Anda di halaman 1dari 4

Rosalia Jasmine (071311233077) MBP Amerika Latin Week 6

Revolusi Kuba
Kuba merupakan salah satu negara pulau di Amerika Latin yang terletak di Teluk
Meksiko, Laut Karibia. Sebelum Revolusi Kuba terjadi, pemerintahan Kuba dipimpin oleh
pemenang pemilihan presiden, Fulgencio Batistia, yang menjabat pada tahun 1940. Amerika
Serikat menyambut Batista sebagai pemimpin baru Kuba dan memberikan dukungan
terhadap rezim baru tersebut. Pada masa kepemimpinannya, Kuba masuk ke dalam Perang
Dunia II dalam kubu sekutu. Di bawah kepemimpinan Batista, perekonomian Kuba dapat
dikatakan baik. Dengan kekalahannya pada pemilihan presiden pada tahun 1944, ia turun dari
jabatannya sebagai presiden. Batista kembali mencalonkan diri menjadi presiden pada tahun
1952. Namun, Batista sudah diprediksi akan kalah sebelum pemilihan presiden tersebut
dilaksanakan. Karena ketakutan akan kekalahannya, ia melaksanakan kudeta militer bersama
aliansinya dan kemudian mengambil alih pemerintahan Kuba dengan Batista sebagai presiden
Kuba semenjak tahun 1952 (Minster, t.t.). Pemerintahan Batista kembali didukung oleh
Amerika Serikat. Batista menjalankan pemerintahan Kuba dengan dirinya sebagai diktator.
Kebijakan-kebijakannya tidak memihak rakyat dan cenderung menyediakan kepentingan
Amerika Serikat (HistoryLearningSite.co.uk, 2014).
Rakyat Kuba tidak menyukai pemerintahan Batista yang dianggap korup dan tidak
dapat memperbaiki kemiskinan yang terjadi di Kuba sehingga terjadilah suatu penyerangan
barak tentara di Moncada yang dipimpin oleh Fidel Castro pada 26 Juli 1953. Penyerangan
tersebut gagal sehingga menyebabkan Castro ditangkap dan dipenjara (Minster, t.t.).
Meskipun penyerangan tersebut gagal, penyerangan inilah yang menjadi awal dari terjadinya
Revolusi Kuba. Setelah Castro dibebaskan dari penjara, Castro kembali menghimpun
kekuatan untuk menggulingkan pemerintahan Batista. Bersama dengan Che Guevara, ia
kembali memulai pemberontakan pada Desember 1956. Pemberontakan tersebut berujung
dengan kekalahannya sehingga ia turun dari jabatannya sebagai presiden pada 31 Desember
1958 dan meninggalkan Kuba untuk pergi ke Republik Dominika dengan reputasinya yang
telah hancur (HistoryLearningSite.co.uk, 2014). Turunnya Batista menandakan naiknya
Castro pada posisi pemimpin Kuba dan memulai revolusi pemerintahan Kuba.
Sosialisme mulai memasuki sistem pemerintahan Kuba pada 1 Januari 1959 dengan
dukungan dan legitimasi yang kuat (Chomsky, 2011: 44). Rakyat Kuba berharap untuk
mengakhiri rezim Batista dan mengawali rezim baru dengan etos voluntarism rakyat Kuba
untuk pembangunan Kuba kedepannya. Dengan etos ini, rakyat Kuba bersedia untuk
berkorban untuk membangun Kuba yang lebih baik (Chomsky, 2011: 50). Rezim baru kuba
ditandai dengan nilai-nilai sosialis Uni Soviet. Revolusi juga berdampak pada perubagan

Rosalia Jasmine (071311233077) MBP Amerika Latin Week 6


dalam sistem politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Reformasi radikal secara drastis
meredistribusi kekayaan dan pendapatan Kuba. Upah buruh meningkat, pengangguran
berkurang, protelariat perkotaan menerima pengurangan tingkat sewa dan utilitas, petani
menerima lahan dan kredit. Secara garis besar, efek dari revolusi dalam bidang ekonomi
terlihat dalam waktu enam bulan setelah revolusi dimulai. Layanan masyarakat seperti
sekolah, perawatan medis, obat-obatan, keamanan sosial, fasilitas olahraga dan telepon
umum, berkembang pesat dengan biaya rendah atau bahkan gratis (Chomsky, 2011: 48-49).
Castro juga bertekad untuk mengurangi ketergantungan Kuba terhadap ekspor gula dengan
memulai diversifikasi agrikultur dan mengedepankan industrialisasi. Namun pada tahun
1963, usaha diversifikasi tidak berjalan dengan lancar karena Kuba masih tetap tergantung
pada produksi gula. Namun usaha Kuba dalam membentuk negara dengan asas persamaan
telah berhasil membawa perubahan sosial yang fundamental (Chomsky, 2011: 53).
Kedekatan Kuba dengan Uni Soviet ditandai dengan bergabungnya Kuba ke dalam
Council for Mutual Economic Assistance (COMECON) pada tahun 1972, dan
mengimplementasikan Five-Year Plan pada tahun 1975. Secara politik, pemerintah Kuba
juga mengikuti model Uni Soviet dengan membentuk sebuah partai komunis Kuba bernama
Partindo Comunista de Cuba (PCC) yang mengadakan kongres pertamanya pada tahun 1975.
Kemudian pada tahun 1976, pemerintah Kuba menyetujui konstitusi sosialis baru bagi
pemerintahan Kuba. Kedekatan dengan blok sosialis disertai dengan kedekatan Kuba dengan
dunia kapitalis. Akhir tahun 1970an, pemerintah mulai mengedepankan investasi asing dalam
sektor pariwisata, industri ringan, peralatan medis, obat-obatan, konstruksi, dan agro-industri
dari negara-negara kapitalis (Chomsky, 2011: 57-58).
Revolusi Kuba meningkatkan ketegangan hubungan antara Amerika Serikat dengan
Kuba yang sebelumnya berjalan dengan baik di bawah pemerintahan Batista. Hal tersebut
dikarenakan perekonomian Kuba yang mulai berhaluan sosialis. Terlihat dengan kebijakankebijakan nasionalisasi ekonomi Kuba, yang mana Kuba juga menasionalisasi perusahaanperusahaan Amerika Serikat yang berada di Kuba. Amerika Serikat mulai melihat Kuba
sebagai negara yang berhaluan komunis dan menyatakan Kuba sebagai ancaman bagi
Amerika Serikat. Eskalasi konflik di antara keduanya meningkat dengan adanya kedekatan
antara Uni Soviet dan Kuba yang diperlihatkan dalam persetujuan perdagangan gula, minyak
dan barang manufaktur di antara keduanya pada Februari 1960. Amerika Serikat
melaksanakan embargo ekonomi pada Oktober 1960 dan diikuti dengan hubungan diplomatik
yang memburuk pada Januari 1961 (Chomsky, 2011: 77).

Rosalia Jasmine (071311233077) MBP Amerika Latin Week 6


Untuk menggulingkan pemerintahan Castro, Amerika melancarkan invasi terhadap
Kuba di Teluk Babi pada April 1961 dengan memulai pelatihan pada anti-Castro Cuban
exiles pada tahun 1960. (Chomsky, 2011: 77). Namun invasi tersebut gagal karena Castro
telah mengantisipasi invasi tersebut. Meskipun invasi ini gagal, penyerangan Amerika Serikat
terhadap Teluk Babi menimbulkan kemarahan dari Uni Soviet yang merupakan aliansi Kuba.
Nikita Khruschev menyatakan tindakan Amerika Serikat sebagai tindakan yang memicu
hadirnya peperangan. Hingga pada akhirnya Uni Soviet mengirim pasukannya untuk
mendirikan pangkalan rudalnya di Kuba pada Juli 1962. Kemudian pada bulan Oktober 1962,
pesawat mata-mata Amerika menemukan pangkalan rudal tersebut. Presiden John F. Kennedy
menganggap bahwa kedekatan posisi rudal tersebut dengan Amerika menjadikan rudal
tersebut ancaman bagi Amerika. Sehingga Kennedy meminta Uni Soviet untuk memindahkan
rudalnya serta mengumumkan blokade kapal perang Amerika terhadap kapal Uni Soviet yang
mengarah ke Kuba untuk memasang rudal tambahan. Hal ini menyebabkan masyarakat dunia
dilanda ketakutan akan perang nuklir. Perang nuklir tidak jadi berlangsung di antara
keduanya dikarenakan Khrushev yang setuju untuk memindahkan pangkalan rudalnya dari
kuba sehingga Amerika Serikat berhenti melakukan blokade kapal di Kuba (Littell, 2000:
985).
Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa sebelum Revolusi Kuba terjadi,
pemerintahan Kuba dipimpin oleh pemenang pemilihan presiden, Fulgencio Batistia, yang
menjabat pada tahun 1940 hingga 1944 dan 1952 hingga 1958. Amerika Serikat mendukung
pemerintahan Batista karena kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Batista memihak
kepentingan Amerika Serikat. Rakyat Kuba tidak menyukai pemerintahan Batista periode
kedua yang dianggap korup dan tidak dapat memperbaiki kemiskinan yang terjadi di Kuba
sehingga terjadilah suatu penyerangan barak tentara di Moncada yang dipimpin oleh Fidel
Castro pada 26 Juli 1953. Berbagai pemberontakan berlanjut sehingga pada akhirnya Batista
turun dari jabatannya pada 31 Desember 1958 dan digantikan oleh Castro pada 1 Januari
1959. Revolusi dimulai dengan masuknya nilai sosialis dalam pemerintahan Kuba. Di
samping itu Kuba juga menjalin hubungan dekat dengan Uni Soviet. Revolusi Kuba secara
drastis meredistribusi kekayaan dan pendapatan Kuba. Revolusi Kuba meningkatkan
ketegangan hubungan antara Amerika Serikat dengan Kuba yang sebelumnya berjalan dengan
baik di bawah pemerintahan Batista. Amerika Serikat menganggap Kuba sebagai ancaman
dengan pemerintahan komunisnya. Untuk menggulingkan pemerintahan Castro, Amerika
melancarkan invasi terhadap Kuba di Teluk Babi pada April 1961 dengan memulai pelatihan
pada anti-Castro Cuban exiles pada tahun 1960. Namun invasi tersebut gagal karena Castro

Rosalia Jasmine (071311233077) MBP Amerika Latin Week 6


telah mengantisipasi invasi tersebut. Nikita Khruschev menyatakan tindakan Amerika Serikat
sebagai tindakan yang memicu hadirnya peperangan. Hingga pada akhirnya Uni Soviet
mengirim pasukannya untuk mendirikan pangkalan rudalnya di Kuba pada Juli 1962.
Kemudian pada bulan Oktober 1962, pesawat mata-mata Amerika menemukan pangkalan
rudal tersebut yang kemudian memicu terjadinya krisis misil Kuba. Krisis tersebut diakhiri
dengan penarikan pangkalan rudal Uni Soviet dan penarikan tentara Amerika Serikat di
Kuba.
Referensi:
Chomsky, A. 2011. A History of the Cuban Revolution. West Sussex: Blackwell Publishing.
HistoryLearningSite.co.uk,

2014.

Fulgencio

Batista

[online].

Tersedia

di:

http://www.historylearningsite.co.uk/fulgencio_batista.htm. Diakses: 29 Maret 2015


Littell, McDougal, 2000. World History. USA : Houghton Mifflin Company
Minster, Christopher, t.t. Biography of Fulgencio Batista [online]. Tersedia di:
http://latinamericanhistory.about.com/od/historyofthecaribbean/a/08fbatista.htm.
Diakses: 29 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai