Menurut PP No. 37 Tahun 2010 mengenai Bendungan, Bendungan merupakan
bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, beton, dan/atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk. Definisi dari waduk dijelaskan sebagai wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan. Fungsi dari bendungan antara lain adalah sebagai bangunan penyediaan air baku, penyediaan air irigasi, pengendalian banjir, dan/atau pembangkit listrik tenaga air. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, waduk memliki dua definisi, yaitu kolam besar tempat menyimpan persediaan air untuk berbagai kebutuhan atau mengatur pembagian air tersebut dan sebagai menara air (tempat persediaan air). Sedangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No. 19 Tahun 2008, waduk digunakan sebagai wilayah untuk mengembangkan sistem prasaran sumberdaya air. Dalam Pasal 63 ayat (3), pengembangan waduk dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: 1. 2. 3. 4.
Daya dukung sumber daya air
Kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempat Kemampuan pembiayaan Kelestarian keanekaragaman hayati dalam sumber air
Bendungan memiliki bangunan pelengkap sebagai komponen dan fasilitas yang
secara fungsional menjadi satu kesatuan dengan bendungan, sesuai dengan PP No. 37 Tahun 2010. Bangunan pelimpah atau yang biasa disebut dengan spillway (aliran pelimpah), menurut Civil Engineering Dictionary adalah struktur yang dikonstruksi untuk mengalirkan air banjir yang tumpah dari bendungan ke hilir atau sungai tempat dimana bendungan dibangun, dengan debit yang aman. Fungsi dari pelimpah ini selain itu adlaah membuat bendungan tidak mudah rusak karena memiliki jalur tempat air dapat keluar.