Oleh:
Kelompok 8
1. Eka Yuliati
12030654217
2. Nur Istiqomah Mardhotillah 12030654219
3. Pungky Dilaka Putri
12030654240
PENDIDIKAN IPA B 2012
ABSTRAK
Eksplorasi Sifat-Sifat Gelombang pada Bidang
Telah dilakukan percobaan denga judul Eksplorasi Sifat-Sifat Gelombang Pada Bidang
yang bertujuan untuk mendeskripsikan (gambar dan verbal) sifat-sifat gelombang air
(pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi). Variabel percobaan pemantulan yang
digunakan antara lain : variabel manipulasi adalah jarak sumber gelombang (bandul) terhadap
dinding, variabel kontrol adalah rangkaian alat tangki riak, volume air, dan variabel respon
adalah sifat gelombang. Variabel percobaan pembiasan yang digunakan antara lain : variabel
manipulasi adalah jumlah kaca (tebal tipisnya kaca), variabel kontrol adalah rangkaian alat
tangki riak, volume air , dan variabel respon adalah sifat gelombang yang diamati. Variabel
percobaan interferensi yang digunakan antara lain : variabel manipulasi adalah jarak antar
bandul , variabel kontrol adalah rangkaian alat tangki riak, volume air, dan variabel respon
adalah sifat gelombang yang diamati. Variabel percobaan difraksi yang digunakan antara
lain : variabel manipulasi adalah jarak antar celah pada dinding, variabel kontrol adalah
rangkaian alat tangki riak, volume air, dan variabel respon adalah sifat gelombang yang
diamati. Metode yang digunakan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada
percobaan. Kemudian meletakkan kertas manila putih di bawah tangki riak dan memasang
power supply pada tangki riak, serta memasang motor pada tangki riak. Pada sifat
pemantulan mengatur dahulu jarak antara penggetar ke pemantulnya, kemudian motor
digetarkan. Pada sifat pembiaasan kaca tebal dan tipis diletakkan di dekat penggetar dan
diukur jaraknya antara kaca ke peggitar, kemudian motor digetarkan. Pada sifat interferensi
digunakan dua sumber pengetar dan diukur jaraknya antar penggetar dengan pemantul
kemudian digetarkan bersama-sama. Pada sifat difraksi menggunakan dua buah penghalang
gelombang, kemudian diukur jarak antar penghalang, kemudian motor digetarkan. Setelah
terbentuk sifat-sifat gelombang kemudian difoto dan digambar pada kertas. Mengulangi
percobaan sebanyak 3 kali percobaan. Dari hasil percobaan pada pemantulan menunjukan
bahwa semakin jauh jarak antara bandul dengan dinding penghalang maka semakin banyak
gelombang pantul. Pada pembiasan menunjukan bahwa semakin tebal kaca (mediumnya)
maka semakin jelas patahannya. Pada interferensi menunjukan bahwa semakin kecil jarak
kedua bandul maka semakin jelas dan semakin rapat garis lurus yang terbentuk akibat
pertemuan dari kedua gelombang. Pada difraksi menunjukan bahwa semakin sempit celah
maka semakin jelas pola difraksi yang terbentuk.
Kata Kunci: Pemantulan, pembiasan, interferensi,difraksi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gelombang adalah getaran yang merambat. pada Gelombang terdapat Muka
Gelombang yang berarti sebuah garis atau permukaan pada suatu lintasan gelombang
yang sedang merambat, dimana semua partikel pada garis atau permukaan tersebut
memiliki fase gelombang yang sama. ada dua macam muka gelombang, yaitu muka
gelombang lurus dan muka gelombang lingkaran. Dalam medium homogen,
kecepatan konstan, gelombang akan merambat pada garis lurus searah berkas. Pada
jarak yang sangat jauh dari sumber gelombang, suatu bagian kecil muka gelombang
dapat dianggap sebagai sebuah bidang, denggan berkas-berkas (sinar) gelombang
berupa garis-garis pararel yang terhadap muka gelombang atau disebut dengan
Gelombang Bidang. Analogi dua dimensi untuk gelombang bidang adalah Gelombang
Garis yang merupakan satuan kecil muka gelombang lingkaran yang berada pada
jarak yang sangat jauh dari sumber. Salah satu contoh dalam kehidupan sehari-hari,
kamu sering melihat pemantulan gelombang air kolam oleh dinding kolam, ataupun
gelombang ombak laut oleh pinggir pantai. Dapat diterimanya gelombang radio dari
stasiun pemancar yang sedemikian jauh juga menunjukkan bahwa gelombang radio
dapat dipantulkan atmosfer bumi.
Gelombang dapat mengalami pemantulan(refleksi), pembiasan (refraksi),
interferensi, hambur (difraksi). Keempat gejala gelombang tersebut dapat dipelajari
dari Tangki riak. Tangki riak digunakan untuk menghasilkan muka gelombang lurus
maupun muka gelombang lingkaran
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan sebuah rumusan masalah sebagai
berikut: Bagaimana pola pada gambar dan verbal dari sifat-sifat gelombang air
(pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi)?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu: Mendeskripsikan (gambar dan verbal)
sifat-sifat gelombang air (pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi).
D. Hipotesis
Berdasarkan tujuan praktikum diatas, didapatkan hipotesis atau dugaan sementara
sebagai berikut:
gelombang
Difraksi : Semakin sempit celah maka semakin jelas pola difraksi yang
terbentuk.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Setiap gelombang baik mekanik maupun elektromekanik memiliki sifat-sifat tertentu
karena pada prinsipnya gelombang adalah rambatan dari energi getaran. Semua gelombang
mekanik maupun gelombang elektromagnetik mempunyai sifat-sifat gelombang yang sama
yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dapat dibiaskan (refraksi), dapat saling memadukan
(interferensi), dan mengalami pelenturan (difraksi).
Untuk mempelajari sifat pada gelombang dapat dilakukan kegiatan percobaan
mengamati gelombang yang terjadi di permukaan air dengan menggunakan tangki riak atau
tangki gelombang (ripple tank). Pada dasarnya tangki riak terdiri atas tangki air yang
dasarnya terbuat dari kaca, motor listrik sebagai sumber getar yang diletakkan di atas papan
penggetar dan akan menggetarkan papan penggetar yang berupa plat/keping untuk
pembangkit gelombang lurus dan pembangkit berbentuk bola kecil untuk membangkitkan
gelombang lingkaran. Sebuah lampu diletakkan di atas tangki riak untuk menyinari
permukaan logam. Di bawah tangki riak diletakkan kertas putih untuk mengamati bentuk
gelombang pada permukaan air. Puncak dan dasar gelombang akan terlihat pada kertas putih
(layar) berupa garis gelap dan terang.
front gelombang atau muka gelombang. Jadi muka gelombang didefinisikan sebagai tempat
sekumpulan titik yang mempunyai fase yang sama pada gelombang. Muka gelombang dapat
berbentuk garis lurus atau lingkaran.
sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terhadap bidang batas pemantul pada
Gambar 2.6. Difraksi gelombang (a) pada celah lebar (b) pada celah sempit
Sumber: www.perpustakaancyber.com
Makin kecil panghalang dibandingkan panjang gelombang dari gelombang itu,
makin besar pembelokannya.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang di butuhkan dalam perobaan ini antara lain:
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama
Tangki riak
Power supply
Kertas
manila
Selotip
Air
Kamera
ponsel
Spesifikasi
Standar
-
Jumlah
1
2
Putih
Standar
Minimal 2 Mpixel
autofocus
1
1L
1
B. Rancangan Percobaan
Variabel Kontrol
Variabel Manipulasi
Variabel Respon
d. Difraksi
Variabel Kontrol
Variabel Manipulasi
Variabel Respon
D. Alur Percobaan
Tangki riak
Dirangkai
Di beri kertas manila putih di bawah tangki riak
Diisi air 1 L
Pemantulan
Pembiasan
Interferensi
Difraksi
E. Langkah Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan
2. Meletakkan kertas manila putih di bawah tangki riak
3. Memasang power supply pada tangki riak.
4. Memasang motor pada tangki riak.
5. Pada sifat pemantulan mengatur dahulu jarak antara penggetar ke pemantulnya,
kemudian motor digetarkan.
6. Pada sifat pembiaasan kaca tebal dan tipis diletakkan di dekat penggetar dan diukur
jaraknya antara kaca ke peggitar, kemudian motor digetarkan.
7. Pada sifat interferensi digunakan dua sumber pengetar dan diukur jaraknya antar
penggetar dengan pemantul kemudian digetarkan bersama-sama.
8. Pada sifat difraksi menggunakan dua buah penghalang gelombang, kemudian diukur
jarak antar penghalang, kemudian motor digetarkan.
