OLEH:
DIGNA FRANSISKA KONO
NIM:1346201182
KELAS/SEMESTER:B/IV
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKADAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PGRI NTT
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Ku Haturkan kepada Tuhan karena izinNya, karya ilmiah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler pada semester IV tahun ajaran 2014 dengan
judul Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik.
Dengan mengerjakan tugas ini, kami diharapkan untuk lebih mengenal tentang Struktur penyusun
sel prokariotik maupun sel eukariotik,bentuk selnya, serta perbedaan antara sel prokariotik dan
eukariotik.
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis banyak cukup mengalami kesulitan karena kurangnya
pengetahuan dan sarana penunjang. Namun berkat bimbingan, doa dan Motivasi dari beberapa
pihak akhirnya karya ilmiah ini dapat diselesaikan dan terima kasih kepada:
Bpk. Moses Tokan, M.Si., dan Bpk. Yoseph Lawa,S.Pd.M.Biotech., sebagai dosen pengasuh mata
kuliah Biologi Sel dan Molekuler Prodi.Biologi, Fakultas MIPA.,Universitas PGRI NTT.
1. Pendamping yang selalu menolongku.
Penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan
saran positif yang dapat membangun dalam penyempurnaan makalh ini.
Semoga karya ilmiah sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pada era yang serba teknologi saat ini, kemajuan di bidang pendidikan sangatlah bertambah
dari waktu ke waktu. Kemajuan yang dicapai antara lain dalam bidang sosial,bidang informasi
maupun bidang pendidikan,termasuk pengetahuan dalam ilmu biologi tentang Sel terutama
yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik , struktur
penyusun dan fungsinya masing-masing, juga akan dibahas tentang sel hewan dan sel
tumbuhan,serta perbedaan-perbedaannya.
Sel sangat mendasar bagi Ilmu Biologi sebagaimana atom dalam Ilmu Kimia. Seluruh
Organisme terdiri dari sel. Dalam hirarki organisasi biologis, sel ini merupakan kumpulan
materi paling sederhana yang dapat hidup. Selain itu terdapat beragam bentuk kehidupan
yang berwujud sebagai organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks termasuk
tumbuhan dan hewan yang bersifat multiseluler,artinya tubuhnya merupakan kerjasama
antara berbagai jenis sel terspesialisasi yang tidak akan bertahan hidup dalam jangka waktu
lama jika masing-masing berdiri sendiri. Namun demikian jika sel disusun dalam tingkat
organisasi yang lebih tinggi,seperti jaringan dan organ, maka sel dapat dipisahkan sebagai
sebuah unit dasar dari struktur dan fungsi suatu organisme.
1.2
TUJUAN
1. Membantu mahasiswa agar lebih semangat untuk belajar biologi sel dan molekuler.
2.Memahami teori dan berbagai bentuk sel yang termasuk dalam golongan Prokariotik dan
Eukariotik.
3. Mengetahui perbedaan antara sel Prokariotik dan sel Eukariotik.
BAB II
ISI
1.1
DEFINISI
Istilah sel berasal dari bahasa Latin yaitu cellula yang berarti ruang kecil. Istilah tersebut
diberikan oleh ahli fisika-matematika dan arsitek kebangsaan ingggris Roberth Hook tahun
1665. Ia menemukan irisan gabus botol dibawah mikroskop, bahwa adanya unit-unit kecil yang
dibatasi oleh dinding-dinding pada penampang gabus tersebut.
Pada tahun 1838 ahli botani Matthias Schleden dan ahli zoologi Theodor Schwan keduanya
tertarik dengan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan,
mereka mengajukan konsep bahwa organisme tersusun atas sel dan sel merupakan kesatuan
struktural makhluk hidup. Dari semua pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa sel
merupakan unit struktural dan fungsi terkecil suatu makhluk hidup.
Biologi sel (juga disebut Sitologi dari bahasa Yunani:Kytos: wadah) adalah Ilmu yang
mempelajari Sel. Pengetahuan tentang persamaan dan perbedaan antara berbagai sel
merupakan hal yang penting khususnya dalam ilmu biologi sel dan biologi molekuler.Penelitian
biologi sel sangat berkaitan erat dengan Genetika,Biokimia,Biologi Molekuler dan Biologi
Perkembangan.
Sel prokariotik merupakan sel yang tidak memiliki sistem endomembran sehingga sel tipe ini
memiliki materi inti yangtidak dibatasi oleh sistem membran. Sel prokariotik terdapat pada
bakteri dan ganggang biru.
Sel eukariotik merupakan tipe sel yang memiliki sistem endomembran. Pada sel eukariotik ini
tampak jelas karena dibatasi oleh membran. Pada sel ini Sitoplasma memiliki berbagai jenis
organel, seperti badan golgi, retikulum endoplasma(RE),kloroplas (khusus pada
tumbuhan),mitokondria,badan mikro dan lisosom.
1.2 Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik.
Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe prokariotik.Untuk itu mempelajari struktur dan
fungsi pada sel prokariotik, sel bakteri merupakan contoh yang cukup mewakili dari berbagai tipe sel prokariotik. Bakteri
memiliki ukuran (panjang) berkisar antara 0,15 15. Struktur sel bakteri terdiri dari bagian luar sebagai penutup sel dan
sitoplasma (Gambar 1).
Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula, dinding sel, dan membran plasma.Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa
lendir yang berfungsi untuk melindungi sel.Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti karbohidrat,protein,dan beberapa
garam anorganik serta berbagai asam amino. Berdasarkan struktur dinding selnya, bakteri dikelompokkan menjadi bakteri
Gram Negatif dan bakteri Gram Positif.
Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat dan reproduksi. Sedangkan membran dalam
merupakan bagian penutup yang paling dalam. Membran plasma bakteri mengadung enzim oksida dan respirasi.Fungsinya
serupa dengan fungsi mitokondria pada sel eukariotik. Membran plasma pada bakteri membentuk lipatan-lipatan yang
berlapis-lapis. Lipatan ini disebut desmosom.
Pada beberapa daerah membran plasma membentuk lipatan ke arah dalam disebut mesosom. Fungsi mesosom yaitu untuk
respirasi dan sekresi dan menerima DNA pada saat konyugasi.Beberapa bakteri memiliki alat gerak berupa flagel.
Beberapa bakteri lainnya mengandung villia yang berfungsi untuk melekatkan diri.
Sitoplasma merupakan bagian dalam sel bakteri. Sitoplasma berbentuk koloid yang agak padat yang mengandung butiranbutiran protein, glikogen, lemak dan berbagai jenis bahan lainnya.
Pada sitoplasma sel bakteri tidak ditemukan organel-organel yang memiliki sistem endomembran seperti badan Golgi,
retikulum endoplasma (RE), kloroplas,mitokondria, badan mikro, dan lisosom. Sedangkan ribosom banyak ditemukan pada
sitoplasma bakteri. Materi genetik bakteri berupa DNA atau kromosom bakteri atau genophore terdapat dalam sitoplasma,
di daerah inti yang tidak dibatasi oleh sistem membran,yang disebut nucleoid. Pada beberapa bakteri di dalam
sitoplasmanya ada yang mengandung kromophore yaitu bakteri yang mengandung krlorofil.
Gambar; Struktur umum sel prokariotik terdiri dari kapsul, dinding sel (membran luar dan
peptidoglikan merupakan anggota karbohidrat), membran plasma, sitoplasma yang
mengandung ribosom dan nukleoid.
