BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur,
meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standardisasi/
pembakuan obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan
distribusinya serta penggunaannya yang aman (Syamsuni, 2006).
Kemajuan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
dalam
bidang
Salep mata juga didefinisikan sebagai produk steril yang bebas dari
partikel asing, mengandung komponen-komponen yang sesuai, dan dikemas
untuk digunakan pada mata. Untuk pembuatan salep mata sterilitas
merupakan syarat yang paling penting. Tidak seharusnya dalam pembuatan
salep mata membawa banyak mikroorganisme terutama organisme
pseudomonas aeruginosa karena infeksi mata dari organisme ini akan
mengakibatkan kebutaan (Tungadi, R. 2014).
Salep mata mempunyai keuntungan utama dibanding larutan untuk
mata lainnya. Keuntunganya yaitu penambahan waktu hubungan atau kontak
antara obat, salep mata juga umumnya mempunyai bioavaibilitas yang lebih
besar dibandingkan larutan berair karena waktu kontak obat yang lebih lama
dan diperpanjang dan absorpsi obat ditingkatkan (Ansel, 2008).
Berdasarkan uraian diatas dan pentingnya sediaan salep mata maka
dilakukanlah percobaan ini yang bertujuan untuk pembuatan salep mata
steril kloramfenikol dengan menggunakan alat dan bahan yang telah
disterilkan dengan cara yang sesuai dan dalam kondisi aseptis.
I.2 Maksud dan Tujuan
I.2.1
Maksud
Mengetahui dan memahami cara pembuatan salep mata steril.
I.2.2
Tujuan
Membuat sediaan salep mata steril kloramfenikol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Obat biasanya dipakai pada mata untuk maksud efek lokal pada
pengobatan bagian permukaan mata atau pada bagian dalamnya. Karena
kapasitas mata untuk menahan atau menyimpan cairan dan salep terbatas,
pada umumnya obat mata diberikan dalam volume kecil. Preparat cairan
sering diberikan dalam bentuk sediaan tetes dan salep dengan mengoleskan
salep yang tipis pada pelupuk mata (Ansel, 2008).
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV yang dimaksud dengan salep
mata adalah salep yang digunakan pada mata, sedangkan menurut BP 1993,
salep mata adalah sediaan semisolida steril yang mempunyai penampilan
homogen dan ditujukan untuk pengobatan konjungtiva. Salep mata
digunakan untuk tujuan terapeutik dan diagnostik, dapat mengandung satu
atau lebih zat aktif (kortikosteroid, antimikroba (antibakteri dan antivirus),
antiinflamasi nonsteroid dan midriatik) yang terlarut atau terdispersi dalam
basis yang sesuai (Voight, 1994).
Salep mata dapat mengandung satu atau lebih zat aktif yang terlarut
atau terdispersi dalam basis yang sesuai. Basis yang umum digunakan
adalah lanolin, vaselin, dan parafin liquidum serta dapat mengandung bahan
pembantu yang cocok seperti anti oksidan, zat penstabil, dan pengawet.
Basis salep mata seperti Simple Eye Ointmen BP1988 dapat digunakan
untuk memberikan efek lubrikasi. Salep mata harus steril dan praktis bebas
dari kontaminasi partikel dan harus diperhatikan untuk memelihara stabilitas
sediaan selama shelf-life-nya dan sterilitas selama pemakaian. Penyiapan
dari salep mata harus berlangsung untuk menjamin kemurniaan secara
mikrobiologis yang dibutuhkan di bawah persyaratan aseptis (Voigt, 1994).
Dasar
salep
yang
dipilih
tidak
boleh
mengiritasi
mata,
O2n
Rumus Molekul
: C12H12CL12H2O5
Pemberian
: Hablur
OH
CH2
H NHCOCHCL2
halus berbentuk
jarum
atau
Khasiat
: Antibiotikum
Penyimpanan
10
Kelarutan
Khasiat
Penyimpanan
Rumus Molekul
: C8H8O3
Pemberian
OH
Khasiat
Penyimpanan
11
: Cairan
kental,
transparan,
tidak
: Praktis
tidak
dalam
etanol
larut
dalam
(95%)
air
larutan
dan
dalam
Penyimpanan
: Massa seperti
lemak,
lengket, warna
Khasiat
Penyimpanan
12
Pemberian
Kelarutan
: Praktis tidak
larut
Penyimpanan
13
BAB III
METODE KERJA
III.1
Alat dan Bahan
III.1.1 Alat yang digunakan
1. Alu
2. Autoclave
3. Batang Pengaduk
4. Lap kasar/ halus
5. Lumpang
6. Oven (Shal Lab)
7. Pipet Tetes
8. Neraca Analitik (Citi Zen)
9. Sendok Tanduk
10. Sudip
11. Tube Salep
III.1.2 Bahan yang digunakan
1. -tokoferol
2. Kertas Perkamen
3. Kloramfenikol
4. Lanolin Anhidrat
5. Metil Paraben
6. Parafin Cair
7. Tissue roll
8. Vaselin Putih
III.2
Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang disterilkan.
2. Ditimbang bahan kloramfenikol 0,0385 g, -tokoferol 0,001925 g,
metil araben 0,0192 g, paraffin cair 0,379 g, lanolin anhidrat 0,379 g
dan vaselin album 3,03226 g.
3. Pengerjaan dilakukan disamping pembakar bunsen untuk menjaga
tetap steril.
4. Ditambahkan kloramfenikol sebanyak 0,0385 g dan metil paraben
sebanyak 0,0192 g digerus hingga homogen.
5. Ditambahkan -tokoferol sebanyak 0,001925 g digerus hingga
homogen.
6. Ditambahkan parafin cair sebanyak 0,379 g, setelah homogen
ditambahkan vaselin album sebanyak 3,03226 g dan lanolin anhidrat
sebanyak 0,379 g.
14
BAB IV
IV.1
IV.1.1
Narasi Resep
R/
: Recipe
: Ambillah
m.f
: Misce fac
Eye zalf
: Eye zalf
: Salep mata
: Signa
: Tandailah
15
u.e
: usus externum
m. et vesp
: mane et vesper
no.
: Numero
: Sebanyak
: Unus
: Satu
Pro
: Pro
: Untuk
IV.1.2
Perhitungan Bahan
Dilebihkan 10 %
= 3850 mg
1. Kloramfenikol 1 %
x 3850 mg
2. -tokoferol 0,05 %
= 38,5 mg
= 0,0385 g
0,05
= 100 x 3,850 mg
= 1,925 mg
0,5
100
= 0,01925 g
x 3,850 mg
Basis salep
= 19,25 mg = 0,1925 g
= 3850 - (38,5 + 1,925 + 19,25)
= 3850 59,675
= 3790,325 mg
1. Paraffin cair 10 %
10
100
x 3790,325
= 3790,325 mg = 3,790 g
10
2. Lanolin anhidrat 10 % = 100 x 3790,325
3. Vaselin Album 80 %
= 3790,325 mg = 3,790 g
80
= 100 x 3790,325
= 3032,26 mg = 3,03226 g
IV.
Pembahasan
16
17
18
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa salep mata yang dibuat
menggunakan zat aktif kloramfenikol yang dapat mengatasi infeksi pada
mata dan basis yang digunakan diantaranya lanolin anhidrat, vaselin flavum,
dan paraffin cair. Pembuatan sediaan salep mata kloramfenikol tidak
19
Asisten
melaksanakan praktikum.
: Tetap pertahankan kedisiplinan agar dapat menciptakan
suasana yang kondusif.
Praktikan