ONKOLOGI: ANEMIA
Kelompok 1:
Ihsan Hamdani
Ahmad Yani
Lily Raudah P.L.
Anasthasia D.S
Maya Dorothea
Ayu Triyanie
M. Ade Rahman
Elva Kumalasari Nurcholis
Fradelino Selanno
Pemicu:
Seorang perempuan 36 tahun, datang ke poliklinik hematologi RSCM dengan
keluhan lemas sejak 1 minggu yang lalu. Pasien menjadi kurang bergairah dan
sulit konsentrasi. Kata teman-teman sekantornya ia tampak pucat. Bila berjalan
jauh menjadi cepat lelah. Tidak ada sesak. Sakit kepala bila kelelahan. Pasien
juga mengeluh bila haid lebih banyak dari sebelumnya sejak 3 bulan terakhir.
Akhir-akhir ini pasien juga mengeluh sering rontok rambut dan nyeri-nyeri
sendi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg,
frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu 37, 7 0 C. Pada
pemeriksaan jantung paru dan abdomen tidak terdapat kelainan. Ekstremitas
bawah sedikit edema.
Identifikasi Masalah:
Mengapa pasien dalam pemicu mengalami keluhan-keluhan tersebut setelah
haid yang lebih banyak sejak 3 bulan terakhir?
Hipotesis:
Pasien dalam pemicu mengalami anemia akibat haid yang berlebihan
Pertanyaan Penunjang:
1. Jelaskan proses eritropoiesis & penghancuran eritrosit
2. Jelaskan morfologi sel darah merah & peran besi dalam sel darah merah
3. Jelaskan definisi, etiologi, epidemiologi anemia
4. Jelaskan patogenesis anemia (perdarahan, defisiensi besi, hemoglobinopati,
penyakit kronik, hemolitik, pernisiosa, aplastik)
Data Tambahan:
Hb 8 g/dL
Hematokrit 24%
Leukosit 7800
Basofil 1%
Eosinofil 0%
Neutrofil batang 2%
Neutrofil segmen 65%
Limfosit 25%
Monosit 7%
MCV 76
MCH 82
MCHC 28
Trombosit 400.000
5. Jelaskan patofisiologi gejala pada
pemicu & manifestasi klinisnya
6. Jelaskan pemeriksaan fisik &
penunjang, diagnosis anemia
7. Jelaskan tata laksana, pencegahan,
edukasi, faktor risiko anemia
8. Jelaskan prognosis & komplikasi
anemia
Perempuan 36
tahun
Haid berlebih
sejak 3 bulan
ANEMIA
Definisi
Epidemiologi
Faktor risiko
Patogenesis
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Diagnosis banding
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Tata laksana
Pencegahan & edukasi
Prognosis & komplikasi
Etiologi:
Perdarahan
Defisiensi besi
Hemoglobinopati
Penyakit kronik
Hemolitik
Pernisiosa
Malaria
Anaplastik
Lemas sejak 1
minggu
Kurang bergairah
Pucat
Sulit konsentrasi
Cepat lelah
Sakit kepala
Rambut rontok
Nyeri sendi
Pemeriksaan Fisik
Analisis Masalah
DARAH
S eluler : eritrosit, trombosit, dan
leukosit
P lasma protein, ion inorganik, air
(FUNGSI)
Eritropoiesis 1012 SDM/hari
ERITROPOIESIS
ERITROPOIETIN
Produksi Eritropoietin 90% di ginjal dan 10% terutama di
hati
o/ sel interstisial mirip fibroblas di sekitar tubulus ginjal
Dipicu oleh keadaan hipoksia jaringan ginjal dan juga
beberapa lokasi lain
Hipoksia merangasang aktivasi HIF-2 alfa dan beta
GATA-1, FOG-1, gen eritroid dan antiapoptosis
Perangsangan yang berlebihan akan memicu deformitas
komponen tulang
Pematangan eritropoiesis membutuhkan Vit B12 dan asam
folat
SINTESIS HEMOGLOBIN
Hemoglobin A
Besi lokasi simpanan
T ransferrin karakteristik
mitokondria
Memiliki sifat pigmentasi
DESTRUKSI ERITROSIT
Sitoplasma hanya mengandung enzim
metabolisme
Umur normal eritrosit 120 hari
2 mekanisme yaitu : deformitas
membran dan perubahan struktur
protein permukaan
ERITROSIT NORMAL
Bentuk: bulat bikonkaf, tidak berinti
Ukuran: 6,2-8,2 m (rata-rata 6,8-7,5 m)
Warna: pinkish red
Usia: 120 hari
Metabolisme: Embden-Meyerhof dan HMP shunt
Mengandung hemoglobin
ERITROSIT ABNORMAL
Ukuran: anisositosis
Mikrositik: lebih kecil dari normal
Makrositik: lebih besar dari normal
Bentuk: poikilositosis
Warna: anisokromia, polikromatofilia
Normochromic: normal
Hipochromic: daerah pucat > sepertiga diameter sel
ERITROSIT ABNORMAL
MEMBRAN ERITROSIT
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
ABSORPSI BESI
DEFINISI, EPIDEMIOLOGI
Anemia didefinisikan sebagai kadar
Hb kurang dari 13 g/dL untuk lakilaki dewasa dan kurang dari 12 g/dL
untuk perempuan dewasa tidak
hamil
ETIOLOGI
Akut
perdarahan, hemolisis, dan eritrosit aplasia /
anemia aplastik
Subakut
aplasia eritrosit didapat, gangguan
myelophthisic, hemolisis low-grade, dan etiologi
campuran dapat mengakibatkan anemia yang
signifikan dan dapat menimbulkan
kegawatdaruratan jika tidak dideteksi dengan
tepat waktu
Kronik
kekurangan gizi, anemia peradangan, atau
anemia dengan etiologi tertentu misalnya HIV
keseimbangan
besi negatif /
Deplesi besi
eritropoiesis
defisiensi
besi
anemia
defisiensi
besi
HEMOGLOBINOPATI:
THALASEMIA
kelainan genetik darah dimana produksi
hemoglobin yang normal tertekan
karena defek sintesis satu atau lebih
rantai globin (alfa dan beta).
Thalasemia Beta
Defek sintesis rantai globulin beta
sintesis berlebih dari rantai alfa.
(thalassemia 0 4 (rantai alfa
berlebih))
Berdasarkan etiologi:
Talasemia
talasemia
Talasemia Alfa
Defek sintesis rantai globulin alfa
sintesis berlebih dari rantai beta. (jika
talasemia 0 pembentukan rantai
yang berlebih (4))
PATOGENESIS THALASSEMIA
BETA
Perbedaannya dengan
talasemia beta
Karena rantai alfa dimiliki oleh
hemoglobin ketika fetus
maupun dewasa thalassemia
alfa bermanifestasi pada masa
fetus
talasemia Bila kelebihan
rantai alfa akan menyebabkan
presipitasi pada precursor sel
eritrosit, sedangkan talasemia
alfa menimbulkan tetramer
yang larut (soluble), yakni 4,
Hb Barts, dan 4
PATOGENESIS
Peningkatan sitokin pro inflamasi dan peran hepsidin
Hepsidin meningkat pada keadaan inflamasi
Penyakit kronis primer yang dialami pasien menentukan derajat
anemia
Misalnya pada pasien kanker memiliki jenis anemia normositik normokromik.
Sedangkan pasien rheumatoid arthritis dan infeksi kronik tuberculosis memiliki
jenis anemia mikrositik hipokromik. Pada keduanya terjadi hiperproliferasi
sumsum tulang.
ANEMIA HEMOLITIK
GEJALA
Hemoglobinemia
Hemoglobinuria
LDH tinggi
Intravaskular VS ekstravaskular
Haptoglobin berkurang
Hemosiderinuria (intravaskular)
ANEMIA HEMOLITIK
ANEMIA PERNISIOSA
Gastritis atrofik
Autoimun
Defisiensi vitamin B12
ANEMIA APLASTIK
GEJALA
Hipoproliferatif
Pansitopenia
Hiposelular
Pucat
Kekurangan RBC/Hb warna merahnya kurang
Vasokonstriksi pembuluh darah superficial mengalokasikan darah ke organ yang lebih vital
TAKIKARDIA
asodilatasi mediator kimiawi
V
defisiensi oksigen (Hb turun)
RBC kurang viskositas turun
asodilatasi + viskositas turun
V
resistensi menurun
ktivasi simpatik HR +
A
venous retirn meningkat
reload meningkat afterload
P
menurun stroke volume
meningkat Cardiac output
meningkat
TAKIPNEA
GEJALA-GEJALA ANEMIA
Gejala umum
Lemah
Lesu
Tinnitus
Mata berkunang-kunang
Kaki terasa dingin
Sesak nafas
Dispepsia
Gejala khusus :
Anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, koilonychia (kuku sendok)
Anemia megaloblastik : glositis, gangguan neurologik pada defisiensi vit.B 12
Anemia hemolitik : ikterus, splenomegali, hepatomegali
Anemia aplastik : perdarahan, tanda-tanda infeksi
Hormon androgen
Metabolisme
Vaskularisasi
Nutrisi : Zat Besi, As.Folat, Vitamin B 12, dll
Jaringan yang inflamasi menyekresi protein-protein yang memengaruhi metabolisme besi, aktivitas
sumsum tulang, dan produksi EPO
Orang RA mengonsumsi NSAID/Steroid perdarahan (menstruasi berlebih/digestif bleeding)
anemia
GEJALA LAIN
Tinnitus : meningkatnya kecepatan sirkulasi darah pada organ koklea. Darah yang
minim akan sel darah merah terkadang membuat darah menjadi encer sehingga
alirannya dalam pembuluh darah menjadi cepat.
Blurred vision : hipoksia di jalur sensoris penglihatan, baik hipoksia retina, otot mata,
saraf optik, dan otak pusat penglihatan.
Atrofi papil lidah : merupakan keadaan dimana papil lidah seakan-akan hilang dan
tidak berfungsi baik. Penampakan lidah terlihat mulus dan licin. Hal ini disebabkan
karena papil lidah merupakan jaringan yang sangat sensitif dengan keadaan
vasularisasinya yang tidak adekuat seperti dalam kondisi anemia.
PERHITUNGAN HEMOGLOBIN
Penanda utama seorang pasien mengalami anemia
Sampel pemeriksaan diambil dari darah kapiler
Sediaan: darah langsung maupun darah dengan antikoagulan K3-EDTA
Nilai Hb normal:
Laki-laki : 13-16 g/dL
Perempuan : 12-14 g/dL
HITUNG HEMATOKRIT
Metode:
Interpretasi
dibawah angka normal anemia
diatas angka normal polisitemia atau dehidrasi
Indeks eritrosit dinilai dengan menggunakan mean corpuscular volume (MCV) dan MCH (mean corpuscular
hemoglobin)
MCV>92 makrositik; MCV<82 mikrositik
MCH<27 hipokromik
Nilai normal:
Laki-Laki <10 mm
Perempuan <20 mm
Gambaran makrositosis
pada sel darah merah
TATALAKSANA ANEMIA
Anemia akibat defisiensi besi
Terapi kausal sesuai penyebab
Terapi preparat besi (oral atau IV atau
SK)
Absorpsi: duodenum dan jejenum proksimal
Ekskresi : sel epitel kulit dan saluran cerna yang
terkelupas, keringat, urin, feses, kuku, dan rambut
yang dipotong
ES: mual, muntah, konstipasi
TATALAKSANA ANEMIA
Anemia pernisiosa
Terapi suplemen vitamin B12
Aktif: deoksiadenosil kobalamin dan
metilkobalamin
Fungsi: metabolisme intrasel, sintesis DNA
Absorpsi: ileum (dibantu faktor intrinsik Castle
dan difusi)
Kebutuhan tubuh: 1 g
Ekskresi: saluran empedu (diserap kembali)
1 g ; urin
Sediaan oral dan parenteral (IM dan SK)
Anemia aplastik
Terapi definitif
Transplantasi sumsum tulang
Terapi suportif
Transfusi darah jika kadar Hb 7-8 g/dL
Terapi imunosupresif (anti-thymocyte
globulin atau thymoglobulin) + siklosporin
A
Terapi antibiotik (infeksi) seftazidim
atau kombinasi aminoglikosida,
sefalosporin, dan penisilin
Terapi peningkatan neutrofil filgrastim
atau sargramostim
Terapi eritropoietin epoetin alfa
TATALAKSANA ANEMIA
Anemia hemolitik autoimun
Tipe hangat
Medikamentosa
Pembedahan
Tipe dingin
Hindari faktor pemicu
Klorambusil
Cari kemungkinan penyebabnya
Didapat
Mikroangiopatik suplemen asam
folat dan transfusi darah
Obat-obatan
Infeksi (malaria, dll)
Agen toksik
TATALAKSANA ANEMIA
Anemia akibat penyakit kronis
Terapi utama : penyakit dasarnya yang kronis infeksi kronis (tuberkulosis), inflamasi kronis (artritis rheumatoid),
dan keganasan (limfoma dan sarkoma).
Terapi lainnya :
Transfusi darah mempertahankan kadar Hb 10-11 g/dL pada kasus gangguan hemodinamik.
Pemberian eritropoietin hanya pasien anemia akibat kanker, gagal ginjal, mieloma multipel, artritis rheumatoid, dan HIV/AIDs Efek yang
diharapkan adalah menekan produksi TNF- dan IFN .2
PROGNOSIS
KOMPLIKASI
REFERENSI
Sherwood L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. 7th ed. Canada : BROOKS/COLE; 2012.
Hall JE, Guyton AC. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 12th ed. Indonesia : SAUNDERS ELSEVIER; 2014
Hoffbrand AV, Moss PAH. ESSENTIAL HEMATOLOGY. 6th ed. UK: WILEY-BLACKWELL; 2011
Tsiftsoglou AS, Vizirianakis IS, Strouboulis J. Erythropoiesis : Model System, Molecular Regulators, and Developmental programs. Yunani : IUBMB Life; 2009. 61(8) : 800
830
Kaushansky K, Lichtman MA, Beutler E, Kipps TJ, Seligsohn U, Prchal JT. Williams Hematology. 8th ed. USA: McGraw-Hill; 2010
Soemarmo M, Hendra L, Sulistia G. Kamus Kedokteran. 6th ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011. p. 10.
Turgeon ML. Clinical Hematology: Theory & Procedures. 5th ed. Philadelphia: Lipincott Williams & Wilkins; 2012. p. 166-169.
Lichtman MA, Beutler E, Seligson U, Kaushansky K, Kipps TO. Williams Hematolgy. 7th ed. New York: Mc-Graw Hill Medical; 2012. p. 170-175.
Harper JL, Besa EC. Iron Deficiency Anemia. USA [serial on the internet]. 2014 [cited 2015 May 6]; Available from: www.emedicine.medscape.com.
Longo DL. Harrisons Hematology and Oncology. 5th ed. New York: Mc-Graw Hill Medical; 2010. p. 71-73.
1 Bakta I M. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 5th. Jakarta: Publishing Interna; 2009. p1109-1112
2Djuanda A, Hamzah M, Alsah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6th. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010
3Anand I S, Chandrashekhar Y, Ferrari R, Wilson P A P, Harris P C. Pathogenesis of oedema in chronic severe anaemia: studies of body water and sodium, renal function,
haemodynamics variables, and plasma hormones. Pubmed: 1193;70:357-362.
4Segal R, Baer A N. Handouts: Anemia & Rheumatoid Arthritis [internet homepage]. Cited on : http://www.anemia.org/patients/information-handouts/arthritis/
REFERENSI
National Institutes of Health. Your Guide to Anemia. USA: US Departement of Health and Human Services; 2011
Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. 4th ed. Jakarta: Media Aesculapius; 2014
Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi. Farmakologi dan Terapi. 5th ed. Jakarta: BP FKUI; 2012
Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Basic and Clinical Pharmacology. 12th ed. USA: McGraw Hill; 2012
Short MW, Domagalski JE. Iron Deficiency Anemia: Evaluation and Management. 2013. American Family Physician; 87(2): 98-104
Mahan LK, Escott-Stump S. Krause;s Food and Nutrition Therapy. 12th ed. USA: Elsevier Saunders; 2008
Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Harrisons Hematology and Oncology. USA: McGraw Hill; 2010
De Bonist, Bruno. Worldwide prevalence of anaemia 1993-2005 of WHO Global Database of anaemia. WHO 2008. [internet]
[cited 2015 May 6th]. Available from: http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596657_eng.pdf
Hoffman R, et al. Hematology: Basic Principles and Practice. Sixth Edition. In: Marks PW. Approach to Anemia in the Adult and Child.
2013; Elseviers Inc. chp 32, 418-426
Vanessa GK. Evaluation of anemia in the older adults. 2013 October 9th. Elsevier BV. [internet] [cited 2015 May 6th]. Available from:
https://www.clinicalkey.com//#!/content/medical_topic/21-s2.0-2001310
Palermo J and Nabilli SN. Anemia Prognosis. 2014 November 11th. [internet] [cited 2015 May 6th]. Available from: http://
www.emedicinehealth.com/anemia/page13_em.htm
REFERENSI
Gaspard KJ. Disorders of Red Blood Cells: Anemia. In: Porth CM, Matfin G. editors. Pathophysiology Concepts
of Altered Health States. 8th edition. China: Lippincott; 2009. chp.14. p.284-293
National Heart, Lung, and Blood Indtitue (NHLBI). The Link Between Anemia and Deficits in Memory and
Attention in Individuals with Sickle Cell Disease. (serial on the internet). Cited on: 06/05/2015 18:37 WIB.
Available from: Lindhttps://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT00451919
Blood Disorders: Normal Structure & Function. In: McPhee SJ, Hammer GD. authors. Pathophysiology of Disease.
6th edition. China: McGraw-Hill; 2010. chp.6. chml version
Metivier F, Marchais SJ, Guerin AP, Pannier B, London GM. Pathophysiology of Anemia: Focus on The Heart and
Blood Vessels. Nephrol Dial Transplant. 2000; 15(3): 14-18
Pierson DJ. Pathophysiology and Clinical Effect of Chronic Hypoxia. Pathophysiology and Clinical Effects of
Chronic Hypoxia. Respiratory Care. 2000; 45(1): 39-53
Fluid and Acid-Base Balance. In: Sherwood L. authors. Human Physiology From Cells to System. 7th edition.
China: Brooks/Cole; 2010. Chp.15. p.569-587
Lactic acidosis (serial on the internet). Cited on: 06/05/2015 17:56 WIB. Available from: Web =
http://fitsweb.uchc.edu/student/selectives/TimurGraham/Lactic_Acidosis.html