Gambar ini melukiskan bakteri berbentuk batang karena tidak mempunyai organel yang
terbungkus, seperti pada eukariota(bentuk/struktur prokariotik lebih sederhana).
Area tempat DNA disebut daerah Nukleoid dan tidak ada membran yang memisahkan antara
DNA dengan bagian sel yang lainnya.Prokariota memiliki banyak ribosom yang merupakan
tempat sintesis protein. Batas sel ialah membran plasma. Di luar membran plasma ini terdapat
dinding sel yang cukupkaku dan seringkali berupa kapsul luar yang biasanya mirip jely. Sebagian
bakteri memiliki flagela(organel pergerakan), fili(struktur pelekatan) atau keduanya yang
menonjol dari permukaannya.
2.3 Struktur dan Fungsi Sel Eukariotik.
Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini secara
struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut memiliki fungsi
yang sangat khas yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan berperan penting untuk
menyokong fungsi sel. Organisme yang memiliki tipe sel ini antara lain hewan, tumbuhan,
dan jamur baik multiseluler maupun yang uniseluler.
Tipe sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda dengan pada hewan. Pada sel
hewan, pada bagian luar sel tidak ditemukan adanya dinding sel, sebaliknya pada tumbuhan
dan jamur ditemukan adanya dinding sel. Walaupun demikian dinding sel tumbuhan dan sel
jamur secara kimiawi berbeda penyusunnya. Pada jamur didominasi oleh chitin sedangkan
pada tumbuhan selulosa. Pada tumbuhan ditemukan adanya organel kloroplas sedangkan
pada jamur dan hewan tidak ditemukan. Selain perbedaan tersebut pada dasarnya baik sel
hewan, tumbuhan, dan jamur memiliki struktur yang serupa.
Gambar umum sel hewan ini merupakan gabungan dari seluruh struktur yang paling sering
ditemukan dalam sel hewan.
Di dalam sel terdapat berbagai komponen yang disebut organel-organel kecil yang sebagian besar
diselubungi oleh membran. Organel yang paling menonjol dalam sel hewan biasanya adalah
Nukleus. Kromatin di dalam nukleus terdiri dari DNA yang membawa gen, bersama-sama
dengan protein. Kromatin ini sebenarnya merupakan kumpulan struktur terpisah yang disebut
Kromosom,yang tampak sebagai unit terpisah hanya pada sel yang sedang membelah.Bagianbagan pada kromatin dalamnukleus yang saling bersambungan ialah satu atau lebih
nukleoli(nukleolus tunggal). Nukleoli terlibat dalam produksi partikel yang disebut
Ribosom,yang mensintesis protein.Nukleus dibatasi oleh selubung berpori yang terdiri dari dua
membran.Sebagian besar kegiatan metabolisme sel terjadi di dalam sitoplasma,seluruh daerah
antara nukleus dan membran plasma yang melindungi sel.
Gambar Sel tumbuhan; tampak dalam gambar di atas struktur sel tumbuhan yang
memiliki sistem endomembran sehingga pada sel tipe ini ditemukan berbagai
organel pada sitoplasmanya. Pada gambar tampak organel kloroplas, hanya
terdapat pada tumbuhan, selain organel yang serupa ditemukan pada sel
hewan. Selain itu tampak adanya beberapa bagian sel yang hanya dimiliki
oleh tumbuhan seperti : dinding sel dan plasmodesmata.
Secara Anatomi, sel dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu: Selaput Plasma (Membran Plasma atau
Plasmalemma), Sitoplasma dan Organel Sel, Inti Sel (Nukleus).
1. Membran sel
Membran sel tersusun oleh lipoprotein. Membran sel adalah meliputi luar dari sel yang
melindungi organel internal. Atau dikenal sebagai membran plasma, melaksanakan
berbagai fungsi vital.
Ini adalah fakta umum bahwa sel adalah blok bangunan dasar kehidupan. Sebuah sel
membentuk unit struktural dan fungsional dasar dari setiap makhluk hidup.
Sementara beberapa organisme, seperti bakteri bersel tunggal, sebagian besar
makhluk hidup lainnya yang multiseluler. Dalam kasus organisme multiseluler, ada
berbagai jenis sel, yang ditugaskan dengan tugas yang berbeda. Ketika fungsi dari
berbagai jenis sel bervariasi, bagian-bagian individu dari sel juga memiliki tugas
mereka sendiri.
Pada dasarnya ada dua jenis sel eukariotik serta prokariotik. Sedangkan tanaman,
hewan, jamur, protozoa, dll memiliki sel eukariotik, sel prokariotik ditemukan pada
bakteri saja. Struktur dasar sel eukariotik yang bersangkutan termasuk bagian
seperti Ribosom, DNA, vesikel, retikulum endoplasma (RE) aparatus Golgi,
sitoskeleton, mitokondria, vakuola, sentriol, lisosom, sitoplasma, membran plasma
dan dinding sel. Sementara sel-sel tumbuhan memiliki vakuola besar dan dinding sel
tertentu, sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel tetapi beberapa mungkin memiliki
vakuola yang sangat kecil. Jadi dalam kasus sel hewan, membran sel adalah penutup
terluar.
a. Struktur membran sel
membran plasma atau plasmalemma, membran sel adalah salah satu bagian penting
dari sebuah sel yang membungkus organel internal. Membran ini memisahkan
interior sel dari lingkungan luar. Lebih tepatnya, membran ini secara fisik
memisahkan isi sel dari lingkungan luar, tetapi pada tanaman, jamur, dan beberapa
bakteri, ada dinding sel yang mengelilingi membran ini. Namun, dinding sel
bertindak sebagai dukungan mekanis yang pejal. Fungsi sebenarnya dari membran
sel adalah sama dalam kedua kasus dan tidak banyak diubah oleh kehadiran semata
dari dinding sel.
Fosfolipid
Membran sel terbuat dari dua lapis fosfolipid dan setiap molekul fosfolipid memiliki
kepala dan sepasang ekor. Kepala daerah hidrofilik (ketertarikan terhadap molekul
air) dan ujung ekor hidrofobik (tinggal jauh dari molekul air). Kedua lapisan fosfolipid
yang diatur sedemikian rupa sehingga daerah kepala membentuk permukaan luar
dan dalam membran ini dan ekor berakhir mendekati ke tengah membran sel. Selain
fosfolipid, membran sel menampung jenis molekul protein, yang tertanam di lapisan
fosfolipid. Sebagian besar dari molekul protein ini serta fosfolipid ini mampu
pergerakan lateral.
Protein membran
Protein ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga subdivisi utama integral, protein
perifer dan lipid-anchored. Bagian integral menjangkau seluruh lebar membran sel,
sedangkan yang perifer ditemukan pada permukaan bagian dalam atau luarnya.
Mereka yang berada di kategori ketiga ditemukan berlabuh ke membran dengan
bantuan molekul lipid. Sementara beberapa molekul protein memberikan dukungan
struktural pada membran, beberapa lainnya yang melekat pada sitoskeleton yang
tersuspensi dalam sitoplasma. Ada protein tertentu yang bertanggung jawab untuk
transportasi ion dan molekul melintasi membran sel. Beberapa protein memiliki
fungsi lain, seperti sel untuk komunikasi sel, identifikasi, aktivitas enzimatik dan
sinyal.
Beberapa protein membran plasma yang terletak di lapisan ganda lipid dan disebut
protein integral. Protein lain, yang disebut protein perifer, berada di luar dari lapisan
ganda lipid. Protein perifer dapat ditemukan di kedua sisi lapisan ganda lipid: dalam
sel atau di luar sel. Membran protein dapat berfungsi sebagai enzim untuk
mempercepat reaksi kimia, bertindak sebagai reseptor untuk molekul tertentu, atau
bahan transportasi melintasi membran sel.
Komponen lain: Komponen utama dari membran sel fosfolipid dan protein. Namun,
ia memiliki molekul kolesterol yang membuat membran kaku dan fleksibel. Mereka
juga membuat sulit untuk zat larut air untuk melewati membran. Pada permukaan
luar membran sel, glikolipid dan glikoprotein ditemukan. Mereka adalah apa-apa
selain lipid dan molekul protein melekat pada karbohidrat rantai pendek. Semua
komponen ini bekerja bersama-sama untuk melaksanakan fungsi membran sel.
Kolesterol
Ketika Anda mendengar kata kolesterol, hal pertama yang Anda mungkin pikirkan
adalah bahwa itu buruk. Namun, kolesterol sebenarnya merupakan komponen yang
sangat penting dari membran sel. Molekul kolesterol terdiri dari empat cincin
hidrogen dan atom karbon. Mereka adalah hidrofobik dan ditemukan di antara ekor
hidrofobik dalam lipid bilayer.
Molekul kolesterol sangat penting untuk menjaga konsistensi dari membran sel.
Mereka memperkuat membran dengan mencegah beberapa molekul kecil dari
persimpangan itu. Molekul kolesterol juga menjaga ekor fosfolipid sampai
bersentuhan dan pemadatan. Hal ini memastikan bahwa membran sel tetap cairan
dan fleksibel.
Karbohidrat
Karbohidrat, atau gula, kadang-kadang ditemukan menempel pada protein atau lipid
pada bagian luar membran sel. Artinya, mereka hanya ditemukan di sisi ekstraseluler
membran sel. Bersama karbohidrat ini membentuk glikokaliks.
Glikokaliks sel memiliki banyak fungsi. Hal ini dapat memberikan bantalan dan
perlindungan bagi membran plasma, dan juga penting dalam pengenalan sel.
Berdasarkan struktur dan jenis karbohidrat dalam glikokaliks, tubuh Anda dapat
mengenali sel dan menentukan apakah mereka harus berada di sana atau tidak.
Mereka Glikokaliks juga dapat bertindak sebagai perekat untuk menempelkan sel
bersama-sama.
Membran sel sendiri mempunyai mirip seperti rangka yang akan memberikan
dukungan bentuk pada sel yang dinamakan dengan jangkar Sitoskeleton, dan
membran sel juga berperan dalam tranportasi atau keluar masuknya zat dalam sel.
Membran sel juga berfungsi untuk: Interaksi dengan sel lain; Komunikasi dengan sel
lain; Melakukan Aktivitas Metabolik. Uraian topik ini akan dibahas pada judul lain
yaitu transportasi membran sel pada artikel berikutnya.
b. Fungsi membran sebagai penghalang fisik
Membran sel penting karena memisahkan dan melindungi sel dari lingkungannya.
Hal ini memungkinkan kondisi intraseluler sel menjadi sangat berbeda dengan
kondisi ekstraseluler. Sebagai contoh, sel-sel saraf dalam tubuh Anda akan
mempertahankan konsentrasi tinggi kalium dibagian dalam. Di luar, dalam cairan
ekstraselular, ada sangat sedikit kalium dan banyak sodium. Perbedaan konsentrasi
ini mutlak diperlukan untuk fungsi sel-sel saraf, yang mengirim sinyal atau impuls
saraf.
c. Fungsi membran sebagai selektif permeabel
Suatu struktur membran sel dan sifat, seperti memiliki daerah luar hidrofilik dan
daerah bagian hidrofobik, mencegah banyak zat memasuki atau meninggalkan sel.
Ini bagus karena itu berarti bahwa bahan-bahan yang tidak diinginkan tidak sengaja
masuk ke dalam sel. Namun, banyak bahan, seperti glukosa nutrisi, perlu untuk
menyeberangi membran sel. Selain itu, zat-zat limbah harus keluar dari sel. Jika
mereka tidak, limbah akan menumpuk dan menjadi racun bagi sel.
Membran sel mampu mengatur apa yang masuk dan apa yang keluar dari sel. Ini
disebut permeabilitas selektif. Hanya molekul yang sangat kecil, seperti air, oksigen
atau karbon dioksida, dapat dengan mudah melewati lipid bilayer dari membran sel.
Setiap zat lain yang harus melintasi membran sel harus melewati protein transport.
Protein ini sangat spesifik tentang apa yang mereka transportasikan. Misalnya,
membran sel Anda memiliki transporter yang hanya akan memungkinkan pergerakan
molekul glukosa. Ada yang lain dengan struktur yang berbeda yang hanya
mengangkut sodium.
2. Sitoplasma dan Organel-organel sel.
Sitoplasma merupakan zat yang terdapat di antara inti sel dan membran plasma.
Substansi sitoplasma yang permanen dan berperan aktif dalam proses metabolisme disebut organel.
Organel terdiri atas: retikulum endoplasma, kompleks Golgi, mitokondria, kloroplas(khusus tumbuhan),
lisosom, dan badan mikro merupakan kelompok organel yang dikelilingi oleh membran, sedangkan organel
lainnya yang tidak dikelilingi oleh membran antara lain ribosom dan sentriol. Organel-organel tersebut
memiliki struktur dan fungsi masing-masing yang khas yang membentuk satu kesatuan untuk mendukung
aktivitas sel. Selain itu,sitoskelet sebagai bagian dari sitoplama merupakan bagian yang cukup penting dari
sel.
Bagian sitoplasma yang tidak termasuk organel disebut dengan sitosol, biasanya berupa hasil metabolisme
sel atau substansi yang dimakan sel, misalnya butir-butir sekret; cadangan makanan seperti lemak,
karbohidrat, dan protein; kristal dan pigmen. Selain itu juga ditemukan adanya vakuola, pada hewan
biasanya relatif kecil.Sedangkan pada tumbuhan relatif lebih besar, dan bila sel sudah tua sel didominasi
oleh vakuola. Vakuola pada tumbuhan berfungsi antara lain tempat penyimpanan cadangan makanan.
Pada sel tumbuhan, sitoplasma dibedakan menjadi dua, yaitu yang berbatasan
dengan selaput plasma disebut ektoplasma dan yang di bagian dalam disebut
endoplasma. Ektoplasma lebih jernih dan kompak. Ektoplasma pada sel hewan
berupa selaput plasma itu sendiri. Endoplasma sel tumbuhan mengandung banyak
plastida (zat warna).
Aktivitas sel paling banyak terjadi di sitoplasma, seperti gilikolisis, metabolisme, dan
pembelahan sel. Pada tanaman, gerakan sitoplasma di sekitar vakuola dikenal
sebagai gelombang sitoplasma. Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap
jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan
yang lain.
Bagian utama yang terdapat pada sitoplasma yaitu; sitosol, organel dan inklusi.
a. Sitosol
Sitosol, yaitu bahwa bagian dari sitoplasma yang menempati ruang intrasel luar,
mengubah bentuk sel, kontraksi otot, aliran sitoplasma, perpindahan sel (misalnya
psudopodia) dan pembelahan sel. Filamen intermediet tersusun atas beberapa macam protein
yang mebentuk serat seperti kabel. Protein yang menyusunnya bermacam-macam seperti
keratin pada molekul protein rambut. Fungsinya memberi tegangan sel, mempertahankan
posisi nukleus dan organel tertentu.
