PENDAHULUAN
kira sesuai dengan keahliannya atau minatnya agar dapat bekerja dengan baik dan
senang hati. Dan setiap perusahaan tentu mempunyai tujuan, baik itu yang
berhubungan langsung dengan karyawan, maupun tujuan utama perusahaan itu
sendiri agar tetap eksis. Tujuan, visi dan misi perusahaan tersebut merupakan alasan
atau kesepakatan atau komitmen dalam perusahaan atau organisasi tersebut dibuat.
Luthans (2007) mengemukakan bahwa komitmen organisasi mengacu pada
loyalitas pegawai pada organisasi dan ditentukan oleh sejumlah variabel yang
meliputi, orang, organisasi, dan non organisasi. Komitmen secara umum
mempunyai tiga komponen: (afektif) pendekatan emosi, berkelanjutan (biaya
meninggalkan organisasi) dan normatif (kewajiban untuk bertahan). Komitmen
pada organisasi atau perusahaan ditandai dengan adanya loyalitas dan identifikasi
diri terhadap organisasi. Komitmen pada organisasi atau perusahaan tidak hanya
menyangkut pada kesetiaan karyawan tetapi juga melibatkan hubungan komunikasi
yang harmonis. Karyawan harus memiliki kemauan sendiri untuk memberikan
segala sesuatu yang ada pada dirinya guna membantu merealisasikan tujuan dan
kelangsungan organisasi atau perusahaan.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di Balitbang (Badan
Penelitian dan Pengembangan) Provinsi Riau, ada beberapa fenomena fenomena,
sebagai berikut:
1) Karyawan kesulitan berkonsentrasi. Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan yang
tidak selesai tepat waktu sesuai proporsi waktu pekerjaan yang diberikan
2) Sebagian karwayan sensitif dan mudah terpancing emosinya, hal ini
disebabkan oleh tekanan pekerjaan yang banyak
b. Apakah ada perbedaan komitmen kerja pada karyawan yang sudah menikah
dengan karyawan yang belum menikah pada perusahaan...
c. Apakah ada perbedaan antara stres kerja dan komitmen kerja pada karyawan
suatu perusahaan.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang
mengetahui hubungan perbedaan antara stres kerja dan komitmen kerja pada
karyawan yang sudah menikah dengan karyawan yang belum menikah pada suatu
perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
ilmu pengetahuan pada umumnya dan pengembangan bagi ilmu psikologi pada
khususnya guna mengetahui pengaruh stres kerja dan komitmen kerja pada
karyawan yang sudah menikah dengan karyawan yang belum menikah pada suatu
perusahaan.
Segi praktis, apabila penelitian tentang perbedaan stres dan komitmen kerja
pada karyawan yang sudah menikah dengan karyawan yang belum menikah pada
suatu perusahaa ini terbukti, maka dengan ini diharapkan dapat memberikan
informasi, solusi, dan cara-cara menangani terhadap stres dan komitmen kerja yang
dimiliki. Misalnya dengan memberikan pelatihan dalam bidang-bidang pemberian
informasi beserta cara-cara menghadapi stres dan komitmen kerja yang dihadapi
oleh karyawan yang belum menikah dengan karywan yang sudah menikah.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Stres Kerja
1.
timbul dalam interaksi diantara manusia dan pekerjaan, secara umum stres di
definisikan sebagai rangsangan eksternal yang mengganggu fungsi mental, fisik dan
kimiawi dalam tubuh seseorang. Robins (2008), stres adalah suatu kondisi dinamis
dimana seorang individu dihadapkan pada peluang ,tuntutan atau sumber daya yang
terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu dan yang hasilnya dipandang
tidak pasti dan penting.
Munandar (2004) stres adalah serangkaian perubahan biokimia dalam
sejumlah orgaisme yang beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan lingkungan.
Menurut Wijono (2010) mengatakan bahwa stres kerja menggacau pada semua
karekteristik pekerjaan yang mungkin memberi ancaman pada individu tersebut.dua
jenis stres kerja yang mungkin mengancam individu ,yaitu baik berupa tuntutan
dimana individu mungkin tidak berusaha mencapai kebutuhannya atau persediaan
yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan individu tersebut.
Menurut Wijono (2010) seorang individu mengalami gejala stres kerja positif
seandainya mendapat
(reward). tetapi sebaliknya ,jika dia merasa dihambat oleh berbagai sebab diluar
kontrol dalam mencapai tujuannya,maka dia akan mengalami gejala stres yang
negatif. Wijono (2010) mendefinisikan bahwa stres kerja merupakan faktor-faktor
6
lingkungan kerja yang negatif seperti konflik peran, kekaburan peran dan beban
kerja berlebihan dalam pekerjaan.
Muchlas (2005) stres kerja adalah respon yang adaptif oleh perbedaan
individual, atau proses - proses psikologis yang merupakan sebuah konsekuensi dari
tindakan atau situasi eksternal atau pristiwa yang menempatkan seseorang pada
tuntutan psikologis atau fisik. Kavagans (dalam Wijono, 2010) mengatakan stres
kerja juga merupakan suatu ketidakseimbangan persepsi individu tersebut terhadap
kemampuannya untuk melakukan tindakan. Jadi dapat disimpulkan bahwa stres
kerja merupakan ancaman bagi individu pada dunia pekerjaan yang disebabkan oleh
faktor - faktor tertentu, yang dapat mengganggu fungsi fisik dan mental dalam
tubuh.
Berdsarkan pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan stress kerja adalah
suatu kondisi yang muncul akibat interaksi antara individu dengan pekerjaan
mereka, berkonfrontasi dengan suatu peluang dan terdapat ketidaksesuaian antara
kendala dan tuntutan yang dikaitkan dengan tinjauan kerja akibat perubahan
perubahan yang tidak jelas terjadi di tempat kerja.
2.
dari berbagai faktor yang menunjukan adanya: 1) perubahan fisik secara fisiologis,
2) psikologis dan 3) sikap. Perubahan fisiologis ditandai dengan adanya gejalagejala seperti merasa letih atau lelah, kehabisan tenaga, pusing dan gangguan
pencernaan, sedangkan perubahan psikologis ditandai dengan adanya kecemasan
yang berlarut-larut, sulit tidur, nafas tersengal-sengal, dan berikutnya perubahan
sikap seperti keras kepala, mudah marah dan tidak puas apa yang dicapai dan
sebagainya.
Luthans (2007) mengklasifikasikan tiga aspek stress kerja, yaitu:
1) Aspek Fisik
Stres
dapat
menyebabkan
perubahan
metabolism
sehingga
dapat
3) Aspek Perilaku
Gejala stress dikaitkan dengan perilaku, dalam kehidupan pribadi, seperti:
tidak dapat berhubungan akrab dengan orang lain, tidak asertif, tidak berani
mengambil resiko, menarik diri, tidak punya control hidup, membuat tujuan
tujuan yang tidak realitis, harga diri rendah, tidak termotivasi, sering
membuat kekacauan, mudah bertengkar, merasa terasing, tidak dapat
mengekspresikan perasaan yang sebenarnya. Di dalam kehidupan pekerjaan
seperti: tidak merespon tantangan, kehilangan kreatifitas, performa rendah,
sering absen, aspirasi rendah, motivasi rendah, tidak ada inisiatf, komunikasi
buruk, krisis orientasi, terlalu banyak bekerja, terlalu mengontrol dan tidak
dapat bekerja sama dengan orang lain.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Aspek-aspek
budaya organisasi yaitu: 1) Aspek fisik. 2) Aspek psikis, 3) Aspek sikap atau
perilaku.
3.
sumber stres, Robbins dan Judge (2007) sumber-sumber potensial pemicu stres
yang biasanya muncul antara lain:
a. Faktor faktor Lingkungan:
1) Adanya perubahan siklus bisnis yang menciptakan ketidak pastian
ekonomi.
2) Adanyak ketidakpastian politik
3) Adanya perubahan teknologi
10
11
yang dapat
12
B. Komitmen Kerja
1.
sebagai sikap karyawan untuk tetap berada dalam organisasi dan terlibat dalam
upaya-upaya mencapai misi nilai-nilai dan tujuan perusahaan. lebih lanjut
13
komitmen adalah bentuk loyalitas yang lebih konkret yang dapat dilihat dari sejauh
mana karyawan mencurahkan perhatian, gagasan dan tanggung jawabnya dalam
upaya mencapai tujuan perusahaan.
