Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perdarahan obstetrik yang terjadi pada kehamilan trimester ketiga dan
yang terjadi setelah anak atau plasenta lahir pada umunya adalah perdarahan yang
berat, dan jika tidak, mendapat penanganan yang cepat dapat mendatangkan syok
yang fatal. Salah satu sebabnya adalah plasenta previa.1
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri
internum. Plasenta previa terjadi sekitar 1 dalam 200 kelahiran, tetapi hanya 20%
termasuk dalam plasenta previa totalis. Insiden meningkat 20 kali pada grande
multipara. Dari seluruh kasus perdarahan antepartum, plasenta previa merupakan
penyebab yang terbanyak. Oleh karena itu, pada kejadian perdarahan antepartum,
kemungkinan plasenta previa harus dipertimbangkan terlebih dahulu. 2
Di samping masih banyak penyebab plasenta previa yang belum diketahui
atau belum jelas, bermacam-macam teori dan faktor-faktor dikemukakan sebagai
etiologinya. 3
Menurut de Snoo, plasenta previa diklasifikasikan berdasarkan pembukaan
4-5 cm yaitu; plasenta previa sentralis (totalis), plasenta previa lateralis, plasenta
previa marginalis. Menurut Cunningham (2007) klasifikasi plasenta previa yaitu;
plasenta previa totalis, plasenta previa parsialis, plasenta previa marginalis, low
lying placenta (plasenta letak rendah).3
Persalinan seksio sesaria merupakan metode persalinan yang menjadi
pilihan pada penderita dengan plasenta previa. Seksio sesaria merupakan salah
satu faktor penting untuk menurunkan angka kematian ibu maupun janin.2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi

PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

Plasenta previa adalah suatu keadaan dimana plasenta yang berimplantasi


pada segmen bawah uterus sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium
uteri internum. Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding depan, dinding
belakang rahim, atau di daerah fundus uteri.1,2,3,6
Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen
bawah rahim ke arah proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim
seolah plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar
dan meluas dalam persalinan kala satu bisa mengubah luas pembukaan serviks
yang tertutup oleh plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau
klasifikasi dari plasenta previa ketika pemeriksaan dilakukan baik dalam masa
antenatal maupun dalam masa intranatal, baik dengan ultrasonografi maupun
pemeriksaan digital.1

2.2 Epidemiologi
Plasenta previa terjadi sekitar 1 dalam 200 kelahiran, tetapi hanya 20%
termasuk dalam plasenta previa totalis. Insiden meningkat 20 kali pada grande
multipara. Dari seluruh kasus perdarahan antepartum, plasenta previa merupakan
penyebab yang terbanyak. Oleh karena itu, pada kejadian perdarahan antepartum,
kemungkinan plasenta previa harus difikirkan terlebih dahulu. 2
Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan
pada usia diatas 30 tahun. Juga lebih sering terjadi pada kehamilan ganda daripada
kehamilan tunggal. Skar uterus ikut mempertinggi angka kejadiannya. Pada
beberapa Rumah Sakit Umum Pemerintah dilaporkan insidennya berkisar 1,7%
sampai dengan 2,9%. Di Negara maju insidennya lebih rendah, yaitu kurang dari
1% mungkin disebabkan karena berkurangnya perempuan hamil paritas tinggi.
Dengan

meluasnya

penggunaan

ultrasonografi

dalam

obstetrik

yang

memungkinkan deteksi lebih dini, insiden plasenta previa bisa lebih tinggi.1
PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

2.3 Etiologi
Di samping masih banyak penyebab plasenta previa yang belum diketahui
atau belum jelas, bermacam-macam teori dan faktor-faktor dikemukakan sebagai
etiologinya.3
1. Endomentrium yang inferior
2. Chorion leave yang persisten
3. Korpus luteum yang bereaksi lambat.
Strassmann mengatakan bahwa faktor terpenting adalah vaskularisasi yang
kurang pada desidua yang menyebabkan atrofi dan peradangan, sedangkan
Browne menekankan bahwa faktor terpenting ialah vili khorialis persisten pada
desidua kapsularis.3
Faktor-faktor etiologi :3
1. Umur dan paritas
- Pada primigravida, umur diatas 35 tahun lebih sering dari pada
-

umur dibawah 25 tahun


Lebih sering pada paritas tinggi dari paritas rendah
Di Indonesia, menurut Toha, plasenta previa banyak dijumpai pada
umur muda dan paritas kecil; hal ini disebabkan banyak wanita
Indonesia menikah pada usia muda dimana emdometrium masih

belum matang (inferior).


