Anda di halaman 1dari 34

REGIONAL ANESTESI - SUB ARACHNOID

BLOK PADA APPENDISITIS AKUT


1. Ami Citraning Ayu
2. M. Riyan Saputra
3. M. Ismail Fikri
4. M. Nazli Al-Aziz

Appendisitis
Definisi

Appendisitis adalah peradangan pada


organ appendiks vermiformis atau yang di
kenal juga sebagai usus buntu.

Etiologi

Obstruksi
1.Hiperplasi kelenjar getah bening
2.Fecolith, masa feces yang membatu
3.Corpus alienum , biji bijian
Infeksi
Biasanya secara hematogen dari tempat
lain, misal : pneumonia, tonsilitis dsb.
Antara lain jenis kuman : E. Coli,
Streptococcus

Patofisiologi

Sebagian besar appendiks disebabkan oleh


sumbatan yang kemudian diikuti oleh
infeksi.

Gejala Klinis

Interpretasi :
Score 1-4 : Sangat mungkin bukan appendisitis
Score 5-7 : Sangat mungkin appendisitis
Score 8-10 : Pasti appendisitis

Diagnosis
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan

operatif : appendiksiotomi

DEFINISI RA-SAB
Tindakan

anestesi
dengan
memasukan obat analgetik
kedalam ruang subaraknoid di
daerah vertebra lumbalis yang
kemudian
akan
terjadi
hambatan rangsang sensoris.

Anatomi Vertebrae

Perjalanan medulla spinalis pada kolumna


vertebralis

Canalis spinalis

Untuk mencapai cairan serebrospinal, maka

jarum suntik akan menembus


1. Kutis
2. Subkutis
3. Lig. Supraspinosum
4. Lig. Interspinosum
5. Lig. Flavum
6. Ruang epidural
7. Durameter
8. Ruang subarachnoid.

Persiapan Anestesi Spinal


Informed consent
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium

Obat Anestesi
Golongan obat anestesi lokal :
Golongan amid
Golongan ester
Contoh sediaan obat :
Lidokaine 5 % dalam dextrose 7.5%: berat jenis
1.003, sifat hyperbaric, dosis 20-50mg(1-2ml).
Bupivakaine 0.5% dlm air: berat jenis 1.005, sifat
isobaric, dosis 5-20mg.
Bupivakaine 0.5% dlm dextrose 8.25%: berat
jenis 1.027, sifat hiperbarik,dosis 5-15mg(1-3ml).

Teknik Anestesi Spinal


1. Pasang IV line. Berikan Infus

Dextrosa/NaCl/Ringer laktat sebanyak 500


- 1500 ml (pre-loading)
2. Tidurkan pasien dalam posisi miring, atau
bisa juga duduk.

3. Raba krista. Perpotongan antara garis yang

4.
5.
6.
7.

menghubungkan kedua krista iliaka dengan


tulang punggung ialah L4 atau L4-L5.
Palpasi di garis tengah akan membantu
untuk mengidentifikasi ligamen interspinous.
Cari ruang interspinous
Sterilkan tempat tusukan dengan betadin
atau alcohol
Beri anestetik local pada tempat tusukan,
misalnya dengan lidokain 1-2% 2-3 ml

5. Cara

tusukan adalah median atau


paramedian.
6. Jarum akan menembus kutis, subkutis,
ligamentum supraspinosum, ligamentum
interspinosum,
ligamentum
flavum,
epidural, duramater, subarachnoid.
7. Setelah mandrin jarum spinal dicabut,
cairan serebrospinal akan menetes keluar.
Selanjutnya disuntikkan obat analgesik ke
dalam ruang arachnoid tersebut.

Aspirasi sedikit utuk meyakinkan posisi

jarum tetap baik

LAPORAN KASUS

STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Anamesa
Nama

: Tn. Amin Yahya


Umur : 26 thn
Jenis Kelami : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Alamat : Medan
Tanggal MRS: 26 Juni 2014
No. RM : 21.65.44

ANAMNESA
Keluhan Utama: Nyeri perut kanan bawah
Telaah :

Os mengeluhkan nyeri perut kanan bawah sejak 1


hari SMRS. Nyeri dirasakan seperti tertusuk. Nyeri
juga dirasakan menjalar ke pinggang kanan. Nyeri
terasa memberat pada saat os berjalan atau
beraktifitas, dan nyeri agak berkurang pada saat os
berbaring. Awalnya nyeri dirasakan os dibagian ulu
hati sejak 4 hari yang lalu kemudian nyeri tersebut
pindah ke perut kanan bawah
Os mengeluhkan demam sejak 1 hari yang lalu.
Demam timbul bersamaan dengan nyeri perut kanan
bawah, dan dirasakan terus menerus.

Os mengeluhkan mual, dan muntah sejak 4 hari yang lalu.


