Anda di halaman 1dari 20

PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM

TABLET DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Oleh:
Ayu Nur Fitriyani

P07134013038

Ni Kadek Lina Winati

P07134013040

Ni Made Ayu Juni Anggreni

P07134013042

I Kadek Mardana

P07134013044

Ni Putu Ratna Muliartini

P07134013046

Ni Made Ita Purnamadewi

P07134013048

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan Praktikum
I.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan penetapan kadar parasetamol dalam
tablet menggunakan spektrofotometri UV-Vis
I.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa

dapat

membuat

kurva

hubungan

konsentrasi

parasetamol dan absorbansi pada panjang gelombang maksimum.


b. Mahasiswa dapat membuat persamaan regresi linier.
c. Mahasiswa dapat menentukan kadar parasetamol dalam tablet
dengan spektrofotometri UV-Vis dengan kurva kalibrasi dan
persamaan garis regresi linier.
2. Latar Belakang
Di era modern sekarang ini semakin tidak menentunya cuaca atau iklim di
:okum: Indonesia maupun di :okum:-negara lain merupakan akibat dari
tingkah laku dan perbuatan manusia. Mulai dari penebangan hutan yang
merajalela sampai pola hidup yang tidak baik. Seiring dengan musim yang
berjalan dengan tidak menentu sehingga menyebabkan seseorang mudah sakit.
Di era sekarang obat- obatan banyak dijual bebas di apotik dan :oku obat,
sehingga banyak dari kita sering menggunakan obat-obatan tanpa pengawasan
dokter. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan atau petunjuk dokter
sangat berbahaya bagi tubuh akibat atau efeknya :oku langsung kelihatan dan
bahkan mungkin baru beberapa tahun ke depan.
Setiap orang tentunya pernah merasakan rasa nyeri. Mulai dari nyeri ringan
seperti sakit kepala, nyeri punggung, nyeri haid, reumatik dan lain-lain seperti
nyeri yang berat. Obat nyeri itu dinamakan obat :okum:n::. Analgesik yang
sering digunakan salah satunya adalah parasetamol. Selain sebagai :okum:n::,
parasetamol juga dapat digunakan untuk obat antipirek (demam). Parasetamol
banyak digunakan karena disamping harganya murah, parasetamol adalah anti
nyeri yang aman untuk swamedikasi (pengobatan mandiri).

Parasetamol adalah golongan obat :okum:n:: non opioid yang dijual


secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot
sementara, sakit menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam.
Parasetamol itu aman terhadap lambung juga merupakan :okum:n:: pilihan
untuk ibu hamil maupun menyusui. Parasetamol aman digunakan bila diminum
sesuai dengan takaran dan aturan. Dosis oral lazim parasetamol untuk orang
dewasa yaitu 0,5 gr hingga 1 gr tiap 4-6 jam. Tetapi keamanan ini akan hilang
pada pemakaian dengan dosis yang terlalu tinggi atau pada penggunaan jangka
panjang. Parasetamol memiliki efek samping, efek samping parasetamol
berdampak ke liver atau hati. Parasetamol bersifat toksik di hati jika digunakan
dalam dosis besar.
Parasetamol (Asetaminofen) merupakan senyawa :okum:n yang banyak
digunakan dalam obat sakit kepala karena bersifat :okum:n:: (menghilangkan
sakit), sengal-sengal, sakit ringan, dan demam. Parasetamol digunakan dalam
sebagian besar resep obat :okum:n:: salesma dan flu. (Robiatul Adawiah;
2013)
Untuk mengetahui kadar parasetamol dalam tablet, maka pada praktikum
kali ini dilakukan penetapan kadar parasetamol dengan metode spektrofotometri
UV-VIS.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Umum Parasetamol

Parasetamol (asetaminofen) merupakan senyawa turunan sintetis dari paminofenol yang memberikan efek analgetik dan antipiretik. Senyawa ini
mempunyai rumus kimia N-asetil-p-amonofenol atau p-asetamidofenol atau 4hidroksiasetalinid, bobot molekul 151,16 gram/mol dengan rumus kimia C 8H9NO2
dan mempunyai struktur molekul sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur Kimia Parasetamol


Sifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya
diduga berdasarkan efek sentral. Parasetamol memiliki sebuah cincin :okum:n,
tersubstitusi oleh satu gugus hidroksil dan atom nitrogen dari gugus amida pada
posisi para (1,4). Senyawa ini dapat disintesis dari senyawa asal fenol yang
dinitrasikan menggunakan asam sulfat dan natrium nitrat. Parasetamol dapat pula
terbentuk apabila senyawa 4-aminofenol direaksikan dengan senyawa asetat
anhidrat. Sifat antiinflamasinya sangat rendah sehingga tidak digunakan sebagai
antirematik. Pada penggunaan per oral. Parasetamol diserap dengan cepat melalui
saluran cerna. Parasetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa
mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. Karena
Parasetamol memiliki aktivitas antiinflamasi (antiradang) rendah, sehingga tidak
menyebabkan gangguan saluran cerna maupun efek kardiorenal yang tidak
menguntungkan. Karenanya cukup aman digunakan pada semua golongan usia.
Parasetamol bila diukur absorbansinya pada spektrofotometri UV akan
memperlihatkan absorbansi maksimum pada panjang gelombang 245 nm untuk
larutan asam dan 257 nm untuk larutan basa.
2.2 Tinjauan Umum Spektrofotometri uv-vis
Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah
ultraviolet (200 350 nm) dan sinar tampak (350 800 nm) oleh suatu senyawa.
Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu
promosi :okum:n:-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah
ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya

uv atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi :okum:n:.


Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak :okum: untuk promosi
:okum:n:, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek dan
sebaliknya.
1. Analisis Kompenen Tunggal
Jika absorpsi suatu seri konsentrasi larutan diukur pada panjang gelombang,
suhu, kondisi pelarut yang sama, dan absorbansi masing-masing larutan diplotkan
terhadap konsentrasinya maka suatu garis lurus akan teramati sesuai dengan
persamaan Hukum Lambert Beer. Cara lain untuk menetapkan kadar sampel
adalah dengan menggunakan perbandingan absorbansi sampel dengan absorbansi
baku atau dengan menggunakan persamaan regresi linier yang menyatakan
hubungan konsentrasi baku dengan absorbansinya. Persamaan kurva baku
digunakan untuk menghitung kadar dalam sampel. Hubungan proporsional ini
dirumuskan dalam bentuk persamaan Hukum Limbert Beer :
A= bc
Keterangan : A = Absorbansi ; = Absorptivitas molar (cm mg/Ml) ; b = Tebal
kuvet (cm); c = Konsentrasi (mg/Ml)
Dengan mengetahui nilai absorbansi dari larutan sampel, melaui kurva
kalibrasi dapat ditentukan konsentrasinya. Penetapan kadar parasetamol juga
dapat ditentukan melalui persamaan regresi linier :
y = bx + a
Keterangan : y = Absorbansi ; x = Konsentrasi
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisa dengan
spektrofotometri UV-Vis terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna
yang akan dianalisis dengan spektrofotometri visible karena senyawa tersebut
harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang berwarna.

Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis

Hal yang perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada
daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa
lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus
memenuhi beberapa persyaratan tertentu yaitu : 1. Reaksinya reaktif dan sensitive;

2. Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel; 3. Hasil reaksi stabil dalam


jangka waktu yang lama Keselektifan dapat dinaikkan dengan mengatur Ph,
pemakaian masking agent, atau penggunaan teknik ekstraksi.
Waktu operasional (operating time)
Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan
warna. Tujuan untuk mengetahui waktu pembentukan yang stabil. Waktu
operasional ditentukan dengan hubungan antara waktu pengukuran dengan
absorbansi larutan.
Pemilihan panjang gelombang
Ada beberapa :okum:n mengapa harus menggunakan panjang gelombang
maksimal,yaitu:a. Kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang
maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah
yang paling besar.; b.Bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut
:okum Lambert Beer akan terpenuhi ; c.Jika dilakukan pengukuran ulang maka
kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil
seketika digunakan panjang gelombang maksimal.

Pembuatan kurva baku

Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi
diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi (y)
dengan konsentrasi (x). Kurva baku sebaiknya sering diperiksa ulang.
Penyimpangan dari garis lurus biasanya dapat disebabkan oleh : (i) kekuatan ion
yang tinggi; (ii) perubahan suhu; dan (iii) reaksi ikutan yang terjadi.

Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan

Absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai


0,8 atau 15 % sampai 70 % jika dibaca sebagai transmitan. Anjuran ini
berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5
% (kesalahan fotometrik.
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan


3.1.2 Alat
a. Spektrofotometri UV-Vis
b. Kuvet
c. Labu takar 10 Ml
d. Labu takar 25 Ml
e. Labu takar 100 Ml
f. Pipet volume 1 mL
g. Pipet volume 2 Ml
h. Pipet volume 5 mL
i. Pipet volume 10 mL
j. Gelas Beaker
k. Botol vial
l. Pipet tetes
m. Coronng gelas
n. Sendok tanduk
o. Batang pengaduk
p. Sudip
q. Timbangan
r. Mortar dan stamper
s. Tissue
t. Lap
u. Kertas Perkamen
v. Kertas Saring
3.1.2 Bahan
a. Tablet Parasetamol 500 mg
b. Parasetamol serbuk
c. NaOH padat
d. Aquadest
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum

Dibuat larutan dari larutan baku dengan konsentrasi 6,5 mL yang


memberikan absorbansi 0,434 yang memberikan kesalahan
terkecil

Larutan diukur pada panjang gelombang 220 286 nm

Dibaca absorbansinya dan ditentukan panjang gelombang maksimum


diambil dari nilai yang memberikan absorbansi maksimum

3.2.2

Pembuatan Larutan Standauntuk Uji Linieritas

Dipipet larutan baku paracetamol 0,01 mg/ml masing-masing 3 ml ;4


ml ; 5 ml; 6 ml; 7 ml; 8 ml; 9 ml dan 10 ml

Masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml

Ditambahkan larutan Aquadest hingga tanda batas

Dikocok hingga homogen dan dipindahkan ke dalam botol vial


3.2.3

Pembuatan Kurva Kalibrasi

Masing-masing larutan standar dibaca absorbansinya pada


panjang gelombang maksimum 241

Hasil absorbansi tersebut diplot dalam kurva dalam konsentrasi vs


absorbansi

Dihitung persamaan regresi linier dengan rumus Y= bx + a


3.2.4

Ekstraksi Parasetamol dari Tablet


1 buah tablet Parasetamol digerus dan ditimbang
setara 50 gram yaitu 0,0544 gram

Serbuk yang telah ditimbang dilarutkan dengan 100 mL


aquadest dalam labu takaar 100 mL

Larutan disaring dengan kertas saring dan corong

Dipipet larutan tersebut sebanyak 0,5 mL kemudian


diencerkan dengan aquadest sampai 25 mL

Dihomogenkan

Dibaca absorbansi pada panjang gelombang maksimum 241 nm

Dilakukan pengulangan sampai 3 kali dan dihitung konsentrasi sampel

BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum ( max )


A

= axbxc

0,434 = 668 x 100 ml / gram cm x 1 cm x c


C

0,434
668 x 100 ml/ gram

= 6, 497 x 10-6 gram / ml


= 6, 497 g / ml
= 6,5 g / ml

Untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi

6,5 g / ml, maka

dilakukan perhitungan larutan yang harus dipipet dari larutan stok baku
parasetamol 10 g / ml. Perhitungan :
V1 x N1

= V2 . N2

X . 10 g / ml

= 10 ml x 6, 497 g / ml

6,5 ml

Jadi, dari larutan dengan kadar 10 g / ml dipipet sebanyak 6,5 ml larutan,


kemudian di tambahkan aquadest sampai 10 ml untuk mendapatkan kadar larutan
6,5 g / ml. larutan ini dihomogenkan kemudian diukur dari panjang 220 300
nm.
Tabel 1. Pengukuran absorbansi larutan parasetamol untuk penentuan
panjang gelombang maksimum panjang gelombang 220 286 nm.
Panjang Gelombang (nm)
220
223
226
229
232
235
238

Absorbansi
0,301
0,310
0,321
0,332
0,344
0,356
0,367

241

0,372

244
247
250
253
256
259
262
265
268
271
274
277
280
283
286

0,369
0,355
0,330
0,296
0,259
0,219
0.182
0,150
0,122
0,105
0,093
0,085
0,078
0,069
0,061

Jadi, nilai absorbansi tertinggi adalah 0,072 sehingga panjang gelombang


maksimum adalah 241 nm.

Gambar 1. Hasil Pengukuran Panjang Gelombang

Tabung vial penyimpanan

Larutan standar untuk

larutan standar yang akan

penentuan panjang

dibuat.

gelombang.

Larutan standar
dituangkan ke dalam
kuvet.

Pengukuran larutan
standar 3 g/ml yaitu
sebesar 0,167

Dicatat hasil pengukuran

Panjang gelombang

absorbansi.

maksimum yaitu 241


nm

Pengukuran larutan
standar 4 g/ml yaitu
sebesar 0,213

Pengukuran larutan

Pengukuran larutan

Pengukuran larutan

standar 5 g/ml yaitu

standar 6 g/ml yaitu

standar7 g/ml yaitu

sebesar 0,227

sebesar 0,331

sebesar 0,377

Pengukuran larutan

Pengukuran larutan

standar 8 g/ml yaitu

Pengukuran larutan

standar 9 g/ml yaitu

sebesar 0,441

standar 10 g/ml yaitu

sebesar 0,481

sebesar 0,531

4.2 Pembuatan Larutan Standar Uji Linearitas


Berdasarkan literatur, tentang absorbansi dengan kesalahan terkecil pada
metode validasi adalah 0,2-0,8 (Gandjar dam Rohman, 2007), sehingga dalam

praktikum ini dibuat beberapa larutan standar yang memberikan nilai absorbansi
dalam rentang 0,2-0,8.
a. Larutan induk Parasetamol 10 g / ml = 0,01 g / ml
b. Rentang konsentrasi
1. Absorbansi Minimum : 0,2
A = axbxc
0,2 = 668 x 100 ml / gram cm x 1 cm x c
0,2
C = 668 x 100 ml/ gram
= 2,9 x 10-6 gram / ml
= 2,9 g/ ml
= 3 g/ ml
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi 3 g/ ml, dilakukan pemipetan
dari larutan stok dengan proses pengenceran, dengan perhitungan sebagai berikut :
V1 . N = V2 . N2
10 ml . 2,9 g / ml = V2 . 10 g / ml
V2
= 2,9
V2
= 3 ml
2. Absorbansi Maksimum : 0,8
A
0,8
C

= axbxc
= 668 x 100 ml / gram cm x 1 cmx c
0,8
=
668 x 100 ml/ gram

= 1,19 x 10-5 gram / ml


= 11, 9 x 10-6 gram / ml
= 11,9 g / ml
= 12 g / ml
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi 12 g/ ml, dilakukan pemipetan
dari larutan stok dengan proses pengenceran, dengan perhitungan sebagai berikut :
V1 .
N1
= V2 . N2
10 ml . 11,9 g / ml
= V2 . 10 g / ml
V2
= 11,9 ml
V2
= 12 ml
-

Nilai absorbansi minimum adalah 2,9 g / ml , sehingga dipipet 3 ml larutan


induk parasetamol dan ditepatkan dengan aquadest hingga 10 ml.

Nilai maksimum adalah 11,9 g / ml , sehingga dipipet 12 ml larutan induk


parasetamol dan ditepatkan dengan aquadest sebanyak 10 ml.

Tabel 2. Absorbansi Larutan Standar


X ( g / ml )
Y
X2
Y2
XY
3
0,167
9
0,027889
0,501
4
0,213
16
0,045369
0,852
5
0,277
25
0,076729
1,385
6
0,331
36
0,109561
1,986
7
0,377
49
0,142129
2,369
8
0,441
64
0,194481
3,258
9
0,481
81
0,231361
4,329
10
0,531
100
0,281961
5,31
x = 52
y = 2,818
x2 = 380
y2= 1,10948 xy = 20,53
3. Penentuan Koefisien Regresi Linear

2}
{n . ( x2 ) ( 2 } {n. y2

n . xy x . x

52

2,818

2}
{( 8 . 380 ) ( 2 } {8 . 1,10948

(8 .20,53) (52.2,818)

164,24 146, 536


{30402704 } {8,875847,941124 }

314,0646

17,704

=
=

17, 704
17,722
0, 999

Jadi, nilai koefisien regresi linear (r) adalah 0, 999 yang telah memenuhi
syarat untuk r 1
4. Penentuan Persamaan Regresi Linear

n . x 2
n. xyx . y

8 . 20,53
52 . 2, 818

52

( 8 .380 )

52

( 8 . 380 )
164, 24(52 .2,818)

164, 24(52 .2,818)


30402704

17,704
336

0, 0527

yB . x
n

2,8180,05527 . 52
8

2,8182,7404
8

0,0776
8

0,0097

y
=
Bx + A
y
=
0,0527x + 0,0097
Jadi, persamaan regresi linear yang didapat adalah y = 0,0527x + 0,0097
5. Persamaan regresi Linear yang didapat dari Ms.excel
Nilai koefisien regresi linear (r) dan persamaan garis yang didapat dengan
menggunakan Ms. Excel adalah :
y

