Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

GELOMBANG DAN OPTIK


EKSPLORASI SIFAT-SIFAT GELOMBANG PADA BIDANG

Oleh:
Kelompok 8
1. Eka Yuliati
12030654217
2. Nur Istiqomah Mardhotillah 12030654219
3. Pungky Dilaka Putri
12030654240
PENDIDIKAN IPA B 2012

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
2015

ABSTRAK
Eksplorasi Sifat-Sifat Gelombang pada Bidang
Telah dilakukan percobaan denga judul Eksplorasi Sifat-Sifat Gelombang Pada Bidang
yang bertujuan untuk mendeskripsikan (gambar dan verbal) sifat-sifat gelombang air
(pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi). Variabel percobaan pemantulan yang
digunakan antara lain : variabel manipulasi adalah jarak sumber gelombang (bandul) terhadap
dinding, variabel kontrol adalah rangkaian alat tangki riak, volume air, dan variabel respon
adalah sifat gelombang. Variabel percobaan pembiasan yang digunakan antara lain : variabel
manipulasi adalah jumlah kaca (tebal tipisnya kaca), variabel kontrol adalah rangkaian alat
tangki riak, volume air , dan variabel respon adalah sifat gelombang yang diamati. Variabel
percobaan interferensi yang digunakan antara lain : variabel manipulasi adalah jarak antar
bandul , variabel kontrol adalah rangkaian alat tangki riak, volume air, dan variabel respon
adalah sifat gelombang yang diamati. Variabel percobaan difraksi yang digunakan antara
lain : variabel manipulasi adalah jarak antar celah pada dinding, variabel kontrol adalah
rangkaian alat tangki riak, volume air, dan variabel respon adalah sifat gelombang yang
diamati. Metode yang digunakan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada
percobaan. Kemudian meletakkan kertas manila putih di bawah tangki riak dan memasang
power supply pada tangki riak, serta memasang motor pada tangki riak. Pada sifat
pemantulan mengatur dahulu jarak antara penggetar ke pemantulnya, kemudian motor
digetarkan. Pada sifat pembiaasan kaca tebal dan tipis diletakkan di dekat penggetar dan
diukur jaraknya antara kaca ke peggitar, kemudian motor digetarkan. Pada sifat interferensi
digunakan dua sumber pengetar dan diukur jaraknya antar penggetar dengan pemantul
kemudian digetarkan bersama-sama. Pada sifat difraksi menggunakan dua buah penghalang
gelombang, kemudian diukur jarak antar penghalang, kemudian motor digetarkan. Setelah
terbentuk sifat-sifat gelombang kemudian difoto dan digambar pada kertas. Mengulangi
percobaan sebanyak 3 kali percobaan. Dari hasil percobaan pada pemantulan menunjukan
bahwa semakin jauh jarak antara bandul dengan dinding penghalang maka semakin banyak
gelombang pantul. Pada pembiasan menunjukan bahwa semakin tebal kaca (mediumnya)
maka semakin jelas patahannya. Pada interferensi menunjukan bahwa semakin kecil jarak
kedua bandul maka semakin jelas dan semakin rapat garis lurus yang terbentuk akibat
pertemuan dari kedua gelombang. Pada difraksi menunjukan bahwa semakin sempit celah
maka semakin jelas pola difraksi yang terbentuk.
Kata Kunci: Pemantulan, pembiasan, interferensi,difraksi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gelombang adalah getaran yang merambat. pada Gelombang terdapat Muka
Gelombang yang berarti sebuah garis atau permukaan pada suatu lintasan gelombang
yang sedang merambat, dimana semua partikel pada garis atau permukaan tersebut
memiliki fase gelombang yang sama. ada dua macam muka gelombang, yaitu muka
gelombang lurus dan muka gelombang lingkaran. Dalam medium homogen,
kecepatan konstan, gelombang akan merambat pada garis lurus searah berkas. Pada
jarak yang sangat jauh dari sumber gelombang, suatu bagian kecil muka gelombang
dapat dianggap sebagai sebuah bidang, denggan berkas-berkas (sinar) gelombang
berupa garis-garis pararel yang terhadap muka gelombang atau disebut dengan
Gelombang Bidang. Analogi dua dimensi untuk gelombang bidang adalah Gelombang
Garis yang merupakan satuan kecil muka gelombang lingkaran yang berada pada
jarak yang sangat jauh dari sumber. Salah satu contoh dalam kehidupan sehari-hari,
kamu sering melihat pemantulan gelombang air kolam oleh dinding kolam, ataupun
gelombang ombak laut oleh pinggir pantai. Dapat diterimanya gelombang radio dari
stasiun pemancar yang sedemikian jauh juga menunjukkan bahwa gelombang radio
dapat dipantulkan atmosfer bumi.
Gelombang dapat mengalami pemantulan(refleksi), pembiasan (refraksi),
interferensi, hambur (difraksi). Keempat gejala gelombang tersebut dapat dipelajari
dari Tangki riak. Tangki riak digunakan untuk menghasilkan muka gelombang lurus
maupun muka gelombang lingkaran
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan sebuah rumusan masalah sebagai
berikut: Bagaimana pola pada gambar dan verbal dari sifat-sifat gelombang air
(pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi)?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu: Mendeskripsikan (gambar dan verbal)
sifat-sifat gelombang air (pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi).
D. Hipotesis
Berdasarkan tujuan praktikum diatas, didapatkan hipotesis atau dugaan sementara
sebagai berikut:

