Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KPD (KETUBAN PECAH DINI)

D3 Kebidanan ( IIA)
Di susun oleh :
Fitri Indah Lestari
9.12.2031

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


TAHUN AJARAN
2014/2015

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Ketuban pecah dini (premature rupture of the membrane) ada
bermacam-macam batasan teori atau definisi, yaitu:

Ada teori yang menghitung beberapa jam sebelum inpartu yaitu


pecahnya ketuban sebelum tanda-tanda persalinan dan ditunggu 1
jam sebelum dimulainya tanda persalinan (Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan,

Manuaba)
Ada yang mengatakan dalam ukuran pembukaan serviks pada kala
I, misalnya pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu apabila
selaput ketuban pecah saat pembukaan pada primi kurang dari 3

cm daripada multi kurang dari 5 cm (Sinopsis Obsetri & Patologi)


Ada yang mengatakan dari usia kehamilan, midalnya keluar cairan
berupa air-air dari vagina setelah usia kehamilan berusia 22 minggu
dan sebelum proses persalinan berlangsung (Panduan Praktis

Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal)


Kejadian ketidaknormalan yang terjadi dimana robeknya selaput
janin di dalam kandungan sebelum fase aktif (salah satu tandanya
yaitu pembukaan belum melewati 4 cm) persalinan. KPD ini terjadi
jika membran atau selaput janin robek sebelum tanda persalinan
muncul (High Risk Pregnancy and Delivery, Fernando Aries).
Air ketuban berfungsi untuk memberi ruang kepada janin untuk

bergerak

sehingga

tidak

terjadi

flaksiditas

otot

ekstrimitas

dan

berkembangnya paru. Air ketuban penting untuk menghilangkan friksi


kinetik yang terjadi pada persalinan akibat tidak bullet shape-nya janin.
Pada

kehamilan

preterm

pecahnya

ketuban

akan

merangsang

persalinan dan kelahiran (50% persalinan preterm dengan KPD akan


berakhir dengan kelahiran).

B. ETIOLOGI
Infeksi genetalia

yang berasal dari

bakterial

proteus

atau pun

metabolisme bakterial jenis lain (60-70%). Meningkatnya tekanan intrauteri

secara

berlebihan

(over

distensi

uterus)

misalnya

trauma

hidramnion, dan gemelli. Berkurangnya kekuatan membran salah


satunya disebabkan oleh adanya infeksi yang berasal dari vagina dan
servik. Serviks incompeten. Berkurangnya kekuatan dari leher rahim
atau panggul ibu sehingga menyebabkan

selaput ketuban mudah

robek. Kanalis servikalis yang selalu terbuka karena kelainan pada


serviks (akibat persalinan atau curetage).
Ibu hamil melakukan coitus diwaktu yang tidak tepat sehingga
menyebabkan pecahnya selaput ketuban misalnya ibu hamil trimester
III melakukan coitus saat selaput ketuban meregang dan ereksi pada
penis sedang dalam keadaan kuat yang akan mengakibatkan selaput
ketuban mudah sobek. Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga
tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul yang
dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian bawah.
Apabila kepala sudah masuk panggul dan diikuti bagian terkecil
janin/tali pusat, bagian tersebut dapat merobek tali pusat.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
Sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan. Faktor yang
disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran
prematur, merokok, dan perdarahan selama kehamilan. Beberapa faktor
resiko dari KPD adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Infeksi
Inkompetensi serviks
Polihidramnion
Riwayat KPD sebelumnya
Kelainan atau kerusakan selaput ketuban, servik yang pendek (< 25

mm) pada usia kehamilan 23 minggu


6. Kehamilan kembar

7. Trauma
8. Malposisi
9. Multi gravida, merokok, perdarahan ante partum
10. Defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat

D. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai
65%) yang menyebabkan berkurangnya kekuatan membran, high
virulence; Bacteroides, Low Virulence, Lactobacillur.
Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan
mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban. Selaput ketuban tidak
kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vascularisasi atau
penambahan tekanan intra uteri, atau keduanya.
Prognosis sangat variatif bergantung maturitas paru dan ada atau
tidaknya infeksi, pada usia kehamilan < 32 minggu semakin muda
kelahiran semakin buruk prognosisnya.

E. TANDA DAN GEJALA


Pasien mengeluh pengeluaran cairan dari pervaginam tanpa bisa
ditahan dengan bau yang khas, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
Pada pemeriksaan spekulum terlihat cairan keluar dari ostium uteri
externum.
Saat palpasi janin mudah teraba, selaput ketuban tidak ada, dan air
ketuban kering. Pemeriksaan mikroskopis terlihat lanugo dan verniks
casiosa. Bila dilakukan pemeriksaan penunjang, akan ditemukan:

Test Nitrazine

Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukan adanya


cairan ketuban (alkalis), PH normal vagina yaitu 4,5-5,3 tidak terjadi
perubahan warna (kuning) dan apabila terdapat cairan ketuban,
maka PH menjadi 7,0-7,5 (Practical Guide to High Risk Pregnancy and
Delivery). Darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan hasil test
yang positif basa.

Test Ferning / Test Pakis


Dengan meneteskan cairan ketuban pada kertas objek dan dibiarkan
kering.

Pemeriksaan

menunjukkan

kristal

cairan

amnion

dan

gambaran daun pakis. Diagnosis ketuban pecah dini dapat 100%


diakui apabila tes cairan vagina memberikan hasil test positif untuk
Test Nitrazin dan Test Ferning (Practical Guide to High Risk Pregnancy
and Delivery)

USG
Ini tidak digunakan sebagai cara yang utama untuk menentukan KPD.
Dari USG ini hanya dilihat volume dari cairan ketuban tersebut
apakah berkurang atau tidak dan juga untuk menentukan usia
kehamilannya.

Test penguapan
Dengan mengambil sample cairan endoservikal yang kemudian
dipanaskan sampai airnya menguap. Dilihat apabila sisa putih yang
tertinggal, maka itu sudah berarti ketuban pecah, tetapi apabila sisa
berwarna coklat tua maka ketuban masih utuh.

Beberapa pemeriksaan lain, namun sangat jarang dilakukan seperti :


Intra-amniotic Flourecein, Amnioscopy, Tes Oksidasi Diamen Fetal
Fibronecitin, Tes Alfa-Fetoprotein, dan High Leaks.

F. KOMPLIKASI

Terhadap janin:

Infeksi intrauterine, walaupun ibu belum menunjukkan tanda-tanda

infeksi
Sindrom Distress Pernapasan yang terjadi pada 10-40 % bayi baru
lahir atau pada janin yang dikarenakan hipoksia pada prolaps tali

pusat.
Hiploplasia pulmonary, karena oligohidramnion sebagai akibat dari
KPD yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 26 minggu (100%)

dan lagi periode yang lebih dari 5 minggu


Malpresentasi janin berhubungan dengan prematuritas
Kerusakan membrane hyaline berhubungan dengan usia kehamilan

Terhadap ibu:

Infeksi intrapartal, apalagi bila sering dilakukan pemeriksaan dalam.


Semua ibu hamil dengann KPD prematur sebaiknya dievaluasi untuk
kemungkinan terjadi korioamnionitis. Infeksi perpuralis, peritonitis,

dan septikomia.
Masalah psikologi karena terlalu lama dirawat
Merasa lelah karena berbaring terus ditempat tidur.

Terhadap kehamilan dan persalinan

Dapat terjadi persalinan kapan saja, terjadi kelahiran preterm.


Abruption placenta, karena adanya penurunan yang progresif pada

permukaan intra uterin.


Prolaps tali pusat dapat terjadi (sering terjadi pada presentasi letak

bokong atau letak lintang).


Oligohydramnion, dry labor.
Partus lama.
Perdarahan pada`saat persalinan.

G. MANAJEMEN
Menurut Manuaba tahun 1998, secara umum untuk penanganan
ketuban pecah dini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Mempertahankan
maturitas

paru

kehamilan
sehingga

sampai

cukup

mengurangi

matur

khususnya

kejadian

kegagalan

perkembangan paru yang sehat


Mencegah terjadinya infeksi
Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan
berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid

sehingga kematangan paru janin dapat terjamin.


Pada umur kehamilan 24 sampai 32 minggu perlu dipertimbangkan
untuk melakukan induksi persalinan dengan kemungkinan janin tidak

dapat diselamatkan.
Menghadapi ketuban pecah dini diperlukan konseling terhadap ibu
dan

keluarga

mendadak

sehingga

mungkin

terdapat

dilakukan

pengertian
dengan

bahwa

tindakan

pertimbangan

untuk

menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya.


Pemeriksaan yang penting adalah USG untuk mengukur distansia
biparietal dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan

pemeriksaan kematangan paru.


Waktu terminasi pada hamil preterm dapat disarankan selang waktu
8 jam sampai 24 jam bila tidak terjadi his spontan.

Dan menurut buku pedoman diagnosis dan terapi obsetri dan


ginekologi RSHS tahun 2005, pengelolaan untuk KPD ini dibagi dua
yaitu:
1. Konservatif
Pengelolaan konservatif dilakukan apabila tidak ada penyulit (baik
pada ibu maupun janin) pada usia kehamilan 28-36 minggu dirawat
selama 2 hari.
Selama perawatan dilakukan:

Observasi kemungkinan adanya amnionitis/tanda-tanda infeksi


- Ibu : suhu > 38C, takikardi ibu, lekositosis, tanda-tanda infeksi
-

intra uterine, rasa nyeri pada rahim, secret vagina purulen.


Janin : takikardi janin

Pengawasan timbulnya tanda persalinan


Pemberian antibiotika (ampicillin 4x500 mg atau eritromisin 4x500

mg dan metrodinazole 2x500 mg) selama 3-5 hari


USG untuk menilai kesejahteraan janin
Bila ada indikasi untuk melahirkan, dilakukan pematangan paru
janin (deksametason 5

mg tiap 12 jam IM sampai 4 dosis atau

betametason 12 mg IM sampai 2 dosis dengan interval 24 jam)


2. Aktif
a. Pengelolaan aktif pada KPD dengan umur kehamilan 20-28 minggu
dan 37 minggu dilakukan terminasi kehamilan.
Terminasi kehamilan > 20-28 minggu
- Misoprostol 100 g intravaginal, yang dapat diulangi 1x6 jam
-

sesudah pemberian pertama


Pemasangan batang laminaria selama 12 jam
Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam dektrose 5% mulai 20

tetes/menit sampai 60 tetes/menit


Kombinasi 1 dan 3 untuk janin hidup maupun janin mati
Kombinasi 2 dan 3 untuk janin mati
Catatan:

dilakukan

histerektomi

bila

upaya

melahirkan

pervaginam di anggap tidak berhasil atau atas indikasi ibu


dengan sepengetahuan konsulen
Terminasi kehamilan > 28 minggu
- Misoprostol 100 g intravaginal, yang dapat diulangi 1x6 jam
-

sesudah pemberian pertama


Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam dektrose 5% mulai 20
tetes/menit sampai maksimal 60 tetes/menit untuk primi dan
multigravida,

40

tetes/menit

untuk

grande

multigravida

sebanyak 2 labu.
Kombinasi 2 cara tersebut
Catatan: dilakukan SC bila upaya melahirkan pervaginam tidak
berhasil atau bila didapatkan indikasi ibu maupun janin untuk
menyelesaikan persalinan.

Menurut Sujiyatini, penanganan ketuban pecah dini dibagi menjadi


2, yaitu:
1. Kehamilan aterm (> 37 minggu)

KPD aterm biasanya akan melahirkan dalam waktu 24 jam, bila


masih belum ada tanda persalinan maka di induksi (bishops
score > 8), dan bila gagal lakukan SC. Pemberian antibiotik
profilaksis perlu dilakukan untuk mencegah infeksi.
2. Kehamilan preterm (< 37 minggu)
Bila tidak ada tanda infeksi pengelolaannya bersifat konservatif
disertai antibiotik yang adekuat. Pasien perlu di rawat di RS,
ditidurkan dalam posisi trendelenberg, tidak perlu dilakuka
periksa dalam. Diusahakan kehamilan bisa mencapai 37 minggu,
diberikan

uteronelaksen

atau

tokolitik

agent.

Pemberian

kortikosteroid dapat menurunkan angka RDS, sediannya terdiri


dari betametason 2 dosis masing-masing 12 mg IM tiap 24 jam
atau deksametason 4 dosis masing-masing 6 mg tiap 12 jam.
Jika muncul tanda-tanda infeksi lakukan induksi.

Menurut POGI tahun 2006 penatalaksanaan dibagi menjadi 3 masa


kehamilan,yaitu:
1. Ketuban pecah dini pada kehamilan > 35 minggu
Prinsipnya lahirkan janin
Beri antibiotika profilaksis
2. Ketuban pecah dini pada kehamilan 32 35 minggu
Terapi antibiotik
Pematangan paru beta/dexa metasone 12 mg IV
Tokolisis: mimetic, Ca channel blocker
Jika terdapat kompresi tali pusat atau plasenta akibat air
ketuban sangat sedikit amnio infusi
Ekspektatif bila paru telah matang
3. Ketuban pecah dini pada kehamilan < 32 minggu
Terapi antibiotik
Induksi pematangan paru beta/dexa metasone 12 mg IV bila
kehamilan > 28 minggu
Tokolisis: mimetic, Ca channel blocker
Jika terdapat kompresi tali pusat atau plasenta akibat air
ketuban sangat sedikit amnio infusi

Sedapat mungkin dipertahankan sampai 33 35 minggu, jika


tidak ada infeksi

DAFTAR PUSTAKA
1. D:/rps138_slide_ketuban_pecah_dini_prelabor_rupture_of_the_memb
ranes1.pdf
2. http://www.drdidispog.com/2008/07/kpsw-prom-ketuban-pecahdini.html#ixzz0ltQnbzad

Anda mungkin juga menyukai