Anda di halaman 1dari 5

Naya Murni | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Operasi Bilangan Bulat

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar


Materi Operasi Bilangan Bulat di Mata Pelajaran Matematika
Melalui Metode Demonstrasi
Pada Siswa Kelas V SD Negeri 7 Sekayu
Naya Murni
Kepala SD Negeri 6 Lumpatan, Kab. Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

Diterima: 8 Mei 2015

Disetujui: 17 Mei 2015

ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran tentang
garis bilangan, mendeskripsikan/ menganalisa dampak penggunaan media belajar garis bilangan
terhadap hasil belajar siswa, dan agar siswa terbiasa menyelesaikan soal-soal latihan dengan hasil
belajar memuaskan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Penelitian ini difokuskan pada penerapan metode Demonstrasi tentang operasi hitung bilangan
bulat di kelas V SDN 7 Sekayu. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Siklus I
kemampuan pemahaman materi operasi hitung bilangan bulat diperoleh rata-rata kelas sebesar 60
dengan persentase ketuntasan sebesar 42,85 persen, nilai kemampuan operasi bilangan bulat ini
belum mencapai indikator keberhasilan. Pada siklus II diperoleh informasi bahwa hasil kemampuan
operasi bilangan bulat diperoleh rata - rata kelas sebesar 72,5 dengan persentase ketuntasan belajar
sebesar 71,42 persen nilai kemampuan menyelesaikan operasi bilangan bulat ini sudah mencapai
indikator keberhasilan. Artinya siswa sudah mampu menyelesaikan operasi bilangan bulat.
Sedangkan hasil observasi siswa pada siklus I menunjukkan rata-rata persentase seluruh indikator
hasil observasi aktivitas siswa adalah sebesar 74,99 persen dengan kategori baik. Dan pada siklus II
rata-rata persentase seluruh indikator hasil observasi aktivitas siswa adalah sebesar 92,34 persen
dengan kategori sangat baik.
Kata kunci: hasil belajar, operasi bilangan bulat, metode demonstrasi.
A.
1.

Pendahuluan
Latar Belakang
Mempelajari Matematika sejauh ini masih
banyak kendala dan acapkali menjadi momok
yang menakutkan bagi siswa-siswa di Sekolah
Dasar. Salah satunya yang terkait dengan
pembelajaran di materi operasi bilangan bulat.
Secara empiris ada banyak latar belakang dan
penyebab dari munculnya kondisi ini, salah
satu diantaranya adalah guru kurang
maksimalkan penggunaan media belajar (alat
peraga)
dalam
proses
pembelajaran
Matematika di kelas. Akibatnya, pembelajaran
Matematika materi operasional bilangan bulat
terutama penjumlahan bilangan bulat negatif
dan bilangan bulat positif di kelas V SD Negeri 7
Sekayu, pada semester genap tahun ajaran
2013/2014 lalu, ketuntasan belajarnya hanya
mencapai 30 persen.
Berdasarkan data ketuntasan belajar mata
pelajaran Matematika kelas V di SD Negeri 7
Sekayu pada semester genap tahun 2013/2014
lalu itu memang menunjukkan hasil yang

22 | ISSN : 2459-9743

kurang memuaskan, karena dari 23 orang


siswa di kelas V hanya 8 orang siswa yang
memperoleh nilai 70, hal ini berarti
partisipasi ketuntasan belajar mencapai 30
persen, padahal siswa dikatakan berhasil
apabila tingkat penguasaan siswa minimal 70
persen dari jumlah siswa.
Untuk mengatasi persoalan di atas dan
dalam upaya meningkatkan hasil belajar materi
operasi bilangan bulat di mata pelajaran
Matematika pada siswa kelas V SD Negeri 7
Sekayu, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
metode demonstrasi sebagai perlakuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
tersebut.
2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut, apakah metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar matematika pada
operasi bilangan bulat di kelas V SDN 7 Sekayu?

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru


Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 22 - 26
3.
a.
b.

c.

4.
a.

b.

c.

B.
1.

Cara Pemecahan Masalah


Cara pemecahan masalah adalah :
Membuat RPP yang menggunakan metode
demonstrasi.
Membuat lembar pengamatn siswa untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam
memahami materi operasional bilangan
bulat.
Mengukur pemahaman siswa tentang
operasi bilangan bulat sesudah proses
pembelajaran.

sesuai dengan tujuan pendidikan (Purwanto,


2011:54). Menurut Bloom dalam (Suprijono,
2012:6) hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara keseluruhan
bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran
yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan
sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat
secara pragmenteris atau terpisah, melainkan
komprehensif.

Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Mendeskripsikan penggunaan media
pembelajaran tentang garis bilangan.
2) Mendeskripsikan/
menganalisa
dampak penggunaan media belajar
garis bilangan terhadap hasil belajar
siswa.
3) Agar siswa terbiasa menyelesaikan
soal-soal latihan dengan hasil belajar
memuaskan.
Manfaat dari penelitian :
1) Bagi siswa
Dapat dijadikan acuan memperbaiki
kualitas
pembelajaran
berupa
peningkatan hasil belajar siswa
khususnya materi pembelajaran
operasional bilangan bulat tentang
penjumlahan bilangan bulat positif
dan negatif.
2) Bagi guru
a) Menambahkan wawasan guru
tentang
penggunaan
media
belajar atau alat peraga.
b) Memudahkan penerapan konsep
penjumlahan bilanagn bulat
negatif dengan bilanagn bulat
positif.
c) Memungkinkan guru sevara aktif
mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan.
Bagi kepala sekolah
Menjadi sumbangsih hasil penelitian bagi
guru untuk meningkatkan kreatifitas guru
secara efektif dan efisien demi kemajuan
sekolah.

2.

Tinjauan Pustaka
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu puncak proses
belajar. Hasil belajar tersebut terjadi berkat
evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa
dampak pengajaran dan dampak pengiring.
Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru
dan siswa (Dimyanti dan Mudjiono, 2009:20).
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
setelah mengikuti proses belajar mengajar

Materi Operasi Bilangan Bulat


Pada pembahasan bilangan cacah telah
dikemukakan bahwa operasi penjumlahan dan
perkalian pada bilangan cacah bersifat
tertutup. Operasi pengurangan pada bilangan
cacah dapat dilakukan hanya jika besar
pengurangnya tidak melebihi besar bilangan
yang dikurangi. Masalah timbul ketika
pengurangnya lebih besar dari bilangan yang
dikurangi. Tidak ada bilangan cacah c yang
memenuhi 6 + c = 4. Pada operasi
pengurangan, tidak ada bilangan cacah d yang
memenuhi 4 6 = d. Jadi operasi
pengurangan pada bilangan cacah bersifat tidak
tertutup. Untuk mengatasi hal ini diperlukan
sistem bilangan lain, yang disebut bilangan
bulat.
Untuk setiap bilangan cacah a selain 0
(nol), diciptakan dua simbol, yaitu +a dan a. Selanjutnya +a dnamakan positip a dan a disebut negatip a. Dengan demikian
terbentuk dua himpunan bilangan, yaitu {+1,
+2, +3, +4, +5, } yang disebut himpunan
bilangan bulat positip dan {-1, -2, -3, -4, -5,
}.yang disebut himpunan bulat negatip. Dalam
penulisan selanjutnya tanda + pada bilangan
bulat positip boleh tidak dicantumkan,
sehingga himpunan bilangan bulat positip
menjadi {1, 2, 3, 4, 5, }. Penulisan 4
misalnya, berarti +4.
3.

Metode Demonstrasi
Ditinjau dari segi etimologi (bahasa)
metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu
methodos, yang terdiri dari kata metha
yang berarti melalui atau melewati dan hodos
yang berarti jalan atau cara.8 Maka metode
mempunyai arti suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
kegiatan guna mencapai apa yang telah
ditentukan.
Metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang
telah disusun tercapai secara optimal. Metode

ISSN : 2459-9743 | 23

Naya Murni | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Operasi Bilangan Bulat