Muntah 3x dalam sehari, muntah air dan makanan. Os juga
mengeluhkan nafsu makannya berkurang.
Os mengeluhkan tidak bisa buang air besar sejak 2 hari ini. Os
juga menyangkal adanya riwayat sulit BAK, adanya darah, batu
atau pasir di air seninya. Os juga menyangkal riwayat nyeri
pada saat BAK,. Os menyangkal pernah terjatuh atau terbentur
di daerah perut.
Riwayat penyakit dahulu :
Os mengatakan keluhan seperti ini baru pertama kali
dirasakan os.
Riwayat pengobatan :
Os sudah pernah berobat ke dokter umum 3 hari SMRS,
dokter tersebut mengatakan bahwa anaknya hanya sakit maagh
dan di beri 3 obat, akan tetapi ibu Os lupa nama obat nya.

Status Present
Keadaan umum : Kesadaran Compos

Mentis
Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
RR : 24 x/mnt
Suhu : 36,5 C
Berat Badn
: 60kg
Tinggi Badan : 165cm

Pemeriksaan umum
Kepala : bentuk normocephali
Mata : anemi -/-, sklera ikterik -/-,

edema palpebra -/-,pupil isokor, 3mm,RC +/+.


Mulut : stomatitis (-), hiperemi pharing
(-), pembesaran tonsil (-)
Leher : JVP 2cm H2O, pembesaran KGB
(-),
Thorax: suara pernafasan vesikular (+)
N, ST(-),
Ekstremitas : tidak ada kelainan

Status lokalisata
At regio abdomen
Inspeksi : asites (-), luka bekas operasi (-)

simetris
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Defans muskuler (-),
nyeri tekan
perut kanan bawah (+), tidak teraba massa ,
rovsing sign (-), Blumberg sign (+), nyeri ketok
CVA kanan (+)
Perkusi : Timpani seluruh kuadran abdomen
Pemeriksaan Khusus
Psoas sign (+), Obturator sign (+)

Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium

Darah Rutin
HB
: 12.9 g/dL
HT: 39.5 %
Leukosit: 15.600 /uL
Trombosit : 214,000 /uL
LFT :
SGOT : 33 U/L
SGPT : 34 U/L
RFT :
Ureum : 23 mg/dl
Kreatinin : 1.14 mg/dl
Metabolik
KGD S : 140 mg/dl

Diagnosa :

Akut abdomen et causa Appendisitis


Akut
Rencana Tindakan
Tindakan : Laparotomi + Appendektomi
Anesthesi : RA-SAB
PS-ASA : 2
Posisi
: Supine
Pernafasan
: Spontan

Pre-Operatif

Persiapan di ruangan OK
Teknik Anestesi
Posisi duduk Identifikasi L3-L4
Desinfektan betadine + alkohol Insersi
spinocan 25 G, CSF (+), darah (-), inj.
Bupivacaine 0,5% posisi supine atur
block setinggi T4.
Obat-obatan : Bupivacaine 0,5% 12 mg

Lama Anestesi
Lama Operasi

: 09.55 - 11.10
: 10.00 - 11.00

Jumlah cairan:

PO : RL 500 cc
DO : RL 200 cc
Produksi Urin : UOP (+) 50cc (kateter)

Perdarahan
- Kasa basah : 10 x 6 = 60cc
- Kasa basah : 5 x 6 = 30 cc
-Suction: 200cc
Total : 290 cc
EBV : (70%) x BB
= 70% x 60kg = 4200
10 % 420
20% 840
30% 1260

Post Operatif
B1 ( Breath)
- Airway: clear
- RR : 18 x/mnt
- SP : vesikuler ka=ki
- ST : (-) ronchi, wheezing (-/-), snoring/gargling/crowing (-/-/-)
- SpO2 : 97-100%
B2 ( Blood)
- Akral : Hangat/Merah/Kering
- TD : 110/70 mmHg
- HR : 20x/mnt, reguler
B3 (Brain)
- Sensorium : Compos Mentis
- Pupil : isokor, ka=ki 3mm/3mm, RC : (+)/(+)
B4 (Bladder)
- Kateter (+)

B5 (Bowel)
- Abdomen : soepel
- Peristaltik : normal (+)
- Mual/Muntah : (-)/(-)
B6 (Bone)
- Oedem : (-)

Perawatan pasien post operasi dilakukan di RR, setelah

dipastikan pasien pulih dari anestesi dan keadaan


umum, kesadaran, serta vital sign stabil pasien
dipindahkan ke bangsal, dengan anjuran untuk bed rest
24 jam, tidur terlentang dengan 1 bantal, tetap diawasi
vital sign selama 24 jam post operasi.
Bed rest
IVFD RL 30gtt/i
Inj. Ketarolac 30mg/8 jam IV, bila kesakitan
Inj. Ondancetron 4mg/8 jam IV, bila mual/muntah
Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Ranitidine 50 mg/12 jam
Acc pindah ruangan Aldert score 9-10.

TERIMA KASIH.....

Anda mungkin juga menyukai