Anda di halaman 1dari 15

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 01
JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN
A. Jenis Pekerjaan
Program : Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
Kegiatan : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk
Perkebunan, Produk Pertanian
Pekerjaan : - Pembangunan Gudang Pestisida Molingkapoto
Sumber Dana : DAK/DAU Tahun Anggaran 2015
Pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang belum disebut disini.
B. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa yang
telah berpengalaman dalam pekerjaan sejenis, dengan kapasitas
peralatan yang memadai serta kualitas personil yang melaksanakan
pekerjaan yang telah berpengalaman, sehingga Pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan lancar, seperti yang disyaratkan dalam RKS dan
spesifikasi ini.
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi semua penyediaan tenaga, peralatan
dan bahan, sehubungan dengan pekerjaan Pembangunan ini, yang
secara garis besar meliputi sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Galian Tanah dan Pondasi
3. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan Atap
5. Pekerjaan Lantai dan Pengecatan
6. Pekerjaan Saluran
7. Pekerjaan Lain-lain
C. Lokasi
Lokasi pekerjaan di desa molingkapoto Kecamatan kwandang di
Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 1

Pasal 02
BAHAN-BAHAN DASAR BANGUNAN
1. Semen Portland
a. Memenuhi persyaratan-persyaratan SII dan NI-8
b. Yang digunakan harus terdiri dengan satu jenis merek dari mutu
yang baik dan atas persetujuan Direksi.
c. Penyimpanan semen harus ditempat yang kering dengan lantai
terangkat, bebas pengaruh air dari tanah dan menurut urutan
pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan,
mengeras ataupun tercampur dengan bahan yang dapat merusak
struktur bangunan, tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
tempat pekerjaan.

2. Pasir
a. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari
jenis yang baik serta bersih dan tidak bercampur dengan tanah liat
atau kotoran/bahan organis lainnya.
b. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar bersih dari
lumpur dan bahan organis lainnya.

3. Cipping/Batu Pecah
a. Cipping/Batu Pecah dapat berupa batu alam atau batu-batuan yang
diperoleh dari pemecahan batu dengan gradasi yang tertentu dan
cocok untuk penggunaan campuran beton, cipping tersebut adalah
hasil dari mesin batu pecah/stone cruiser.
b. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori,
bebas dari bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap
konstruksi.
c. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan
dalam PBI 1971.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 2

4. Batu
a. Batu gunung:

Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus


sesuai dengan PUBB 1977 NI-3.

Batu

gunung

yang

digunakan

berukuran

sesuai

standar

kebutuhan untuk pondasi dan untk pasangan batu kosong


bahwa pondasi, berstruktur cukup kuat dan awet serta tidak
foreus.

Batu gunung yang berdiameter lebih dari 20 cm harus dipecah


dan yang dalam keadaan bulat tidak dapat dipergunakan.

b. Batu bata
Semua batu bata yang dipergunakan harus berkualitas baik yang
berwarna merata, sisi-sisinya tegak lurus satu sama lain dan rapi
serta mempunyai ukuran/bentuk yang sama pejal dan utuh, matang
dalam pembakaran.
5. Air Kerja
a.

Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak asam, alkali,
garam-garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak
mutu beton, bersih dan dapat diminum.

b.

Selama air dilokasi pekerjaan belum mendapat persetujuan untuk


dipergunakan sebagai air kerja, maka pihak pemborong harus
dapat mengadakan air dari sumber lain yang disetujui.

6. Besi Beton
a. Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai
dengan yang ditentukan dalam SII dan PBI 71.
b. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan
bebas dari cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta
berpenampang bulat.
c. Dimensi dan ukuran penampang bulat besi beton/baja tulangan
harus sesuai dengan petunjuk gambar kerja (memenuhi batas
toleransi minimal) seperti yang disyaratkan dalam PBI 1971.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 3

d. Besi beton/baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera


dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
e. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm dan tidak bersepuh seng.

7.

Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri dan


Kwalitas KW 1, serta material yang digunakan harus mendapat
persetujuan dari Direksi.

Pasal 03
PERALATAN
1.

Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja


dalam jumlah yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan

2.