Fungsi yang paling jelas dari sitoskeleton adalah untuk memberikan dukungan mekanis pada sel dna
mempertahankan bentuknya. Ini sangat penting untuk sel hewan,yang tidak memiliki dinding sel.
Kekuatan dan kelenturan sitoskeleton yang mengagumkan secara keseluruhan didasarkan pada
arsitekturnya. Sitoskeleton distabilkan oleh keseimbangan antara gaya-gaya yang berlawanan yang
dikerahkan oleh unsur-unsurnya.
Selain itu, sama seperti rangka hewan membantu mempertahankan posisi bagian tubuh lainnya,
sitoskeleton merupakan tempat bergantung banyak organel dan bahkan molekul enzim sitosol. Akan tetapi
sitoskeleton dapat secara cepat dibongkar dalam suatu bagian sel dan disusun di tempat yang baru,yang
mengubah bentuk sel tersebut.
Sitoskeleton juga teribat dalam beberapa jenis motolitas(gerak) sel. Istilah Motilitas sel mencakup
perubahan tempat sel maupun pergerakan bagian sel yang lebih terbatas.
Motilitas sel umumnya membutuhkan interaksi sitoskeleton dengan protein yang disebut molekul motor.
Kemungkinan terakhir fungsi sitoskeleton adalah pengaturan aktivitas biokomiawi sel.
Retikulum Endoplasma (RE).
Retikulum endoplasma adalah organel yang berupa kumpulan kantung seperti
membran berbentuk pipa, gelembung, dan kantung pipih yang meluas dalam
sitoplasma sel eukariot. Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri
atas sistem membran. Retikulum endoplasma dibagi dua kategori, yaitu retikulum
endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus. Retikulum Endoplasma sendiri
terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran dengan
ketebalan 4 nm (nanometer, 10-9 meter).
Retikulum endoplasma (RE) pertama kali diteliti pada tahun 1902 oleh seorang
ilmuwan Italian Emilio Veratti. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Keith Porter pada
tahun 1953 dan kemudian dia menamakannya retikulum endoplasma. Yang belum
terungkap dalam penemuan awal RE adalah susunan kimiawi dari RE itu sendiri. Saat
ini dengan menggunakan teknik ultrasentrifugasi differentielle yang mampu
memisahkan membran RE menjadi vesikula-vesikula kecil mengungkap analisa
bahwa membran RE mengandung berbagai macam zat seperti:
1. Protein dan lemak dengan jumlah 30% hingga 50%.
2. Sisanya berupa enzim tertentu yang diperlukan saat sintesa protein, metabolisme
lemak, maupun detoxifikasi.
Kata Retikulum berasal dari kata reticular yang berati anyaman benang atau jala.
Karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma) dan karena
strukturnya sebagian anyaman dan untuk sebagian besar terdapat dalam
endoplasma. Dengan ditemukannya Retikulum Endolplasma ini sebuah sel tidak lagi
dapat di anggap sebagai kantong yang berisi enzim, RNA, DNA, dan larutan-larutan
bahan yang dibatasi oleh membran luar seperti pada bakteri yang primitif.
Struktur RE.
Retikulum endoplasma adalah suatu kumpulan kantung seperti membran
berbentuk pipa, gelembung, dan kantung pipih yang meluas dalam sitoplasma sel
eukariot. Retikulum endoplasma dibagi dua kategori, yaitu retikulum endoplasma
kasar dan retikulum endoplasma halus. Kedua macam retikulum endoplasma ini
menyusun suatu sistem membran yang melingkupi suatu ruang. Bagian dalam
membran disebut dengan luminal atau ruang sisterna (cisternal space) dan daerah
diluar membran yang disebut ruang sitosolik (cytololic space). Retikulum
endoplasma kasar merupakan organel berbatas membran yang terusun dari suatu
kantong pipih yang disebut dengan sisterna. Sedangkan komponen membran dari
retikulum endoplasma halus berbentuk tubular. RE memiliki banyak bentuk
(polimorfik).
RE. Kasar
Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom sehingga
membran tidak tampak bersih. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka,
fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein. RE kasar memiliki
struktur khas yaitu setiap lembarannya tersusun atas 2 membran sel yang
kemudian menjadi satu pada bagian tepi sel masing-masing. Membran ini dibatasi
oleh kantong yang berbentuk sakulus.
Bentuk dan letak sakulus bervariasi, sesuai dengan jenis, struktur dan fungsi
sel.Misalnya RE kasar yang yang berada di pankreas, sakulus menjadi tampak
sistematis, terarah, serta paralel antara satu kantung dengan kantung lainnya.
Contoh RE kasar yang lain tampak pada sel-sel glandula dari acini pankreas dan
paratoide terdapat pada maxilla. Hampir seluruh sakulus yang diamati di bawah
mikroskop menempati bagian basal sitoplasma. Semakin aktif sebuah sel, maka
jumlah ribosom dan sakulur akan kian banyak.
RE. Halus
Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di
permukaannya. RE halus terbetuk dari satu labirin dengan kanalikuli yang halus,
saling berhubungan, serta berinfiltrasi dalam semua sitoplasma. RE halus
berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme
karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat
melekatnya reseptor pada protein membran sel. Jalur yang dibuka dengan RE
halus adalah jalur nutrisi dan mineral yang berhubungan dengan mitokondria,
transportasi.
Proporsi
Proporsi retikulum endoplasma halus sangat kecil, bila dibandingkan
dengan ER kasar. RE Halus kebanyakan ditemukan dalam sel-sel yang
secara aktif terlibat dalam sintesis dan metabolisme lipid. Ia jelas terlihat
dalam hati, ovarium, testis, otot, dll.
Badan Golgi (bahasa Inggris: golgi apparatus, golgi body, golgi complex atau
dictyosome) adalah organel yang dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel.
Badan golgi berupa kantung pipih bertumpuk yang tersusun dari ukuran besar
hingga ukuran kecil dan terikat membran. Badan golgi pertama kali ditemukan pada
tahun 1898 oleh Camillo Golgi. Badan golgi berfungsi untuk memproses protein dan
molekul lain yang akan dibawa keluar sel atau ke membran sel.
Karena ukurannya yang lebih besar dibandingkan organel yang lain, badan golgi
adalah salah satu organel yang pertama kali ditemukan dan diamati secara detail.
Badan golgi pertama kali ditemukan pada tahun 1898 oleh seorang dokter
berkebangsaan Italia, Camillo Golgi saat dia meneliti sistem saraf. Saat dia meneliti
di mikroskop, dia menemukan sebuah struktur. Beberapa orang meragukan
penemuannya pada awalnya dan menganggap bahwa struktur itu hanyalah ilusi
optik yang diciptakan oleh teknik observasi yang digunakan oleh Golgi. Setelah
perkembangan mikroskop modern di abad ke-20, penemuan tersebut dibuktikan.
Istilah badan Golgi digunakan pada tahun 1910 dan pertama kali muncul dalam
literatur ilmiah pada tahun 1913.
