Anda di halaman 1dari 6

PELEBURAN BAJA DENGAN METODE BASIC OXYGEN FURNACE

1. Latar Belakang
Secara umum logam bisa dibedakan atas dua yaitu : logam besi (ferous) dan logamlogam bukan besi (non feorus). Sesuai dengan namanya logam-logam besi adalah logam atau
paduan yang mengandung besi sebagai unsur utamanya, sedangkan logam-logam bukan besi
adalah logam yang tidak atau sedikit sekali mengandung besi. Besi atau Fe terdapat di alam
sebagai oksida atau bijih besi. Logam besi sebagian besar diperoleh melalui serangkaian
proses pemurnian dan reduksi bijih besi. Melalui proses ini diperoleh lelehan besi mentah
atau pig iron yang masih mengandung pengotorpengotor, terutama, karbon, silkon, mangan,
sulfur, dan fosfor.
Dalam penggunaannya pada bidang teknik diharuskan memilih bahan logam yang
sesuai dengan keperluan aplikasi dalam hal kekuatan, kekerasan, kekuatan lelah, ketahan
korosi dan sebagainya sehingga dalam pemakaiannya akan memberikan hasil yang paling
optimal.
Sifat-sifat yang diperlukan di dalam aplikasi sangat dipengaruhi oleh struktur bahan
tersebut, sedangkan struktur yang terbentuk dipengaruhi oleh komposisi kimia, teknik/proses
pembuatan serta proses perlakuan panas yang diberikan kepada logam tersebut.
Baja adalah logam campuran (alloy) yang tediri dari besi (Fe) dan karbon (C). Jadi, baja berbeda
dengan besi (Fe), aluminium (Al), seng (Zn), tembaga (Cu), dan titanium (Ti) yang
merumpakan logam murni. Proses peleburan baja dapat dilakukan dengan menggunakan
bahan baku berupa besi kasar (pig iron) atau berupa besi spons (sponge iron). Disamping
itu bahan baku lainnya yang biasanya digunakan adalah skrap baja dan bahan bahan
penambah seperti ingot ferosilikon, feromangan, dan batu kapur.
Pembuatan baja ini dapat dilakukan dengan empat proses, yaitu dengan proses
Bassemer, proses Open Hearth Furnance (proses terbuka) dan proses BOP (Basic Oxygen
Process). Pada laporan ini akan menjelaskan proses pembuatan baja dengan Basic Oxygen
Process.
2. Tinjauan Pustaka
Proses pembuatan baja umumnya berlangsung di tungku oksigen-basa (Basic Oxygen
Furnace). Bahan-bahan utama yang digunakan dalam proses peleburan dengan BOF adalah :
besi kasar cair (65-85%), skrap baja (15-35%), batu kapur dan gas oksigen (kemurnian
99,5%).
Pada proses ini, besi tuang dicampur dengan besi rongsokan. Kemudian besi tuang
akan meleleh. Gas oksigen dialirkan ke dalam tungku melalui pipa pengalir (oxygen lance)

dan bereaksi dengan cairan logam di dalam tungku. Gas oksigen akan mengikat karbon dari
besi kasar berangsur-angsur turun sampai mencapai tingkat baja yang dibuat. Disamping itu,
selama proses oksidasi berlangsung terjadi panas yang tinggi sehingga dapat menaikkan
temperatur logam cair sampai diatas 1650oC.
Pada saat oksidasi berlangsung, ke dalam tungku ditambahkan batu kapur. Batu kapur
tersebut kemudian mencair dan bercampur dengan bahan-bahan impuritas (termasuk bahanbahan yang teroksidasi) membentuk terak yang terapung diatas baja cair.
Hingga saat ini metode BOP banyak digunakan karena baja yang dihasilkan efisiensi
tinggi karena pemakaian gas oksigen dengan kemurnian yang tinggi sebagai gas oksidator
utama untuk memurnikan baja, prosesnya cepat (20-30 menit), pengontrolan kualitas mudah
dilakukan, serta mudah mencampurkan logam-logam lain untuk membuat baja aliasi. Selain
itu konstruksi BOF relatif sederhana, bagian luarnya dibuat dari pelat baja sedangkan dinding
bagian dalamnya dibuat dari bata tahan api (firebrick). Kapasitas BOP ini biasanya bervariasi
antara 35 ton sampai dengan 200 ton.

Gambar 1. Basic Oxygen Process


Kelebihan proses BOF dibandingkan proses pembuatan baja lainnya:

1. Dari segi waktu peleburan bajanya relatif lebih singkat dibandingka dengan waktu
peleburan baja dengan proses lainnya yaitu hanya sekitar 60 menit untuk setiap proses
peleburan.
Tidak perlu tuyer dibagian bawah.
Phospor dan sulfur dapat dihilangkan terlebih dahulu drpada karbon.
Biaya operasi murah.
BOF menggunakan O2 murni tanpa nitrogen

2.
3.
4.
5.