Disamping peralatan

kerja utama,

Penyedia Jasa

juga harus

memyediakan peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan


dalam pelaksanaan pekerjaan ini, serta jumlahnya cukup

Pasal 04
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pembersihan
a. Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, kontraktor sudah
harus

membersihkan

lapangan

berupa

Penebangan

pohon/pembersihan yang harus tuntas sampai pada akar-akarnya


sehingga tidak merusak struktur tanah, namun jika masih ada pohon
atau tanaman yang tidak menggangu perletakan bangunan harus
tetap dipertahankan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

2. Pengukuran dan Pemasangan Papan Bouwplank


a. Kontraktor melakukan pengukuran Elevasi titik nol bangunan gedung
Kantor Pertanahan yang ditentukan berdasarkan titik Benchmark
yang

ada

pada

lokasi

pembangunan,

atau

sesuai

petunjuk

Direksi/Konsultan Pengawas .

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 4

b. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh


pemborong dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera
kebenarannya dan harus selalu berpedoman pada titik duga pokok
(titik nol).
c. Pemasangan patok dan papan bauwplank boleh menggunakan
kayu/papan kelas III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
d. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki
lain harus dibicarakan dan mendapat persetujuan Direksi.
e. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya
dilaksanakan.

3. Bangunan Sementara
Gudang dan Los Kerja

Guna pengamanan

bahan

bangunan

dan

keperluan

kerja

diperlukan gudang dan los kerja yang cukup untuk dipergunakan


selama berlangsungnya pekerjaan.

Gudang material harus dibuat dengan dinding yang kuat dan


aman dari resiko hilang/rusaknya material sehingga terhindar dari
kotoran,

minyak,

karat

dan

pengaruh

luar

yang

dapat

mempengaruhi mutunya.

4. Papan Nama Proyek


a. Kontraktor harus membuat Papan Nama Proyek yang dipasang pada
tempat bagian depan lokasi pekerjaan dimana dapat terlihat dengan
jelas.
b. Papan Nama Proyek terbuat dari patok kayu yang kuat dan ditancap
diatas tanah dengan tinggi sekurang-kurangnya 2 meter.

5. Dokumentasi dan Pelaporan


a. Penyedia Jasa harus membuat foto-foto dokumentasi dalam tahapan
pekerjaan sebagai berikut :
- Sebelum pekerjaan dimulai 0 %

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 5

- Pelaksanaan lapangan mencapai 50 %


- Pekerjaan mencapai 100 %.

b. Tata cara pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan


tempat yang sama setiap tahapan sehingga dapat menggambarakan
kemajuan secara kronologis dan jelas, khususnya yang dianggap
penting

disusun

dalam

album

dan

diserahkan

kepada

Direksi/Konsultan Pengawas sebanyak 3 (tiga) rangkap beserta


negatif filmnya dan selanjutnya menjadi dokumen proyek.
c. Untuk

kepentingan

pengendalian

pekerjaan

dan

pengawasan

pekerjaan dilapangan, Penyedia jasa wajib membuat laporan harian,


laporan mingguan dan laporan bulanan.
d. Semua laporan pelaksanaan yang dibuat oleh Penyedia jasa, harus
diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dibuat
dalam rangkap 3 (tiga) untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas
melalui Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Laporan harian, harus berisi: Kuantitas dan macam bahan yang ada
di lapangan; penempatan tenaga untuk setiap macam tugas; jumlah,
jenis dan kondisi peralatan; Kuantitas dan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan; dan Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran
pekerjaan.
f. Laporan

Mingguan,

dibuat

setiap

minggu,

yang

terdiri

dari

rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan


dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
g. Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman
laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam
satu bulan.
6. Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Penyelesaian

izin-izin

lain

yang

terkait

dengan

pelaksanaan

pembangunan berupa Izin Mendirikan bangunan Bangunan (IMB)


dengan pihak Pemerintah daerah setempat.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 6

Pasal 05
PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti
tertera dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas lapangan.
b. Penggalian tanah untuk pondasi dapat dimulai setelah pemasangan
bouwplank dan patok-patok disetujui Direksi/Pengawas Lapangan.
c. Jika pada galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan
bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini
harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi
dengan pasir urug lapis demi lapis dan apabila dimungkinkan
dipadatkan dengan menyiram air sampai jenuh, sehingga mencapai
peramukaan yang diinginkan.
d. Urutan kerja penggalian harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak/bangunan ataupun
menyebabkan timbulnya genangan air.
e. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang
yang sudah siap segera dilanjutkan dengan pemasangan pasir urug
dan batu kosong.