Struktur badan golgi mirip berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang
serta menjadi serangkaian pembuluh yang menyempit di ujungnya. Pembuluh yang
tampak tersebut berfungsi untuk mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta
zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel. Sekaligus menyumbang bahan bagi
pembentukan dinding sel, khususnya pada sel tumbuhan.
Badan Golgi tersusun atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut
sisterna dengan sejumlah lubang atau disebut dengan fenestrasi. Biasanya terdapat
tiga sampai delapan sisterna, namun ada sejumlah organisme yang memiliki badan
Golgi dengan puluhan sisterna. Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada
jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif melakukan sekresi protein
dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini biasanya terletak di antara retikulum
endoplasma dan membran plasma.
Dengan pengamatan di bawah mikroskop elektron, struktur badan Golgi lebih mirip
kantung-kantung pipih yang tersusun bertumpuk dan dibatasi membran. Masingmasing tumpukan biasanya tersusun atas 3 hingga 7 sakulus atau kantung. Tiap
tumpukan akan tampak cembung menghadap ke inti sel dan cekung menghadap
bagian luar sel. Untuk sakulus bagian atas mempunyai fenestra di bagian tepi.
Badan Golgi sering dijumpai di dekat nukleus atau inti sel. Badan Golgi juga terdapat
di pinggir sentrosom. Pada sentrosom, sentriol terdapat dalam lengkung Badan Golgi.
Selain itu, letak Badan Golgi juga dijumpai di sel-sel sekretoris seperti pankreas. Di
sel ini, Badan Golgi terdapat di antara inti dan apeks sel. Tepat di tempat pelepasan
hasil sekresi sel. Selain itu Badan Golgi membentu struktur mirip jala, seperti halnya
Golgi di sel saraf.
Badan Golgi terdapat di mana-mana dalam sel, terdiri dari membran dengan
ketebalan sekitar 68 nm. Unit dasar Badan golgi adalah diktiosom atau Golgi field.
Apparatus Golgi terdiri atas tumpukan 3-8 membran yang berbentuk arkuata
(menyerupai busur) dalam jarak dekat satu sama lainnya. Membran mengelilingi
isterna sempit yang panjang, yang sedikit melebar pada ujung-ujungnya. Sisterna
Golgi selalu didampingi vesikel Golgi vesicles, yang mengantar dan mengekspor
material (vesikel transpor). Materi yang diterima dari RE dimodifikasi dan disimpan
dalam badan golgi dan akhirnya dikirim di permukaan sel atau tujuan yang lain.
Jika membran plasma umumnya terdiri dari dua lapis sel, badan golgi mempunyai
struktur membran trilaminar yang lebih tipis dari plasmalema. Di permukaan badan
golgi tampak sejumlah vesikel-vesikel kecil dengan ukuran diameter 40 hingga 80
nm. Vesikel-vesikel itu berhubungan dengan sakulus, diduga berfungsi sebagai media
transportasi.
Membran badan golgi berbentuk tubulus dan vesikula. Membran berbentuk tubulus
mempunyai kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan oleh
badan golgi, diantaranya enzim untuk pembentuk dinding sel. Secara umum struktur
badan Golgi hampir serupa dengan Retikulum Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi
mempunyai berlapis-lapis ruangan saling tertutupi oleh oleh membran. Seperti
struktur kimia molekul badan Golgi mempunyai 2 bagian, cis dan trans.
Bagian cis dari badan golgi menerima vesikel-vesikel yang berasal dari Retikulum
Endoplasma Kasar. Vesikel ini kemudian diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan
Golgi. Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari sisi cis menuju ke sisi trans.
Setelah itu masing-masing ruangan tersebut akan memecahkan diri dan membentuk
vesikel yang lain. Dengan proses ini vesikel siap untuk disalurkan ke bagian-bagian
sel yang lain atau dikeluarkan dari dalam sel.
Fungsi Badan Golgi.
Sel mensintesis sebagian besar makromolekul. Badan golgi merupakan bagian yang
secara sistematis saat pembentukan jari tangan, atau hilangnya ekor berudu yang
mulai beranjak dewasa.
Ribosom merupakan komponen penting di dalam sel. Ukurannya berkisar 20-25 nm.
Ribosom tersusun dari RNA dan protein, terdiri dari sub unit besar dan sub unit kecil. Sub
unit besar dan sub unit kecil akan bergabung bila ribosom sedang menjalankan fungsinya
yaitu sintesis protein. Bila sintesis protein sudah selesai maka sub unit besar dan sub unit
kecil akan berpisah kembali. Ribosom ada yang bebas terdapat di dalam sitoplasma dan ada
juga yang menempel pada RE. Sub unit kecil merupakan tempat menempelnya mRNA yang
membawa kode genetik yang akan ditranslasi menjadi polipeptida, sedangkan sub unit besar
merupakan tempat menempelnya tRNA yang membawa asam amino yang akan dirangkai
menjadi polipetida.
Ribosom pertama kali diteliti pada pertengahan tahun 1950-an oleh George Emil
Palade, ilmuwan biologi sel yang berkebangsaan Romania, dengan menggunakan
mikroskop elektron. Kata ribosom pertama kali digunakan oleh ilmuwan Richard B.
Roberts pada tahun 1958. Istilah ribosom berasal dari bahasa Yunani soma yang
berarti badan dan ribonucleic acid (asam ribonukleat). Albert Claude, Christian de
Duve, dan George Emil Palade bersama-sama mendapatkan Hadiah Nobel dalam
bidang psikologi dan kesehatan pada tahun 1974 karena penelitiannya tentang
ribosom. Hadiah Nobel dalam bidang kimia tahun 2009 didapatkan oleh Venkatraman
Ramakrishnan, Thomas A. Steitz, dan Ada E. Yonath karena berhasil menjelaskan
struktur rinci dan mekanisme ribosom.
Struktur Ribosom terdiri dari asam ribonukleat (disingkat RNA) dan protein. Asam
ribonukleat berasal dari nucleolus, tempat dimana ribosom disintesis dalam sel.
Ribosom terdiri atas dua sub unit yaitu sub unit besar darn sub unit kecil. Kedua sub
unit ini akan berfusi jika proses translasi berlangsung. Sub unit ribosom dinyatakan
dengan satuan S (Svedberg) yang merupakan nama penemunya, satuan ini
menunjukkan kecepatan pengendapan pada saat sub unit tersebut disentrifugasi.
Dalam sel, ribosom berada di dua area sitoplasma. Beberapa ribosom ditemukan
tersebar dalam sitoplasma yang disebut sebagai ribosom bebas. Sedangkan ribosom
lain yang menempel pada retikulum endoplasma disebut ribosom terikat. Permukaan
retikulum endoplasma dimana terdapat ribosom menempel disebut retikulum
endoplasma kasar (RER).
Stuktur ribosom merefleksikan fungsinya untuk mengumpulkan mRNA dengan tRNA
pembawa asam amino. Suatu ribosom memiliki satu tempat pengikatan mRNA
(subunit kecil) dan tiga tempat pengikatan tRNA dikenal dengan tempat E (exit), P
(peptidil), dan A (aminosil) yang terdapat pada sub unit besar. Tempat E merupakan
tempat keluar tRNA yang tidak bermuatan. Tempat P merupakan tempat pengikatan
tRNA-peptidil biasanya pengikat tRNA yang melekat pada rantai polipeptida yang
sedang tumbuh. Tempat A merupakan tempat pengikatan tRNA- aminoasil biasanya
mengikat tRNA yang membawa asam amino berikutnya yang akan ditambah pada
rantai polipeptida.
