mencemaskan
Jourdy Keintjem
405130210
Learning Objective
1. Definisi Keputihan dan Penyebab Jenis-Jenis Keputihan
2. Jenis-Jenis Komplikasi dari Keputihan
3. Cara Pengambilan,Penyimpanan,Pengiriman,Pemeiksaan,dan
Interpretasi
4. Cara Pengobatan
5. Cara Pencegahan
Definisi Keputihan
Penyebab Keputihan
Menurut Sianturi (2001) penyebab terjadinya keputihan bermacammacam, dapat disebabkan oleh adanya :
Adanya jasat renik berupa kuman, jamur, parasit atau virus yang
menghasilkan zat kimia tertentu bersifat asam sehingga menimbulkan
bau tak sedan dan mengganggu kehidupan sel-sel alat kelamin normal.
Beberapa contoh kuman (bakteri), jamur, parasit dan virus yang dapat
menimbulkan keputihan
1. Kuman (bakteri)
a) Gonococus
b) Chlangdia trachomatis
c) Treponema pallidum
2. Jamur
3. Parasit
4) Virus
c. Benda asing
Adanya benda asing seperti kotoran tanah atau biji-bijian pada anakanak atau tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang dipakai
waktu senggama, adanya cincing pesarium yang digunakan pada wanita
yang menderita hernia atau prolape, jika rangsangan ini menimbulkan
luka dapat menimbulkan infeksi pada liang senggama. d. Kanker Pada
kanker terdapat gangguan dari pertumbuhan sel normal yang
berlebihan sehingga mengakibatkan sel tumbuh sangat cepat secara
abnormal dan mudah rusak, sehingga terjadi pembusukan dan
perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk
memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker tersebut, akibat
proses pembusukan tersebut terjadi pengeluaran cairan yang banyak
disertai oleh bau busuk.
e. Menopause
Pada keadaan mati haid (baki/menopause) sel-sel pada leher rahim dan
liang senggama mengalami hambatan dalam pematangan sel karena
tidak adanya hormon pemacu yaitu estrogen, liang senggama, menjadi
kering kadang timbul gatal karena tipisnya lapisan sel sehingga mudah
timbul luka dan infeksi penyerta. )
3.Cara Pengambilan,Penyimpanan,
Penyimpanan,dan Intepretasi
Macam Pemeriksaan
1) Inspeksi Dilihat dahulu dengan seksama mulai dari bibir kemaluan dan
muara kandung kencing (urethra) sampai anus, konsistensi cairan, warna, bau
adakah luka luka atau kutil dan tumor sedangkan pada anak- anak, adakah
cacing kremi pada anusnya.
2) Pemeriksaan dengan Speculum dan pada wanita yang telah menikah adakah
tanda-tanda kemerahan, pembengkakan, luka atau tumor.
3) Melebur leher rahim dengan asam cuka dan larutan yodium, yaitu lugol,
apabila warna leher rahim berubah putih menandakan adanya kepadatan sel
yang lebih dari biasa seperti pra kanker disertai warna kuning keemasan.
2.asal spesimen
Spesimen Biopsi
Histopatologi
Potongan jaringan dicelupkan dalam suatu cairan fiksatif. Prosedur fiksasi ini
hams dapat mempertahankan jaringan dalam keadaan semirip mungkin
dengan keadaan jaringan hidup, dengan melindungi potongan jaringan itu
terhadap aktivitas bakteri, autolisis, pengerutan,dll.
Jenis botol yang paling sesuai untuk spesimen biopsi adalah Dotol bertutupplastik dengan mulut lebar (botol rill. Botol seperti ini tersedia dalam
berbagai kapasitas: 60 ml, 45 ml, 30 ml, dan 15 ml)
Fiksatif
Teknik fiksasi
Penerimaan Spesimen
Volume larutan fiksatif yang dibutuhkan kira-kira 50 kali volume jaringan biopsi.
Ketebalan jaringan biopsi normalnya 3-5 mm (kalau terlalu tebal,.fiksasi sulit
atau tidak mungkin dilakukan). Namun, luas spesimen dapat bervariasi dan hal
ini yang menentukan volume fiksatif yang diperlukan bisa dilihat di
ketentuannya.
Pemberian label
Potong kertas karton berbentuk segiempat kecil (kira-kira 3 cm x 1 cm).
Gunakan pensil lead (timbal), tuli. di kertas tersebut: nama pasien, asal
spesimen, dan tanggal pengambilan. Tempelkan label tersebut di botol berisi
larutan fiksatif.
Waktu fiksasi
Waktu fiksasi ini bervariasi tergantung pada larutan fiksatif yang dipakai.
Spesimen biopsi dapat disimpandalam larutan fiksatif sekurang-kurangnya
seminggu, sebelum dipotong dan diwarnai, bila menggunakan kedua fiksatif di
atas. Spesimen yang sudah difiksasi hatus segera dikirim ke laboratorium
patologi. Nam~n, waktu transit yang lama tidak akan menyebabkan kerusakan
spesimen.
Pengiriman spesimen biopsi
Fiksasi sumbat atau tutup botol dengan selotip. Masukkan botol dalam tabung
aluminium bertutup ulir, bersama-sama formulir permintaan. Selanjutnya;
masukkan tabung dan formulir permintaan tadi dalam peti kayu atau kardus
kecil, lalu kirim segera.
4.Cara Pengobatan
Terapi Farmakologis
1.Pengobatan keputihan yang disebabkan oleh jamur yaitu Candidiasis
dapat diobati dengan anti jamur atau krim. Biasanya jenis obat anti jamur
yang sering digunakan adalah Imidazol yang disemprotkan dalam vagina
sebanyak 1 atau 3 ml. Ada juga obat oral anti jamur yaitu ketocinazole
dengan dosis 2x1 hari selama 5 hari. Apabila ada keluhan gatal dapat
dioleskan salep anti jamur (Jones, 2005).
2.Pengobatan Fluor albus yang disebabkan oleh Trichomoniasis mudah dan
efektif yaitu setelah dilakukan pemeriksaan dapat diberikan tablet
metronidazol (Flagy) atau tablet besar Tinidazol (fasigin) dengan dosis 3x1
hari selama 7-10 hari.
3. Pengobatan keputihan (Fluor albus) yang disebabkan oleh vaginitis sama
dengan pengobatan infeksi Trichomoniasis. yaitu dengan memberikan
metronidazol atau Tinidazol dengan dosis 3x1 selama 7- 10 hari.
Pengobatan kandidiasis vagina dapat dilakukan secara topikal maupun
sistemik
Terapi Nonfarmakologi
2) Personal Hygiene
3) Pengobatan Psikologis
5.Cara Pencegahan
Akibat douching
Normalnya, douching dengan menggunakan bahan atau larutan tertentu
pada wanita sehat tidak dianjurkan, karena tidak perlu dan bukan tindakan
yang bijaksana, karena douching justru akan merubah flora bakterial normal
dan keseimbangan kimiawi vagina, merubah mukus/lendir yang alami dan
mengganggu ekologi vagina (Olds, 2000). Cairan vagina yang berasal dari
traktus genitalia atas maupun bawah, yang sifatnya asam merupakan
interaksi antara laktobacillus vagina dan glikogen yang dapat
mempertahankan keasaman cairan vagina. Apabila pH naik diatas lima,
maka insiden infeksi pada vagina akan meningkat. Cairan yang terus
mengalir dari vagina berfungsi untuk mempertahankan kebersihan relatif
vagina. Oleh karena itu penyemprotan cairan ke vagina dalam lingkungan
normal tidak diperlukan dan tidak dianjurkan (Bobak, 2005).
ialah membasuhnya dengan air bersih. Satu hal yang harus diperhatikan
dalam membasuh daerah kewanitaan, terutama setelah buang air besar
(BAB), yaitu dengan membasuhnya dari arah depan ke belakang (dari arah
vagina ke arah anus), bukan sebaliknya. Karena apabila kita terbalik arah
membasuhnya, maka kuman dari daerah anus akan terbawa ke depan dan
dapat masuk ke dalam vagina. Apabila menggunakan sabun untuk
membersihkan daerah intim, sebaiknya gunakan sabun yang lunak
(dengan ph 3,5), misalnya sabun bayi yang biasanya ber-ph netral
(Wijayanti, 2009). ersihan yang baik
Menurut Wijayanti (2009) cara merawat organ intim wanita antara lain:
1) Mandi dengan teratur dengan membasuh vagina dengan air hangat dan sabun
yang lembut.
2) Cuci tangan sebelum menyentuh vagina.
3) Setelah buang air besar dan kencing, selalu cebok dengan arah dari depan ke
belakang (ke arah anus). Jangan arah sebaliknya, karena hal ini akan membawa
bakteri dari anus ke vagina.
4) Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun.
Bahan lain misalnya nylon dan polyester akan membuat gerah, panas dan
membuat vagina menjadi lembab. Kondisi ini sangat disukai bakteri dan
jamur untuk berkembang biak.
5) Hindari penggunaan deodoran, cairan pembasuh (douches), sabun yang
keras, serta tissu yang berwarna dan berparfum.
6) Hindari juga menggunakan handuk atau waslap milik orang lain untuk
mengeringkan vagina.
7) Mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari
kelembaban yang berlebihan di daerah vagina (Wijayanti, 2009).
Daftar Pustaka