Anda di halaman 1dari 2

Klasifikasi

1. Tuberculosis Millier Akut


a. Tuberkel-tuberkel yang terjadi akibat penyebaran umum ini biasanya mempunyai
ukuran sama, meskipun tidak selalu sebesar miliares (kurang dari 2 mm) sehingga
disebut tuberkulosi millier.
b. Komplikasi ini biasanya terjadi pada masabayi dan anak kecil, terjadi dalam waktu 6
bulan, terutama dalam 3 bulan setelah terbentuknya kompleks primer. Dapat terjadi
pembesaran hepar, limpa dan kelenjar getah bening superfisialis.
c. Uji tuberkulin biasanya positif menurut Lincolln hanya 10% kasus tuberculosis ,
millier uji tuberkulinif. Pada foto rontgen paru, tampak gambaran millier. Biakan
basil tuberculosis dari darah dan sumsum tulang memastikan diagnosis tuberculosis
milier secara cepat. Pemeriksaan likuor serebrospinalis perlu dilakukan meskipun
belum ada gejala, agar dapat ditemukan meningitis secara dini.
d. Perlu diingat bahwa penyakit millier terjadi ke seluruh tubuh dengan kemungkinan
basil tuberculosis menetap di alat-alat tubuh tersebut, dan suatu ketika focus-fokus
tadi dapat aktif lagi. Oleh karenanya setelah selesai pengobatan masih harus
dilakukan pengawasan sampai bertahun-tahun.
2. Tuberkulosis Millier Kronis
a. Jarang terjadi pada anak, biasanya didahului oleh tuberculosis miller akut.
Tuberkulosis millier kronik adalah jenis penyebaran hematogen berulang-ulang.
Penyebaran ini dapat menyebabkan gejala akut/ dapat juga memperpanjang masa
penyakitnya, karena penyebaran hematogen secara terus menerus.
b. Gejala pertama penyebaran ialah demam tinggi yang berlangsung lama atau dapat
menjadi demam remifen, berat badan turun dengan cepat, hepar dan limpa membesar
dan kadang mengganggu aliran limfe. Dapat terjadi pembengkakan persendian yang
dapat menghilang sendiri tanpa pengobatan. Gejala ini dapat disebabkan toksil basil
tuberculosis yang beredar dalam darah.
c. Prognosis biasanya buruk terutama bila tidak segera mendapat pengobatan.

PATOFISIOLOGI
Pasien dapat mengalami TB Millier karena penularan dari kontak penderita TB
BTA positif (batuk berdahak). Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan

kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung
kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam. Anak dapat
terinfeksi kalau droplet tersebut pertama kali terhirup ke dalam saluran pernafasan
(infeksi primer). Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat
melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai
di alveolus dan menetap disana yang dapat menyebabkan anak batuk berdahak lebih
dari 30 hari. Infeksi di mulai saat kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru,
dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai
pembentukan kompleks primer adalah 4-6 minggu.
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberculin
dari negative menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman
yang masuk dan besarnya resspon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada
umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan
kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman
persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu
menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang
bersangkutan akan menjadi penderita TB. Masa inkubasi yaitu waktu yang diperlukan
mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekita 6 bulan.
Selama kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TB
tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, seperti sistem tulang dan
sendi, kulit, otak dan saraf sehingga menjadi meningitis tuberkulosa. Selain sistem di
atas dapat pula melalui saluran cerna sehingga anak mengalami anoreksia yang
menyebabkan berat badan tidak bertambah atau penyebaran langsung ke bagianbagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah sehingga menjadi TB Millier
hingga kematian.

Anda mungkin juga menyukai