Fungsi Ribosom
Ribosom berperan penting dalam proses sintesis protein, sebuah proses
menerjemahkan mRNA menjadi protein. Seluruh proses sintesis protein disebut juga
sebagai dogma sentral. Protein yang disintesis oleh ribosom bebas hanya digunakan
di dalam sitoplasma.
Fungsi ribosom yang lain adalah transkripsi. Transkripsi adalah sintesis RNA dari
salah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan atau sense, sedangkan rantai DNA
komplemennya disebut rantai antisense. Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi
molekul RNA disebut unit transkripsi.
Letak ribosom ada yang bebas, ada juga yang menempel di retikulum endoplasma
besar. Ribosom akan terikat dengan RE besar ketika ribosom akan mensintesis
protein. Ribosom kadang disebut organel dan sedikit dibatasi penyebutannya karena
sifatnya yang partikulat dan terkadang digambarkan sebagai membran sel bebas.
Dalam sel bakteri, ribosom disintesis di dalam sitoplasma melalui transkripsi
beberapa ribosom gen operons. Dalam bersel satu proses mengambil tempat dalam
sitoplasma sel dan nukleolus, yang merupakan daerah dalam inti sel. Proses
perakitan melibatkan fungsi terkoordinasi lebih dari 200 protein sintesis dan
pemrosesan empat rRNA, serta perakitan rRNA dengan protein ribosomal.
Ribosom bebas dapat berpindah ke mana saja di sitosol kecuali di inti sel dan organel
lain. Protein yang dibentu di ribosom bebas akan dikeluarkan dari sitosol dan
digunakan oleh sel.
Ribosom merupakan partikel padat yang tidak dibatasi membran. Ribosom terdiri
dari sub unit besar dan sub unit kecil. Ribosom merupakan partikel yang
kampak/padat ini terdiri dari ribonukleoprotein, melekat atau tidak pada permukaan
external dari membran RE, yang memungkinkan sintesa protein. Ribosom
merupakan suatu partikel ribonukleoprotein yang berukuran kecil (20 X 30 nm).
Ribosom terdiri dari dua unit yang dihasilkan didalamn nukleolus. Ribosom
meninggalkan inti sebagai unit terpisah melalui pori inti. Ribosom utuh dibentuk di
dalam sitoplasma. Penyatuan ribosom di ditoplasma adalah untuk mencegah
terjadinya sintesis protein didalam inti.
Badan mikro dibedakan dua kelas utama, yaitu peroksisom dan glioksisom.Peroksisom
mengandung enzim katalase dan oksidase terdapat pada hewan dan tumbuhan.Sedangkan
glioksisom umum terdapat pada endosperm biji dan berperan dalam perkecambahan selain
mengandung katalase dan oksidase mengadung sebagian atau seluruh enzim daur glioksilat
(proses pembentukan sumber energi untuk pertumbuhan dari lemak).Secara umum badan mikro
berfungsi di dalam mengoksidasi lemak sebagai sumber energi.
Badan mikro merupakan organel-organel kecil di dalam sitoplasma, yang
mengandung enzim katalase dan oksidase. Diameter sekitar 400 nm.
Bentuk bulat atau lonjong dan bersistem membran. Dibedakan 2 kelompok
badan mikro yaitu peroksisom dan glioksisom.
Peroksisom berfungsi menetralkan peroksida (H2O2), yang berbahaya bagi
kehidupan sel menjadi air dan oksigen. Glioksisom selain mengandung
katalase dan oksidase juga berisi enzim yang berfungsi pada daur glioksisat.
Pada sel hewan badan mikro letaknya tersebar di sekitar retikulum
endoplasma. Pada tumbuhan badan mikro terletak berdekatan dengan
kloroplas dan berfungsi dalam fotorespirasi, yaitu respirasi tumbuhan yang
diaktifkan oleh cahaya dan melibatkan metabolisme.
Peroksisom merupakan organel purbakala yang melakukan semua
metabolisme oksigen di dalam sel eukariot primitif. Produksi oksigen oleh
bakteri fotosintetik akan terakumulasi di atmosfer. Hal ini menyebabkan
oksigen menjadi toksik bagi sebagian sel. Peroksisom berperan menurunkan
[oksigen] dalam sel dan melakukan reaksi oksidatif. Perkembangan
mitokondria membuat peroksisom kurang terpakai. Sebagian besar fungsi
peroksisom diambil alih mitokondria. Yang tersisa hanya fungsi penting yang
tidak dapat dilakukan mitokondria.
2. Dinding sel primer, umumnya tipis dan fleksibel. Dinding sel primer
terbentuk sementara sel tumbuh.
3. Dinding sel sekunder, merupakan lapisan tebal yang terbentuk dalam
dinding sel utama setelah sel menjadi dewasa. Dinding sel sekunder tidak
ditemukan di dalam semua jenis sel dan hanya ditemukan di dalam
pembuluh kayu.
Dinding sel sekunder berisi berbagai macam senyawa tambahan yang
mengubah sifat mekanik dan permeabilitas. Membentuk kayu yang meliputi:
1. Selulosa, 35-50%
2. Xylan, 20-35%, sejenis hemiselulosa
3. Lignin, 10-25%, yang merupakan polimer fenolik kompleks yang menembus
ruang di dinding sel antara selulosa, hemiselulosa, dan komponen pektin.
Fungsinya untuk mengendalikan air dan memperkuat dinding.
Dinding sel tumbuhan juga mengandung banyak enzim seperti glukosida yang
tergolong dalam enzim esterase. Dinding sel-sel gabus dalam batang pohon
diresapi dengan suberin, dan suberin juga membentuk penghalang
permeabilitas di akar utama yang dikenal sebagai Casparian strip. Dinding sel
dalam jaringan tanaman beberapa juga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan untuk pertumbuhan kebutuhan tanaman dan karbohidrat yang
dapat dipecah dan proses untuk memasok metabolik.
a. Dinding sel pada ganggang
Seperti tumbuhan, alga juga memiliki dinding sel. Dinding sel pada
ganggang mengandung polisakarida dan berbagai glikoprotein.
Dimasukannya tambahan polisakarida di dinding sel selalu dijadilan dasar
untuk taksonomi ganggang. Senyawa lainnya yang mungkin terkandung di
dalam dinding sel ganggang adalah sporopollenin dan ion kalsium.
Kelompok ganggang yang dikenal sebagai diatom mensintesis dinding sel
mereka sendiri dari asam silisik. Di dalam ganggang coklat, phlorotannis
mungkin sebagai penyusun dinding sel.
b. Dinding sel pada jamur
Ada beberapa kelompok organisme yang mungkin disebut jamur. Beberapa
kelompok telah dikeluarkan dari kerajaan jamur, sebagian karena perbedaan
mendasarkan biokimia dalam komposisi dinding sel. Kebanyakan jamur
memiliki dinding sel yang terdiri dari kitin dan polisakarida. Jamur tidak
memiliki selulosa di dinding sel mereka. Dinding sel jamur terdiri dari
beberapa lapisan yaitu:
1. Lapisan kitin
2. Lapisan -1,3-glucan
3. Lapisan mannoprotein
Fungsi Dinding sel adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan dan menentukan bentuk sel (analog dengan
sebuah kerangka eksternal untuk setiap sel).
2. Membedakan sel tumbuhan dan sel hewan. Dimana pada sel hewan
tidak terdapat dinding sel.
3. Dukungan dan kekuatan mekanik (memungkinkan tanaman untuk
dapat tumbuh tinggi, membuat helaian daun yang tipis dapat
diposisikan secara baik untuk mendapatkan cahaya).
4. Dinding sel mengandung berbagai enzim dan memainkan peran penting dalam
penyerapan, transportasi, dan sekresi zat dalam tumbuhan.
5. Mengontrol tekanan turgor.
6. Mencegah membran sel meledak saat berada di dalam medium
hipotonik (yaitu, tahan tekanan air).
7. Penyimpan karbohidrat.
8. Dinding sel memainkan peran dalam pertahanan terhadap bakteri
dan jamur patogen dengan menerima dan pengolahan informasi dari
permukaan patogen dan mengirimkan informasi ini untuk membran
plasma sel inang.
9. Mengendalikan laju dan arah pertumbuhan sel dan mengatur volume
sel.
10. Bertanggung jawab dalam desain dan mengendalikan morfogenesis
tanaman sejak dinding tanaman berkembang hingga penambahan
sel.
11. Memiliki peran metabolisme (yaitu, beberapa protein di dinding sel
adalah enzim-enzim untuk transportasi, sekresi).
12. Penghalang fisik untuk: (a) patogen, dan (b) air dalam sel bergabus.
Namun, harus diingat pula bahwa dinding sel sebenarnya sangat
berpori dan memungkinkan molekul kecil, termasuk protein hingga
60.000 MW dapat bebas. Pori-pori pada dinding sel berukuran sekitar
4 nano meter.
Penyimpanan karbohidrat - komponen dinding ini dapat digunakan
kembali dalam proses metabolisme lainnya (terutama dalam biji).
Dengan demikian, di satu sisi dinding sel dapat berfungsi sebagai
repositori penyimpanan untuk karbohidrat.
13. Sinyal - fragmen dinding, disebut oligosakarin, bertindak sebagai
hormon. Oligosakarin, yang didapat dari hasil perkembangan normal
atau karena serangan patogen, melakukan berbagai fungsi termasuk:
(a) merangsang sintesis etilen,
(b) mendorong sintesis fitoaleksin (pertahanan kimia yang diproduksi
sebagai respon terhadap infeksi jamur / bakteri),
(c) merangsang enzim kitinase dan
(d) meningkatkan kadar kalsium sitoplasma
(e) menyebabkan "ledakan oksidatif". Ledakan ini menghasilkan
hidrogen peroksida, superoksida dan oksigen aktif lain yang dapat
menyerang patogen secara langsung atau menyebabkan
Dalam organisme dengan flagela dan silia, posisi organel ditentukan oleh ibu
sentriol yang menjadi tubuh basal. Ketidakmampuan sel untuk menggunakan
sentriol untuk membuat silia fungsional dan flagela telah dikaitkan dengan
sejumlah penyakit genetik. Secara khusus, ketidakmampuan sentriol untuk
bermigrasi sebelum perakitan siliaris baru-baru ini telah dikaitkan dengan
sindrom Meckel-Gruber.
Sel-sel dalam G0 dan G1 biasanya berisi dua centrioles yang lengkap. Yang lebih
tua dari dua pasangan disebut ibu sentriol, sedangkan yang lebih muda
disebut putri sentriol. Selama siklus pembelahan sel, sentriol baru tumbuh dari
masing-masing sentriol yang ada. Setelah sentriol berduplikasi, dua pasangan
sentriol tetap melekat satu sama lain sampai mitosis, mereka akan berpisah
dengan menggunakan enzim separase.
Sentriol di sentrosom terhubung satu sama lain oleh protein teridentifikasi. Ibu
sentriol telah memancar di distal akhir dan melekat ke putri sentriol lain. Setiap
sel putri dibentuk setelah pembelahan sel yang akan mewarisi salah satu
pasangan ini (salah satu yang lebih tua dan satu sentriol yang lebih baru).
Duplikasi sentriol dimulai pada saat transisi G1/s dan berakhir sebelum mitosis.
Asal dari semua makhluk hidup bersel satu adalah sel bersilia dengan sentriol.
Beberapa keturunan bersel satu seperti tumbuhan, tidak memiliki sentriol
kecuali pada gamet jantan. Sentriol benar-benar menghilang di semua sel
tumbuhan berpembuluh dan tumbuhan berbunga yang tidak memiliki silia atau
gamet berfagela.
Vakuola
Vakuola adalah organel sel yang ditemukan di semua jenis tumbuhan dan
jamur dan beberapa protista, hewan, dan sel bakteri. Vakuola dibatasi
selaput tipis (disebut tonoplas) yang berisi air yang mengandung molekul
organik dan anorganik termasuk enzim. Vakuola juga berisi asam organik,
asam amino, glukosa, gas, garam-garam kristal, alkaloid. Semakin tua suatu
tumbuhan, maka vakuola yang terbentuk semakin besar.
Vakuola terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Vakuola Kontraktil dan Vakuola
nonkontraktil (vakuola makanan). Vakuola kontraktil (disebut juga vakuola
berdenyut) berfungsi sebagai osmoregulator yaitu pengatur nilai osmotik sel
atau ekskresi. Pada makhluk hidup yang mirip hewan misalnya Protista,
terdapat vakuola kontraktil atau vakuola berdenyut yang menetap dan
seterusnya berada di dalam sel. Vakuola nonkontraktil (disebut juga vakuola
makanan) berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan hasil
makanan.
metabolisme.
Garam-garam organik yang disimpan atau dibuang ke luar sel.
Glikosida.
Tanin atau z t penyamak.
Minyak atsiri, zat yang menimbulkan aroma pada tumbuhan seperti
berguna untuk menarik serangga, burung, dan hewan lain yang berjasa
bagi penyerbukan atau persebaran biji.
5. Tempat penyimpanan minyak atsirik (golongan minyak yang memberikan
bau khas seperti minyak kayu putih).
6. Vakuola tumbuhan, kadang-kadang mengandung enzim hidrolitik yang
dapat bertindak sebagai lisosom waktu hidup. Setelah sel mati, tonoplas
kehilangan sifat diferensial permiabelnya sehingga enzim-enzimnya lolos
keluar menyebabkan autolisis (penghancuran diri).
7. Mengatur tirgiditas sel (tekanan osmotik sel).
8. Menjadi tempat penyimpanan zat makanan terlarut yang sewaktu-waktu dapat digunakan
oleh sitoplasma. Misalnya, sukrosa, gilikogen, dan garam mineral.
9. Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolik sekunder seperti
getah karet, alkaloid, tanin, dan kalsium oksalat.
10. Sebagai kelengkapan sel untuk memelihara tekanan osmotik sel.
Vakuola besar ditemukan di tiga genera pada bakteri thioploca,
beggiatoa, dan thiomargarita. Sitosol sangat mengurangi genera ini dan
vakuola dapat berukuran antara 40-98% sel. Vakuola mengandung
konsentrasi ion nitrat yang tinggi dan karena itu dianggap sebagai
organel penyimpanan. Vakuola gas yang bebas permeabel gas, terdapat
dalam beberapa jenis cyanobacteria. Mereka memungkingkan bakteri
untuk memiliki daya apung.
Sel-sel tanaman dewasa memiliki satu vakuola besar yang biasanya
menempati lebih dari 30% dari volume sel, dan terkadang menempati
80% volume sel pada kondisi tertentu. Sitoplasma sering berjalan melalui
vakuola.