2. Hipoplasia endometrium : bila kawin dan hamil pada umur muda
3. Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi,
kuretase dan manual plasenta
4. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap
menerima hasil konsepsi
5. Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium
6. Kadang-kadang pada malnutrisi
Pada perempuan perokok dijumpai insidensi plasenta previa lebih tinggi 2
kali lipat. Hipoksemia akibat karbon mono-oksida hasil pembakaran rokok
menyebabkan plasenta menjadi hipertrofi sebagai upaya kompensasi. Plasenta
yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda dan eritroblastosis fetalis bisa
menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.1
2.4 Klasifikasi
Belum ada kata sepakat diantara para ahli, terutama mengenai berapa
pembukaan jalan lahir. Oleh karena pembagian tidak didasarkan pada keadaan
PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

anatomi, melainkan pada keadaan fisiologi yang dapat berubah-ubah, maka


klasifikasi akan berubah setiap waktu. Misalnya, pada pembukaan yang masih
kecil, seluruh pembukaan ditutupi jaringan plasenta (plasenta previa totalis),
namun pada pembukaan yang lebih besar, keadaan ini akan menjadi plasenta
previa lateralis. Ada juga penulis yang menganjurkan bahwa menegakkan
diagnosa adalah sewaktu moment opname yaitu ketika penderita diperiksa.3
Berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm:
1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba
plasenta menutupi seluruh ostium.
2. Plasenta previa lateralis, bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian
pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi 2:
- Plasenta previa lateralis posterior : bila sebagian menutupi ostium
-

bagian belakang
Plasenta previa lateralis anterior : bila menutupi ostium bagian

depan
Plasenta previa marginalis : bila sebagian kecil atau hanya pinggir

ostium yang ditutupi plasenta.


Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat:3,7
1. Plasenta previa totalis : seluruh ostium ditutupi plasenta
2. Plasenta previa partialis : sebagian ditutupi plasenta
3. Plasenta letak rendah (low-lying placenta) : tepi plasenta berada 3-4 cm
diatas pinggir bukaan, pada pemeriksaan dalam tidak teraba.
Menurut Cunningham:2
1. Plasenta previa totalis yaitu seluruh ostium uteri internum ditutupi oleh
plasenta
2. Plasenta previa partialis yaitu sebagian ostium uteri internum tertutupi
oleh plasenta
3. Plasenta pevia marginalis, yaitu bila pinggir plasenta tepat berada
dipinggir ostium uteri internum
4. Low-lying placenta (plasenta letak rendah) yaitu tepi plasenta terletak 3-4
cm dari tepi ostium uteri internum

PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

Totali
s

2.5 Patofisiologi
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester ketiga dan
mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya segmen bawah
rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui tapak
plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang
bertumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya ishtmus uteri menjadi
segmen bawah rahim, maka plasenta berimplantasi di situ sedikit banyak akan
mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta.
Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan membuka
(dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. 1
Pada tempat laserasi itu akan terjadi perdarahan yang berasal dari siklus
maternal yaitu dari ruangan intervillus dari plasenta. Oleh karena fenomena
pembentukan segmen bawah rahim itu perdarahan pada plasenta previa betapa
pun pasti akan terjadi (unavoidable bleeding). Perdarahan di tempat itu relatif
dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak
mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimilikinya sangat
minimal, dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak akan tertutup
dengan sempurna.1
Perdarahan akan berhenti karena terjadi pembekuan kecuali jika ada
laserasi mengenai sinus yang besar dari plasenta pada mana perdarahan akan
berlangsung lebih danyak dan lebih lama. Oleh karena pembentukan segmen
bawah rahim itu akan berlangsung progresif dan bertahap, maka laserasi baru
PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

akan mengulang kejadian perdarahan. Demikianlah perdarahan akan berulang


tanpa sesuatu sebab lain (causeless). Darah yag keluar berwarna merah segar
tanpa rasa nyeri (painless). 1
Pada plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum perdarahan
terjadi lebih awal dalam kehamilan oleh karena segmen bawah rahim terbetuk
lebih dahulu pada bagian terbawah yaitu pada ostium uteri internum. Sebaliknya,
pada plasenta previa parsialis atau letak rendah, perdarahan baru terjadi pada
waktu mendekati atau mulai persalinan. Perdarahan pertama biasanya sedikit
tetapi cendrung lebih banyak pada perdarahan berikutnya. Untuk berjaga-jaga
mencegah syok hal tersebut perlu dipertimbangkan. Perdarahan pertama sudah
bisa terjadi pada kehamilan dibawah 30 minggu tetapi lebih separuh kejadiannya
pada umur kehamilan 34 minggu ke atas. Berhubung tempat perdarahan terletak
dekat dengan ostium uteri internum, maka perdarahan lebih mudah mengalir ke
luar rahim dan tidak membentuk hematoma retroplasenta yang mampu merusak
jaringan lebih luas dan melepaskan tromboplastin ke dalam sirkulasi maternal.
Dengan demikian, sangat jarang terjadi koagulopati pada plasenta previa.1
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah rahim yang
tipis mudah diinvasi oleh pertumbuhan vili dari trofoblas, akibatnya plasenta
melekat lebih kuat pada dinding uterus. Lebih sering terjadi plasenta akreta dan
plasenta inkreta, bahkan plasenta perkretra yang pertumbuhan vilinya bisa sampai
menembus ke buli-buli dan ke rektum bersama plasenta previa. Plasenta akreta
dan inkreta lebih sering terjadi pada uterus yang sebelumnya pernah bedah sesar.
Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek oleh sebab kurangnya
elemen otot yang terdapat disana. Kedua kondisi ini berpotensi meningkatkan
kejadian perdarahan pascapersalinan pada plasenta previa, misalnya dalam kala
tiga karena plasenta sukar melepas dengan sempurna (retentio placentae), atau
setelah uri lepas karena segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi dengan
baik.1
2.6 Gejala Klinis
Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa
nyeri dan biasanya berulang (Painless, Causeless, Recurrent Bleeding) darah
berwarna merah segar. Perdarahan biasanya baru terjadi pada akhir trimester
kedua keatas. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri.
PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

Perdarahan kembali terjadi tanpa sesuatu sebab yang jelas setelah beberapa waktu
kemudian, jadi berulang. Pada setiap pengulangan terjadi perdarahan yang lebih
banyak bahkan seperti mengalir. Pada plasenta letak rendah perdarahan baru
terjadi pada waktu mulai persalinan; perdarahan bisa sedikit sampai banyak mirip
pada solusio plasenta.1,4,7
Berhubung plasenta terletak pada bagian bawah maka pada palpasi
abdomen sering ditemui bagian terbawah janin masih tinggi diatas simfisis dengan
letak janin tidak dalam letak memanjang. Palpasi abdomen tidak membuat ibu
hamil merasa nyeri dan perut tidak tegang.1

2.7 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinik dan beberapa
pemeriksaan.1,3,5,7
1. Anamnesis
- Gejala pertama yang membawa si sakit ke dokter atau rumah sakit
ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada
-

kehamilan lanjut (trimester III).


Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless),
dan berulang (recurrent). Perdarahan timbul sekonyong-konyong
tanpa sebab apapun. Kadang-kadang perdarahn terjadi sewaktu
bangun tidur, pagi hari tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah.
Perdarahan cendrung berulang dengan volume yang lebih banyak dari
sebelumnya. Sebab dari perdarahan ialah karena ada plasenta dan
pembuluh darah yang robek karena (a) terbentuknya segmen bawah
rahim; (b) terbukanya ostium atau oleh manipulasi intravaginal atau
rektal. Sedikit atau banyaknya perdarhan tergantung pada besar dan
banyaknya pembuluh darah yang robek dan plasenta yang lepas.
Biasanya wanita mengatakan banyaknya perdarahan dalam berapa

kain sarung, berapa gelas, dan adanya darah-darah beku (stolsel).


2. Pemeriksaan umum
Jika perdarahan yang terjadi hanya sedikit, tekanan darah, frekuensi
nafas, dan frekuensi nadi ibu dapat tetap normal. Namun demikian, pada
perdarahan yang hebat, tekanan darah akan rendah dan frekuensi nadi akan
meningkat yang menunjukkan adanya syok. Tingkat syok berkaitan
PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

dengan jumlah darah yang keluar dari vagina.Pernafasan juga cepat, dan
ibu dapat mengalami kekurangan udara karena penurunan jumlah sel darah
merah dalam sirkulasi yang digunakam untuk mengambil oksigen. Kulit
ibu akan terlihat pucat, dingin, dan lembap.
3. Inspeksi
- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak, sedikit,
darah beku, dan sebagainya.
- Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan pucat/anemis.
4. Palpasi Abdomen
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.
- Sering dijumpai kesalahan letak janin.
- Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala masih
-

goyang atau terapung (floating) atau di atas pintu panggul.


Bila cukup pengalaman (ahli), dapat dirasakan suatu bantalan pada

segmen bawah rahim, terutama pada ibu yang kurus.


5. Pemeriksaan inspekulo
Dengan memakai spekulum secara hati-hati dilihat dari mana asal
perdarahan, apakah dari dalam uterus, atau dari kelainan serviks, vagina,
varises pecah, dan lain-lain.
6. Pemeriksaan radio-isotop
- Plsentografi jaringan lunak (soft tissue placentography) oleh
Stevenson, 1934; yaitu membuat foto dengan sinar rontgen lemah
untuk mencoba melokalisir plasenta. Hasil foto dibaca oleh ahi
-

radiologi yang berpengalaman.


Sitografi; mula-mula kandung kemih dikosongkan, lalu dimasukkan
40 cc larutan NaCl 12,5%, kepala janin ditekan kearah pintu atas
panggul, lalu dibuatt foto. Bila jarak kepala dan kandung kemih
berselisih lebih dari 1 cm, maka terdapat kemungkinan plasenta

previa.
Plasentografi

indirek;

yaitu

membuat

foto

seri

lateral

dan

anteroposterior yaitu ibu dalam posisi berdiri atau duduk setengah


berdiri. Lalu foto dibaca oleh ahli radiologi berpengalaman dengan
cara
-

menghitung

jarak

antara

kepala-simfisis

dan

kepala

promontorium.
Arteriografi; dengan memasukkan zat kontras ke dalam arteri
femoralis. Karena plasenta sangat kaya akan pembuluh darah, maka ia

PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

akan banyak menyerap zat kontras, ini akan jelas terlihat dalam foto
-

dan juga lokasinya.


Amniografi; dengan memasukkan zat kontras ke dalam rongga
amnion, lalu dibuat foto dan dilihat dimana terdapat daerah kosong

( di luar janin) dalam rongga rahim.


Radioisotop plasentografi; dengan menyuntikkan zat radio aktif,
biasanya RISA (radioiodinated serum albumin) secara intravena, lalu

diikuti dengan detektor GMC.


7. Ultrasonografi
Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografis sangat tepat dan tidak
menimbulkan bahaya radiasi terhadap janin.Cara ini sudah mulai banyak
dipakai di Indonesia.Menurut Laing (1996) rata-rata tingkat akurasinya
adalah sekitar 96 persen, dan angka setinggi 98 persen pernah
dicapai.Hasil positif palsu sering disebabkan oleh distensi kandung
kemih.Karena itu, ultrasonografi pada kasus yang tampaknya positif harus
diluang setelah kandung kemih dikosongkan.Dengan pemeriksaan ini
dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap
ostium.2,3,4
Jika pemeriksaan ultrasonografi rutin dilakukan pada sekitar
kehamilan minggu ke 20, laporannya mungkin menunjukkan plasenta
letak rendah. Ini tidak berarti bahwa selanjutnya plasenta akan menjadi
previa pada minggu-minggu kehamilan berikutnya dan pemeriksaan
ultrasonografi lanjutan harus dilakukan pada kehamilan kira-kira 30
minggu.
8. Pemeriksaan dalam
Adalah senjata dan cara paling akhir yang paling ampuh di bidang
obstetrik untuk diagnosis plasenta previa.
Walaupun ampuh namun kita harus berhati-hati, karena bahanya juga
sangat besar:
- Bahaya pemeriksaan dalam:
o Dapat menyebabkan peradarahan yang hebat. Hal ini sangat
berbahaya bila sebelumnya kita tidak siap dengan pertolongan
segera. Dalam buku-buku disebut sebagai membangunkan
harimau tidur (to awake a sleeping tiger).
o Terjadi infeksi.
PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

o Menimbulkan his dan kemudian terjadilah partus prematurus.


