Anda di halaman 1dari 4

Rosalia Jasmine (071311233077) MBP Asia Timur Week 8

Signifikansi Taiwan dan Hubungannya dengan Tiongkok


Taiwan merupakan negara yang terletak di tenggara dari Tiongkok serta utara dari
Filipina. Taiwan dikelilingi oleh lautan, yaitu Laut Tiongkok Timur, Laut Filipina, Laut
Tiongkok Selatan dan Selat Taiwan (CIA, t.t.). Taiwan dikenal dengan Republik Tiongkok
yang didirikan pada 1 Januari 1912 setelah berhasil menggulingkan pemerintahan Dinasti
Qing. Runtuhnya Dinasti Qing menandakan berakhirnya sistem kekaisaran yang telah lama
berdiri di Tiongkok. Pada tahun 1949, pemerintahan Republik Cina berakhir dengan
kemenangan Partai Komunis Tiongkok atas Partai Nasionalis Tiongkok atau Kuomintang
yang mendirikan pemerintahan Republik Tiongkok. Pada akhirnya, Tiongkok Daratan
berubah menjadi Republik Rakyat Tiongkok. Semantara itu, Partai Kuomintang bersama
dengan 2 juta pengikutnya berpindah ke Pulau Taiwan dan mendirikan pemerintahan
Republik Tiongkok di Taiwan (BBC, t.t.).
Pasca pendirian pemerintahannya di Taiwan, Partai Kuomintang menggunakan
konstitusi 1947 yang sebelumnya digunakan untuk melawan komunisme di Tiongkok
daratan. Demokratisasi terus dilaksanakan di Taiwan dan mulai berkembang secara signifikan
pada tahun 1980an. Pada tahun 2000, terjadi perpindahan kekuasaan secara damai dari Partai
Kuomintang ke Partai Progresif Demokratik. Pada periode ini, Taiwan mulai mengalami
kemajuan dengan sebutan sebagai salah satu dari macan perekonomian Asia Timur dengan
GDP pada peringkat 22 di dunia yaitu $1,022 triliun dan GDP per kapita pada peringkat 33 di
dunia dengan angka $43.600 pada tahun 2014. Perkembangan perekonomian Taiwan yang
pesat tidak didampingi dengan perkembangan perbaikan hubungannya dengan Tiongkok,
terutama dalam permasalahan status Taiwan yang ingin memerdekakan dirinya (CIA, t.t.).
Hingga saat ini, PBB mengakui Taiwan sebagai salah satu provinsi dari Tiongkok yang diberi
otonomi khusus oleh Tiongkok untuk mengatur sendiri wilayahnya.
Signifikansi Taiwan dalam kacamata geostrategis merupakan alasan mengapa
Tiongkok tidak ingin melepaskan Taiwan dari genggaman Tiongkok. Bagi Tiongkok, Taiwan
merupakan first island chain, yaitu pulau yang memiliki letak yang strategis diantara Asia
Timur Laut dan Asia Tenggara. Dengan menguasai Taiwan yang merupakan first island
chain, Tiongkok dapat menguasai Asia, sehingga reunifikasi Taiwan merupakan prioritas
Tiongkok untuk memberikan status Tiongkok sebagai great power di Asia. Hingga kini,
dominasi Amerika Serikat di Taiwan lebih dominan dibandingkan dominasi Tiongkok di
Taiwan. Hal ini terlihat dari pemerintahan di Taiwan yang liberal dan demokratis serta
perekonomiannya yang kapitalis, yang mana diadopsi dari Amerika Serikat. Dengan kata lain,
Taiwan menjadi signifikan bagi rivalitas hubungan Sino-Amerika. (Yan, 2006: 194-195).

Rosalia Jasmine (071311233077) MBP Asia Timur Week 8


Keduanya berusaha memperebutkan Taiwan dengan tujuan untuk menguasai seluruh wilayah
Asia. Amerika Serikat kerap menganggu upaya Tiongkok untuk menyatukan Taiwan ke
dalam teritori Tiongkok. Misalnya Amerika Serikat yang membantu pemerintahan nasionalis
untuk membangun perekonomian dan mengembangkan sistem demokrasi Taiwan pasca
diperintahnya Taiwan oleh Partai Kuomintang. Di saat Tiongkok mengalami kemunduran
dalam pemerintahan Mao Zedong, Taiwan merasakan perkembangan ekonomi yang pesat dan
mengalami demokratisasi (Safril, 2014: 325). Di samping itu Amerika Serikat juga membuat
Taiwan Relations Act (TRA) yang berlaku sejak 1979. Melalui TRA, Amerika Serikat
menyalurkan bantuan ekonomi dan militer ke Taiwan (Safril, 2014: 323).
Pada awalnya, dengan adanya hubungan baik antara Amerika Serikat dan Tiongkok
pada tahun 1972, hubungan cross-strait antara Tiongkok dan Taiwan berjalan dengan baik.
Pada masa tersebut, Tiongkok mendeklarasikan bahwa hanya ada satu pemerintahan legal di
Tiongkok dengan princip yang dikenal dengan one-China principle. Tiongkok menolak
adanya one China, one Taiwan, one Chine, two governments, two Chinas,
independent Taiwan ataupun the status of Taiwan remains to be determined. Bagi
Tiongkok, Taiwan merupakan bagian dari teritorinya. Sebelum terjadinya demokratisasi
Taiwan pada tahun 1988, Kuomintang tidak menolak prinsip one China ini meskipun
Kuomintang memiliki pandangannya sendiri mengenai Tiongkok. Namun pada pemerintahan
Lee Teng-hui yang terpilih menjadi presiden melalui pemilu pertama di Taiwan, Lee mulai
menolak doktrin one China (Yan, 2006: 196). Lee mulai melakukan berbagai usaha untuk
mendapatkan pengakuan internasional atas kehadiran Taiwan. Misalnya dengan menyatakan
bahwa Taiwan merupakan negara merdeka dan berdaulay dalam wawancara The Washington
Post pada November 2007. Amerika Serikat juga membantu Taiwan untuk dapat ikut serta
dalam berbagai organisasi internasional misalnya dengan memberikan bantuan dana kepada
suatu organisasi jika organisasi tersebut memasukkan Taiwan sebagai anggota (Safril, 2014:
326). Usaha isolasi Taiwan dilakukan dengan pembuatan one-China principle serta
mencegah Taiwan untuk melakukan usaha yang akan berkontradiksi dengan status subsovereignnya (Chao & Hsu, 2006: 48). Melalui one-China principle, Tiongkok terus
menekankan bahwa hanya ada satu Tiongkok dan Taiwan merupakan bagian dari Tiongkok.
Untuk itu, Taiwan tidak memiliki hak untuk berpartisipasi dalam hubungan luar negari resmi
serta ikut serta dalam IGO.
Di sisi ekonomi, Tiongkok dan Taiwan ternyata memiliki interaksi ekonomi yang
intens semenjak awal 1990an. Taiwan menjadi negara yang tergantung pada Tiongkok untuk
ekspor dan kesempatan investasi. Perdagangan antara Tiongkok dan Taiwan dimulai pada

Rosalia Jasmine (071311233077) MBP Asia Timur Week 8


pertengatan tahun 1980 dan terus terjadi peningkatan arus perdagangan antara keduanya dari
tahun ke tahun. Tiongkok menyerap 3,21% dari keseluruhan ekspor Taiwan pada tahun 1985
dan meningkat hingga 24.68% pada tahun 2002. Pada periode yang sama ekspor Tiongkok ke
Taiwan meningkat dari 0,42% menjadi 2,7% (Investment Commission dalam Cheng, 2005:
96). Dengan kata lain, Tiongkok merupakan destinasi penting bagi barang Taiwan, namun
Taiwan tidaklah begitu krusial bagi pasar ekspor Tiongkok. ketergantungan ekspor
menimbulkan kerentanan terhadap perekonomian suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar
ekspor, kecuali minyak, merupakan yang sulit untuk dicari. Ketergantungan ini digunakan
Tiongkok sebagai kekuatan yang dapat mengikat Taiwan dan memaksa Taiwan menjadi
tawanan Tiongkok yang tidak dapat melepaskan diri dari Tiongkok (Cheng, 2005: 104).
Meskipun begitu Cheng (2005: 105) menyatakan bahwa kemungkinan Tiongkok untuk
memberikan sanksi perekonomian pada Taiwan cenderung rendah karena ada terdapat akibat
yang akan juga diderita oleh Tiongkok apabila ia melakukan hal tersebut. Meskipun kapalkapal Taiwan membawa barang-barang Taiwan ke Tiongkok, kapal-kapal ini juga menjual
banyak barang-barang Tiongkok ke luar negeri.
Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini, Taiwan
merupakan bagian dari Tiongkok dengan one-China principle. Dengan prinsip ini,
Tiongkok melakukan isolasi terhadap Taiwan sehingga Taiwan diakui internasional sebagai
bagian dari Tiongkok. Hal ini dilakukan oleh Tiongkok karena Tiongkok melihat signifikansi
penguasaan Taiwan secara geostrategis yang dapat memberikan status Tiongkok sebagai
great power di Asia. Meskipun terdapat hubungan politik yang buruk di antara keduanya,
kedua negara ini melakukan kegiatan perdagangan secara intens semenjak 1990. Penulis
beropini bahwa Tiongkok saat ini masih berusaha menekankan kekuasaannya terhadap
Taiwan. Kemungkinan-kemungkinan akan terjadinya revolusi dari Taiwan tetap ada karena
hingga kini, Taiwan masih berusaha mendapatkan pengakuan atas dirinya di kancah
internasional.
Referensi:
BBC, t.t. Taiwan Profile Timeline [online]. Tersedia di: http://www.bbc.com/news/worldasia-16178545. [Diakses: 27 April 2015]
Chao, Chien-min dan Hsu, Chih-chia, 2006. China Isolates Taiwan, dalam Edward
Friedman (ed). Chinas Rise, Taiwans Dilemmas and International Peace. Oxon:
Routledge.

Rosalia Jasmine (071311233077) MBP Asia Timur Week 8


Cheng, T. J., 2005. China-Taiwan Economic Linkage: Between Insulation and
Superconductivity, dalam Nancy Bernkopf Tucker (ed). Dangerous Strait: The USTaiwan-China Crisis. New York: Columbia University Press.
CIA,

t.t.

The

World

Factbook:

Taiwan

[online].

Tersedia

di:

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/tw.html. [Diakses: 27
April 2015].
Safril, A., 2014. Kajian Historis atas Kompleksitas Isu Taiwan dalam Hubungan China dan
Amerika Serikat, dalam Global & Strategis, 8 (2): pp. 321-337.
Yan, Jiann-Fa. 2006. Taiwans Asia Pacific Geostrategic Value, pp. 193-204 in Edward
Friedman (ed). Chinas Rise, Taiwans Dilemmas and International Peace. Oxon:
Routledge.

Anda mungkin juga menyukai