(RPP)
I. IDENTITAS
Sekolah : SMA
Kelas / Semester : XI (Sebelas)/Semester 2
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Ajar : Sistem Reproduksi Manusia
Sub Materi : Fertilisasi dan Kehamilan
Alokasi waktu : 2 X 40 menit
Pertemuan : 4
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai pembelajaran diharapkan peserta didik mampu:
a. Menjelaskan proses fertilisasi.
b. Menjelaskan proses kehamilan (gestasi).
c. Mendeskripsikan proses persalinan.
REPRODUKSI
pada
Pria Wanita
menghasilkan menghasilkan
FERTILISASI
KEHAMILAN
PERSALINAN
kelompok. Masing-masing
kelompok membahas
materi yang berbeda-beda.
Mengasosiasikan
Peserta didik dalam
kelompok mendiskusikan
bersama-sama sub materi
sesuai tuntunan LKPD dan
data dari berbagai literatur
Guru menilai sikap peserta
didik dalam kerja
kelompok, dan mengolah
Mengkomunikasi-
data.
kan
Guru memilih masing-
masing perwakilan setiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi secara klasikal di
depan kelas.
Guru memberikan
kesempatan kepada
perwakilan setiap kelompok
untuk mengajukan
pertanyaan atau tanggapan
terhadap hasil kerja
kelompok yang sedang
presentasi.
penghargaan kepada
kelompok dengan kinerja
yang bagus, dan memberi
motivasi kepada kelompok
yang belum berpartisipasi
aktif untuk lebih giat lagi.
Guru menutup
pembelajaran setelah
seluruh peserta didik
mengerjakan evaluasi yang
diberikan.
X. PENILAIAN
Metode dan bentuk instrumen penilaian
(__________________________) (_______________________)
NIP/NIK : NIP/NIK :
FERTILISASI DAN KEHAMILAN
A. Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses bertemunya sel sperma dengan sel ovum sehingga
membentuk zigot. Fertilisasi terjadi pada saat wanita dalam periode masa subur
yaitu setelah terjadi ovulasi. Dari 200 hingga 400 juta sperma hasil ejakulasi di
dalam vagina, sebagian yang tertinggal di vagina akan terseleksi oleh asam vagina
dan hanya beberapa ratus ribu sperma yang dapat mencapai uterus. Dengan
bantuan kontraksi otot uterus, sperma akan menyebar diseluruh permukaan
uterus. Sebagian dari sperma ini terseleksi kembali oleh sel darah putih di dalam
uterus hingga akhirnya hanya tinggal beberapa ribu bahkan hanya beberapa ratus
yang berhasil mencapai tuba falopii untuk bertemu dengan ovum.
Sperma harus menembus korona radiata dan zona pelusida yang
membungkus ovum. Baik sperma maupun ovum saling mengeluarkan enzim dan
zat tertentu yang saling mendukung sehingga sperma dapat menembus
pembungkus ovum. Pada sperma, bagian akrosom sperma mengeluarkan:
hialuroidase, suatu enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona
radiata.
akrosin, suatu enzim protease yang dapat menghancurkan senyawa glukoprotein
pada zona pelusida.
antifertilizin, antigen terhadap ovum sehingga sperma dapat melekat pada ovum.
Sedangkan ovum mengeluarkan fertilizin, yang tersusun dari senyawa glikoprotein.
Fertilizin berfungsi:
mengaktifkan sperma agar bergerak cepat.
menarik sperma secara kemotaksis positif.
mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.
Bila sebuah sperma telah menembus ovum, sel-sel granulosit di bagian kortek
oosit akan mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida
tidak dapat ditembus oleh sperma lain.
2) Korona radiata mengubah ovum yang telah dibuahi agar tak dapat dimasuki sperma
lain.
3) Terjadi peleburan inti sperma (n) dan ovum (n) menjadi zigot (2n).
Segera setelah sperma memasuki ovum, inti nukleus pada kepala sperma akan
membesar dan ekor sperma akan mengalami degenerasi, kemudian terjadi penyatuan inti
sperma yang mengandung kromosom haploid dan ovum yang haploid sehingga
terbentuk zigot yang mengandung kromosom diploid atau 46 buah kromosom.
Kurang lebih 24 jam setelah fertilisasi, zigot mengalami proses pembelahan (cleavage)
menjadi morula dan selanjutnya menjadi blastula. Mula-mula zigot membelah menjadi
beberapa buah sel dengan ukuran sama berbentuk bulat menyerupai buah arbei yang
disebut morula. Morula terus membelah hingga membentuk rongga yang disebut
blastocoel, pada fase ini embrio disebut blastula. Blastula akan menempel dan
terimplantasi pada endometrium. Sel-sel bagian dalam blastula akan berkembang
menjadi embrio yang terdiri atas tiga lapis jaringan yaitu ektoderm, mesoderm dan
endoderm. Ketiga lapis jaringan tersebut akan mengalami organogenesis atau
berkembang menjadi berbagai macam organ.
Embrio berupa blastula bergerak dari tuba fallopii menuju uterus akhirnya tertanam
(mengalami implantasi/nidasi) dalam dinding endometrium. Setelah implantasi embrio
terjadilah kehamilan. Sel-sel bagian luar blastula disebut trofoblas mensekresikan enzim
proteolitik yang berfungsi untuk melisiskan sel-sel endometrium, kemudian membentuk
tonjolan-tonjolan sebagai alat kait untuk menempel pada endometrium. Sel-sel di bawah
trofoblas dengan cepat membelah (berproliferasi) membentuk plasenta dan
selaput/kantung kehamilan
Sel-sel bagian dalam blastula disebut embrioblas atau lapisan embrio. Lapisan embrio
akan berkembang menjadi:
1. Ektoderm berkembang menjadi epidermis kulit dan derivatnya, sistem saraf, sistem
indra, gigi dan rahang.
2. Mesoderm berkembang menjadi dermis kulit, sistem gerak, sistem sirkulasi, sistem
ekskresi, sistem reproduksi.
3. Endoderm berkembang menjadi sistem pencernaan, sistem pernapasan, kelenjar
timus, kelenjar tiroid, dan saluran lain.
1. Hormon relaksin dibentuk ovarium dan plasenta yang berfungsi meregangkan pubis
simfisis.
2. Pembentukan relaksin memicu penurunan estrogen dan progesteron, dan
pembentukan hormon kortison bayi.
3. Hormon kortison memicu pembentukan hormon prostaglandin oleh plasenta yang
berfungsi merangsang kontraksi uterus.
4. Kontraksi awal uterus memicu pembentukan oxytocin oleh hipofisis posterior ibu
yang meningkatkan kontraksi uterus.
Mekanisme kerja hormon saat masa menyusui (laktasi):