Teknik dan persiapan pemeriksaan dalam:
o Pasang infus dan persiapkan donor darah
o Kalau dapat, pemeriksaan dilakukan di kamar bedah, di mana
fasilitas operasi segera telah tersedia.
o Pemeriksaan dilakukan hati-hati dan dengan tangan dan jari
lembut (with ladys hand).
o Jangan langsung masuk ke dalam kanalis servikalis, tetapi raba
dulu bantalan antara jari dan kepala janin pada forniks
(anterior dan posterior) yang disebut uji forniks (fornices test).
o Bila ada darah beku dalam vagina, keluarkan sedikit-sedikit

dan pelan-pelan.
Kegunaan pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum:
o Menegakkan diagnosa apakah perdarahan oleh plasenta previa
atau oleh sebab-sebab lain.
o Menentukan jenis klasifikasi plasenta previa, supaya dapat

diambil sikap dan tindakan yang tepat.


Indikasi pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum:
o Perdarahan banyak, lebih dari 500 cc
o Perdarahan yang sudah beulang (reccurent)
o Perdarahan sekali, banyak, dan Hb dibawah 8 gr%, kecuali bila
persendian darah ada dan keadaan sosio-ekonomi penderita
baik.
o His telah mulai dan janin sudah dapat hidup diluar rahim

(viable).
9. Tes Laboratorium
Hitung darah lengkap harus dilakukan terhadap setiap pasien dengan

tujuan menilai derajat anemia.


Urinalisis biasanya normal
Golongan darah dan rhesus : 2-4 unit darah harus dipersiapkan untuk
kemungkinan

transfusi.

Kecepatan

dan

luasanya

perdarahan

menentukan perlunya penggantian darah


10. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Sejumlah peneliti menggunakan magnetic resonance imaging (MRI)
untuk memvisualisasikan kelainan plasenta, termasuk plasenta previa.
Penggunaan magnetic resonance imaging (MRI) masih terasa sangat
mahal pada saat ini.
2.8

Diagnosis Banding1,7

PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

Pelepasan plasenta prematur


Persalinan prematur
Vasa previa

Perdarahan vagina

Plasenta

Pelepasan

Persalinan

Previa

Plasenta

Prematur

Merah segar

Prematur
Merah gelap

Darah

dapat

tercampur
dengan mukus
Tekanan darah

Normal

Nyeri uterus
Tonus uterus
Bunyi jantung janin

Tidak ada
Normal
Normal

Tes koagulasi

Normal

nl
Normal
Tetap
Tidak ada, gawat
janin
Abnormal

Intermiten
Normal
Normal
Normal

nl = Meningkat, normal atau menurun


= Meningkat

2.9

Penatalaksanaan1,3,4,5,8
a. Penanganan ekspektatif
- Tujuan terapi ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur,
penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui
kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non-invasif.
-

Pemantauan klinis dilaksanakan secara ketat dan baik.


Syarat syarat terapi ekspektatif :
o kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian
berhenti,
o belum ada tanda tanda inpartu,
o keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas

normal),
o janin masih hidup
Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotik profilaksis.
Infus NaCl 0,9% / RL
Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta,
usia kehamilan, profil biofisik, letak dan presentasi janin.
Berikan tokolitik bila ada kontraksi :
o MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam.
o Nifedipin 3 x 20 mg/hari

PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

Uji pematangan paru janin dengan Tes Kocok (Bubble Test) dari hasil

amniosentesis.
Pematangan paru jika usia kehamilan <37 minggu dengan pemberian
betamethason 6 mg / 12 jam sebanyak 4 kali IM atau betamethasone

12 mg / 24 jam sebanyak 2 kali IM


Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada
di sekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi
jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk

menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat.


Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih
lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila
rumah pasien di luar kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih
dari 2 jam) dengan pesan untuk segera kembali ke rumah sakit apabila

terjadi perdarahan ulang.


b. Penanganan aktif
Kriteria :
Umur kehamilan (masa gestasi) 37 minggu, BB janin 2500 gr
Perdarahan banyak, 500 cc atau lebih
Ada tanda tanda persalinan
Keadaan umum pasien tidak baik, kadar Hb < 8 gr %.6
c. Memilih cara persalinan pada plasenta previa
Faktor faktor yang menentukan sikap atau tindakan persalinan mana
yang akan dipilih adalah :
-

Jenis plasenta previa


Perdarahan : banyak, atau sedikit tetapi berulang ulang
Keadaan umum ibu hamil
Keadaan janin : hidup, gawat, atau meninggal
Pembukaan jalan lahir
Paritas atau jumlah anak hidup
Fasilitas penolong dan rumah sakit

Setelah memperhatikan faktor-faktor diatas, ada dua piihan persalinan,


yaitu:
1.

