PENDAHULUAN
Prematuritas didefinisikan sebagai kelahiran dengan masa gestasi kurang dari
37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kelahiran premature tersendiri
adalah penyebab terbesar terjadinya kematian pada neonatus. Sekitar 27 persen dari 4
juta kematian neonatus setiap tahunnya terjadi pada kelahiran bayi prematur.
Bayi
prematur
memiliki
berbagai
macam
hambatan
dalam
BAB II
PREMATURITAS
I.
Definisi
Bayi normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42
minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
Sedangkan, prematuritas adalah kelahiran yang berlangsung pada umur kehamilan 20
minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (WHO, 2003).
II.
Epidemiologi
Di negara maju, angka kejadian kelahiran bayi prematur adalah sekitar 6-7% dari
angka kelahiran yang ada. Di negara yang sedang berkembang, angka kelahiran ini
lebih kurang 3 kali lipat dari negara maju. Di Indonesia sendiri angka kejadian bayi
prematur belum dapat dipastikan jumlahnya.
III.
Klasifikasi
Etiologi
Mekanisme pertama ditandai dengan stres dan anxietas yang biasa terjadi pada
primipara muda yang mempunyai predisposisi genetik. Adanya stres fisik maupun
psikologi menyebabkan aktivasi prematur dari aksis Hypothalamus-Pituitary-Adrenal
(HPA) ibu dan menyebabkan terjadinya persalinan prematur. Aksis HPA ini
menyebabkan timbulnya insufisiensi uteroplasenta dan mengakibatkan kondisi stres
pada janin. Stres pada ibu maupun janin akan mengakibatkan peningkatan pelepasan
hormon
Corticotropin
Releasing
Hormone
(CRH),
perubahan
pada
ini
bertanggung
jawab
untuk
sintesis
uterotonin
dalam
meningkatkan
pelepasan
protease
(MMP)
yang
V.
Karakteristik
Karakteristik bayi prematur antara lain.
1) Berat badan 2500 gram, panjang badan 45 cm, lingkar kepala 33cm
dan lingkar dada 30 cm
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
letak/presentasi,
taksiran
berat
janin,
yang
sering
digunakan
dan
bermanfaat
dalam
3.
4.
5.
6.
Efek samping
- Takikardi dihentikan jika heart rate melebihi 120x/min
- Hiperglikemia: B agonist diabetogenic seperti steroid.
Karena steroid selalu diberikan pada waktu yang
bersamaan dengan tokolitik, glukosa darah ibu harus
diperiksa setiap 2 jam dan pemberian insulin jika gula
-
Penundaan persalinan
Obat-obat tokolitik hanya dapat menunda persalinan sementara sembari
dilakukan pemberian kortikosteroid yang ditujukan untuk menginduksi maturitas paru
pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu. Intervensi ini bertujuan untuk menunda
kelahiran sampai bayi cukup bulan.
Penundaan dilakukan bila:
- Umur kehamilan <35 minggu
- Pembukaan serviks kurang dari 3 cm
- Tidak ada amnionitis, preeklamsia atau perdarahan yang aktif.
- Tidak ada gawat janin.
- Ibu dirawat inap dan dilakukan evaluasi terhadap his dan pembukaan.
Kemudian untuk mempercepat kematangan paru janin diberikan
kortikosteroid dengan 2 dosis bertamethason 12 mg selang 12 jam atau
berikan 4 deksamethason 5 mg selang 6 jam.Steroid tidak boleh
diberikan bila ada infeksi yang jelas.
Persalinan Berlanjut
Bila tokolisis tidak berhasil, lakukan persalinan dengan optimal. Jangan
menyetop kontraksi uterus bila:11
- Umur kehamilan lebih dari 35 minggu
- Serviks membuka lebih dari 3 cm
- Perdarahan aktif
Janin
mati
dan
adanya
kemungkinan kecil
Adanya korioamnionitis
Preeklamsia
Gawat janin
kelainan
kongenital
yang
10
11