2. Urugan
a. Pengurugan tanah untuk pondasi dilakukan berdasarkan petunjuk
Direksi, dimana macam pekerjaannya tergantung pada bentuk
pondasi bangunan.
b. Sebelum dipasang pondasi, galian pondasi dilapis dengan pasir urug
dengan ketebalan seperti keterangan dalam gambar.
c. Setelah pasangan pondasi cukup kuat, atas izin Direksi lubanglubang galian dapat diurug kembali.
d. Untuk pasir urugan bawah lantai menggunakan pasir urug yang
dipadatkan mulai atas pondasi hingga bawah lantai.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 7

e. Tanah bekas galian yang berlebihan dapat dipakai untuk meratakan


halaman atau diangkut ke luar halaman atas biaya kontraktor.
f. Pasir yang digunakan seperti yang dijelaskan pada pasal terdahulu
(bahan dasar) .
Pasal 06
PEKERJAAN PONDASI
1. Pasangan Batu Kosong
a. Ukuran ketebalan dan lebar pasangan batu kosong disesuaikan
dengan gambar kerja/detail.
b. Pada bagian sisi/celah pasangan batu kosong diisi dengan pasir
urug yang dipadatkan dengan menyiram air hingga sisi atau celah
pasangan batu telah padat betul.
2. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung
a. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat bahan yang digunakan harus
memenuhi seperti yang dipersyaratkan dalam pasal terdahulu.
b. Sebelum pemasangan dilaksanakan, kontraktor harus mempelajari
letak-letak jalur pondasi garis peperti dalam gambar.
c. Demikian halnya dengan letak-letak dari saluran yang menembus
pasangan pondasi harus disediakan agar pekerjaan bongkar pasang
tidak terjadi.
d. Spesi campuran untuk pondasi batu gunung dipasang dan disusun
dengan rapi sehingga duduk kokoh dengan adukan 1 pc : 4 ps
e. Pada bagian sisi luar pondasi yang nampak harus diplaster dengan
campuran 1 : 4 ps.
f. Celah-celah yang besar antara pasangan batu pondasi harus diisi
dengan batu pasak atau batu kricak.
g. Bentuk dan ukuran pondasi dan disesuaikan dengan gambar
kerja/detail.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 8

Pasal 07
PEKERJAAN BETON
1.

Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan sloef, kolom, poer plat dan
ringbalk.

2.

Konstruksi beton bertulang untuk seluruh bagian harus mencapai


mutu beton yang ditentukan.

3.

Konstruksi beton dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran, termasuk besi


penulangan dan beugel/sengkang yang tertera dalam gambar-gambar
rencana dan detail.

4.

Pemasangan

tulangan

harus

sedemikian

rupa

sehingga

tidak

mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama pengecoran


berlangsung.
5.

Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk Beton


Molen, atau alat lain yang disetujui Direksi.

6.

Alat penggetar harus digunakan berdiri 90 derajat, hanya dalam


keadaan khusus diperkenangkan menyentuh tulangan. Penghentian
pengecoran hanya dilakukan pada tempat-tempat yang disetujui
Direksi/Pengawas Lapangan di dalam pola rencana pengecoran.

7.

Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang berlaku ketentuanketentuan dan persyaratan-perysaratan dalam PBI 1971, dan tak ada
satu bagian pekerjaan beton yang dapat di cor tanpa persetujuan
Direksi/Pengawas Lapangan.

8.

Adukan beton yang tidak memenuhi syarat-syarat, seperti sudah


mengeras sebagian, tercampur dengan bahan-bahan asing atau
terlalu encer tidak boleh dipergunakan.

9.

Bahan
Penggunaan bahan, seperti dipersyaratkan dalam pasal bahan
dasar dan sesuai syarat-syarat serta aturan-aturan dalam PBI
1971, terdiri dari: Besi beton, Semen, Pasir beton, krikil/batu pecah
dan air kerja.
Semua bahan dasar dan pekerjaan beton harus mendapatkan
persetujuan Direksi sebelum dilaksanakan.

10. Pekerjaan Maal Beton (Becasting)


a.

Becasting harus dibuat dan direncanakan sedemikian rupa


sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat,

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 9

kaku untuk menahan getaran dan kejutan gaya yang diterima


tanpa perubahan bentuk selama berlangsungnya pengecoran.
Semua becasting harus dibuat penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan

bergetarnya

(bergeser)

becasting

selama

pelaksanaan dapat dihindarkan. Juga harus cukup rapat untuk


menghindarkan

keluarnya

adukan

campuran

beton

selama

berlangsungnya pengecoran.
b.

Kerapihan
diperhatikan

dan

ketelitian

agar

pemasangan

setelah

becasting

becasting

harus

dibongkar/dilepas

memberikan bidang-bidang yang rata.


c.

Kayu becasting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum


pengecoran.

d.

Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat


mencegah difleksi bahan-bahan becasting.

e.

Seluruh

pekerjaan

menyangkut

pekerjaan

becasting

harus

mengikuti persyaratan dalam normalisasi NI-2 dan NI-3.


11. Pubrikasi Besi Beton
a.

Kontraktor harus mengusahakan agar besi yang dipasang sesuai


diameter yang ada dalam gambar.

b.

Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang


ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan pergantian
ukuran diameter besi yang terdekat dengan ketentuan :
Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas atau Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau persatuan yang terpasang
dijamin secara konstruksi dapat menyamai/setara dengan besi
yang dibutuhkan.

12. Toleransi Besi


Diameter, ukuran sisi (jarak Variasi dlm berat Toleransi
antara dua permukaan yang yang
diameter
berlawanan
diperbolehkan
< 0,10 mm

7%

0,4 mm

0,10 mm 0,15 mm

5%

0,4 mm

0,16 mm 0,28 mm

5%

0,4 mm

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 10

13. Pemasangan Pipa-pipa


Pemasangan pipa-pipa dalam beton tidak boleh sampai merusak
kekuatan konstruksi, untuk itu dipersyaratkan aturan-aturan dalam PBI
1971.
14. Pengangkeran pada kolom beton
Pada semua sambungan-sambungan vertical dari kolom beton dan
dinding, harus diberi batang tulangan, dari baja lunak/besi beton 8
mm panjang 50 cm ujung dibengkokkan yang masing-masing ujungnya
saling mengikat pada bidangnya.
15. Kualitas/Mutu Beton
a. Spesifikasi campuran:
Untuk pekerjaan beton bertulang menggunakan adukan/takaran 1
pc : 2 ps : 3 Kr, untuk : sloef, kolom, ringbalok, dan meja beton
serta beton lain yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Untuk

beton

tidak

bertulang,

beton

tumbuk/rabat

beton

menggunakan campuran 1 pc : 3 ps : 5 Kr.


c. Untuk menjaga konsistensi (kekentalan) adukan beton, kontraktor
diwajibkan membuat pengujian

slump, sesuai ketentuan yang

berlaku (PBI-71). Nilai slump dianjuran antara 8-10 cm.


16. Perawatan Beton
a. Perawatan beton harus memperhatikan pengaruh penguapan yang
cepat dari beton dan dibasahi paling sedikit 10 hari setelah
pengecoran. Pada umur 24 jam harus dijaga dari air hujan yang
deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.
b. Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu
lembab dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau
menyiram dengan air secara rutin, hingga beton berumur satu
minggu.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 11

Pasal 08
PLASTERAN DAN ACIAN
1. Pekerjaan Plasteran dan Aus PC Licin
a. Pekerjaan plasteran untuk semua bidang dinding tembok eksterior
bangunan, dimana terdapat pekerjaan pasangan dinding. Sebelum
melaksanakan pekerjaan pelasteran, bidang dinding yang akan
diplaster harus dibasahi terlebih dahulu dan dipastikan bahwa
permukaan dinding tersebut telah rata.
b. Untuk mendapatkan hasil plasteran yang lurus dan rata, diharuskan
menggunakan alat waterpass, benang atau alat lain atas anjuran
Direksi.
c. Jenis spesifikasi campuran plasteran dan aus pc licin sebagai
berikut:
1.

Plasteran dan Acian


semua struktur beton sloof, kolom, balok, ringbalk dan beton
lain yang ditunjukkan dalam gambar.

Pasal 09
PEKERJAAN LANTAI
1. Penjelasan Umum
a. Sebelum

pemasangan

lantai

dilaksanakan

sudah

dipastikan

kepadatan pasir alas bawah lantai sudah benar-benar bersih, serta


semua saluran bawah lantai sudah terpasang.
b. Pemakaian bahan lantai dan ubin untuk setiap bagian pekerjaan
harus dalam produksi yang sama.
c. Pemasangan saluran ubin harus rata air.
d. Adukan terisi padat serta lot, siku dan waterpassnya baik.
e. Tebal siar harus kontinyu sehingga setiap perpotongan siar
membentuk garis lurus dan saling tegak lurus sesamanya.
f. Untuk alas lantai keramik menggunakan lantai rabat beton tebal 7
cm.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 12

2. Lantai Tegel/Ubin
a. Semua lantai ruangan menggunakan Keramik Kw1 setara ukuran
40 x 40 cm warna polos.
b. Setelah pemasangan keramik, nat-nat tegel diisi dengan pasta
semen warna sama dengan warna keramik dan sebelum pasta
semen mengering dipermukaan lantai dibersihkan sampai tidak ada
noda semen pada lantai.

Pasal 10
PEKERJAAN KAYU
(KUSEN & KUDA-KUDA)
1. Bahan kayu yang digunakan harus memenuhi persyaratan bahan
seperti yang dijelaskan dalam pasal terdahulu (bahan dasar).
2. Jenis dan Penggunaan kayu.
a. Jenis kayu
Jenis kayu yang digunakan adalah jenis kayu (balok/papan) kls II
lokal atau setara dengan kualitas terbaik.
3. Jenis dan Kelengkapan
a. Ukuran-ukuran

mutlak

mengikuti

ukuran

dalam

gambar

rencana/detail
b. Kayu untuk Pekerjaan Kuda Kuda Kayu Klas II
c. Kayu untuk Pekerjaan Kusen Pintu adalah Kayu Klas II

Pasal 11
PEKERJAAN PENGECATAN
1.

Bahan
a.

Pengertian cat meliputi /termasuk emulsi, enamel, vernis, sealer,


cement emulsion filler dan pelapis-pelapis lain yang dipakai
sebagai cat dasar, cat perantara, cat akhir.

b.

Semua cat yang akan

dipakai harus mendapat persetujuan

Direksi.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 13

2. a. Cat Papan Lisplank

Pengecatan Lisplank diulang sampai rata dan tidak belang


dengan menggunakan cat Metrolite.

Untuk memudahkan pelaksanaan pengecatan Lisplank, dapat


dilaksanakan pengecatan pertama sebelum pemasangan bahan
plafon yang dilanjutkan dengan pengecatan berikutnya pada saat
bahan Lisplank sudah dipasang.

b. Cat Beton Kolom & Balok


Pengecatan Beton menggunakan Komilex.

Pasal 13
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1.

Atap pada bangunan ini semuanya menggunakan rangka Kayu 5/10


Kayu Klas II yang dikerjakan oleh tenaga ahli dan

berpengalaman

dalam pekerjaan tersebut.


2.

Rangka atap dibuat dari Rangka Kayu kls II.

3.

Bahan penutup atap menggunakan Seng Gelombang BJLS 20 untuk


Gudang Pestisida dan Atap Genteng Metal untuk Rehabilitasi

4.

Pemasangan harus rapi dan rapat sehingga terhindar dari kebocoran


akibat kesalahan pemasangan.

Pasal 14
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1.

Pekerjaan pembersihan baik noda-noda yang masih tersisa karena


hasil pekerjaan dalam pembangunan maupun pembersihan halaman
harus

dilaksanakan

sebagai

bagian

pekerjaan

sampai

masa

pemeliharaan berakhir. Dan pelaksanaanya mengikuti petunjuk Direksi.


2.

Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak


dinyatakan dalam RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut
pekerjaan bangunan ini, maka wajib pemborong menyelesaikan sesuai
petunjuk Direksi

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 14

Pasal 15
PEKERJAAN LAIN-LAIN
a. Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar
dengan dokumen ini, maka yang mengikat adalah gambar, namun
perbedaan ini disampaikan tertulis kepada Direksi/Pengawas.
b. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak
dinyatakan dalam RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut
pekerjaan bangunan ini, maka Penyedia Jasa wajib menyelesaikan
sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat teknis ini, akan
ditentukan dalam Surat Perintah Kerja atau Direksi/Pengawas.

Kwandang, 13 April 2015


KEPALA DINAS

ttd

Hi. IDRUS LABANTU, S.Ag, M.Si


NIP. 19600908 198103 1 009

Spesifikasi Teknis Pekerjaan

halaman 15

Anda mungkin juga menyukai