Vakuola dikelilingi oleh membran yang disebut tonoplas (berasal dari
kata ton yang berarti peregangan dan plasts yang berarti dibentuk).
Disebut juga sebagai membran vakuola. Tonoplas berfungsi sebagai
pemisah antara isi vakuola dengan sitoplasma sel. Sebagai membran,
tonoplas juga terlibat dalam mengatur gerakan ion di sekitar sel dan
mengisolasi bahan yang mungkin berbahaya atau mengancam sel.
Transportasi proton dari sitosol vakuola menstabilkan pH sitoplasma,
sementara dengan membuat vakuola interior lebih asam maka nutrisi
dapat masuk atau keluar dari vakuola. pH rendah pada vakuola juga
memungkinkan enzim degradatif untuk bekerja. Ukuran vakuola pada sel
yang telah berkembang dan yang masih membangun berbeda.
Contohnya adalah pada sel-sel yang berkembang di meristem memiliki
vakuola yang lebih kecil.
Selain sebagai tempat penyimpanan, fungsi utama vakuola adalah untuk
menjaga tekanan ke dinding sel. Protein yang terdapat di tonoplas yang
disebut aquaporins mengontrol aliran air masuk dan keluar dari vakuola
melalui transpor aktif. Karena osmosis, air akan menyebar di vakuola dan
akan memberi tekanan pada dinding sel.
Fungsi vakuola dalam sel-sel jamur serupa dengan yang terdapat di
tumbuhan. Terdapat lebih dari satu vakuola pada setiap selnya. Vakuola
banyak terlibat dalam berbagai proses termasuk homeostasis pH sel dan
konsentrasi ion, osmoregulasi, dan menyimpan asam amino.
Vakuola pada hewan membantu dalam proses eksositosis dan
endositosis. Vakuola pada hewan berukuran lebih kecil daripada vakuola
yang terdapat pada tumbuhan tetapi jumlahnya lebih banyak. Ada juga
sel-sel hewan yang tidak memiliki vakuola.
Eksositosis adalah proses ekstrusi protein dan lemak dari sel. Zat-zat
tersebut akan diserap ke dalam badan golgi sebelum diangkut ke
membran sel dan dikeluarkan ke lingkungan di luar sel.
Endositosis adalah kebalikan dari eksositosis dan dapat terjadi dalam
berbagai bentuk. Fagositosis adalah proses dimana bakteri, jaringan
mati, dan lainnya akan ditelan oleh sel.
Nukleus atau inti sel. Bagian-bagian inti sel terdiri dari membran inti, nukleoplasma
(kariolimp) dan kromosom, serta nukleolus. Membran inti memisahkan inti sel dan
sitoplasma. Membran inti terdiri atas dua lapisan membran dan pada daerah-daerah tertentu
terdapat pori-pori yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya bahan kimia. Lapisan
membran yang sebelah luar berhubungan dengan membran retikulum endoplasma. Inti sel
mengandung nukleoplasma, yaitu suatu cairan kental berbentuk jeli.
Pada nukleoplasma terdapat benang-benang kromatin yang
tampak jelas pada saat pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi kromosom yaitu
mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan sifat-sifat yang diturunkan.
Nukleolus
merupakan suatu benda berbentuk bulat terdiri dari filamen dan butiran-butiran. Secara
kimiawi nukleolus terdiri atas ADN, ARN, dan protein. Nukleolus berfungsi untuk sintesa
ARN ribosom.
2.5 Mitokondria dan Kloroplas sebagai organel pembangkit energi
1. Mitokondria
Mitokondria hati umumnya mempunyai lebar kira-kira 0,5 1,0 um dan panjang kirakira 3,0 um. Ukuran ini khas bagi tipe mitokondria yang bebas dalam sitoplasma seperti pada
hati, ginjal dan pankreas. Dalam jaringan lain yang kebebasan mitokondria lebih terbatas,
H2O dengan bantuan enzim-enzim matriks, suksinat harus mengadakan kontak dengan
membran dalam sebelum dapat dioksidasi menjadi fumarat.
DNA mitokondria terdapat dalam bentuk sirkular tunggal dan catenated, yaitu dua
atau lebih untai berkaitan bersama-sama seperti kaitan dalam rantai, di dalam matriks
mitokondria. Satu mitokondria biasanya mempunyai 2-6 kopi DNA, sehingga jumlah mtDNA
per sel mencapai 108 atau bergantung kepada jumlah mitokondria dalam tipe sel tertentu.
Mekanisme transkripsi dan translasi di dalam mitokondria bergantung kepada genetik
inti. Bahan- bahan tertentu seperti rRNA, tRNA dan mRNA tidak bergantung kepada inti.
Tetapi, protein tertentu ditentukan oleh inti seperti protein ribosom, RNA polimerase, DNA
polimerase, tRNA aminoasil sintetase dan faktor- faktor sintesis protein. Fenomena yang
menarik adalah bahwa mtDNA tidak dapat diekspresi dan direpllikasi tanpa bantuan inti.
Sifat semiotonom mitokondria terlihat dari cara sintesis ribosom mitokondria. RNA
ribosom mitokondria ditranskripsi di mtDNA sedang protein ribosom mitokondria
ditranskripsi dari DNA inti, kemudian ditranslasi pada ribosom sitoplasma dan akhirnya
diangkut ke dalam mitokondria untuk perakitan partikel nukleoprotein (ribosom).
Mitokondria tumbuh dengan penambahan komponen-komponen pada struktur tua,
akibatnya satu mikondria membelah menjadi dua. Satu atau lebih krista yang terletak di
tengah-tengah tumbuh memanjang melewati matriks dan kemudian berfusi dengan membran
di depannya sehingga membentuk satu pemisah. Matriks dipisahkan menjadi dua
kompartemen. Membran luar berinvaginasi pada bidang pemisah, setelah itu mengadakan
konstriksi sehingga terjadi fusi antara kedua membran dalam. Dengan demikian terbentuklah
dua mitokondria anak yang terpisah.
Seluruh proses tumbuh yang ditunjukkan oleh bertambahnya luas permukaan
membran dan pembelahan, diatur oleh inti.
Diferensiasi mitokondria menjadi organel yang berfungsi bergantung kepada genom
mitokondria dan bekerja bersama-sama genom inti dalam mengarahkan perakitan enzim
respirasi. Pada tingkat inilah terlihat dengan jelas saling ketergantungan kedua genom sel itu.
Tidak satupun dari genom yang berfungsi secara terpisah dapat mendiferensiasi mitokondria.
2. Kloroplas
Sel sebagian besar tumbuhan tinggi umumnya mengandung antara 50 200 kloroplas.
Kalau dilihat dari samping bentuknya seperti lensa dengan satu sisi/permukaan cembung dan
permukaan lain cekung, datar atau cembung. Sumbu panjang kloroplas itu sering berukuran
510 m. Dilihat dari atas kloroplas nampak sebagai elips (Gambar 8).
DAFTAR PUSTAKA
Karp, G., 2007. Cell and Molecular Biology concepts and experiments, John
Wiley & Sons,
Inc. (Asia).
Thorpe, N.O, 1984. Cell Biology. John Wiley & Sons, Inc, NewYork.
Alberts, B., D. Bray, J. Lewis, M. Raff, K. Roberts and J.D. Watson, 1989,
Molecular
Biology of the cell, Garland Publ., Inc, New York.
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell, 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta.