DENGAN KOMPLIKASI
Kelompok IX
Andrian Yasin
Kiki Fatmawati Pakaya
Reinaldy O.Y. Dimpudus
LAPORAN PENDAHULUAN
DEPRESI POST PARTUM
A. Konsep Medis
1. Definisi
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah
melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapan pun
bahkan sampai 1 tahun kedepan. Depresi postpartum pertama kali
ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988. Pitt menyatakan bahwa depresi
post parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan
menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan
kehilangan libido (kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan
suami).
2. Etiologi
Disebabkan karena gangguan
hormonal. Hormon yang terkait
dengan terjadinya depresi post
partum adalah prolaktin, steroid dan
progesterone. Berikut 4 faktor lainnya
penyebab depresi post partum:
Faktor konstitusional
Faktor fisik
Faktor psikologi
3. Manifestasi Klinis
Gejala yang menonjol dalam depresi post partum
adalah trias depresi yaitu:
Berkurangnya energy
Penurunan efek
Hilang minat (anhedonia)
4. Penatalaksanaan
Ada dua macam perawatan depresi :
a.) Terapi bicara
Adalah sesi bicara dengan terapi, psikologi
atau pekerja sosial untuk mengubah apa
yang difikir, rasa dan lakukan oleh
penderita akibat menderita depresi.
b.) Obat medis
Obat anti depresi yang diresepkan oleh
dokter, sebelum mengkonsumsi obat anti
depresi, sebaiknya didiskusikan benar obat
mana yang tepat dan aman bagi bayi
untuk dikonsumsi oleh ibu hamil atau ibu
B. Konsep Keperawatan
1.Pengkajian
a. Identitas klien.
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
. Riwayat Kesehatan Sekarang
. Riwayat Kesehatan Dahulu
. Riwayat kesehatan keluarga
a. Struktur dan Fungsi Keluarga
b. Pemeriksaan Fisik
2. Diagnosa Keperawatan
I.
II.
III.
IV.
LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM (NIFAS)
A. Konsep Medis
1. Definisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai
sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu
(Hadijono,2008:356)
Periode pascapartum (puerperium) ialah masa
enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum
hamil (Bobak,2004:492)
Post partum (nifas) secara harafiah adalah
sebagai masa persalinan dan segera setelah
kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif
2. Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :
Puerperium dini adalah kondisi kepulihan
dimana seorang ibu sudah diperbolehkan
berdiri dan berjalan
Puerperium Intermedial adalah kondisi
kepulihan organ genital secara menyeluruh
dengan lama 6-8 minggu
Remote Puerperium waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
saat hamil atau waktu persalinan mengalami
komplikasi. Waktu yang diperlukan untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan
ataupun tahunan.
3. Manifestasi Klinis
Pada masa puerperium atau nifas
tampak
perubahan dari alat alat / organ
reproduksi yaitu :
a. Sistem Reproduksi
Uterus
Vagina dan Perineum
b. Payudara
c. Sistem Pencernaan
d. Sistem Perkemihan
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Komplikasi
Pembengkakan payudara
Mastitis (peradangan pada
payudara)
Endometritis (peradangan pada
endometrium)
Post partum blues
Infeksi puerperalis ditandai dengan
pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan
terinfeksi atau pengeluran cairan
berbau dari jalan lahir selam
6. Penatalaksanaan Medis
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian Fisik
Riwayat kesehatan sebelumnya
Tanda-tanda Vital
Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara,
management engorgement, kondisi putting, pengeluaran ASI.
Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,
striae.
Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.
Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.
Rektum: hemoroid, dll.
Aktivitas sehari-hari.
Pengkajian Psikologis
Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan.
Spesifik: depresi postpartum.
Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan
penurunan libido.
2. Diagnosa Keperawatan
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM KOMPLIKASI INFEKSI
A. Konsep Medis
1. Definisi
Infeksi adalah berhubungan dengan berkembang biaknya mikroorganisme dalam tubuh manusia
yang disertai dengan reaksi tubuh terhadapnya
(Zulkarnain Iskandar, 1998).
Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau
demam setelah melahirkan) ialah infeksi klinis
pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari
setelah abortus atau persalinan (Bobak, 2004).
2. Etiologi
Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman
masuk dalam tubuh pada saat berlangsungnya
proses persalinan. Diantaranya, saat ketuban
pecah sebelum maupun saat persalinan
berlangsung sehingga menjadi jembatan
masuknya kuman dalam tubuh lewat rahim.
Infeksi bisa timbul akibat bakteri yang sering
kali ditemukan didalam vagina (endogenus)
atau akibat pemaparan pada agen pathogen
dari luar vagina (eksogenus) (Bobak, 2004).
Namun biasanya infeksi ini tidak menimbulkan
penyakit pada persalinan, kelahiran, atau
pascapersalinan.
3. Manifestasi Klinis
Rubor (kemerahan), kalor (demam
setempat) akibat vasodilatasi dan
tumor (benngkak) karena eksudasi.
Ujung syaraf merasa akan
terangsang oleh peradangan
sehingga terdapat rasa nyeri (dolor).
Nyeri dan pembengkan akan
mengakibatkan gangguan faal, dan
reaksi umum antara lain berupa sakit
kepala, demam dan peningkatan
denyut jantung.
4. Patofisiologi
Reaksi tubuh dapat berupa reaksi lokal dan dapat pula
terjadi reaksi umum. Pada infeksi dengan reaksi umum akan
melibatkan syaraf dan metabolik pada saat itu terjadi reaksi
ringan limporetikularis diseluruh tubuh, berupa proliferasi
sel fagosit dan sel pembuat antibodi (limfosit B). Kemudian
reaksi lokal yang disebut inflamasi akut, reaksi ini terus
berlangsung selama menjadi proses pengrusakan jaringan
oleh trauma. Bila penyebab pengrusakan jaringan bisa
diberantas, maka sisa jaringan yang rusak disebut debris
akan difagositosis dan dibuang oleh tubuh sampai terjadi
resolusi dan kesembuhan. Bila trauma berlebihan, reksi sel
fagosit kadang berlebihan sehingga debris yang berlebihan
terkumpul dalam suatu rongga membentuk abses atau
bekumpul dijaringan tubuh yang lain membentuk flegman
(peradangan yang luas dijaringan ikat). (Sjamsuhidajat, R,
1997 ).
5. Komplikasi
Peritonitis
(peradangan selaput
rongga perut)
Tromboflebitis pelvika (bekuan darah
di dalam vena panggul), dengan
resiko terjadinya emboli pulmoner.
Syok toksik akibat tingginya kadar
racun yang dihasilkan oleh bakteri di
dalam darah. Syok toksik bisa
menyebabkan kerusakan ginjal yang
berat dan bahkan kematian.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Data demografi : nama, umur, pekerjaan,
pendidikan, agama, suku bangsa, alamat.
Keluhan utama : adanya nyeri perubahan fungsi
seksual, luka.
Riwayat penyakit dahulu : apakah klien dan
keluarga pernah menderita penyakit yang sama.
Riwayat penyakit sekarang : klien mengalami
infeksi alat kelamin
Riwayat seksual, termasuk riwayat PMS
sebelumnya, jumlah pasangan seksual pada saat
ini, frekuensi aktifitas seksual secara umum.
Gaya hidup, penggunaan obat intravena atau
pasangan yang menggunakan obat intravena;
merokok, alcohol, gizi buruk, tingkat stress yang
tinggi.
2. Diagnosa Keperawatan
I.
II.
III.
LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM KOMPLIKASI PERDARAHAN
A. Konsep Medis
1. Defenisi
Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih
dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir
2. Etiologi
Penyebab umum perdarahan postpartum
adalah:
1) Atonia Uteri
2) Retensi Plasenta
3) Sisa Plasenta dan selaput
4) ketubanTrauma jalan lahir
5) Penyakit darah
6) Hematoma
7) Inversi Uterus
8) Subinvolusi Uterus
3. Manifestasi Klinis
Gejala Klinis berdasarkan penyebab:
a) Atonia Uteri
b) Robekan jalan lahir
c) Retensio plasenta
d) Tertinggalnya plasenta (sisa
plasenta)
e) Inversio uterus
4. Patofisiologi
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus
melebar untuk meningkatkan sirkulasi ke sana, atoni uteri
dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus
menurun sehingga pembuluh darah-pembuluh darah yang
melebar tadi tidak menutup sempurna sehingga
perdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir
seperti epiostomi yang lebar, laserasi perineum, dan
rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena
terbukanya pembuluh darah, penyakit darah pada ibu;
misalnya afibrinogemia atau hipofibrinogemia karena tidak
ada atau kurangnya fibrin untuk membantu proses
pembekuan darah juga merupakan penyebab dari
perdarahan postpartum. Perdarahan yang sulit dihentikan
bisa mendorong pada keadaan shock hemoragik.
5. Pemeriksaan Penunjang
1)
2)
3)
4)
5)
6)
6. Terapi
Pijat dengan lembut boggi uterus, sambil menyokong segmen uterus bagian bawah
untuk menstimulasi kontraksi dan kekuatan penggumpalan. Waspada terhadap
kekuatan pemijatan. Pemijatan yang kuat dapat meletihkan uterus, mengakibatkan
atonia uteri yang dapat menyebabkan nyeri. Lakukan dengan lembut. Perdarahan
yang signifikan dapat terjadi karena penyebab lain selain atoni uteri.
Dorongan pada plasenta diupayakan dengan tekanan manual pada fundus uteri. Bila
perdarahan berlanjut pengeluaran plasenta secara manual harus dilakukan.
Pantau tipe dan jumlah perdarahan serta konsistensi uterus yang menyertai selama
berlangsungnya hal tersebut. Waspada terhadap darah yang berwarna merah dan
uterus yang relaksasi yang berindikasi atoni uteri atau fragmen plasenta yang
tertahan. Perdarahan vagina berwarna merah terang dan kontra indikasi uterus,
mengindikasikan perdarahan akibat adanya laserasi.
Berikan kompres es salama jam pertama setelah kelahiran pada ibu yang beresiko
mengalami hematoma vagina. Jika hematoma terbentuk, gunakan rendam duduk
setelah 12 jam.
Pertahankan pemberian cairan IV dan mulai cairan IV kedua dengan ukuran jarum 18,
untuk pemberian produk darah, jika diperlukan. Kirim contoh darah untuk penentuan
golongan dan pemeriksaan silang, jika pemeriksaan ini belum dilakukan diruang
persalinan.
Pemberian 20 unit oksitodin dalam 1000 ml larutan RL atau saline normal, terbukti
efektif bila diberikan infus intra vena + 10 ml/mnt bersama dengan mengurut uterus
secara efektif
Bila cara diatas tidak efektif, ergonovine 0,2 mg yang diberikan secara IV, dapat
merangsang uterus untuk berkontraksi dan berelaksasi dengan baik, untuk mengatasi
perdarahan dari tempat implantasi plasenta.
Pantau asupan dan haluaran cairan setiap jam. Pada awalnya masukan kateter foley
untuk memastikan keakuratan perhitungan haluaran.
B. Konsep Medis
1. Pengkajian
Pengkajian terhadap klien post meliputi :
. Identitas klien
. Riwayat kesehatan
. Riwayat obstetrik
. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda,
hamil tua, apakah ada abortus, retensi
plasenta
. Riwayat persalinan
. Riwayat nifas
2. Pemeriksaan Fisik
3. Diagnosa Keperawatan
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
TERIMA KASIH