Anda di halaman 1dari 5

JOURNAL READING

OTITIS EKSTERNA : REVIEW AND CLINICAL UPDATE

Pembimbing:
dr. Kot Noordhianta, Sp. THT-KL, M.Kes
Penyusun:
Stephanus Anggara

(2014.061.060)

Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher
Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya Jakarta
RSUD Syamsudin, S.H., Sukabumi
Periode 27 April 2015 30 Mei 2015

Abstrak
Otitis eksterna terdiri dari dua bentuk, akut dan kronis. Bentuk akut biasanya
mengenai 4 dari 1000 orang sedangkan bentuk kronis biasanya mengenai 3-5% dari jumlah

populasi. Bentuk akut biasanya hasil dari infeksi bakteri (90% kasus) atau jamur (10%) yang
tumbuh berlebihan di liang telinga karena kelembaban yang berlebihan atau trauma local.
Bentuk kronisnya sering merupakan bagian dari masalah alergi dan dermatologi. Gejala dari
serangan awal akut dan kronis adalah gatal dan ketidaknyamanan. Jika tidak ditangani,
serangan akut dapat diikuti edema liang telinga, secret, dan nyeri. Penggunaan larutan
mengandung asam biasanya adekuat untuk mengatasi penyakit yang masih awal. Antibakteri
yang dikandung pada ototopikal digunakan untuk terapi pada tingkat berikutnya pada
penyakit akut, dan terapi antibiotic oral digunakan untuk penyakit yang lanjut atau pada
mereka dengan immunokompromise. Mengurangi kelembaban liang telinga, trauma, dan
paparan bahan yang mengiritasi dapat meinimalkan kekambuhan.
Pendahuluan
Otitis eksterna terdiri dari akut dan kronis. Bentuk akut biasanya merupakan infeksi
bakteri dan menyerang 4 dari 1000 orang di Amerika Serikat. Bentuk kronis biasanya berupa
infeksi jamur, alergi atau manifestasi dari dermatitis. Menyerang 3-5% dari populasi. Otitis
eksterna akut unilateral pada 90% pasien, dan memuncak pada orang dengan usia 7-12 tahun,
menurun setelah usia 50 tahun, dan biasanya berhubungan dengan kelembaban yang tinggi,
penghangat ruangan, berenang, trauma lokal, dan penggunaan alat bantu pendengaran dan
pelindung pendengaran.
Manifestasi klinisnya adalah gatal, nyeri, dan eritem, tetapi sepanjang perjalan
penyakit, masalah lain seperti edema, otorea, dan kehilangan pendengaran konduktif dapat
terjadi. Tingkat keparahan penyakit mulai dari inflamasi ringan sebesar 50% kasus, sampai
kasus gawat darurat infeksi tulang temporal sebesar 0,5% kasus. Otitis eksterna kronis
ditandai dengan gatal, ketidaknyamanan, dan eritem pada kanal eksternal yang bisa terdapat
adanya likenifikasi. Untuk kedua jenis tersebut, diperlukan terapi topikal dan penghindaran
dari faktor pencetus. Terapi ini adekuat untuk kebanyakan pasien, dan 25% akan diberikan
antibiotik oral.
Patofisiologi
Tiga puluh tiga persen liang telinga luar memiliki struktur kartilago yang dilapisi oleh
kelenjar sebasea, apokrin, dan rambut. Liang bagian tengah terdiri dari tulang tanpa struktur
adneksa. Kelenjarnya memproduksi serumen yang menyediakan perlindungan via antibakteri
lisosim. Serumen juga memiliki pH 6,9 yang menghalangi pertumbuhan mikroba.
Kekurangan seruman memacu infeksi. Kelebihan serumen dapat disebabkan secara genetik,
metabolisme, usia, retensi air, dan adanya debris. Liang telinga membersihkan diri dengan
cara migrasi lateral epitel menuju keluar, sebuah mekanisme yang melambat seiring
bertambahnya usia.
Sebelum perang dunia ke II, jamur ditemukan sebagai penyebab utama otitis eksterna
akut, tetapi penelitian militer Amerika Serikat di Pasifik selatan mengkonfirmasi bahwa
penyebab utama adalah bakteri. Sekitar 50% kasus infeksi bakteri melibatkan Pseudomonas
aeruginosa, diikuti oleh Staphylococcus aureus, dan variasi bakteri aerobik dan anaerobik
lain. Insidensi infeksi jamur hanya sekitar 10%. 5% bisa disebabkan herpes zooster atau
kondisi non-spesifik lainnya.

Tanda dan gejala bertahan sekitar 3 bulan atau lebih mengindikasikan otitis eksterna
kronis meskipun hal tersebut bisa juga disebabkan terapi yang tidak adekuat pada otitis
eksterna akut. Penyebab tersering otitis eksterna kronis adalah dermatitis kontak alergi dari
bahan kimia dari kosmetik atau sampo, alat bantu dengar atau alat perlindungan, dan
sensitivitas pada makanan. Kondisi kulit seperti dermatitis atopik atau psoriasis akan sulit
untuk ditangani.
Otitis eksterna kronis adalah hipersensitivitas tipe IV. Jamur dapat menyebar luas
melalui jalur hematogen.
Evaluasi
Onset otitis eksterna mulai beberapa hari sampai beberapa minggu. Awalnya diawali
dengan sekret yang berbau, rasa ketidaknyamanan, dan gatal disertai dengan eritem. Jika
penyakit berlanjut ke tingkat sedang, eritem meningkat dan disertai edema, sekret
mukopurulen, dan nyeri yang disebabkan tekanan tragal atau pergerakan aurikel. Pada tingkat
parah nyeri dirasakan lebih berat, liang telinga terobstruksi, dan muncul tanda-tanda
ekstrakanal seperti selulitis aurikular, parotitis, dan adenopati.
Evaluasi yang dilakukan meliputi riwayat onset, perjalanan dari gejala, adakah
kelainan kulit atau trauma lokal. Pasien dengan diabetes yang memiliki kelainan sistem
kekebalan, dan pasien dengan insufisiensi sirkulasi darah memiliki resiko percepatan
perkembangan penyakit dari ringan ke tingkat yang parah.
Pemeriksaan yang diperlukan antara lain liang telinga, membran timpani, aurikel,
nodul cervikalis, dan kulit untuk menilai ada tidaknya manifestasi dermatologi. Seruman dan
debris yang menyumbat kanal dibersihkan untuk melihat integritas membran timpani. Sering
diagnosis salah terjadi pada otitis eksterna akut dan otitis media karena membran timpani
pada otitis eksterna akut biasanya eritem.
Otoskopi pneumatik membantu menyingkirkan penyakit pada telinga tengah. Debris
biasanya dapat dikeluarkan dengan sunction frazier ukuran kecil atau dengan kuret dan
sendok telinga. Pencucian ditunda sampai integritas membran timpani dipastikan. Serumen
pada otitis eksterna akut biasanya akan terhidrasi oleh otorea jadi lebih mudah dikeluarkan.
Jika serumen tebal dan lengket atau pasien tidak mendukung, penggunaan ototopical cair
dapat digunakan untuk memudahkan pengosongan debris liang telinga.
Terapi
Dua persen asam asetat, kadang dilarutkan pada 90-95% alkohol efektif untuk
profilaksis otitis eksterna akut. Namun larutan ini dapat menyebabkan kulit terasa pedas dan
iritasi jika digunakan pada kulit dengan tingkat inflamasi yang berat. Penyakit yang lebih
lanjut membutuhkan penggunaan ototopikal yang berisi agen antimikroba. Obstruksi harus
dibersihkan sehingga penetrasi ototopikal bisa bagus. Hangatkan ototopikal pada suhu tubuh
sebelum penggunaan membantu pasien terhindar dari dizziness dari stimulasi kalorik yang
dapat disebabkan cairan dingin. Perintahkan pasien untuk tiduran miring dengan posisi
telinga sakit diatas beberapa menit setelah penetesan obat supaya obat benar-benar menyebar.
Perintahkan pasien untuk mendorong-dorong tragus supaya penyebaran obat lebih maksimal.

Kapas dapat dimasukan ke telinga untuk menyerap cairan yang berlebihan. Terapi ototopikal
harus dilanjutkan selama 5 sampai 10 hari tergantung tingkat keparahan atau dilanjutkan
sampai 3 hari setelah gejala terakhir.
Selain otitis eksterna akut, analgesik diperlukan untuk terapi dan dapat diberikan
mulai obat NSAID sampai narkotik ringan. Ototopikal harus mengandung agen antimikroba,
tidak hanya asam asetat. Tidak ada penelitian RCT yang secara langsung yang
membandingkan terapi antibiotic oral dan topical, hanya sedikit yang membandingkan
ototopikal.
Topical lain adalah aminoglikosida (neomisin, gentamisin) sampai flourokuinolon
dengan atau tanpa steroid. Ototoksisitas dari aminoglikosida berhubungan dengan terbukanya
ruang di telinga tengah atau pada penggunaan yang berkepanjangan. Oleh karena itu obat
tersebut dihindari jika gendang telinga tidak intak. Neomisin diketahui sensitive pada 5-18%
pasien dan dapat memicu dermatitis kontak. Jika otitis eksterna akut gagal untuk resolusi
secara komplit.
Sepuluh persen dari otitis eksterna akut berasal dari jamur. Infeksi jamur yang tidak
komplikasi bermanifestasi sebagai kapas keputihan (candida) atau dengan putih dengan bintik
hitam (aspergilus). Infeksi campuran bakteri dan jamur sering terjadi setelah terapi ototopikal
yang tidak adekuat. Kebanyakan infeksi jamur sifatnya ringan dan dapat diobati dengan 2%
asam asetat dan atau dengan 90-95% alcohol. Pada kondisi yang lebih berat dapat
menggunakan agen topical 1% klotrimazol atau tolnaftate.
Terapi otitis eksterna non infeksius tergantung dengan masalah yang mendasari.
Semua biasanya gatal dan memiliki onset yang cepat. Dermatitis biasanya menyebabkan
eritem ringan dan likenifikasi. Psoriasis dan dermatitis atopik akan teratasi saat terapi pada
penyakit penyebab diatasi. Jerawat atau seboroe dapat diatasi dengan krim atau sampo, alergi
dapat diatasi dengan menghindari penyebab. Otitis eksterna kronis dari dermatitis sistemik
dapat menyebabkan komplikasi infeksi bakteri oportunistik dan jamur terjadi.
Komplikasi
Ketika terapi inisial gagal, harus dipikirkan penyebab lain, termasuk diagnosisnya
benar atau tidak. Penyakit ini dapat menyebar sampai ke luar liang dan menyebabkan
auricular selulitis, servikal adenopati, atau parotitis, penambahan antibakteri oral dibutuhkan
dan kultur adalah pilihan yang tepat. Antibiotic oral harus dipertimbangkan pada kasus otitis
eksterna tingkat sedang pada pasien usia tua, pada pasien dengan imunokompromise, pasien
dengan diabetes, dan otitis eksterna maligna. Otitis eksterna maligna adalah osteomielitis
pada kanal telinga. Biasanya melibatkan mastoid dan harus diwaspadai ketika kulit kanal
nekrosis atau bergranulasi, nyeri, suhu mencapai lebih dari 39 derajat celcius, paralisis fasial,
vertigo, atau tanda meningeal dapat muncul. Furunkel dapat terjadi pada liang telinga sebagai
hasil inflamasi akut atau kronis. Kultur dapat diambil dari insisi dan drainasi dan ototopikal
dan antibiotic oral harus diberikan.

Pencegahan

Faktor pencetus otitis eksterna biasanya adalah kelembaban dan trauma. Penelitian
menunjukan anak dengan otitis eksterna akut biasanya memiliki riwayat membersihkan
telinga dengan cotton bud, cairan pembersih telinga, dan berenang. Otitis eksterna akut dapat
dicegah dengan larutan yang bersifat asam atau alkohol selama masa paparan faktor resiko.
Hal lain yang dapat digunakan sebagai pencegahan adalah penggunaan pengering rambut
untuk membersihkan udara yang terjebak ditelinga karena berenang atau mandi, dan
menghindari penggunaan cotton bud. Pencegahan sifatnya penting terutama untuk orang
dengan immunocompromise, orang dengan dermatologi sistemik, sensitif pada ototopikal,
dan orang dengan keringat berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai