan perencanaan tingkat Puskesmas.
2. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas (Lokakarya
mini)
3. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas
4. Untuk mengatasi berbagai kegiatan hambatan pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas
a. LSD1: data kependudukan, fasilitas pendidikan, kesehatan, lingkungan dan peran serta)
b. LSD2: ketenagaan Puskesmas dan Puskesma Pembantu
c. LSD3: peralatan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
Ada juga jenis laporan lain seperti laporan triwulan,laporan semester dan laporan tahunan
yang mencakup data kegiatan progam yang sifatnya lebih komprehensif disertai penjelasan
secara naratif. Yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan semua jenis data yang telah
dibuat dalam laporan sebagai masukan atau input untuk menyusun perencanaan puskesmas
( micro planning) dan lokakarya mini puskesmas (LKMP).
Analisis data hasil kegiatan progam puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistic
sederhana dan distribusi masalah dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis
deskriptif. Data tersebut akan disusun dalam bentuk table dan grafik informasi kesehatan dan
digunakan sebagai masukkan untuk perencanaan pengembangan progam puskesmas. Data
yang digunakan dapat bersumber dari pencatatan masing-masing kegiatan progam kemudian
data dari pimpinan puskesmas yang merupakan hasil supervisi lapangan.
E. PROSEDUR PENGISIAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)
Prosedur pengisian SP2TP, yaitu:
1. formulir SP2TP mengacu pada formulir cetakan 2006 baik bulanan maupun tahunan.
2. pada formulir SP2TP diisi oleh masing-masing penanggung jawab program.
3. penanggung jawab program bertangung jawab penuh terhadap kebenaran data yang ada.
4. hasil akhir pengisian data di ketahui oleh kepala puskesmas.
5. didalam pengentrian ke komputer dapat dilakukan oleh petugas yang ditunjuk atau staf
pengelola program bersangkutan.
6. data pada formulir SP2TP agar diarsipkan sebagai bukti didalam pertangungjawaban akhir
minimal 2 tahun.
7. semua data diisi berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan
dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja
puskesmas, dengan tujuan agar semua data hasil kegiatan Puskesmas dapat dicatat serta
dilaporkan ke jenjang diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna
menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat. Pencatatan kegiatan harian progam
puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung dan pelaporannya dapat berupa,
Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu, Laporan mingguan
untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi dan Laporan bulanan untuk
melaporkan kegiatan rutin progam.
B. SARAN
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini,untuk itu penulis
mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca. Demi kesempurnaan makalah ini
selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, Indan. 2000. ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. Bandung:Citra Aditya Bakti