Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi airtanah bebas di Kecamatan
Tanggulangin ditinjau dari sifak fisik (DHL, warna, rasa, bau) dan sifat kimia pH, BOD,
COD, Fenol, dan H2S dan mengetahui kelayakan kualitas airtanah bebas pada Kecamatan
Tanggulangin untuk digunakan sebagai sumber air minum. Metode pengambilan sampel
yaitu stratified Sampling berdasarkan tingkatan nilai DHL dan metode systematic grid untuk
penentuan lokasi sumur yang digunakan untuk penentuan arah aliran airtanah. Hasil analisis
menunjukkan tingginya nilai COD, BOD, fenol dan H2S di atas baku mutu dipengaruhi oleh
jarak dengan kolam penampungan lumpur Lapindo terutama lokasi sampel yang berdekatan
kolam dan permukiman yang padat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
airtanah didaerah penelitian tidak layak apabila digunakan sebagai air minum terutama yang
lokasinya berdekatan dengan kolam penampungan lumpur Lapindo dan berada di
permukiman yang padat.
Kata Kunci: airtanah bebas, kualitas airtanah, kolam penampungan lumpur Lapindo
113
PENDAHULUAN
Peranan air bagi manusia sangat penting
terutama untuk memenuhi kebutuhan domestik,
irigasi, perikanan maupun sarana transportasi.
Pemanfaatan air untuk domestik terutama
sebagai air minum harus berasal dari sumber
air yang bersih misalnya berasal dari airtanah,
PAM, maupun dari mata air. Airtanah dapat
digunakan sebagai sumber air bersih selain
karena mudah ditemukan, lebih jernih dan tidak
membutuhkan biaya yang besar dalam
pemanfaatannya, airtanah juga lebih bebas dari
pencemaran oleh bakteri. Menurut Linsley
(1985), air yang meresap melalui bahan yang
berbutir halus biasanya dibersihkan dari
pencemaran bakteri setelah mencapai jarak 30
meter.
Kontur
airtanah
yang
dibuat
menggunakan interval 0,3 meter. Berdasarkan
peta kontur dan arah aliran airtanah pada
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa pergerakan
airtanah menuju ke arah selatan yaitu menuju
ke desa-desa yang berbatasan dengan kolam
penampungan. Dilihat dari kontur daerah
tersebut, desa-desa yang ada di sekitar kolam
penampungan memiliki elevasi yang lebih
rendah bila dibandingkan dengan desa-desa
yang
jaraknya
jauh
dengan
kolam
penampungan. Tinggi tanggul penahan lumpur
kurang lebih 11 meter, sehingga arah aliran air
yang berasal dari kolam penampungan lumpur
akan mengarah ke desa-desa yang berada di
sekitar kolam penampungan.
Gam
mbar 1.1 Arrah Aliran Airtanah
A
Bebas di Kecaamatan Tang
ggulangin
y
berdekkatan dengann permukim
man
lokasinya yang
dan dekat dengan kollam penamppunga lumppur
N
DHL teerendah berrada pada tiitik
Lapindo. Nilai
33 yang berada
b
di Desa Ranndengan yaaitu
sebesar 4122 mhos. Titik
T
ini jauuh dari kollam
penampung
gan lumpurr Lapindo.. Nilai DH
HL
yang terukuur pada kolaam penamppungan lumppur
lapindo meenunjukkann nilai 56000 mmhos, hal
itu menunjukkan konsentrasi ionn yang san
ngat
besar. Nilaai tersebut juuga menunj
njukkan bahhwa
m kolam penampunggan
air yang ada dalam
lumpur bersifat payau..
h
Sifat Kimia Airtanah
Siffat kimia yang diannalisis dallam
penelitian ini
i meliputii pH, COD
D, BOD, Fenol
dan H2S. Nilai
N
pH di daerah
d
peneelitian berkiisar
antara 68, hal terseb
but menunjjukkan bahhwa
berdasarkan
n pH yan
ng terukur di lapanggan
belum menunjukkan
m
n adanya pencemarran
terhadap airtanahnya.
a
. Jarak terrhadap kollam
penampung
gan lumpu
ur tidak mempengaru
m
uhi
nilai pH pada setiap tittik sampel.
Berdasarkaan hasil uji laboratoriuum COD paada
airtanah di
d daerah penelitian menunjukkkan
bahwa sebaagian besar nilai COD yang meleb
bihi
Baku Mutuu pada Peraaturan Pemeerintah RI No.
N
m
BOD
D paling tinnggi beradaa di
sebesar 2 mg/lt.