Menurut L.Mathis dan John H.Jackson (dalam Sopiah 2008), komitmen
organisasi adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan
organisasional,serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan
perusahaan pada akhirnya tercermin dalam ketidakhadiran dan angka perputaran
karyawan.
Menurut
Griffin
(2005),
komitmen
organisasi
(organisational
14
2.
mendukung dan memperkuat komitmen kerja dari karyawan dalam mencapai tujuan
organisasi diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh stress Sopiah (2008)
15
16
b.
kesempatan kerja
karyawan akan dengan sangat mudah melakukan turn over bila
kesempatan kerja yang ditawarkan perusahaan lain semakin besar dan
semakin besar kehendak untuk mencari beberapa alternatif-alternatif, hal
c.
d.
Komitmen pegawai pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui
proses yang cukup panjang dan bertahap. Steers (dalam Sopiah, 2008) menyatakan
tiga faktor yang mempengaruhi komitmen seorang karyawan antara lain :
a. Ciri pribadi pekerja termasuk masa jabatannya dalam organisasi, dan variasi
kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan
b.
17
3.
18
19
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian adalah :
1) Terdapat perbedaan stres kerja pada karyawan yang sudah menikah dengan
karyawan yang belum menikah.
2) Terdapat perbedaan komitmen kerja pada karyawan yang sudah menikah
dengan karyawan yang belum menikah.
20
D. Kerangka Berpikir
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa tuntutan kehidupan kayawan
yang sudah menikah dengan yang belum menikah tidak sama. Karyawan yang
sudah menikah harus menghidupi atau membiayai kebutuhan hidup keluarganya,
sedangkan yang belum menikah kebanyakan hanya untuk memenuhi kebutuhan
pribadinya saja. Makin beratnya tuntutan hidup karyawan, maka akan menimbulkan
tekan secara psikologis untuk lebih keras dalam bekerja. Kondisi ini lambat laun
menimbulkan stress bagi karyawan. Tingkat stress yang diderita tergantung besaran
tekanan pekerjaan yang harus dikerjakan.
Biasanya muncul stres yang dialami oleh karyawan disebabkan dari sumbersumber stres, Robbins dan Judge (2007) sumber-sumber potensial pemicu stres
yang biasanya muncul antara lain 1)Faktor faktor Lingkungan: seperti Adanya
perubahan siklus bisnis yang menciptakan ketidak pastian ekonomi.Adanyak
ketidakpastian politikAdanya perubahan teknologi. Sedangkan Faktor faktor
Organisasi: yaitu Tuntutan tugas, meliputi: desain pekerjaan seseorang, meliputi
desain
pekerjaan
individual
(otonomi,
keragaman
tugas,
tingkat
21
22
23
masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang
berbeda. Menurut Riduwan (2010) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian
deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,
dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu
fenomena tertentu.
Jadi peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk
membandingkan antara dua kelompok yaitu kelompok yang menikah dan belum
menikah dari dua variabel tertentu yaitu stress dan komitmen. Dengan demikian
penelitian ini membandingkan perbedaan 1) perbedaan stress antara kelompok yang
menikah dan kelompok yang belum menikah, 2) perbedaan komitmen antara
kelompok yang menikah dan kelompok yang belum menikah.
B. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah
sebagai berikut :
1.
Stres kerja
23
Stress kerja adalah suatu kondisi yang muncul akibat interaksi antara
individu dengan pekerjaan mereka, berkonfrontasi dengan suatu peluang dan
terdapat ketidaksesuaian antara kendala dan tuntutan yang dikaitkan dengan
tinjauan kerja akibat perubahan perubahan yang tidak jelas terjadi di tempat kerja.
24
yang
disusun oleh Beehr dan Newman (dalam Luthans, 2007) mengklasifikasikan tiga
aspek stress kerja, yaitu: 1) Aspek Fisik, 2) Aspek Psikis, 3) Aspek Perilaku
2.
Komitmen kerja
Komitmen kerja adalah sebagai sesuatu peristiwa dimana individu sangat
Populasi penelitian
Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan
dan karyawati Kantor Pemerinthan Propinsi Riau, Badan Penelitian Dan
Pengembangan (BPP) yang karyawannya berjumlah 132 orang, ditambah
25
Sampel
Menurut Sugiyono (2011) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sampling kuota. Sugiyono (2011)
mengatakan sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Jumlah atau kuota yang diinginkan untuk penelitian ini adalah
62 sampel yaitu 31 orang yang sudah menikah dan 31 orang yang belum
menikah.
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Purposive Random sampling, yaitu semua subjek
yang mempunyai ciri dan karakteristik yang telah ditentukan memiliki
kesempatan untuk menjadi sampel penelitian. Ciri dan karakteristik yang
dimaksud pada penelitian ini adalah:
1) Tercatat sebagai pegawai BPP maupun KPU Provinsi Riau.
2) Pendidikan terakhir : a) Tamatan Akademi atau D3, b) Tamatan
Perguruan Tinggi atau S1, c) Tamatan Perguruan Tinggi S2.
Penelitian dilakukan di dua tempat yaitu di kantor BPP Provinsi Riau
dan KPU Provinsi Riau yang berada di kecamatan Pekanbaru Kota, kedua
kantor tersebut bersebelahan gedungnya. Kegiatan penelitian diawali
dengan kegiatan penyusunan proposal dan selanjutnya pengumpulan data.
26
27
yang sudah menikah dan pegawai yang belum menikah berarti semakin tinggi
komitmen pegawai yang sudah menikah dan pegawai yang belum menikah tersebut,
dan semakin rendah hasil kuesioner komitmen kerja pegawai yang sudah menikah
dan pegawai yang belum menikah berarti semakin rendah komitmen kerja pegawai
yang sudah menikah dan pegawai yang belum menikah tersebut.
Skala yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah skala yang mencakup
varibel yang akan diteliti yaitu skala stress kerja dan komitmen kerja.
1.
problem, sikap. Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan sesuai, ynag disusun oleh
Beehr dan Newman (dalam Luthans, 2007) mengklasifikasikan tiga aspek stress
kerja, yaitu: a) Aspek Fisik, b) Aspek Psikis, c) Aspek Perilaku, dapat dilihat pada
table sebagai berikut:
No
Tabel 3.2
Blue Print Skala Stres Kerja Sebelum Uji Coba (Try Out)
Item
Dimensi
Indikator
Favorable
Jumlah
28
Aspek
Fisik
Aspek
Psikis
1.
2.
3.
Sering pusing
Sering sakit disekitar punggung
Sering sakit di leher dan
tenggorokan
4. Sulit menelan makanan pada
waktu makan
5. Sering Kram Otot
6. Susah tidur
7. Sering kehilangan gairah seksual
8. Kaki dan tangan sering dingin
9. Mudah lelah
10. Tekanan darah sering tinggi
9,10
11,12
13,14
15,16
17,18
19,20
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
21,22,
23,24
25,26,
27,28
,29,30
,31,32
,33,34
Mudah lupa
Pikiran Sering Kacau
Susah Konsentrasi
Sering Cemas
Berpikiran obsesif
Susah mengambil keputusan
Sering percaya kepada hal-hal yg
tidak rasional
8. Sering mengalami mimpi buruk
9. Sering berbicara sendiri
10. Sering marah,jengkel, gelisah,
panik, takut, sedih, depresi, putus
asa, pesimis, tidak berharga,
kesepian,
menyalahkan
diri
sendiri dan prustasi
Aspek
1. Tidak merespon tantangan
Perilaku 2. Kehilangan kreativitas
3. Performa rendah
4. Sering Absen
5. Kurang motivasi
6. Kurang inisiatif
7. Komunikasi buruk
8. Krisis orientasi
9. Terlalu mengontrol
10. Kurang bisa bekerjasama dengan
orang lain
TOTAL
Skala ini terdapat
1,2,
3,4
5,6
20
7,8
22
,35,36
,37,38
,39,40,41,42
43,44
,45,46
,47,48
,49,50
,51,52
,53,54
,55,56
,57,58
,59,60
,61,62
20
62
62
mempunyai skor yang berbeda-beda yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju
(TS), sangat tidak setuju (STS). Penilaian favorable untuk jawaban sangat setuju
29
mendapat skor dua, sangat tidak setuju (STS) mendapat skor satu. Penrnyataan
unfavorable untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) mendapat skor empat, tidak
setuju (TS) mendapat skor tiga, setuju (S) mendapat skor dua, sangat setuju (SS)
mendapat skor satu.