= 0,0527 + 0,0098

= 0, 998

karena nilai koefisien regresi linear 1, maka persamaan garis tersebut


dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi sampel.
Kurva 1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Parasetamol
KURVA KALIBRASI LARUTAN STANDAR PARASETAMOL
0.6
0.5

f(x) = 0.05x + 0.01


R = 1

0.4
absorbansi (Y) 0.3
0.2
0.1
0
2

Konsentrasi (X) g/l

4.3 Preparasi Sampel Parasetamol


a. Perhitungan massa parasetamol setara 50 mg
Dik : Berat tablet
= 0,5438 gram
= 543,8 mg
Dit : berat sampel setara 50 mg ( massa )
Jawab :
50
Massa = 500 x berat tablet
=

50
500

x 543, 8 mg

= 54,38 mg

10

11

= 0,05438 gram
= 0,0544 gram
Pengenceran sebanyak 0,0544 gram diencerkan dengan 100 ml aquadest
kemudian diencerkan sebanyak 0,5 ml larutan tersebut ke dalam 25 ml aquadest.

4.4 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel ( maks = 241 nm )

Sampel
1
2
3

Absorbansi
0,586
0,636
0,601

4.5 Perhitungan Konsentrasi Parasetamol


Dik : y = 0,0527x + 0,0097
y 0,0097
x =
0,0527
a. Sampel 1
x

y 0,0097
0,0527

0,5860,0097
0,0527

b. Sampel 2

= 10, 935 g / ml
(

y2

= 0,636 )

0,6360,0097
0,0527

0,6360,0097
0,0527

0,6263
0,0527

c. Sampel 3
x

= 0,586)

0,5763
= 0,0527

y1

y3

= 11, 884 g / ml
= 0,601 )

0,6010,0097
0,0527

0,5913
0,0527

= 11,220 g / ml

Rata rata konsentrasi =

10,935 g/ml+ 11,884 g/ml +11,220 g /ml


3

= 11,346 g / ml
4.6 Perhitungan kadar parasetamol pada pengenceran terakhir yang diuji
Dik : Rata rata konsentrasi parasetamol pada sampel uji = 11,346 g/ml
Volume parasetamol pengenceran terakhir yang diuji = 25 ml
Dit : massa parasetamol pada sampel dengan pengenceran akhir
Jawab : massa
= konsentrasi x volume
= 11,346 g/ml x 25 ml
= 283,65 g
4.6.1 Perhitungan massa Parasetamol sebenarnya
Dik : massa parasetamol setelah pengenceran = 283,65 g
25 ml
Faktor pengencer : 0,5 ml = 50 kali
sebanyak 0,0544 mg serbuk tablet diencerkan dalam 100 ml aquadest
kemudian dipipet sebanyak 0,5 ml lalu diencerkan sampei 25 ml dengan
aquadest sehingga faktor pengencer menjadi 50 kali .
Dit
: massa parasetamol sebenarnya
25 ml
Jawab
: massa sebenarnya = 0,5 ml x 283,65 g
= 50 x 283,65 g = 14182,5 g
= 14,1825 gram
4.6.2 Perhitungan kadar parasetamol dalam sampel
Dik : massa Parasetamol yang tertera dalam kemasan = 12,5 gram
Massa Parasetamol yang didapat
= 14,1825 gram
Dit : % kadar Parasetamol
14, 1825 gram

Jawab : % kadar parasetamol


x 100 %
12,5 gram
= 1,1346 x 100%
= 113,46 %
Jadi, pada 1 buah tablet parasetamol yang di uji didaptkan hasil % kadar
parasetamol yang diuji adalah 113,46 %
DAFTAR PUSTAKA

Wirasuta, Gel-gel, Putu Eny Kurniati, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Toksikologi
D3 Analis Kesehata Tahun Ajaran 2012/2013. Jurusan farmasi fakultas
matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas udayana
Cahyani, Riyani. 2015. Penentuan Parasetamol Sediaan Tablet Dengan
Menggunakan

Metode

Cair

Kinerja

Tinggi

https://www.academia.edu/7146347/LAPORAN_HPLC_FIX.

(KCKT)
Diakses

April 2015.
Yemei.2012.

Parasetamol.

Online

http://yermei.blogspot.com/2012/10/parasetamol-sifatmekanismedan.html. Diakses April 2015.


Nasution, Yulia Amelia. 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam
Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT). FMIPA Universitas Sumatra Utara.

Anda mungkin juga menyukai