PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Kimia Analitik Kualitatif yaitu kimia analisa yang hanya membahas
tentang identifikasi ada atau tidak adanya unsur atau suatu zat didalam suatu
bahan. Dalam melakukan analisa kualitatif digunakan sifat-sifat fisik sampel
tersebut seperti warna, bau, indeks bias, titik didih, massa jenis serta
kelarutan dan sebagainya. Untuk sampel padat, analisis pendahuluan
meliputi : warna, bau, kelarutan serta keasaman, Untuk golongan seperti
karbohidrat, sulfonamide dan fenol serta untuk uji gugus fungsi meliputi
aldehid, keton, karboksilat, ester dan benzene.
Asam karboksilat merupakan segolongan senyawa organic yang
dicirikan oleh gugus karboksil. Asam karbokilat tergolong asam karena
dalam larutan, menghasilkan ion karboksilat dan proton. Asam karboksilat
melimpah dan tersebar luas di alam. Anggota deret asam alifatik BM rendah
tidak berwarna, mudah menguap, baunya tajam dan tidak sedap. Contoh
asam karboksilat adalah asam formiat, asam asetat, asam propionate, asam
butirat, asam oxalate, asam fumarat, dan lain-lain.
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4
dengan nama sistematis asam etanadiot. Asam karboksilat paling sederhana
ini biasanya digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Senyawa asam
oksalat dapat digunakan sebagai bahan peledak, pembuatan zat warna,
rayon, untuk keperluan analisa laboratorium (Narimo,2006). Pada industri
logam, asam oksalat dipakai sebagai bahan pelapis yang melindungi logam
dari korosif dan pembersih untuk radiator otomotif, metal dan peralatan,
untuk industri lilin, tinta, bahan kimia dalam fotografi, dibidang obat-obatan
dapat dipakai sebagai haemostatik dan anti septik luar (Panjaitan, 2008).
Kebutuhan asam oksalat di Indonesia setiap tahun selalu meningkat.
Oleh karena pentingnya asam oksalat dalam kehidupan sehari-hari.
Maka dilakukanlH PERCOBAAN INI
I.2
kegunaannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I Teori Umum
: Aqua Destilatta
Nama lain
RM/BM
: H2O/18,02
Pemerian
Penyimpanan
: Natrii Carboxymetylcelulosa
Nama lain
: Natrium karboksimetilselulosa
RM/BM
: C23H46N2O6.H2SO4.H2O/694,85
Pemerian
tidak
berbau, higroskopik.
Kelarutan
: Mudah
mendispersi
dalam
air,
larut
pelarut organik.
Penyimpanan
Kegunaan
Khasiat
: Aether anaestheticus
Nama lain
: Eter anestesi
RM/BM
: C4H10O/74,12
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
: Anestesi umum.
: Metamphiron
Nama Lain
: Antalgin
RM/BM
Pemerian
Indikasi
: Analgesik, antipiretik
Efek samping
Farmakokinetik
Farmokodinamik
: Acetaminophenum
Nama Lain
: Acetaminopen
RM/BM
: C8H9NO2/151,16
Pemerian
Kelarutan
Indikasi
Efek Samping
menyebabkan
nefropatianalgesik.
dapat
Hepatotoksisitas
juga
dapat
terjadi.
terjadi
pada
yaitu
menghilangkan
atau
tidak
antireumatik.
digunakan
Parasetamol
sebagai
merupakan
terlihat
pada
obat
ini,
dan
menimbulkan
ini
diekskresikan
melalui
ginjal
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat
1. Alat suntik
2. Jarum suntik oral
3. Gelas beaker
4. Gelas ukur
5. Neraca analitik
6. Plat
7. Water Bath
8. Batang Pengaduk
9. Toples bertutup (1-3 liter)
10. Kapas
11. Spoit injeksi
12. Pinset
III.2 Bahan
1. Eter
2. Etil asetat
3. Air suling
4. Na-CMC
5. Tablet antalgin
6. Tablet parasetamol
III.3 Hewan Coba
1. Mencit jantan
III.4 Prosedur Kerja
Sistem Saraf Pusat I
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
7
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
PercobaanAnastesi
No
Bobot
Mencit
Zat Uji
Onset
(menit)
Durasi
(Menit)
Gejala
37,5 g
Alkohol
24,19
24,24
Grooming,
gelisah,
vasokontriksi
25 g
Kloroform
01,22
04,03
Zat uji
BB
mencit
pada menit ke
(g)
12
Na CMC
29,5 g
50
67
73
Paracetamol
30 g
55
37
32
Antalgin
29,5 g
57
42
30
IV.2 Pembahasan
Percobaan 1
Sistem saraf pusat (SSP) merupakan sistem saraf yang dapat mengendalikan
saraf lainnya didalam tubuh biasanya bekerja dibawah kesadaran atau kemauan.