Pemantulan : semakin jauh jarak antara bandul dengan dinding penghalang

maka semakin banyak gelombang pantul.


Pembiasan : Semakin tebal kaca (mediumnya) maka semakin jelas patahannya.
Interferensi : Semakin kecil jarak kedua bandul maka semakin jelas dan
semakin rapat garis lurus yang terbentuk akibat pertemuan dari kedua

gelombang
Difraksi : Semakin sempit celah maka semakin jelas pola difraksi yang
terbentuk.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Setiap gelombang baik mekanik maupun elektromekanik memiliki sifat-sifat tertentu
karena pada prinsipnya gelombang adalah rambatan dari energi getaran. Semua gelombang
mekanik maupun gelombang elektromagnetik mempunyai sifat-sifat gelombang yang sama
yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dapat dibiaskan (refraksi), dapat saling memadukan
(interferensi), dan mengalami pelenturan (difraksi).
Untuk mempelajari sifat pada gelombang dapat dilakukan kegiatan percobaan
mengamati gelombang yang terjadi di permukaan air dengan menggunakan tangki riak atau
tangki gelombang (ripple tank). Pada dasarnya tangki riak terdiri atas tangki air yang
dasarnya terbuat dari kaca, motor listrik sebagai sumber getar yang diletakkan di atas papan
penggetar dan akan menggetarkan papan penggetar yang berupa plat/keping untuk
pembangkit gelombang lurus dan pembangkit berbentuk bola kecil untuk membangkitkan
gelombang lingkaran. Sebuah lampu diletakkan di atas tangki riak untuk menyinari
permukaan logam. Di bawah tangki riak diletakkan kertas putih untuk mengamati bentuk
gelombang pada permukaan air. Puncak dan dasar gelombang akan terlihat pada kertas putih
(layar) berupa garis gelap dan terang.

Gambar 2.1. Percobaan tangki riak


Sumber: www.fisikazone.com
Sebelum membicarakan sifat gelombang, akan kita bahas mengenai pengertian front
gelombang atau muka gelombang dan sinar gelombang. Apabila kita menggunakan keping
getar, maka pada permukaan air akan kita lihat garis lurus yang bergerak ke tepi dan jika kita
menggunakan bola sebagai penggetarnya, maka pada permukaan timbul lingkaran-lingkaran
yang bergerak ke tepi. Sekumpulan garis-garis atau lingkaran-lingkaran itu yang dinamakan

front gelombang atau muka gelombang. Jadi muka gelombang didefinisikan sebagai tempat
sekumpulan titik yang mempunyai fase yang sama pada gelombang. Muka gelombang dapat
berbentuk garis lurus atau lingkaran.

Gambar 2.2. Muka gelombang lurus dan muka gelombang lingkaran


Sumber: www.fifikazone.com
Tempat kedudukkan titik yang mempunyai fase yang sama mempunyai jarak 1, 2, 3
, dan seterusnya, sehingga jarak antar front gelombang yang saling berdekatan sebesar 1
gambar diatas. Muka gelombang lurus seperti ditunjukkan dalam gambar. Setiap gelombang
merambat menurut arah tertentu. Arah rambatan gelombang disebut sinar gelombang. Sinar
gelombang arahnya selalu tegak lurus muka gelombang.
A. Gelombang dapat mengalami Pemantulan (Refleksi)
Semua gelombang dapat dipantulkan jika mengenai penghalang. Contohnya seperti
gelombang stationer pada tali. Gelombang datang dapat dipantulkan oleh penghalang.
Contoh lain kalian mungkin sering mendengar gema yaitu pantulan gelombang bunyi.
Gema dapat terjadi di gedung-gedung atau saat berekreasi ke dekat tebing.
Pemantulan (refleksi) adalah peristiwa pengembalian seluruh atau sebagian dari
suatu berkas partikel atau gelombang bila berkas tersebut bertemu dengan bidang batas
antara dua medium. Suatu garis atau permukaan dalam medium dua atau tiga dimensi
yang dilewati gelombang disebut muka gelombang. Muka gelombang ini merupakan
tempat kedudukan titik-titik yang mengalami gangguan dengan fase yang sama, biasanya
tegak lurus arah gelombang dan dapat mempunyai bentuk, misalnya muka gelombang
melingkar dan muka gelombang lurus, seperti yang terlihat pada Gambar 2.2.
Pada jarak yang sangat jauh dari suatu sumber dalam medium yang seragam, muka
gelombang merupakan bagian-bagian kecil dari bola dengan jari-jari yang sangat besar,
sehingga dapat dianggap sebagai bidang datar. Misalnya, muka gelombang sinar
matahari, yang tiba di Bumi merupakan bidang datar.

Gambar 2.3. Pemantulan gelombang oleh bidang


Sumber: www.perpustakaancyber.blogsopt.com
Pada peristiwa pemantulan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3, berlaku
suatu hukum yang berbunyi:
1.

sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terhadap bidang batas pemantul pada

titik jatuh, semuanya berada dalam satu bidang.


2.
sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).
Hukum tersebut dinamakan Hukum Pemantulan.
B. Gelombang dapat mengalami Pembiasan (Refraksi)
Pembiasan dapat diartikan sebagai pembelokan gelombang yang melalui batas dua
medium yang berbeda. Pada pembiasan ini akan terjadi perubahan cepat rambat, panjang
gelombang dan arah. Sedangkan frekuensinya tetap.
Perubahan arah gelombang saat gelombang masuk ke medium baru yang
mengakibatkan gelombang bergerak dengan kelajuan yang berbeda disebut pembiasan.
Pada pembiasan terjadi perubahan laju perambatan. Panjang gelombangnya bertambah
atau berkurang sesuai dengan perubahan kelajuannya, tetapi tidak ada perubahan
frekuensi. Peristiwa ini ditunjukkan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Pembiasan gelombang


Sumber: www.perpustakaancyber.blogsopt.com
Pada gambar tersebut kecepatan gelombang pada medium 2 lebih kecil daripada
medium 1. Dalam hal ini, arah gelombang membelok sehingga perambatannya lebih
hampir tegak lurus terhadap batas. Jadi, sudut pembiasan (2), lebih kecil daripada sudut
datang (1).

Gelombang yang datang dari medium 1 ke medium 2 mengalami perlambatan.


Muka gelombang A, pada waktu yang sama t di mana A1 merambat sejauh l1 = v1t,
terlihat bahwa A2 merambat sejauh l2 = v2t. Kedua segitiga yang digambarkan memiliki
sisi sama yaitu a. Sehingga:
sin 1 = l1/a = v1t/a dan sin 2 = l2/a = v2t/a
Dari kedua persamaan tersebut diperoleh:
(sin 1/sin 2) = v1/v2........................................................... (1)
Perbandingan v1/v2 menyatakan indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1,
n, sehingga:
n = n2/n1 ................................................................ (2)
Dari persamaan (1) dan (2) akan diperoleh:
sin 1/sin 2 = n
(sin 1/sin 2) = (n2/n1) ....................................................... (3)
atau
n1.sin 1 = n2.2 ........................................ (4)
Persamaan (4) merupakan pernyataan Hukum Snellius.
C. Gelombang dapat saling Memadukan (Interferensi)
Interferensi adalah perpaduan dua gelombang atau lebih. Jika dua gelombang
dipadukan maka akan terjadi dua kemungkinan yang khusus, yaitu saling menguatkan
dan saling melemahkan. Interferensi saling menguatkan disebut interferensi kontruktif
dan terpenuhi jika kedua gelombang sefase. Interferensi saling melemahkan disebut
interferensi distruktif dan terpenuhi jika kedua gelombang berlawanan fase.
Interaksi antara dua gerakan gelombang atau lebih yang mempengaruhi suatu
bagian medium yang sama sehingga gangguan sesaat pada gelombang paduan
merupakan jumlah vektor gangguan-gangguan sesaat pada masing-masing gelombang
merupakan penjelasan fenomena interferensi. Interferensi terjadi pada dua gelombang
koheren, yaitu gelombang yang memiliki frekuensi dan beda fase sama.
Pada gelombang tali, jika dua buah gelombang tali merambat berlawanan arah, saat
bertemu keduanya melakukan interferensi. Setelah itu, masing-masing melanjutkan
perjalanannya seperti semula tanpa terpengaruh sedikit pun dengan peristiwa interferensi
yang baru dialaminya. Sifat khas ini hanya dimiliki oleh gelombang.