Persalinan per vaginam


a. Amniotomi
Amniotomi atau pemecahan selaput ketuban adalah cara yang
terpilih untuk melancarkan persalinan per vaginam. Indikasi amniotomi
pada plasenta previa:

PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

Plasenta previa lateralis atau marginalis atau letak rendah, bila ada

pembukaan.
Pada primigravida dengan plasenta previa lateralis atau marginalis

dengan pembukaan 4 cm atau lebih.


Plasenta previa lateralis atau marginalis dengan janin yang sudah
meninggal.
Keuntungan amniotomi adalah (a) bagian terbawah janin yang

berfungsi sebagai tampon akan menekan plasenta yang berdarah dan


perdarahan berkurang atau berhenti, (b) partus akan berlangsung lebih
cepat, (c) bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin
gerakan dan regangan segmen bawah rahim, sehingga tidak ada lagi
plasenta yang lepas.
Setelah ketuban dipecahkan berikan oxytocin drips 2,5-5 satuan
dalam 500 cc dextrose 5%.
Bila upaya diatas belum berhasil, ada 2 cara lagi yang dapat
dikerjakan terutama didaerah perifer dimana fasilitas operasi tidak ada dan
penderita tidak mau dirujuk ke rumah sakit yang ada fasilitas operasinya.
b. Memasang cunam Willet Gausz, dengan cara:
- Kulit kepala janin diklem dengan cunam Willet Gausz
- Cunam diikat dengan kain kasa atau tali dan diberi beban kira-kira
-

50-100 gr atau 1 batu bata seperti katrol.


Dengan jalan ini diharapkan perdarahan berhenti dan persalinan
diawasi dengan teliti.

c. Versi Braxton-Hicks
Versi dilakukan pada janin letak kepala, untuk mencari kaki supaya dapat
ditarik keluar. Bila janin letak sunsang atau letak kaki, menarik kaki keluar
akan lebih mudah. Kaki diikat dengan kain kasa, dikatrol, dan diberi beban
seberat 50-100 gr (1 batu bata).
d. Menembus plasenta diikuti dengan versi Braxton-Hicks atau Willet Gausz.
Hal ini sekarang tidak dilakukan lagi karena bahaya perdarahan yang
banyak. Menembus plasenta dilakukan pada plasenta previa sentralis.
e. Metreurynter
Yaitu memasukkan kantong karet yang diisi udara atau air sebagai tampon,
2.

cara ini sekarang tidak dipakai lagi.


Persalinan parabdominal, dengan seksio sesarea.

Indikasi seksio sesarea pada plasenta previa:


PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

Semua plasenta previa sentralis, janin hidup atau meninggal, semua


plasenta previa lateralis, posterior, karena perdarahan yang sulit dikontrol

dengan cara-cara yang ada.


Semua plasenta previa lateralis posterior, karena perdarahan yang sulit

dikontrol dengan cara-cara yang ada.


Semua plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan tidak berhenti

dengan tindakan-tindakan yang ada.


Plasenta previa dengan panggul sempit, letak lintang. Perdarahan pada
bekas insersi plasenta (plasental bed) kadang-kadang berlebihan dan tidak
dapat diatasi dengan cara-cara yang ada, jika hal ini dijumpai tindakannya

adalah:
Bila anak belum ada, untuk menyelamatkan alat reproduktif dilakukan

ligasi arteria hipogastrika;


Bila anak sudah ada dan cukup, yang paling baik adalah histerektomi.

Penanganan plasenta previa lateralis dan marginalis


1.
2.

Lakukan amniotomi
Berikan oxytocin (pituitrin, pitosin, sintosinon) tiap setengah jam 2,5

3.

satuan atau perinfus drips


Bila dengan amniotomi perdarahan belum berhenti, dilakukan cunam

4.

Willet Gausz atau versi Braxton-Hicks.


Bila semua ini belum berhasil untuk menghentikan perdarahan, bila janin

5.

masih hidup lakukan seksio sesarea.


Pada plasenta previa lateralis posterior dan plasenta previa lateralis yang
bagian besarnya menutupi ostium (grote lap), sering berlangsung
dilakukan seksio sesarea, karena secara anatomi dengan cara diatas
perdarahan agak sukar dikontrol.

Penanganan plasenta previa sentralis (totalis)


1.

