Kriminalis
Nama Kelompok A1 :
1. Prilia Pratiwi Munda
102010150
102011004
3. Jordy
102011015
102011097
5. Bonny Pabetting
102011122
6. Rainy Chandranata
102011192
7. Ivan Laurentius
102011265
102011343
9. Angela Mamporok
102011427
Page | 1
PENDAHULUAN
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas dimana masa gestasi
belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500 g. Secara hukum abortus
adalah tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran
tanpa melihat usia kandungannya. Abortus dapat terjadi secara alami(spontaneus), dapat pula
terjadi karena dibuat atau disengajakan (abortus provocatus). Abortus provokatus kriminalis
yaitu abortus yang dilakukan tanpa indikasi medis. 1
Abortus provokatus dibagi menjadi dua yaitu provokatus medisinalis(terapeutik)
dan abortus provokatus kriminalis. Secara statistik 40 % dari semua kasus abortus merupakan
abortus
provokatus kriminalis. Dokter dapat diminta oleh polisi dan penyidik untuk
memeriksa kasus abortus provokatus dengan melakukan pemeriksaan forensik yang bertujuan
untuk mencari bukti dan tanda kehamilan,mencari bukti abortus dan kemungkinan adanya
tindakan kriminal dengan obat-obatan atau alat-alat tertentu dan sekiranya menyebabkan
kematian harus ditentukan apakah sebab kematian berhubungan dengan tindakan abortus.1
PEMBAHASAN
I. Prosedur Medikolegal
Di Indonesia, baik menurut pandangan agama, Undang-Undang Negara, maupun Etik
Kedokteran, seorang dokter tidak diperbolehkan untuk melakukan tindakan pengguguran
kandungan (abortus provokatus). Bahkan sejak awal seseorang yang akan menjalani profesi
dokter secara resmi disumpah dengan Sumpah Dokter Indonesia yang didasarkan atas
Deklarasi Geneva yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates, di mana ia akan
menyatakan diri untuk menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.
Dari aspek etika profesi, profesi dokter didasarkan atas Kode Etik Kedokteran
Indonesia (Kodeki) yang terdiri dari 4 kewajiban, yaitu kewajiban umum, kewajiban terhadap
pasien, kewajiban terhadap teman sejawat dan kewajiban terhadap diri sendiri. Ikatan Dokter
Indonesia telah merumuskannya dalam KODEKI mengenai kewajiban umum yaitu Pasal 11 :
Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk
insani. 2
Page | 2
Pasal 53 UU Kesehatan
a. Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hokum dalam melaksanakan
tugas sesuai profesinya.
b. Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati pasien.
c. Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pembuktian, dapat melakukan tindakan
medic terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang
bersangkutan.
d. Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 54 UU Kesehatan
a. Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan displin.
b. Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian ditentukan oleh Majlis Displin
Tenaga Kesehatan.
c. Ketentuan mengenai pembentukan, tugas, fungsi, dan tata kerja MDTK ditetapkan
dengan Keppres.
Pasal 55 UU Kesehatan
Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan
tenaga kesehatan
Pasal 15
1) Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau
janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
2) Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat
dilakukan:
Page | 3
Ayat (1) : Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan
apapun, dilarang karena bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma
kesusilaan dan norma kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan jiwa ibu atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis
tertentu
Ayat (2) Butir a : Indikasi medis adalah suatu kondisi yang benar-benar mengharuskan
diambil tindakan medis tertentu sebab tanpa tindakan medis tertentu itu,ibu hamil dan
janinnya terancam bahaya maut.
Butir b : Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan medis tertentu adalah
tenaga yang memiliki keahlian dan wewenang untuk melakukannya yaitu seorang
dokter ahli kandungan seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan.
Butir c : Hak utama untuk memberikan persetujuan ada ibu hamil yang bersangkutan
kecuali dalam keadaan tidak sadar atau tidak dapat memberikan persetujuannya ,dapat
diminta dari semua atau keluarganya.
Butir d : Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan
peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut dan ditunjuk oleh pemerintah.