Dalam percobaan ini praktikan dapat memahami obat-obat apa saja yang
merangsang atau bekerja pada sistem saraf pusat.Obat yang bekerja pada sistem
saraf pusat terbagi menjadi obat depresan saraf pusat, yaitu anastetik umum
(memblokir rasa sakit), hipnotik sedativ (menyebabkan tidur), psikotropik
(menghilangkan rasa sakit), opioid. Anastetik umum merupakan depresan Sistem
Saraf Pusat, dibedakan menjadi anastetik gas, anastetik menguap dan anestetik
parental. Pada percobaan hewan dalam farmakologi yang digunakan hanya
anastetik menguap yakni dengan menggunakan larutan eter yang nantinya larutan
tersebut akan menguap sendiri dan akan dihirup oleh hewan coba. Hewan coba
yang digunakan dalam percobaan ini adalah mencit, karena fisilogi mencit sama
dengan manusia.
Percobaan kali ini ingin diketahui bagaimana kerja dan efek suatu obat pada
sistem saraf pusat. Mekanisme kerja dari anestetik umum adalah bahwa anestetik
umum merupakan keadaan depresi umum yang sifatnya reversible dari banyak
pusat Sistem Saraf Pusat, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan yang
agak mirip dengan pingsan. Anastetik umum ini digunakan untuk menghilangkan
rasa nyeri dan memblok reaksi serta menimbulkan relaksasi pada pembedahan.
Pada percobaan ini diamati dan dihitung onset serta durasi zat-zat anestesi.
Mula- mula mencit dimasukan kedalam wadah dan ditutup amati tingkah laku dan
pernapasan mencit dalam wadah yang belum dimasukkan etil asetat. Hal ini
bertujuan untuk membandingkan dan mengamati apakah efek yang akan
ditimbulkan oleh mencit sebelum dan sesudah pemberian. Zat uji yang digunakan
untuk anastesi umum khusunya anastesi menguap didalam percobaan ini yaitu
alkohol. Setelah itu alcohol tersebut dilbasahkan pada kapas, dan dimasukan
kedalam wadah yang telah berisi mencit lalu ditutup, proses ini disebut dengan
anastesi menguap, kemudian dibiarkan selama beberapa menit sampai mencit
teranastesi, kemudian dihitung onset. Onset adalah mula kerja obat, dihitung
mulai waktu mencit diberi zat uji sampai mencit teranestesi, sedang durasi adalah
lama bekerja obat,dihitung mulai mencit teranestesi sampai mencit menjadi sadar.
Pada percobaan menggunakan etil asetat , onset yang diperoleh yaitu 24.19
menit sedangkan durasinya 24.24 menit dengan gejala yang ditunjukkan pada
10
kaki mencit pada menit ke 4, 8, dan 12. Setelah diamati pangangkatan kaki mencit
pada menit ke 4 sebanyak 50 kali, menit ke 8 sebanyak 67 kali, dan menit ke 12
sebanyak 73 kali. Pada percobaan menentukan efek farmakolgi antipiretikanalgetik menggunakan mencit dengan berat badan 29,6 g dan obat paracetamol
yang telah disuspensikan dengan Na-CMC. Efek yang ditimbulkan pada menit ke
4, 8, dan 12 berturut-turut 55, 37, dan 32 kali. Dari 2 percobaan dengan
menngunakan Na-CMC dan Paracetamol diperoleh efek yang paling baik adalah
Paracetamol, karena dilihat dari efek farmakologinya Na-CMC tidak dapat dapat
memberikan efek analgetik karena Na-CMC hanya digunakan sebagai
pembanding dari obat-obat lain. Sedangkan paracetamol dapat memberikan efek
farmakolgi analgetik dengan baik.
Pada percobaan Analgetik - antipiretik obat yang digunakan adalah antalgin
yang disuspensikan dengan Na-CMC, dari percobaan ini diperoleh efek pada
menit ke 4, 8, dan 12 berturut-turut adalah 57, 42, dan 30 kali. Jadi jika dilihat
dari efek yang ditimbulkan pada mencit maka dengan menggunakan obat
paracetamol dan antalgin, efek farmakologi yang baik adalah antalgin karena
antalgin merupakan antipiretik- analgetik tetapi efeknya lebih dominan ke
analgetik (Anti nyeri).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Efek pemberian eter pada hewan coba mencit sesuai pengamatan, mencit
belum teranastesi sempurna hanya terlihat nafasnya yang terengah-engah
dan jalan mencit pun seperti agak lebih lambat dibanding sebelum
diberikan eter.
12
13