9. Setelah terbentuk sifat-sifat gelombang kemudian difoto dan digambar pada kertas.
10. Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali percobaan.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Sifat-sifat
No
Gelombang
Ket.
Air
1.
Pemantulan
3 cm
5 cm
7 cm
2.
Pembiasan
1 kaca
2 kaca
3 kaca
Sifat-sifat
No
Gelombang
Ket.
Air
3.
Interferensi
9 cm
15 cm
21 cm
4.
Difraksi
1 cm
2 cm
3 cm
B. Analisis
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan , bentuk gelombang air yang diberi
penghalang berupa alumunium, gelombang mengalami pemantulan. Pada praktikum sifat
berkurang dan jaraknya semakin renggang. Hal terrsebut menunjukkan jarak dari kedua
bandul sangat berpengaruh terhadap hasil interferensi gelombang.
Pada percobaan yang keempat yakni menunjukkan sifat difraksi. Pada percobaan
difraksi kami menggunkan dua lempeng alumunium yang berbentuk L yang digunkan
sebagai celah. Variabel manipulasinya adalah lebar celah. Kami menggunakan lebar
celah 1 cm, 2cm, dan juga 3 cm. Pada perlakuan dengan celah 1 cm, gelombang airyang
terbentuk akibat getaran dari bandul
gelombang baru (gelombang setengah lingkaran). Gelombang yang keluar dari celah
semakin lama akan menyebar dan membesar. Keadaan tersebut sama halnya yang terjadi
pada perlakuan celah dengan diameter 2 cm dan juga 3 cm. namun yang membedakan
dari ketiga perlakuan tersebut adalah kejelasan difraksi yang ditimbulkan. Semakin
sempit celah maka semakin jelas pola difraksi yang terbentuk.
C. Diskusi
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan bentuk gelombang air saat
diberi dinding penghalang akan terjadi pemantulan yang arahnya berkebalikan dengan
arah gelombang datang. Gejala gelombang yang terbentuk pada percobaan pemantulan
gelombang datar menghasilkan gelombang datar yang koheren dimana gelombang di
pantulkan sejajar dan sama besar dengan gelombang masuknya. Pada awalnnya
gelombang pantul terlihat jelas sekali, namun seiring menjauhnya dengan dinding
penghalang maka gelombang semakin samar. Hal ini dikarenakan adanya sinar yang
menunjukkan arah gerak, sinar selalu tegak lurus terhadap muka gelombang. Gelombang
di dekat sumber berbentuk melingkar karena pengaruh bentuk bandul. Semakin jauh dari
sumber, muka gelombang kehilangan hampir semua lengkungan sehingga hampir lurus
atau rata dan bentuknya semakin samar. Perbedaan dari ketiga gambar pada pemantulan
gelombang terletak pada banyaknya gelombang pantul. Semakin kecil jarak yang
dibentuk antara bandul dengan dinding maka semakin sedikit pula gelombang pantul dan
semakin jelas gelombang yang dihasilkan.
Pada percobaan yang kedua yakni menunjukkan sifat pembiasan pada gelombang.
Pada percobaan ini ketebalan kaca sangat mempengaruhi hasil pembiasan gelombang.
gelombang air yang melewati kaca akan terlihat seolah-olah seperti patah atau tidak
bersambungan. Patahan tersebut mengarah ke dalam saat berada di atas kaca.Bentuk
patahan ini terlihat lebih jelas pada percobaan pembiasan dengan 3 kaca. Pada pembiasan
terjadi perubahan laju perambatan. Gelombang yang datang dari medium 1 (air) ke
medium 2 (kaca) mengalami perlambatan, karena perbedaan indeks bias medium
tersebut. Hasil percobaan kami ini sudah sesuai dengan kajian teori, pada perlakuan
dengan celah 1 cm,2 cm,dan 3 cm tersebut semua mengalami perlambatan atau apabila
dilihat dari gambar gelombang masuk ke dalam.
Pada percobaan interferensi, gelombang yang dihasilkan dari dua bandul merambat
saling mendekat. Kedua gelombang yang berinterferensi tersebut harus merupakan dua
gelombang yang koheren. Diantara pertemuan dari kedua gelombang tersebut terdapat
garis-garis lurus yang membentuk suatu pola. Dalam hasil interferensi terdapat dua sifat
yang sifatnya memperkuat atau melemahkan. yaitu interferensi bersifat konstruktif dan
destruktif. Interferensi bersifat konstruktif artinya saling memperkuat, yaitu saat kedua
gelombang bertemu (berinterferensi) memiliki fase yang sama. Interferensi bersifat
konstruktif dikarenakanpada beberapa bagian pertemuan antara dua gelombang, puncak
dari satu gelombang berulang-ulang bertemu dengan puncak dari gelombang yang lain
(lembah bertemu lembah). Ini merupakan interferensi konstruktif dan air secara kontinu
berosilasi ke atas dan ke bawah dengan amplitudo yang lebih besar daripada masingmasing gelombang jika terpisah. Sedang interferensi bersifat destruktif atau saling
melemahkan jika kedua gelombang bertemu dalam fase yang berlaianan. terjadi
interferensi destruktif ketika air sebenarnya tidak bergerak ke atas dan ke bawah sama
sekali (tempat dimana puncak satu gelombang bertemu dengan lembah gelombang yang
lainnya, dan sebaliknya). Adanya garis-garis lurus di tengah pertemuan dua gelombang
merupakan resultan antara dua gelombang saat berinterferensi destruktif.
Pada percobaan kami semakin kecil jarak kedua bandul maka semakin jelas dan
semakin rapat garis lurus yang terbentuk akibat pertemuan dari kedua gelombang.namun
apabila semakin renggang jarak kedua bandul , maka semakin renggang pula garis yang
terbentuk,dan semakin jelas dan banyak pula interferensi destruktif. Pada praktikum
kami dengan jarak 21 cm dapat terlihat pola interferensi destruktif yang membentuk
seperti belah ketupat.
Gejala difraksi pada dua celah sempit menghasilan dua buahgelombang baru dengan
bentuk gelombang yang dihasilkan yaitu berbentuk gelombang kecil ke gelombang besar.
Hal ini disebabkan oleh muka gelombang yang melewati celah sempit akan dipancarkan
sehingga difraksi terihat sangat jelas. celah bertindak sebagai sumber gelombang berupa
titik, dan muka gelombang yang melalui celah dipancarkan berbentuk lingkaranlingkaran dengan celah tersebut sebagai pusatnya. Difraksi gelombang adalah peristiwa
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan yaitu :
(difraksi).
Pada pemantulan, semakin jauh jarak antara bandul dengan dinding penghalang
patahannya.
Pada interferensi, semakin kecil jarak kedua bandul maka semakin jelas dan
semakin rapat garis lurus yang terbentuk akibat pertemuan dari kedua
gelombang
Pada difraksi, semakin sempit celah maka semakin jelas pola difraksi yang
terbentuk.
B. Saran
Sebaiknya mahasiswa lebih teliti dalam melakukan pengamatan/ percobaan agar
data yang diperoleh valid dan sesuai dengan teori. Selain itu, sebaiknya kondisi ruangan
dalam kondisi tidak terlalu ramai (sepi) dan terang sehingga kita sebagai praktikan akan
lebih fokus dalam pengambilan gambar data praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Drajat. 2009. Fisika : untuk SMA/MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta. p. 369.
Fisika Zone, 2014. Sifat-sifat Gelombang. (http://fisikazone.com/sifat-sifat-gelombang/).
Diakses pada tanggal 22 April 2014.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Maulana,
Puri.
2013.
Sifat-sifat
Gelombang
dan
Contohnya.
(http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/sifat-sifat-gelombang-dan-contohnyapemantulan-pembiasan-refraksi-difraksi-interferensi-dispersi-polarisasi.html). Diakses
pada tanggal 23 April 2015.
Suryatika. 2010. Sifat-sifat Gelombang. (https://suryatika.wordpress.com/gelombang/1-3sifat-sifat-gelombang/). Diakses pada tanggal 22 April 2015.
Tim Penyusun Modul Praktikum Gelombang dan Optik. 2014. Modul Praktikum Gelombang
dan Optik. Surabaya: Laboratorium IPA Dasar UNESA.
LAMPIRAN
Pemantulan
dengan jarak 3
cm
Pembiasan
dengan 1 kaca
Interferensi
dengan jarak 9
cm
Difraksi dengan
jarak 1 cm
Pemantulan
dengan jarak 5
cm
Pemantulan
dengan jarak 7
cm
Pembiasan
dengan 2 kaca
Pembiasan
dengan 3 kaca
Interferensi
dengan jarak
15 cm
Interferensi
dengan jarak
21 cm
Difraksi dengan
jarak 2 cm
Difraksi dengan
jarak 3 cm