Ayat (3) : Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksana dari pasal ini dijabarkan
antara lain mengenal keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil atau
janinnya,tenaga kesehatan mempunyai keahlian danwewenang bentuk persetujuan,
sarana kesehatan yang ditunjuk.
PASAL 299
1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya
diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu
hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun
atau denda paling banyak empat pulu ribu rupiah.
2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaan atau jika dia seorang tabib,
bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencaharian,
maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencaharian.
PASAL 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
PASAL 347
PASAL 348
PASAL 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang
tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan
dalam pasal itu dapat ditambah dengn sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.
Page | 5
PASAL 535
Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta
menawarkan, ataupun secara terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa
diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu,
diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah
a. Kekerasan mekanik
(1)
(2)
b. Obat-obatan Abortifasien
Dalam masyarakat penggunaan obat tradisional seperti nenas muda, jamu peluntur
dan lain-lain sudah lama dikenal. Melalui iklan promosi obat di media elektronik beberapa
obat peluntur ditawarkan secara terselubung, misalnya obat terlambat datang bulan; dilarang
untuk wanita hamil dan lain-lain. Abortivum, obat yang sering dipakai di masyarakat awam
untuk pengguguran dapat dibagi dalam beberapa golongan: 1,5,6
1. Emmenogogues: obat yang merangsang atau meningkatkan aliran darah menstruasi
(obat peluruh haid) seperti apiol, minyak pala, oleum rutae.
2. Ecbolics: obat ini membuat kontraksi uterus seperti derivat ergot, kinina, ekstrak
pituitari, estrogen sintetik dan strychnine. Obat-obatan ini, untuk tujuan abortivum
harus dipergunakan dalam dosis tinggi sehingga dapat menimbulkan bahaya.
3. Obat yang bekerja pada traktus gastrointestinal yang menyebabkan muntah
(emetikum) seperti asam tartar, obat ini menyebabkan eksitasi uterus untuk
Page | 7
berkontraksi dengan adanya kontraksi paksa dari lambung dan kolon serta juga dapat
menyebabkan hyperemia.
4. Obat yang bekerja melalui traktus digestivus bekerja sebagai pencahar (purgative)
seperti, castor oil, croton oil dan magnesium sulphate dan lain-lain, menyebabkan
peredaran darah di daerah pelvik meningkat, sehingga mempengaruhi hasil konsepsi.
5. Obat-obat bersifat iritan pada traktus genitourinarius yang mempengaruhi refleks
kontraksi uterus seperti Tansy oil, turpentine oil, ekstrak cantharidium (dalam dosis
besar menyebabkan inflamasi pada ginjal dan albuminuria), kalium permanganas
(120-300 ml per vaginam) menyebabkan inflamasi dan perdarahan oleh karena erosi
pembuluh darah.
6. Obat-obat iritan yang bersifat racun, seperti (i) iritan inorganic metalik seperti timah,
antimony, arsenik, fosforus, mercuri, (ii) iritan organic seperti ppepaya, nenas muda,
bubuk beras dicampur lada hitam, akar Plumago rosea dan jus calotropis, (iii)
Abortion pill F-6103 yang dikembangkan di Swedia yang mengandung diphenylephylene dan juga pil berbahaya lainnya.
c. Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk aborsi dilakukan dengan berbagai mekanisme:
(1)
(2)
Abortion stick: tongkat aborsi adalah kayu atau bambu kecil dengan panjang
12 sampai 18 cm dimana salah satu ujungnya dibungkus dengan kapas atau rombengan
yang dibalut dengan campuran zat-zat seperti calotropis, arsen, sulfat, timah, dan lainlain.
(3)
Penyuntikan
atau
penyemprotan
cairan
biasanya
dilakukan
dengan
menggunakan Higginson type syringe, sedangkan cairannya adalah air sabun, desinfektan
atau air biasa/ air panas. Campuran air dan udara ini dimasukkan secara paksa ke dalam
kavum uteri dengan tekanan tinggi dibandingkan dengan vena uterus. Cairan ini
menyebabkan lepasnya kantung amnion dan plasenta dari dinding uterus. Uterus
kemudian akan berkontraksi menyebabkan perdarahan dan aborsi. Penyemprotan ini
berbahaya dapat menyebabkan inhibisi vagal akibat air dingin dan juga emboli udara.
Page | 8
(4)
Listrik: Pengaliran listrik dimana kutub negatif pada serviks dan kutub positif
pada daerah pembuluh darah sakrum ataupun lumbal yang menyebabkan kontraksi uterus.
4,5
Akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal, diatesa hemoragik
dan lain lain.
Perdarahan dapat timbul segera pasca tindakan, dapat pula timbul lama setelah
tindakan.
b. Syok (renjatan)
c. Emboli udara
Pada teknik penyemprotan cairan ke dalam uterus. Hal ini terjadi karena pada waktu
penyemprotan, selain cairan juga gelembung udara masuk ke dalam uterus, sedangkan
di saat yang sama sistem vena di endometrium dalam keadaan terbuka.
d. Inhibisi vagus
Hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang dilakukan tanpa anestesi pada ibu
dalam keadaan stres, gelisah dan panic.
Hal ini dapat terjadi akibat alat yang digunakan atau suntikan secara mendadak
dengan cairan yang terlalu panas atau terlalu dingin.
Antiseptik lokal seperti KMnO4 pekat, AgNO3, K-Morat, Jodium dan Sublimat dapat
g. Lain-lain seperti tersengat arus listrik saat melakukan abortus dengan menggunakan
pengaliran listrik lokal. 1,3
V. Pemeriksaan Forensik
Pemeriksaan pada ibu yang diduga melakukan aborsi, usaha dokter adalah mendapatkan
tanda-tanda sisa kehamilan dan usaha penghentian kehamilan, pemeriksaan toksikologi,
pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, terhadap jaringan dan janin yang mati serta
menentukan cara pengguguran yang dilakukan serta sudah berapa lama melahirkan. 1
Gambaran Klinis Akibat Aborsi
Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu ( untuk memperkirakan usia
Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat
kontraksi uterus
Pemeriksaan ginekologi
hormonal
Pemeriksaan luar pada perineum, genitalia eksternal dan vagina harus diteliti dengan
baik untuk melihat adanya tanda-tanda luka seperti abrasi, laserasi, memar dan lainlain. Kondisi ostium serviks juga harus diamati, dimana masih dalam keadaan dilatasi
dalam beberapa hari. Besarnya dilatasi bergantung pada ukuran fetus yang
dikeluarkan. Adanya perlukaan, tanda bekas forsep ataupun instrumen yang lainnya
Page | 10
Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan
dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak
nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak
menonjol dan tidak nyeri. 3,6
merupakan organ yang keras karena kontraksi dan retraksi otot-otot uterus.
Perubahan pada cervix dan vagina yaitu lebih longgar di mana canalis cervicalis
masih dapat dilalui oleh dua jari, dimana pinggirnya tidak rata, tetapi retak-retak
Page | 11
Pada USG :
o
endometrium nampak saling mendekat tanpa visualisasi adanya hasil
konsepsi.
Darah lengkap
o Kadar haemoglobih rendah akibat anemia haemorrhagik.
o LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi.
Pemeriksaan test kehamilan
o masih bisa dilakukan beberapa hari sesudah bayi dikeluarkan dari kandungan,
dimana serum dan urin wanita memberikan hasil positif untuk hCG sampai
sekitar 7-10 hari.
o Sekiranya wanita tersebut pernah hamil, maka kadar hormone ini akan
aborsi.
Pemeriksaan mikroskopik 6,7
o meliputi adanya sel trofoblas yang merupakan tanda kehamilan, kerusakan
jaringan yang merupakan jejas dan tanda usaha penghentian kehamilan.
o Ditemukannya sel radang PMN menunjukkan tanda intravitalitas.
o Darah yang masih basah atau baru mengering diletakkan pada kaca obyek dan
ditambahkan 1 tetes larutan garam faal, kemudian ditutup dengan kaca
Page | 12
penutup. Cara lain adalah dengan membuat sediaan apus dengan pewarnaan
Wright atau Giemsa. Dari kedua sediaan tersebut dapat dilihat bentuk dan inti
sel darah merah.
o Kelas mamalia mempunyai sel darah merah berbentuk cakram dan tidak
berinti, sedangkan kelas-kelas lainnya berbentuk oval/elips dan berinti.
o Bila terlihat drum stick dalam jumlah lebih dari 0,05%, dapatlah dipastikan
Page | 13
kemudian dipanaskan.