Desa Ngabban yaitu sebesar 12 mg/lt,
m
selain itu
BOD di titik yaang beradda di desa
Kedungbannteng juga tinggi yaittu sebesar 11
mg/lt. Dessa yang berada di ssekitar kollam
penampung
gan lumpurr seperti deesa Kedensari,
Kludan dann Kalitengaah memilikki kadar BO
OD
yang meleb
bihi ambang
g batas jugaa, yaitu sebeesar
9 mg/ltd daan 4 mg/lt. Tingginya nilai BOD
D di
hampir sem
mua titik sam
mpel menunnjukkan bahhwa
tingkat penncemaran olleh bahan organik
o
dallam
airtanah teersebut tin
nggi sehinggga air tiddak
cocok apabbila diperun
ntukan sebaggai sumber air
minum.
analissis
BO
OD
Beerdasarkan
menunjukkkan bahwa tingginyaa BOD tiddak
hanya diaakibatkan oleh adaanya lumppur
Lapindo, hal
h itu ditu
unjukkan oleh
o
tingginnya
nilai BOD pada desa yang beradda jauh di dari
d
kolam pennampungan lumpur, seperti Desa
Ngaban, Kedungbante
K
eng, dan deesa Ganggaang
Panjang di Kecam
matan Tuulangan juuga
S
berassal dari kollam
menunjukkkan BOD Selain
penampung
gan lumpur Lapindo, tingginya
t
nilai
BOD ini juga
j
bisa disebabkan oleh adannya
pencemaran
n dari yanng berasal dari limbbah
rumah tanngga.Analissis laborattorium un
nsur
fenol menuunjukkan baahwa hampiir seluruh tiitik
sampel mem
miliki kadaar diatas baaku mutu yaang
ditetapkan yaitu sebeesar 1 mg/llt berdasarkkan
P
RI No. 822 tahun 2001,
Peraturan Pemerintah
kecuali unntuk Desa Randengann, Sentul dan
d
N
Nilai BOD di daerrah penelitian
menunjukkkan bahwa pada seluruuh titik sam
mpel
melebihi bbaku mutu
u yang dittetapkan yaitu
117
1.
2.
3.
119
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa laboratorium,
kualitas airtanah di daerah penelitian
memiliki nilai BOD, COD, fenol dan H2S
yang melebihi baku mutu air minum
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No
82 Tahun 2001 dan secara fisik juga
terdapat perubahan kualitas air baik dari
warna, rasa maupun bau.
Tingginya nilai BOD, COD, Fenol dan
H2S di daerah penelitian tidak hanya
dipengaruhi
oleh
adanya
kolam
penampungan lumpur Lapindo, namun
juga dipengaruhi oleh adanya permukiman
yang padat seperti yang terjadi di Desa
Ngaban, Putat, Kedungbanteng dan
Kecamatan Tulangan yang letaknya jauh
dari kolam penampungan lumpur Lapindo,
sehingga pencemaran tersebut bisa
diakibatkan oleh limbah rumah tangga
terutama yang berasal dari lokasi
septicktank dimana jarak dengan sumur
yang terlalu dekat.
Airtanah di Kecamatan Tanggulangin
sebagian besar tidak dapat digunakan
sebagai baku mutu air minum karena
kondisinya baik secara fisik dilihat dari
warna, rasa dan bau yang kurang baik
maupun secara kimia dilihat dari BOD,
COD, Fenol dan H2S yang sebagian besar
melebihi baku mutu untuk air minum.
DAFTAR PUSTAKA
BPLS. 2007. Kondisi Awal Bencana Lumpur
Panas di Sidoarjo. (http://www.bpls.go.id
/renstra/index.php?option=com_content&vi
ew=article&id=45) diakses tanggal 10
Agustus 2011
Herawati, Niniek. 2007. Analisis Risiko
Lingkungan Aliran Air Lumpur Lapindo ke
Badan Air (Studi Kasus Sungai Porong dan
Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo), Thesis.
Program Studi Magister Ilmu Lingkungan,
Program Pasca Sarjana, Universitas
Diponegoro. Semarang
Linsley, Ray K. 1985. Teknik Sumber Daya
Air. Yogyakarta: Erlangga
Mulyono, M., dkk., 1999, Jenis Senyawa Fenol
dan Cara Penangulangannya di Dalam Air
Terproduksi, Bulletin LEMIGAS, Vol.33
No.32 Tahun 1999/2000
Peraturan Pemerintah Repulik Indonesia No.
82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 04 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air
Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Minyak dan Gas serta Panas Bumi. Menteri
Negara Lingkungan Hidup
120