Gambar 2.5. Interferensi gelombang tali


Sumber: www.perpustakaancyber.com
Jika dua buah gelombang bergabung sedemikian rupa sehingga puncaknya tiba
pada satu titik secara bersamaan, amplitudo gelombang hasil gabungannya lebih besar
dari gelombang semula. Gabungan gelombang ini disebut saling menguatkan
(konstruktif). Titik yang mengalami interferensi seperti ini disebut perut gelombang.
Akan tetapi, jika puncak gelombang yang satu tiba pada suatu titik bersamaan dengan
dasar gelombang lain, amplitudo gabungannya minimum (sama dengan nol). Interferensi
seperti ini disebut interferensi saling melemahkan (destruktif). Interferensi pada
gelombang air dapat diamati dengan menggunakan tangki riak dengan dua pembangkit
gelombang lingkaran.
Analisis interferensi gelombang air digunakan seperti pada Gambar 2.6.

Gambar 2.5. Interferensi gelombang air


Sumber: www.perpustakaancyber.com
Berdasarkan gambar, S1 dan S2 merupakan sumber gelombang lingkaran yang
berinterferensi. Garis tebal (tidak putus-putus) menunjukkan muka gelombang yang
terdiri atas puncak-puncak gelombang, sedangkan garis putus-putus menunjukkan dasardasar gelombang.
Perpotongan garis tebal dan garis putus-putus diberi tanda lingkaran kosong (O).
Pada tangki riak, garis sepanjang titik perpotongan itu berwarna agak gelap, yang

menunjukkan terjadinya interferensi yang saling melemahkan (destruktif). Di antara


garis-garis agak gelap, terdapat pitapita yang sangat terang dan gelap secara bergantian.
Pita sangat terang terjadi jika puncak dua gelombang bertemu (perpotongan garis tebal),
dan pita sangat gelap terjadi jika dasar dua gelombang bertemu (perpotongan garis putusputus). Titik-titik yang paling terang pada pita terang dan titik-titik yang paling gelap
pada pita gelap merupakan titik-titik hasil interferensi saling menguatkan.
D. Gelombang dapat mengalami Pelenturan (Difraksi)
Difraksi merupakan peristiwa penyebaran atau pembelokan gelombang pada saat
gelombang tersebut melintas melalui bukaan atau mengelilingi ujung penghalang.
Difraksi disebut juga pelenturan yaitu gejala gelombang yang melentur saat melalui
lubang kecil sehingga mirip sumber baru. Besarnya difraksi bergantung pada ukuran
penghalang dan panjang gelombang, seperti pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Difraksi gelombang (a) pada celah lebar (b) pada celah sempit
Sumber: www.perpustakaancyber.com
Makin kecil panghalang dibandingkan panjang gelombang dari gelombang itu,
makin besar pembelokannya.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang di butuhkan dalam perobaan ini antara lain:
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
Tangki riak
Power supply
Kertas
manila
Selotip
Air
Kamera
ponsel

Spesifikasi
Standar
-

Jumlah
1
2

Putih

Standar
Minimal 2 Mpixel
autofocus

1
1L
1

B. Rancangan Percobaan

Gambar 3.1. Struktur tangki riak


Sumber: www.google.com
C. Variabel Dan Definisi Operasional
1. Variabel Percobaan
a. Pemantulan
Variabel Kontrol
: Rangkaian alat tangki riak, volume air
Variabel Manipulasi : Jarak sumber gelombang (bandul) terhadap dinding
Variabel Respon
: Sifat gelombang
b. Pembiasan
Variabel Kontrol
: Rangkaian alat tangki riak, volume air
Variabel Manipulasi : Jumlah kaca (tebal tipisnya kaca)
Variabel Respon
: Sifat gelombang yang diamati
c. Interferensi

Variabel Kontrol
Variabel Manipulasi
Variabel Respon
d. Difraksi
Variabel Kontrol
Variabel Manipulasi
Variabel Respon

: Rangkaian alat tangki riak, volume air


: Jarak antar bandul
: Sifat gelombang yang diamati
: Rangkaian alat tangki riak, volume air
: Jarak antar celah pada dinding
: Sifat gelombang yang diamati

2. Definisi Operasional Variabel


a. Variabel Kontrol
: Tangki riak yang digunakan yaitu tangki yang telah
dirangkai dan diatur kedatarannya. Sedangkan volume air yang digunakan yaitu
secukupnya sehingga kaca dapat tercelup untuk pengamatan sifat pembiasan
b. Variabel Manipulasi : Pada pemantulan: Jarak sumber gelombang dengan dinding
yaitu jarak antara bandul sebagai sumber gelombang dengan dinding lenpengan
alumunium, jarak yang digunakan yaitu 3 cm, 5 cm, dan 7 cm. Pada pengamatan
sifat pembiasan yaitu digunakan 1 buah kaca (tipis) dan 2 buah kaca, dan 3 buah
kaca (tebal). Pada pengamatan sifat interferensi yaitu perlakuan jarak antar
bandul yaitu jarak yang diatur antar bandul sebagai sumber gelombang, jarak
yang digunakan yaitu 9 cm, 15 cm, dan 21 cm. Pada pengamatan difraksi panjang
celah yaitu celah yang dibuat antara dua lempengan alumunium berbentuk L
yang dicelupkan dan diatur posisinya hingga membentuk celah. jarak celah yang
digunakan yaitu 1cm, 2cm, dan 3cm.
c. Variabel respon : Sifat gelombang yang diamati dalam percobaan ini yaitu
pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi.

D. Alur Percobaan

Tangki riak
Dirangkai
Di beri kertas manila putih di bawah tangki riak
Diisi air 1 L

Tangki riak berisi air

diletakkan pada tangki


riak
Diukur
jarak antara motor
Diukur jarak antara motor Kaca
ke pemantul
Diukur
jarak motor ke
pemantul
Diukur
jarak
motor
ke
kaca
Motor digerakkan
Motor digerakkan Motor digerakkan
Motor digerakkan

Pemantulan

Pembiasan

Interferensi

Difraksi

Digambar pada kertas


Diulangi sebanyak 3x percobaan
Gambar sifst-sifat gelombang air

E. Langkah Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan
2. Meletakkan kertas manila putih di bawah tangki riak
3. Memasang power supply pada tangki riak.
4. Memasang motor pada tangki riak.
5. Pada sifat pemantulan mengatur dahulu jarak antara penggetar ke pemantulnya,
kemudian motor digetarkan.
6. Pada sifat pembiaasan kaca tebal dan tipis diletakkan di dekat penggetar dan diukur
jaraknya antara kaca ke peggitar, kemudian motor digetarkan.
7. Pada sifat interferensi digunakan dua sumber pengetar dan diukur jaraknya antar
penggetar dengan pemantul kemudian digetarkan bersama-sama.
8. Pada sifat difraksi menggunakan dua buah penghalang gelombang, kemudian diukur
jarak antar penghalang, kemudian motor digetarkan.
9. Setelah terbentuk sifat-sifat gelombang kemudian difoto dan digambar pada kertas.
10. Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali percobaan.

BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Sifat-sifat
No

Gelombang

Gambar pada teori

Ket.

Air
1.

Pemantulan

3 cm

5 cm

7 cm

2.

Pembiasan

1 kaca

2 kaca

3 kaca

Foto pada saat praktikum

Sifat-sifat
No

Gelombang

Gambar pada teori

Ket.

Foto pada saat praktikum

Air
3.

Interferensi

9 cm

15 cm

21 cm

4.

Difraksi

1 cm

2 cm

3 cm

B. Analisis
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan , bentuk gelombang air yang diberi
penghalang berupa alumunium, gelombang mengalami pemantulan. Pada praktikum sifat

pemantulan gelombang kami memanipulasi jarak bandul ke penghalang sejauh 3 cm, 5


cm, dan juga 7 cm. Pada perlakuan jarak penghalang ke bandul sejauh 3 cm yakni
gelombang air yang berbentuk lingkaran berlapis-lapis akan menyebar namun ketika
mengenai dinding penghalang tersebut gelombang memantul dan berbentuk setengah
lingkaran dengan arah yang berkebalikan dengan arah gelombang datang. Pada awalnya
gelombang pantul tang terbentuk tersebut terlihat jelas namun semakin menjauhi dinding
penghalang gelombang pantul semakin samar. Keadaan tersebut juga terjadi pada
perlakuan jarak penghalang ke bandul sejauh 5 cm dan dengan jarak 7 cm. Namun dari
ketiga perlakuan tersebut terjadi perbedaan pada jumlah gelombang pantulnya. Pada
perlakuan jarak 3 cm terbentuk gelombang pantul sebanyak 4 , sedangkan pada jarak 5
cm terbentu gelombang pantul 6 sedangkan pada jarak 7 cm terbentuk gelombnag pantul
sebanyak 8. Hal tersebut menunjukkan semakin jauh jarak anatara bandul dengan
dinding penghalang maka semakin bayak gelombang pantul.
Pada percobaan kedua yakni menunjukkan sifat pembiasan. Untuk percobaan
pembiasan, kami menggunkaan kaca sebagai medium perbatasan dengan perlakuan
jumlah kaca sebagai variabel manipulasi (1 kaca, 2 kaca, dan 3 kaca) untuk perbedaan
ketebalan medium. Pada perlakuan menggunakan 1 kaca, gelombang yang terbentuk
mengalami perbedaan ketika diberi kaca. Gelombang yang melewati kaca akan terlihat
seolah-olah tidah bersambungan atau terjadi patahan. Patahan tersebut mengarah kearah
dalam. Keadaan tersebut juga terjadi pada perlakuan menggunakan 2 kaca dan juga 3
kaca. Namun dari ketiga perlakuan tersebut terjadi perbedaan pada kejelasan patahan
namun arah patahan arah patahanntya tetap sama yakni kedalam. Semakin tebal kaca
(mediumnya) maka semakin jelas patahannya.
Pada percobaan ketiga yakni menunjukkan sifat interferensi. Dalam percobaan ini
kami menggunkan dua bandul dengan memanipuasi jarak dari kedua bandul tersebut
(jarak 9 cm.15 cm, dan 21cm). pada perlakuan jarak 9 cm gelombang yang dihasilkan
akibat bergetarnya kedua bandul tersebut merambat saling mendekat. Diantara
pertemuan kedua gelombang tersebut terbentuk garis lurus yang membentuk suatu pola.
Keadaan tersebut juga terjadi pada perlakuan bandul dengan jarak 9 cm dan juga 21 cm.
namun dari ketiga perlakuan tersebut terjadi perbedaan pada garis lurus yang terbentuk
ditengah pertemuan dari kedua gelombang tersebut. Pada perlakuan dengan jarak 9 cm
terbentuk garis lurus yang sangat jelas dan jaraknya cukup rapat. Dan pada perlakuan
dengan jarak 15 cm jarak lurus yang terbentuk semakin berkurang dan jaraknya juga
kurang rapat demikian pula pada percobaan denga jarak 21 cm, garis tersebut semakin

berkurang dan jaraknya semakin renggang. Hal terrsebut menunjukkan jarak dari kedua
bandul sangat berpengaruh terhadap hasil interferensi gelombang.
Pada percobaan yang keempat yakni menunjukkan sifat difraksi. Pada percobaan
difraksi kami menggunkan dua lempeng alumunium yang berbentuk L yang digunkan
sebagai celah. Variabel manipulasinya adalah lebar celah. Kami menggunakan lebar
celah 1 cm, 2cm, dan juga 3 cm. Pada perlakuan dengan celah 1 cm, gelombang airyang
terbentuk akibat getaran dari bandul

ini akan melewati celah dan akan terbentuk

gelombang baru (gelombang setengah lingkaran). Gelombang yang keluar dari celah
semakin lama akan menyebar dan membesar. Keadaan tersebut sama halnya yang terjadi
pada perlakuan celah dengan diameter 2 cm dan juga 3 cm. namun yang membedakan
dari ketiga perlakuan tersebut adalah kejelasan difraksi yang ditimbulkan. Semakin
sempit celah maka semakin jelas pola difraksi yang terbentuk.

C. Diskusi
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan bentuk gelombang air saat
diberi dinding penghalang akan terjadi pemantulan yang arahnya berkebalikan dengan
arah gelombang datang. Gejala gelombang yang terbentuk pada percobaan pemantulan
gelombang datar menghasilkan gelombang datar yang koheren dimana gelombang di
pantulkan sejajar dan sama besar dengan gelombang masuknya. Pada awalnnya
gelombang pantul terlihat jelas sekali, namun seiring menjauhnya dengan dinding
penghalang maka gelombang semakin samar. Hal ini dikarenakan adanya sinar yang
menunjukkan arah gerak, sinar selalu tegak lurus terhadap muka gelombang. Gelombang
di dekat sumber berbentuk melingkar karena pengaruh bentuk bandul. Semakin jauh dari
sumber, muka gelombang kehilangan hampir semua lengkungan sehingga hampir lurus
atau rata dan bentuknya semakin samar. Perbedaan dari ketiga gambar pada pemantulan
gelombang terletak pada banyaknya gelombang pantul. Semakin kecil jarak yang
dibentuk antara bandul dengan dinding maka semakin sedikit pula gelombang pantul dan
semakin jelas gelombang yang dihasilkan.
Pada percobaan yang kedua yakni menunjukkan sifat pembiasan pada gelombang.
Pada percobaan ini ketebalan kaca sangat mempengaruhi hasil pembiasan gelombang.
gelombang air yang melewati kaca akan terlihat seolah-olah seperti patah atau tidak
bersambungan. Patahan tersebut mengarah ke dalam saat berada di atas kaca.Bentuk

patahan ini terlihat lebih jelas pada percobaan pembiasan dengan 3 kaca. Pada pembiasan
terjadi perubahan laju perambatan. Gelombang yang datang dari medium 1 (air) ke
medium 2 (kaca) mengalami perlambatan, karena perbedaan indeks bias medium
tersebut. Hasil percobaan kami ini sudah sesuai dengan kajian teori, pada perlakuan
dengan celah 1 cm,2 cm,dan 3 cm tersebut semua mengalami perlambatan atau apabila
dilihat dari gambar gelombang masuk ke dalam.
Pada percobaan interferensi, gelombang yang dihasilkan dari dua bandul merambat
saling mendekat. Kedua gelombang yang berinterferensi tersebut harus merupakan dua
gelombang yang koheren. Diantara pertemuan dari kedua gelombang tersebut terdapat
garis-garis lurus yang membentuk suatu pola. Dalam hasil interferensi terdapat dua sifat
yang sifatnya memperkuat atau melemahkan. yaitu interferensi bersifat konstruktif dan
destruktif. Interferensi bersifat konstruktif artinya saling memperkuat, yaitu saat kedua
gelombang bertemu (berinterferensi) memiliki fase yang sama. Interferensi bersifat
konstruktif dikarenakanpada beberapa bagian pertemuan antara dua gelombang, puncak
dari satu gelombang berulang-ulang bertemu dengan puncak dari gelombang yang lain
(lembah bertemu lembah). Ini merupakan interferensi konstruktif dan air secara kontinu
berosilasi ke atas dan ke bawah dengan amplitudo yang lebih besar daripada masingmasing gelombang jika terpisah. Sedang interferensi bersifat destruktif atau saling
melemahkan jika kedua gelombang bertemu dalam fase yang berlaianan. terjadi
interferensi destruktif ketika air sebenarnya tidak bergerak ke atas dan ke bawah sama
sekali (tempat dimana puncak satu gelombang bertemu dengan lembah gelombang yang
lainnya, dan sebaliknya). Adanya garis-garis lurus di tengah pertemuan dua gelombang
merupakan resultan antara dua gelombang saat berinterferensi destruktif.
Pada percobaan kami semakin kecil jarak kedua bandul maka semakin jelas dan
semakin rapat garis lurus yang terbentuk akibat pertemuan dari kedua gelombang.namun
apabila semakin renggang jarak kedua bandul , maka semakin renggang pula garis yang
terbentuk,dan semakin jelas dan banyak pula interferensi destruktif. Pada praktikum
kami dengan jarak 21 cm dapat terlihat pola interferensi destruktif yang membentuk
seperti belah ketupat.
Gejala difraksi pada dua celah sempit menghasilan dua buahgelombang baru dengan
bentuk gelombang yang dihasilkan yaitu berbentuk gelombang kecil ke gelombang besar.
Hal ini disebabkan oleh muka gelombang yang melewati celah sempit akan dipancarkan
sehingga difraksi terihat sangat jelas. celah bertindak sebagai sumber gelombang berupa
titik, dan muka gelombang yang melalui celah dipancarkan berbentuk lingkaranlingkaran dengan celah tersebut sebagai pusatnya. Difraksi gelombang adalah peristiwa

pembelokan/penyebaran (lenturan) gelombang jika gelombang tersebut melalui celah.


Gejala difraksi akan semakin tampak jelas apabila lebar celah semakin sempit.
Pada gambar hasil percobaan kami, Sebuah gelombang pada permukaan air merambat
lurus. Kernudian, gelombang tersebut terhalang oleh sebuah penghalang yang memiliki
sebuah celah sempit. Gelombang akan merambat melewati celah sempit tersebut. Celah
sempit seolah-olah merupakan sumber gelomhang baru. Oleh karena itu. setelah
melewati celah sempit gelombang akan merambat membentuk Imgkaran-lingkaran
dengan celah sempit tersebut sebagai pusatnya. Perbedaan antar gelombang yang
melewati celah 1 cm,2 cm, dan 3 cm terletak pada diameter gelombang baru yang
terbentuk dari celah tersebut. Diameter pada gelombang baru terbentuk sesuai dengan
lebar celahnya.
.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan yaitu :

sifat-sifat gelombang yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dapat dibiaskan


(refraksi), dapat saling memadukan (interferensi), dan mengalami pelenturan

(difraksi).
Pada pemantulan, semakin jauh jarak antara bandul dengan dinding penghalang

maka semakin banyak gelombang pantul.


Pada pembiasan, Semakin tebal kaca (mediumnya) maka semakin jelas

patahannya.
Pada interferensi, semakin kecil jarak kedua bandul maka semakin jelas dan
semakin rapat garis lurus yang terbentuk akibat pertemuan dari kedua

gelombang
Pada difraksi, semakin sempit celah maka semakin jelas pola difraksi yang
terbentuk.

B. Saran
Sebaiknya mahasiswa lebih teliti dalam melakukan pengamatan/ percobaan agar
data yang diperoleh valid dan sesuai dengan teori. Selain itu, sebaiknya kondisi ruangan
dalam kondisi tidak terlalu ramai (sepi) dan terang sehingga kita sebagai praktikan akan
lebih fokus dalam pengambilan gambar data praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Drajat. 2009. Fisika : untuk SMA/MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta. p. 369.
Fisika Zone, 2014. Sifat-sifat Gelombang. (http://fisikazone.com/sifat-sifat-gelombang/).
Diakses pada tanggal 22 April 2014.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Maulana,

Puri.

2013.

Sifat-sifat

Gelombang

dan

Contohnya.

(http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/sifat-sifat-gelombang-dan-contohnyapemantulan-pembiasan-refraksi-difraksi-interferensi-dispersi-polarisasi.html). Diakses
pada tanggal 23 April 2015.
Suryatika. 2010. Sifat-sifat Gelombang. (https://suryatika.wordpress.com/gelombang/1-3sifat-sifat-gelombang/). Diakses pada tanggal 22 April 2015.
Tim Penyusun Modul Praktikum Gelombang dan Optik. 2014. Modul Praktikum Gelombang
dan Optik. Surabaya: Laboratorium IPA Dasar UNESA.

LAMPIRAN

Pemantulan
dengan jarak 3
cm

Pembiasan
dengan 1 kaca

Interferensi
dengan jarak 9
cm

Difraksi dengan
jarak 1 cm

Pemantulan
dengan jarak 5
cm

Pemantulan
dengan jarak 7
cm

Pembiasan
dengan 2 kaca

Pembiasan
dengan 3 kaca

Interferensi
dengan jarak
15 cm

Interferensi
dengan jarak
21 cm

Difraksi dengan
jarak 2 cm

Difraksi dengan
jarak 3 cm

Anda mungkin juga menyukai