3. Metodeologi
3.1.Proses Peleburan Baja
Proses peleburan baja dapat dilakukan dengan menggunakan bahan baku
berupa besi kasar (pig iron) atau berupa besi spons (sponge iron). Disamping itu
bahan baku lainnya yang biasanya digunakan adalah scrap baja dan bahan-bahan
penambah seperti ingot ferosilikon, feromangan dan batu kapur. Proses peleburan
dapat dilakukan pada tungku BOF (Basic Oxygen Furnace) dan pada tungku busur
listrik (Electric Arc Furnace atau disingkat EAF). Tanpa memperhatikan tungku atau
proses yang diterapkan, proses peleburan baja pada umumnya mempunyai tiga tujuan
utama, yaitu:
1. Untuk mengurangi bahan-bahan impuritas sebanyak mungkin yang dapat terjadi
pada proses peleburan baja.
2. Mengatur kadar karbon yang terkandung dalam baja agar sesuai dengan tingkat
grade atau spesifikasi baja yang diinginkan.
3. Menambah elemen-elemen pemadu yang diinginkan pada proses peleburan baja.
3.2.

Proses Peleburan Baja dengan BOF (Basic Oxygen Furnace)


Proses BOF menggunakan oksigen murni sebagai pengganti uap air yang
ditiupkan pada besi kasar cair untuk membakar zat kotoran yang tersisa. Bejana BOF
biasanya berdiameter dalam 5 m dengan kemampuan dapat memproses 35-200 ton
dalam satu pemanasan.
Peleburan baja dengan BOF ini juga termasuk proses yang paling baru dalam
industri pembuatan baja. Konstruksi tungku BOF relative sederhana dan pada bagian
dinding luarnya terbuat dari pelat baja , sedangkan pada dinding dalamnya terbuat dari
bata tahan api (fire brick).
Proses tanur oksigen basa (Basic Oxygen Furnace, BOF) menggunakan besi
kasar cair (65-85%) yang dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan dasar utama
dalam proses BOF ini , kemudian dicampur dengan besi bekas (skrap baja) sebanyak
(15-35%), batu kapur dan gas oksigen (dengan kemurnian 99,5%). Panas ditimbulkan

dari hasil reaksi dengan oksigen, gagasan ini dicetuskan oleh Bessemer sekitar tahun
1800.
Besi bekas (scrap) sebanyak kurang lebih 30% dimasukkan ke dalam bejana
yang dilapisi oleh batu tahan api basa. Kemudian logam panas dimasukkan pula ke
dalam bejana tersebut. Suatu pipa aliran oksigen yang didinginkan dengan
menggunakan air dimasukkan ke dalam bejana hingga batas mencapai 1-3 m di atas
permukaan logam cair dengan kecepatan tinggi dan pada tekanan 1400 kN/m2. Gas
oksigen akan mengikat karbon dari besi kasar hingga perlahan-lahan turun sampai
mencapai tingkat baja yang akan dibuat. Proses oksidasi yang terjadi berlangsung
pada keadaan panas yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan naiknya temperatur
logam cair sampai diatas 1650oC. Pada saat proses oksidasi berlangsung, batu kapur
dimasukkan kedalam tungku untuk menurunkan kadar phosporus dan sulfur. Batu
kapur tersebut kemudian akan mencair dan bercampur dengan bahan-bahan impuritas
yaitu kalasium fluor (termasuk bahan-bahan yang teroksidasi : unsur-unsur karbon,
mangan dan silikon)

sehingga dapat mengikat kotoran-kotoran seperti fosfor ,

belerang dan membentuk terak yang terapung diatas baja cair.


Reaksi oksidasi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2C +O 2 2 CO( juga CO 2)
Si+O2 SiO2
2 Mn +O2 2 MnO
4 P+5 O2 2 P2 O5

Bila proses oksidasi telah selesai maka pipa aliran oksigen dikeluarkan dari
tungku, kemudian benda uji dari baja cair diambil untuk dianalisa komposisi kimia.
Setelah komposisi kimia tercapai, maka dilakukan penuangan ke dalam label ketika
temperatur baja cair sekitar 1650oC. Di dalam label dilakukan skimming untuk
membersihkan terak dari permukaan baja cair dan proses perlakuan logam cair (metal
treatment) yang terdiri dari proses pengurangan impuritas dan penambahan elemenelemen pemadu atau lainnya dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas baja cair
sebelum dituang ke dalam cetakan. Jenis baja yang dihasilkan oleh proses ini adalah
baja karbon dan baja paduan 0,1% < C < 2,0%.

Gambar 2. Proses Pembuatan Baja Dengan Tanur Oksigen Basa (Basic Oxygen Furnace atau BOF)
4. Daftar Pustaka

Daryus, Asyari. 2008. Diktat Kuliah : Proses Produksi. Fakultas Teknik,


Universitas Darma Persada, Jakarta.
Yunarti, nestri. 2012. Baja : Paduan Besi dan Karbon. Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Semarang.
https://yogoz.wordpress.com/tag/peleburan-baja-dengan-metode-bof-basic-oxygenfurnace/ (Diakses pada tanggal 22 Februari 2015, pukul: 12:36 WIB)
http://muslimlutfi.blogspot.com/2012/12/makalah-teknologi-bahan.html

(Diakses

pada tanggal 22 Februari 2015, pukul: 14.00 WIB)


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196802161994022SOJA_SITI_FATIMAH/Kimia_industri/BESI_BAJA.pdf (Diakses pada tanggal 22 Februari
2015, pukul 15:36)
http://www.aws.org/itrends/2004/01/it0104-21.pdf (Diakses pada tanggal 22 Februari
2015, pukul 13:01 WIB)

Anda mungkin juga menyukai