digunakan untuk merealisasikan strategi yang


telah ditetapkan. Metode dalam sistem
pembelajaran memegang peranan yang sangat
penting.
Keberhasilan
implementasi
pembelajaran sangat tergantung pada cara
guru menggunakan metode pembelajaran.
Suatu
strategi
pembelajaran
dapat
diimplementasikan
melalui
penggunaan
metode pembelajaran.
Metode mengajar adalah cara yang
digunakan oleh guru dalam mengadakan
hubungan dengan peserta didik pada saat
berlangsungnya pengajaran. Peranan metode
mengajar sebagai alat untuk menciptakan
proses belajar dan mengajar. Melalui metode
diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar
peserta didik sehubungan dengan kegiatan
mengajar guru. Terciptanya interaksi edukatif
ini, guru berperan sebagai penggerak dan
pembimbing.
Sedangkan
peserta
didik
berperan sebagai penerima atau yang
dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan
lebih baik jika peserta didik banyak aktif
dibandingkan dengan guru. Metode mengajar
yang baik adalah metode yang dapat
menumbuhkan kegiatan belajar peserta didik.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas 5 SDN 7
Sekayu. Peneltian ini yang dilakukan pada 2
siklus pada pelajaran Mtematika tentang
operasi bilangan bulat. Waktu yang digunakan
untuk setiap kali pertemuan adalah 70 menit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
dari pembelajaran siklus pertama hingga yang
kedua menunjukkan adanya perubahan baik
pada diri siswa, hasil belajar maupun aktivitas
siswa. Perolehan hasil belajar yang dicapai
siswa sebanyak 2 siklus untuk materi operasi
bilangan bulat dengan KKM 70.
Dari data pada siklus I menunjukkan
bahwa walaupun hasil rata-rata kelas mencapai
nilai 60 ternyata masih ada siswa yang belum
tuntas karena mendapatkan nilai di bawah
KKM. Siswa yang mendapat nilai 100 dan 90
tidak ada, siswa yang mendapat nilai 80 hanya
4 orang (14,28%), siswa yang mendapat nilai
70 sebanyak 8 orang (28,57%), siswa yang
mendapatkan nilai 60 sebanyak 4 orang
(14,28%), siswa yang mendapatkan nilai 50
sebanyak 9 orang (32,14%), siswa yang
mendapatkan nilai 40 sebanyak 2 orang
(7,14%), siswa yang mendapatkan nilai 30
sebanyak 1 orang (3,57%),. Berdasarkan hasil
yang dicapai tersebut maka siswa yang
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 12
orang yaitu sekitar 42,85%. Sedangkan yang

24 | ISSN : 2459-9743

tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 16


orang yaitu sekitar 57,14%.
Dari data pada siklus II menunjukkan
kenaikan yang cukup siginifikan yaitu hasil
rata-rata kelas mencapai nilai 72,5 % dimana
Siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 1
orang (3,57%), siswa yang mendapat nilai 90
sebanyak 4 orang (14,28%), siswa yang
mendapat nilai 80 sebanyak 9 orang (32,14%),
siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 6
orang (21,42%), siswa yang mendapatkan nilai
60 sebanyak 4 orang (14,28%), siswa yang
mendapatkan nilai 50 sebanyak 3 orang
(10,71%), dan siswa yang mendapatkan nilai
40 sebanyak 1 oarang (3,57%). Dari data nilai
siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa
proses perbaikan pelajaran
matematika
dengan materi tentang operasi bilangan bulat
ini sudah dapat dikatakan berhasil dan
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 20 orang (71,42%). Jadi proses
pembelajaran ini sudah tidak perlu diadakan
perbaikan lagi.

Grafik 1
Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil observasi diperoleh


hasil bahwa perlu diadakannya perbaikan
pembelajaran di setiap siklus. Setelah
melaksanakan proses pembelajaran dua siklus
untuk materi tentang operasi bilangan bulat
maka terdapat temuan sebagai berikut:
Selama pelajaran pada siklus 1 peneliti
tidak menggunakan hanya menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab. Dengan cara
belajar tersebut siswa didik menjadi lebih cepat
bosan dan hasil yang diperoleh juga tidak
begitu baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai
ulangan siklus 1, dimana nilai yang diperoleh
siswa masih banyak < 70. Selain itu, proses
pembelajaran kurang menarik dilihat dari hasil
obervasi yang dilakukan terhadap aspek yang
diamati terutama bekerja sama dalam
kelompok hanya 19 siswa dari 28 siswa
(67,85%) yang aktif, selain itu mendengarkan/
memperhatikan penjelasan guru hanya 20

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru


Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 22 - 26
siswa dari 28 siswa (71,42%) yang
memperhatikan penjelasan guru. Dan dalam
menanggapi pertanyaa/ ide juga hanya 20
siswa dari 28 siswa (71,42%) masih banyak
yang perlu aspek yang perlu diperbaiki pada
siklus berikutnya.
Sedangkan pada siklus II dimana peneliti
menggunakan media peraga, para siswa
menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran
dan juga memahami materi pelajaran yang
diajarkan. Hal ini mempengaruhi hasil nilai
ulangan pada siklus II ini, dimana nilai rata
rata siswa lebih meningkat menjadi 70 dan
terdapat 20 dari 28 siswa yang mendapat nilai
diatas 70.
Dengan
menggunakan
metode
demonstrasi siswa menjadi lebih aktif dan
menguasai materi pembelajaran lebih bagus
bila dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
Berikut diagram hasil aktivitas siswa pada
siklus I dan siklus II:

