V / Maret / 09
A. Pendahuluan
Pergeseran peran dalam fungsi SDM telah terjadi dalam beberapa dasawarsa
terakhir, seiring dengan berubahnya visi dan misi organisasi. Organisasi harus dapat
mengelola dengan baik personil yang dimiliki, karena kemampuan organisasi untuk bersaing
akan ditentukan oleh SDM yang dimilikinya. Pengalaman, pengetahuan dan know-how yang
dimiliki karyawan merupakan aset utama organisasi yang menjadikan sebuah organisasi
lebih unggul dibandingkan pesaing, dengan kata lain dasar yang nyata dari keberhasilan
suatu perusahaan tidak lagi ditentukan oleh proses produksi yang besar atau jenis produk
yang beraneka ragam, melainkan pada kualitas orang-orang yang berada di belakang layar
perusahaan tersebut (Connolly, Mardis & Down, 1997).
Sejarah mengenai kesuksesan industri dan produksi diawali dari eksploitasi dan
pengambilan sumber-sumber alam secara besar-besaran, akan tetapi perkembangan
teknologi dewasa ini dan pcningkatan pembangunan secara menyeluruh memberikan
kontribusi besar pada perubahan dasar-dasar di bidang ekonomi. Bahan mentah atau asetaset fisik tidak lagi menjadi tolok ukur majunya suatu perusahaan atau perkembangan
industri. Ilmu pengetahuan memegang peranan penting sebagai sumber baru untuk
mewujudkan kesuksesan dan keunggulan kompetitif organisasi. Dengan demikian,
organisasi dituntut untuk memperbarui pengorganisasian perusahaannya secara
fundamental (Ulrich, 1998).
Perubahan fundamental dan bisnis secara alami berakibat pada perubahan praktikpraktik manajerial yang universal di berbagai industri. Departemen sumberdaya manusia
juga ikut mengalami transformasi dari departemen yang berorientasi kesejahteraan dan
administrasi menjadi departemen yang berorientasi strategik dan menetapkan fungsi
kebijakan bisnis dengan tanggungjawab lebih dari sekedar memperoleh (hiring) dan
memecat (firing) karyawan. Beberapa faktor yang memiliki kontribusi bagi pengembangan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam artikel ini
adalah bagaimana rekrutmen dan seleksi karyawan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerja suatu perusahaan agar sesuai dengan kompetensinya.
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari penyusunan artikel ini adalah untuk mengetahui agar departemen sumber daya
Manusia dapat melakukan dan membuat Desain proses rekrutmen dan seleksi karyawan
sesuai dengan kompetensi calon karyawan yang akan di tempatkan pada job yang ada di
perusahaan.
D. Pembahasan
1. Pergeseran Konsep Perekrutan Dan Seleksi
Berbagai bentuk perubahan yang terjadi dengan cepat menjadi salah satu faktor
pendorong departemen SDM untuk terus melakukan usaha-usaha pada praktik-praktik
inovatif SDM secara kontinyu. Akan tetapi tekanan yang dihadapi departemen SDM untuk
melakukan efektivitas biaya dalam memberikan kontribusi secara nyata pada departemen
SDM bagi kelangsungan bisnis masih menjadi polemik dan sulit diterapkan pada praktikpraktik sesungguhnya.
Salah satu bentuk inovasi yang ditawarkan para ahli SDM dalam pengelolaan
SDM yang dimiliki sebagai aset perusahaan berbubungan dengan perolehan tenaga kerja
yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan organisasi. Ketepatan dalam merekrut dan
menyeleksi tenaga kerja suatu organisasi sangat menentukan keefektifan organisasi, baik
ditinjau dari sisi performa individu dan organisasi, profitabilitas yang dihasilkan dan
tercapainya tujuan jangka panjang organisasi.
Perubahan yang terjadi dalam lingkungan eksternal maupun internal organisasi
banyak menimbulkan pergeseran bagi organisasi dalam melangsungkan kegiatankegiatannya. Demikian pula dengan proses seleksi dan rekrutmen yang dilakukan dalam
memperoleh tenaga kerja yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi saat ini
(Wood & Payne, 1998). Pada awalnya, proses rekrutmen dan seleksi karyawan
dilaksanakan mengikuti prosedur perolehan tenaga kerja secara umum dengan
mencantumkan kualifikasi kandidat yang diperlukan. Akan tetapi dengan munculnya
berbagai perubaban baik dari sisi organisasi, jenis pekerjaan, individu, masyarakat sosial,
perundang-undangan, teknologi maupun jasa pemasaran, pada akhimya berdampak
pada bagaimana cara organisasi mengelola kegiatan-kegiatannya termasuk proses
rekrutmen dan seleksi. Bagaimana metode rekrutmen dan seleksi diterapkan dalam
beberapa tahun mendatang dapat dipelajari dari pola pergeseran perilaku individu
maupun organisasi.
Perubahan proses rekrutmen dan seleksi karyawan di masa depan diprediksikan
dapat terjadi melalui perubahan pengertian proses rekrutmen dan seleksi itu sendiri
berubahnya metode rekrutmen dan seleksi, perubahan indikator yang diukur,
berubahnya fokus penilaian dan isu kesetaman serta diversitas juga perlu
dipertimbangkan. Walaupun kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang dapat saling
Perencanaan
dan peramalan
pekerjaan
Perekrutan:
mengelompok
kan kandidat
berdasarkan
kompetensi
Pelamar
melengkapi
formulir
lamaran
Melakukan
tes
saringan
pelamar
Wawancara
antara
penyelia dan
kandidat
Salah satu faktor penting yang dapat dijadikan sebagai indikator utama dalam
menentukan proses rekrutmen dan seleksi adalah kompetensi. Alasan digunakannya
kompetensi sebagai dasar rekrutmen dan seleksi di masa depan adalah kompetensi dapat
ditujukan bagi pemenuhan berbagai tujuan organisasi, seperti kompetensi dapat
menawarkan suatu cara yang dapat mengikat dan mengintegrasikan elemen-elemen
yang ada secara bersama-sama dari strategi sumberdaya yang progresif. Oleh karena itu,
sistem penilaian yang didasarkan pada kompetensi diharapkan dapat mendorong
penerapan bentuk-bentuk pendekatan tertentu dalam bekerja.
Kompetensi pada akhirnya dapat berfungsi sebagai powerful tool pada saat
dibutuhkannya perubahan kultur dalam organisasi. Pengaruh kompetensi secara
menyeluruh adalah mendorong setiap anggota organisasi untuk memusatkan kinerja
yang dihasilkan pada satu area spesifik, dapat mengembangkan keterampilan yang
dibutuhkan yang pada akhirnya meningkatkan performa organisasi.
2. Konsep Kompetensi Modern
Pendekatan yang umum digunakan pada kerangka kompetensi modern adalah
pendekatan Boyatzis (1982; pada Wood & Payne, 1998) yang memiliki kecenderungan
untuk menyederhanakan konsep serta memusatkan pada perilaku yang dapat diamati.
Diperoleh duabelas indikator kompetensi yang lazim digunakan dalam organisasi dan
berada pada diri individu, yaitu:
Thingking
Analysis
Learning ability
Feeling
Influencing
Interpersonal
skills
Planning and
organizing
Acting
Achievement
drivee
wawancara berakhir.
Menyajikan pewawancara dengan lembar sederhana dalam memeringkat
pelamar dengan karakteristik yang terdefinisi dengan jelas dan ringkas.
Mengembangkan sistem bagi pewawancara untuk memperoleh umpanbalik
pada perilaku selama wawancara dan pada keputusan yang dibuat.
E. KESIMPULAN
Ketatnya iklim persaingan dalam dunia kerja menyebabkan organisasi
khususnya departemen SDM perlu memikirkan langkah-langkah baru berkenaan
dengan masalah rekrutmen dan seleksi tenaga kerja. Agar diperoleh SDM yang
berkualitas, manajemen harus menindaklanjuti kebutuhan yang diperlukan dalam
mengakselarasi perubahan, yaitu dengan memberi perhatian pada kompetensi
sebagai basis dalam melakukan rekrutmen dan seleksi karyawan.
Kompetensi dianggap sebagai hal baru dan berguna untuk menentukan
kapabilitas individu dalam melaksankan kewajibannya. Oleh karena itu, manajemen
harus mampu merancang program-program rekrutmen dan seleksi. yang berbasis
kompetensi, misalnya pada proses pooling applicant, interview, assessment dan
evaluation. Diharapkan dengan ketepatan merancang program rekrutmen dan
seleksi yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi, hasil yang diperoleh akan
memberikan benefit bagi organisasi dengan memilih orang-orang berkompeten yang
paling tepat dengan pekerjaan yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Connolly, T.R., Mardis, W.. & Down, J.W. 1997. Transforming Human Resources.
Management Review (June): 11- 16.
Desler, G. 2000. Human Resource Management. New Jersey: Prentice-Hall.