Hasil positif bila terlihat kristal aceton-hemin berbentuk batang
berwarna coklat.
o Hasil positif pada pemeriksaan penentuan darah memastikan bahwa bercak
adalah
bukan bercak darah, juga dapat dijumpai pada pemeriksaan terhadap bercak
darah yang struktur kimiawinya telah rusak misalnya bercak darah yang sudah
kedua cairan.
o Reaksi presipitat dalam agar.
Gelas obyek dibersihkan dengan spiritus sampai bebas lemak, dilapisi
dengan selapis tipis agar buffer. Setelah agak mengeras, dibuat lubang pada
agar dengan diameter kurang lebih 2 mm, yang dikelilingi oleh lubanglubang sejenis. Masukkan serum anti globulin manusia ke lubang di tengaj
dan ekstrak darah dengan berbagai derajat pengenceran di lubang-lubang
sekitarnya. Letakkan gelas obyek ini dalam ruang lembab (moist chamber)
Page | 14
Temuan autopsi pada korban yang meninggal tergantung pada cara melakukan abortus
serta interval waktu antara tindakan abortus dan kematian. Abortus yang dilakukan oleh ahli
yang terampil mungkin tidak meninggalkan bekas dan bila telah berlangsung satu hari atau
lebih, maka komplikasi yang timbul atau penyakit yang menyertai mungkin mengaburkan
tanda-tanda abortus kriminal.
Pemeriksaan dilakukan menyeluruh melalui pemeriksaan luar dan dalam (autopsi).
Pemeriksaan ditujukan pada :
1. Menentukan perempuan tersebut dalam keadaan hamil atau tidak. Untuk itu
diperiksa :
a. payudara secara makros maupun mikroskopik
b. ovarium, mencari adanya corpus luteum persisten secara mikroskopik
c. uterus, lihat besarnya uterus, kemungkinan sisa janin dan secara mikroskopik
adanya sel-sel trofoblast dan sel-sel decidua.
2. Mencari tanda-tanda cara abortus provocatus yang dilakukan.
a. Mencari tanda-tanda kekerasan local seperti memar, luka, perdarahan pada
jalan lahir.
b. Mencari tanda-tanda infeksi akibat pemakaian alat yang tidak steril.
c. Menganalisa cairan yang ditemukan dalam vagina atau cavum uteri.
3. Menentukan sebab kematian. Apakah karena perdarahan, infeksi, syok, emboli udara,
emboli cairan atau emboli lemak.
4. Pemeriksaan toksikologik (ambil darah dari jantung) bila terdapat cairan dalam
rongga perut atau kecurigaan lain.
5. Pemeriksaan mikroskopik untuk mencari adanya sel trofoblast, kerusakan jaringan,
dan sel radang.
6. Pada autopsi dilihat adakah pembesaran, krepitasi, luka atau perforasi pada uterus.
Periksa genitalia eksterna apakah pucat, kongesti atau memar.
7. Tes emboli udara pada vena kava inferior dan jantung. Ambil darah dari jantung
(segera setelah tes emboli) untuk pemeriksaan toksikologi. Uterus diiris mendatar
dengan jarak antar irisan 1 cm untuk deteksi perdarahan dari bawah.
8. Sampel urin diambil untuk tes kehamilan dan toksikologik. Pemeriksaan organ lain
seperti biasa. 3
VI. Interpretasi Hasil Temuan
Page | 15
Berdasarkan kasus, terdapat 3 orang wanita yang saat tersebut sedang dirawat di
bagian kebidanan karena diduga melakukan aborsi. Ternyata hasil laboratorium yang
dilakukan pada campuran darah dan jaringan hasil suction yang dibawa oleh penyidik
menunjukkan salah seorang wanita itu baru sahaja melakukan aborsi. Hasil pemeriksaan
dokter dari bagian kebidanan juga menunjukkan wanita tersebut baru saja melakukan aborsi
berdasarkan hasil temuan berikut:
1. Adanya tanda kehamilan yaitu perubahan pada payudara dan striae.
2. Keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah menurun, denyut
nadi, cepat dan kecil, suhu badan normal.
3. Ada perdarahan pervaginam, tercium bau busuk dari vulva.
4. Adanya tanda-tanda luka seperti laserasi, memar sesuai penggunaan instrumen pada
bagian perinium dan bagian genitalia interna.
5. Kondisi ostium serviks masih dalam keadaan dilatasi. Besarnya dilatasi tidak terlalu
6.
7.
8.
9.
luas.
Terdapat involusi uterus. Cervix dan vagina lebih longgar.
Dinding perut dan peritoneum menjadi longgar karena diregang begitu lama
Pemeriksaan lochia berupa darah.
Kadar leukosit meningkat 27.000/mm3 dan kadar Hb yang rendah yaitu 7.0g/dL akibat
perdarahan pervaginam.
10. DNA wanita tersebut cocok dengan campuran darah hasil suction.
11. Kadar hCG darah dan urin masih tinggi yaitu wanita tersebut pernah hamil.
12. Pemeriksaan toksikologik negative.
13. Pemeriksaan mikroskopik
Hasil
Adanya sel trofoblas dan sel radang PMN.
Sel darah merah berbentuk cakram dan tidak berinti
Sel darah merah merupakan sel mamalia
Pada sediaan hapus dengan pewarnaan, terlihat sel leukosit berinti banyak, telihat
drum stick dalam jumlah lebih dari 0.05%.
ii.
Reaksi Teichman
Hasil
Tampak batang berwarna coklat
o Bercak adalah darah
Reaksi Wagenaar
Hasil
Tampak batang berwarna coklat
Page | 16
ii.
Reaksi cincin
Hasil positif : Tampak cincin presipitasi yang keruh pada perbatasan kedua
cairan.
Reaksi presipitat dalam agar
Hasilpositif : Tampak presipitum jernih pada perbatasan lubang tengah dan
lubang tepi.
Daripada ketiga-tiga jenis darah dari ketiga-tiga jaringan didapati kesemua bercak
adalah darah manusia dan kesemuanya berasal dari wanita.
16. Penentuan golongan darah
o terjadi aglutinasi pada antiserum A maka golongan darah bercak darah tersebut
adalah A.
o dari ketiga wanita tersebut, hanya seorang yang mempunyai golongan darah A.
KESIMPULAN
Kasus abortus dapat terjadi dimana saja dan kapan saja baik di negara yang sudah
maju maupun negara yang sedang berkembang. Abortus adalah keluarnya janin sebelum
mencapai viabilitas dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya
kurang dari 500 gram. Secara hukum abortus berarti tindakan menghentikan kehamilan atau
mematikan janin sebelum waktu kelahiran tanpa melihat usia kandungannya. Abortus dapat
terjadi secara alami (spontaneus), dapat pula terjadi karena dibuat atau disengaja (abortus
provokatus).
Kasus abortus di indonesia jarang diajukan ke pengadilan, karena pihak si ibu yang
merupakan korban juga sebagai pelaku sehingga sukar diharapkan adanya laporan abortus.
Umumnya kasus abortus diajukan ke pengadilan hanya bila terjadi komplikasi atau bila ada
pengaduan dari si ibu atau suaminya.
Pemeriksaan forensik pada kasus abortus provokatus kriminalis bertujuan mencari
bukti dan tanda kehamilan, mencari bukti abortus dan kemungkinan adanya tindakan kriminal
dengan obat-obatan atau instrumen dan menentukan kaitan antara sebab kematian dengan
abortus.
Page | 17
DAFTAR PUSTAKA
1. Kedokteran Forensik FK UI. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran
Forensik FK UI, 1997. 159-164.
2.
Page | 18