2.
Skala Komitmen
Komitmen kerja dapat diukur dengan menggunakan skala yang disusun oleh
Meyer dan Allen (1990), adapun dimensi dari komitmen kerja adalah: a) Affective
commitment (Komitmen yang berpengaruh), b) Continuance commitment
(Komitmen berkelanjutan), c) Normative commitment (Komitmen normatif), dapat
dilihat pada table sebagai berikut:
Tabel 3.3
Blue Print Skala Komitmen Kerja Sebelum Uji Coba (Try Out).
No
Dimensi
Indikator
Item
Jumlah
30
Affective
Commitmen
t
Continuanc
e
Commitmen
t
Normative
Commitmen
t
TOTAL
Favorable Unfavorable
Seseorang
menjadi 4,6,16,
1,12,14
anggota
organisasi, 22,26
20,30
karena
ia
menginginkan (want
to),
ini
meliputi
keadaan
emosional
dari karyawan
untuk menggabungkan
diri,
menyesuaikan
diri
dan
berbaur
langsung
dalam
organisasi.
Komitmen
yang 9,17,19,
8,11,13
didasarkan
pada 25,29
24,27
penghargaan
yang
diharapkan karyawan
untuk dapat tetap
berada
dalam
organisasi.
Dengan
kata lain seseorang
menjadi
anggota
organisasi sebab ia
merasa membutuhkan
(need to).
Seseorang
menjadi 2,3,15,
5,7,10,
anggota
organisasi 18,21
23,28
sebab ia merasa harus
melakukan
sesuatu
(ought to), ini meliputi
perasaan
karyawan
terhadap
kewajiban
untuk tetap tinggal
dalam organisasi.
15
15
10
10
10
30
mempunyai skor yang berbeda-beda yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju
(TS), sangat tidak setuju (STS). Penilaian favorable untuk jawaban sangat setuju
(SS) mendapat skor empat, setuju (S) mendapat skor tiga,
mendapat skor dua, sangat tidak setuju (STS) mendapat skor satu. Penrnyataan
unfavorable untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) mendapat skor empat, tidak
31
setuju (TS) mendapat skor tiga, setuju (S) mendapat skor dua, sangat setuju (SS)
mendapat skor satu.
E. Validitas dan Reliabilitas
Validitas maupun reliabilitas alat ukur harus ditentukan terlebih dahulu
sebelum alat itu digunakan dalam satu penelitian.hal ini disebabkan agar pengukur
yang dilakukan dapat memperoleh hasil yang baik dan daat dipercaya Hadi (2004).
1. Validitas
Azwar (2003) mengatakan bahwa validitas berasal dari kata validity
yang arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurannya, validitas pada dasarnya menunjukan kepada
derajad fungsi mengukurnya suatu tes. Menurut Azwar (2003), suatu alat ukur
akan dikatakan valid, ketika alat ukur tersebut mampu mengukur atribut yang
seharusnya diukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurannya atau memberikan hasil
ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud pengukurannya.
Pengelolahan data selanjutnya menggunakan SPSS Versi 17.0 for windows.
2. Reliabilitas
Menurut Azwar (2003) reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya guna mengetahui koefisien uji reliabilitas,
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur mempunyai konsistensi
relatif tetap jika dilakukan pengukuran ulang terhadap subyek yang sama.
Semakin tinggi koefisien korelasi berarti menunjukan reliabilitas makin baik.
32
lewat
penyajian suatu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada
sekelompok responden Azwar (2003). Reliabilitas dalam aplikasi dinyatakan
oleh koefisien reabilitas yang angkanya beradal dalam rentang 0 sampai 1,00.
Koefisien reliabilitas yang mendekati 1,0 maka semakin tinggi reliabilitasnya,
sebaliknya koefisien reliabilitas yang mendekati 0, maka semakin rendah
tingkat reliabilitasnya (Azwar 2003).
33
( 2003). Untuk variable stress kerja, skor stress kerja karyawan yang sudah
menikah dengan skor stress kerja karyawan yang belum menikah. Demikian
juga variable komitmen kerja karyawan yang sudah menikah dentan
karyawan yang belum menikah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Prosedur Penelitian
1.
Proses Perizinan
Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu peneliti mengurus prosedur
persiapan
ujicoba
merupakan
proses
pengembangan
instrument
35
Hasil Ujicoba
Suatu alat ukur sebelum dipakai harus dilakukan uji coba terlebih dahulu,
memiliki r
hitung
> dari r
tabel
< dari r
tabel
36
Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel stres kerja dapat disimpulkan
aitem pernyataan yang tidak valid (drop), yaitu aitem pernyataan nomor 19, 28, 34,
37,41 60, 61 dengan demikian aitem pernyataan yang digunakan untuk penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1
Blue Print Skala Stres Kerja Untuk Penelitian (Setelah Try Out)
No
1
2
3
b.
Aspek
Sebaran Item
1,2,3,4,5, 6,7,8,9,10,
11,12,13,14,15,16,17,18, 20
21,22,23,24,25,26,27,29,30,31,32,
33,35,36,38,39,40,42
43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,
54,55,56,57,58,59,62
Jumlah
Gejala Fisik
Aspek Psikis
Aspek prilaku
Jumlah
19
18
18
55
aitem memiliki r hitung > dari r tabel 0,254 dan dinyatakan (valid), dan terdapat 3 aitem
pernyataan yang memiliki r
hitung
< dari r
tabel
Sebaran Item
Total
4,6,16,22,1,12,14,20,30
9,19,25,2,18,11,13,24,27
2,15,18,21,5,7,10,23,28
9
9
9
27
37
B.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 April 2014 dengan
jumlah sampel 62 orang pegawai Balitbang Provinsi Riau yang terdiri dari 31 orang
pegawai yang sudah menikah dan 31 orang pegawai yang belum menikah. Saat
penyebaran skala peneliti dibantu oleh kepala Balitbang Provinsi Riau dalam
mengumpulkan dan mendata sampel yang akan diteliti, dengan menjelaskan
terlebih dahulu apa yang hendak diteliti dan bagaimana kriteria yang menjadi
sampel.
Penelitian dilaksanakan ketika jam istirahat berlangsung kemudian
membagikan skala kepada sampel yang sebelumnya telah diberi pengarahan
mengenai tata cara pengisian skala. Setiap subjek memperoleh satu booklet skala
yang berisi dua skala yaitu, skala stress kerja sebanyak 55 item dan skala komitmen
kerja yang berjumlah 27 item.
1.
Belum Menikah
F
%
27
20.30
2
1.50
1
0.75
1
0.75
31
23.31
Sudah Menikah
F
%
16
12.03
43
32.33
39
29.32
4
3.01
102
76.69
38
Sudah Menikah
F
%
10
7.52
83
62.41
9
6.77
102
76.69
Jumlah
16
107
10
133
12.03
80.45
7.52
100
39
15
27
6 10
1
di atas 10 tahun
1
Jumlah
31
Sumber : Data yang diolah (2014)
C.
20.30
0.75
0.75
23.31
40
50
7
102
30.08
37.59
5.26
76.69
67
51
8
133
50.38
38.35
6.02
100.00
stresnikah
stresTnikah
komitnikah
komitTnikah
Min
55
55
27
27
Skor Hipotetik
Max Mean
220
137.5
220
137.5
108
67.5
108
67.5
SD
27.5
27.5
13.5
13.5
Skor Empirik
Min Max Mean
174 210 194.09
177 220 189.58
82 108 97.58
81 100 91.71
SD
8.21
11.804
5.854
4.948
40
41
sangat rendah sebanyak 7 orang, 2) untuk komitmen kerja yang belum menikah
yang berjumlah 31 orang, dengan skor sebagai berikut: a) skor sangat tinggi
sebanyak 1 orang, b) skor tinggi sebanyak 9 orang, c) skor sedang sebanyak 12
orang, d) skor rendah sebanyak 6 orang, e) skor sangat rendah sebanyak 3 orang.
Untuk lebih jelasnya penyebaran distribusi frekuensi data stres kerja yang
sudah menikah dan belum menikah dan komitmen kerja yang menikah dan belum
menikah pegawai dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Deskripsi Kategori Skor
Stress sudah menikah
sangat tinggi
tinggi
sedang
rendah
sangat rendah
206.41
198.20
189.99
181.78
174.00
jumlah
sangat tinggi
tinggi
sedang
rendah
sangat rendah
205.03
194.73
184.43
174.13
171.00
jumlah
sangat tinggi
tinggi
sedang
rendah
sangat rendah
106.36
100.51
94.65
88.80
82.00
jumlah
sangat tinggi
tinggi
sedang
rendah
sangat rendah
D.
99.13
94.18
89.24
84.29
81.00
jumlah
Skor
<X<
<X<
<X<
<X<
<X<
210.00
206.41
198.20
189.99
181.78
f
6
26
44
17
9
102
%
5.88
25.49
43.14
16.67
8.82
100
Skor
<X<
<X<
<X<
<X<
<X<
220.00
205.03
194.73
184.43
174.13
f
1
1
7
15
7
31
%
3.23
3.23
22.58
48.39
22.58
100
Skor
<X<
<X<
<X<
<X<
<X<
108.00
106.36
100.51
94.65
88.80
f
6
28
41
20
7
102
%
5.88
27.45
40.20
19.61
6.86
100
Skor
<X<
<X<
<X<
<X<
<X<
100.00
99.13
94.18
89.24
84.29
f
1
9
12
6
3
31
%
3.23
29.03
38.71
19.35
9.68
100
42
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas
One-Sample KolmogorovSmirnov Test
stresTnikah
stresnikah
komitTnikah
komitnikah
Kolmogorov-Smirnov Z
.607
.797
.544
.657
.862
.549
.929
.781
E.
Pengujian Hipotesis
43
1.
sudah menikah dan pegawai yang belum menikah digunakan rumus t test.
Interpretasi t dengan prosedur sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipotesis Alternatif (Ha); Ada terdapat perbedaan Mean
yang signifikan antara tingkat stres yang berasal dari pegawai yang
sudah menikah dan pegawai yang belum menikah
b. Merumuskan Hipotesis Nihil (Ho); Tidak ada (tidak terdapat) perbedaan
mean antara tingkat stres yang berasal dari pegawai yang sudah menikah
dan pegawai yang belum menikah.
Setelah data diketahui normal, maka dapat diambil keputusan untuk
melakukan uji-t, dimana uji hipotesis komparatif ini berguna untuk mengetahui
apakah data berbeda signifikan atau tidak. Nilai yang di lihat pada uji-t adalah nilai
t hitung kemudian dibandingkan dengan t tabel = 1.984
Untuk menguji kebenaran kedua hipotesis dengan membedakan besarnya t
hasil perhitungan (To) dan t yang tercantum pada tabel dengan rumus df atau
db=(N1+N1)-2, df atau db= (N1+N2)-2= (102+31)-2= 131
Berdasarkan perhitungan hasil uji perbedaan rata-rata antara data tingkat
stres yang berasal dari pegawai yang sudah menikah dan pegawai yang belum
menikah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 4.9.
44
Perbedaan stres pada pegawai yang sudah menikah dengan pegawai yang
belum menikah
Perbedaan
Mean
Std. Deviation
stress menikah
102
194.09
8.210
31
189.58
10.298
T hit
T tab
-3.061
1.984
melakukan uji-t, dimana uji hipotesis komparatif ini berguna untuk mengetahui
apakah data berbeda signifikan atau tidak. Interpretasi t untuk mengetahui
perbedaan komitmen kerja yang berasal dari pegawai yang sudah menikah dan
pegawai yang belum menikah digunakan rumus t test dengan prosedur sebagai
berikut:
45
komit menikah
102
97.58
5.854
31
91.71
4.948
Mean
Std. Deviation
T hit
T tab
5.057
1.984
Karena to (t hitung) 5.057 > tt (t tabel) 1.984 pada taraf kepercayaan 5% maka
dengan demikian H0 ditolak dan Ha (hipotesa alternatif) di terima, berarti terdapat
perbedaan antara komitmen kerja yang berasal dari pegawai yang sudah menikah
dan komitmen kerja yang berasal dari pegawai yang belum menikah. Bila ditinjau
46
dari rata-rata data hasil observasi yang diperoleh terlihat bahwa komitmen kerja
yang berasal dari pegawai yang sudah menikah lebih tinggi dari pegawai yang
belum menikah. Dengan demikan komitmen kerja dari pegawai yang sudah
menikah lebih tinggi dari pegawai yang belum menikah.
F.
Pembahasan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang kita bahas sebelumnya, terlihat dimana
ada perbedaan tingkat stres pegawai antara yang sudah menikah dengan yang belum
menikah.
Adanya tuntutan kehidupan kayawan yang sudah menikah dengan yang
belum menikah tidaklah sama. Pegawai yang sudah menikah harus menghidupi atau
membiayai kebutuhan hidup keluarganya, sedangkan yang belum menikah
kebanyakan hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadinya saja. Makin beratnya
tuntutan hidup pegawai, maka akan menimbulkan tekan secara psikologis untuk
lebih keras dalam bekerja. Kondisi ini lambat laun menimbulkan stress bagi
pegawai. Tingkat stress yang diderita tergantung besaran tekanan pekerjaan yang
harus dikerjakan.
Robbins dan Judge (2008) sumber-sumber potensial pemicu stres yang
biasanya muncul antara lain 1) Faktor faktor Lingkungan; yaitu a) Adanya
perubahan siklus bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi, seperti jumlah
gaji yang tidak tetap, tingkat kebutuhan ekonomi yang tidak stabil. b) Adanya
ketidakpastian politik, seperti terjadinya kesenjangan ekonomi yang memicu stress.
c) Adanya perubahan teknologi sehingga menyebabkan peningkatan kebutuhan
untuk mengikuti tren teknologi yang semakin canggih. Sedangkan 2) Faktor
47
48
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa ada terdapat perbedaan antara
stres kerja dan komitmen kerja pada karyawan yang menikah dan yang tidak
menikah .
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian seperti yang
dipaparkan sebelumnya, maka pada bagian ini perlu diberikan saran kepada pihakpihak yang terkait dengan penelitian ini.
1.
52
50
2.
Kepada instansi
Disarankan untuk terus bisa menciptakan suasana yang nyaman dan
memfasilitasi berbagai dialog terbuka ataupun konseling guna mengurangi
stress karyawan sehingga kinerja karyawan dapat lebih maksimal.
51
DAFTAR PUSTAKA
Allen, N. J. & J. P. Meyer.1997.Commitment in The Workplace Theory Rearch and
Application. Sage Publications, California.
Allen, N.J. & Meyer, J.P. (1990). The measurement and antecedents of affective,
continuance and normative commitment to the organization. Journal of
Occupational Psychology, 63: 1-18.
Azwar,Saifuddin, 2003,Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta ,Pustaka Pelajar
Fikri. 2005. hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional pada pemimpin
pria dan wanita dan budaya organisasi terhadap komitmen kerja
karyawan
PT.Arara
Abadi
parawang
pekanbaru.Tesis.
yogyakarta:program pasca sarjana universitas gajah mada.
Greenberg, Jerald and Robert A. Baron, 2003. Behavior in Organizations:
Understanding and Managing The Human Side of Work 8th Edition. New
Delhi: Prentice-Hall of India.
Hadi,Sutrisno 2004.Metodologi Research [jilid I]. Yogyakarta. Andi Offset
Hani,T.Handoko 2012. Manajemen & Sumberdaya Manusia. BPFE-Yogyakarta.
Hardjana, A.M.1994. Stres Tanpa Distres (Seni Mengelola Stres). Kanisius.
Harriette,S.M.1995. organational commitment. prentice hall.
Hayat,R. (2008). hubungan antara kondisi kerja dengan stres kerja pada pegawai
puskesmas harapan raya pekanbaru.skripsi. fakultas psikologi universitas
islam negri sultan syarif kasim. tidak diterbitkan.
John M, ivancevich,Robert konopaske,Michael T.mattson.Perilaku dan manajemen
organisasi,edisi ketujuh, jilid 1.
Luthans,F. (2007).perilaku organisasi, yogyakarta: andi offset
Muchlas, M. (2005). Perilaku Organisasi. Yogyakarta:UGM Press.
Munandar, S,A. (2001). Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta : UI Press.
Pace,W,&Faules,F. (2001). komunikasi organisasi strategi meningkatkan kinerja
perusahaan.Bandung : P T Remaja Roesdarkarya.
Riduwan,(2001). Skala Pengukuran Variabel variable Penelitian, Penerbit
Alfabeta, Bandung.
52