siswa
kurang
terlibat
dalam
proses
pembelajaran dan kurang diberi latihan.
Hasil pembelajaran pada siklus II
ditunjukkan sebagai berikut proses kegiatan
belajar mengajar berbeda dengan siklus I. Guru
tidak
hanya
menerangkan
dengan
menggunakan metode ceramah, tetapi juga
dengan menerapkan metode demonstrasi.
Siswa diberi latihan-latihan dan dalam
mendemonstrasikan alat peraga difokuskan
pada anak yang daya serapnya rendah,
tujuannya agar meningkatkan daya ingatnya.
Metode dan Media yang digunakan lebih
konkrit sehingga siswa menjadi terlihat lebih
aktif. Guru hanya memancing siswa dengan
beragam pertanyaan sesuai gambar yang
disajikan, sehingga siswa termotivasi untuk
mengutarakan pendapatnya dan memudahkan
bagi siswa untuk memahami materi tentang
operasi bilangan bulat. Hal ini berpengarauh
pada hasil yang diperoleh untuk rata-rata kelas
lebih meningkat dari siklus sebelumnya yaitu
mencapai 72,5. Dengan demikian kegiatan
perbaikan ini sesuai dengan rencana. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran sudah
dapat dikatakan berhasil
D.
1.

Grafik 2
Hasil Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

2.

Pembahasan
Berdasarkan hasil obervasi dan refleksi
selama proses pembelajaran tentang operasi
bilangan bulat bawah dengan menerapkan
metode demonstrasi menjadi lebih aktif dalam
mengikuti proses pemebalajaran dan siswa
lebih menguasai materi pembelajaran yang
disampaikan. Perkembangan hasil yang
diperoleh dari tiap siklus. Selama proses
pembelajaran, aktifitas guru kurang menarik
minat dan perhatian siswa. Dengan metode
ceramah guru terlalu banyak memberikan
penjelasan tanpa memberikan menggunakan
media
peraga
apapun,
guru
kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
terlibat dalam proses pembelajaran akibatnya
proses pembelajaran kurang berhasil. Siswa
hanya diam mendengarkan penjelasan guru.
Aktifitas dan kreatifitas siswa kurang terpacu,

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa :
a. Siklus I kemampuan pemahaman materi
operasi hitung bilangan bulat diperoleh
rata rata kelas sebesar 60 dengan
persentase ketuntasan sebesar 42,85%,
nilai kemampuan operasi bilangan bulat
ini
belum
mencapai
indikator
keberhasilan.
b. Pada siklus II diperoleh informasi bahwa
hasil kemampuan operasi bilangan bulat
diperoleh rata - rata kelas sebesar 72,5
dengan persentase ketuntasan belajar
sebesar
71,42%
nilai kemampuan
menyelesaikan operasi bilangan bulat ini
sudah mencapai indikator keberhasilan
artinya
siswa
sudah
mampu
menyelesaikan operasi bilangan bulat.
c. Sedangkan hasil observasi siswa pada
siklus I menunjukkan rata - rata
persentase seluruh indikator hasil
observasi aktivitas siswa adalah sebesar
74,99% dengan kategori baik. Dan pada
siklus II rata - rata persentase seluruh
indikator hasil observasi aktivitas siswa
adalah sebesar 92,34% dengan kategori
sangat baik.

ISSN : 2459-9743 | 25

Naya Murni | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Operasi Bilangan Bulat

2.

Saran

Sehubungan dengan hasil yang telah


dicapai dalam penelitian ini, peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
a. Kepada siswa, agar mengerti akan
pentingnya belajar kelompok, dapat
saling berinteraksi dalam kelompok dan
dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Kepada guru agar memperbaiki kinerja
guru,
meningkatkan
kualitas
pembelajaran,
dan
meningkatkan
profesionalisme guru salsah satunya
dengan
menggunakan
metode
demonstrasi.
c. Kepada
sekolah
agar
dapat
meningkatkan kualitas dan mutu
sekolah melalui peningkatan hasil
belajar peserta didik dan kinerja guru.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta.

26 | ISSN : 2459-9743

Barto.

2005. Penilian Hasil Belajar Dan


Pembelajaran.
Surabaya:
Surabaya
University Press.
Mendikbud RI. 1996. Kurikulum Pendidikan
Dasar: GBPP Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia untuk SD. Jakarta: Depdikbud.
Mendiknas RI. 2006. Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Depdiknas.
Rofi'uddin, A.. 1998. Rancangan Penelitian
Tindakan. Malang: IKIP Malang.
Sutrisno, B. 2001. Terampil Berhitung
Matematika Untuk SD Kelas II. Surabaya:
Erlangga.
Tim Bina Karya Guru. 2006. Bina Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga
Waluyo, H.J. 1991. Teori dan Apresiasi. Jakarta:
Erlangga.
Wardhani, I., & Wihardit, K. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wibowo, M.E. 2008. Silabus Tematik Kelas II.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan
Nasional RI.

Anda mungkin juga menyukai