Untuk menghindari perdarahan yang banyak, maka pada plasenta previa


sentralis dengan janin hidup atau meninggal, tindakan yang paling baik

2.

adalah seksio sesarea.


Walaupun tidak pernah dikerjakan lagi, namun untuk diketahui, pada janin
mati di daerah pedesaan dapat dilakukan penembusan plasenta, kemudian
dilakukan cunam Willet Gausz atau versi Braxton-Hicks untuk melahirkan
janin.

2.10

Komplikasi

PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

Kemungkinan infeksi nifas besar karena luka plasenta lebih dekat pada
ostium dan merupakan porte dentre yang mudah tercapai. Lagi pula, pasien
biasanya anemis karena perdarahan sehingga daya tahannya lemah.8
Ada beberapa komplikasi utama yang bisa terjadi pada ibu hamil yang
menderita plasenta previa, di antaranya ada yang bisa menimbulkan perdarahan
yang cukup banyak dan fatal. 1
1.

Oleh karena pembentukan segmen rahim terjadi secara ritmik, maka


pelepasan plasenta dari tempat melekatnya diuterus dapat berulang dan
semakin banyak, dan perdarahan yang terjadi itu tidak dapat dicegah

2.

sehingga penderita menjadi anemia bahkan syok.


Oleh karena plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan
sifat segmen ini yang tipis mudahlah jaringan trofoblas dengan
kemampuan invasinya menorobos ke dalam miometrium bahkan sampai
ke perimetrium dan menjadi sebab dari kejadian plasenta inkreta dan
bahkan plasenta perkreta. Paling ringan adalah plasenta akreta yang
perlekatannya lebih kuat tetapi vilinya masih belum masuk ke dalam
miometrium. Walaupun biasanya tidak seluruh permukaan maternal
plasenta mengalami akreta atau inkreta akan tetapi dengan demikian
terjadi retensio plasenta dan pada bagian plasenta yang sudah terlepas
timbullah perdarahan dalam kala tiga. Komplikasi ini lebih sering terjadi
pada uterus yang pernah seksio sesarea. Dilaporkan plasenta akreta terjadi
10%sampai 35% pada pasien yang pernah seksio sesaria satu kali, dan naik
menjadi 60%-65% bila telah seksio sesarea 3 kali.

PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

3.

Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah
sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak. Oleh
karena itu, harus sangat berhati-hati pada semua tindakan manual ditempat
ini misalnya pada waktu mengeluarkan anak melalui insisi pada segmen
bawah rahim ataupun waktu mengeluarkan plasenta dengan tangan pada
retensio plasenta. Apabila oleh salah satu sebab terjadi perdarahan banyak
yang tidak terkendali dengan cara-cara yang lebih sederhana seperti
penjahitan segmen bawah rahim, ligasi arteri uterina, ligasi arteria ovarika,
pemasangan tampon, atau ligasi arteria hipogastrika maka pada keadaan
yang sangat gawat seperti ini jalan keluarnya adalah melakukan
histerektomi total. Morbiditas dari semua tindakan ini tentu merupakan

4.

komplikasi tidak langsung dari plasenta previa.


Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini
memaksa

5.

lebih

sering

diambil

tindakan

operasi

dengan

segala

konsekuensinya.
Kehamilan prematur dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian
oleh karena tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam
kehamilan belum aterm. Pada kehamilan < 37 minggu dapat dilakukan
amniosentesis untuk mengetahui kematangan paru janin dan pemberian
kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru janin sebagai upaya

6.

antisipasi.
Komplikasi lain dari plasenta previa yang dilaporkan dalam kepustakaan
selain masa rawatan yang lebih lama, adalah berisiko tinggi untuk solusio
plasenta (Risiko Relatif 13,8), seksio sesarea (RR 3,9), kelainan letak janin
(RR 2,8), perdarahan pasca persalinan (RR 1,7), kematian maternal akibat
perdarahan (50 %), dan disseminated intravascular coagulation (DIC)
15,9 %.

2.11

Prognosis
Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa dewasa ini lebih baik jika

dibandingkan dengan masa lalu. Hal ini berkat diagnosis yang lebih dini dan
tidak invasif dengan USG di samping ketersedian transfusi darah dan infus cairan
telah ada di hampir semua rumah sakit Kabupaten. Rawat inap yang lebih radikal

PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

ikut berperan terutama bagi kasus yang pernah melahirkan dengan seksio sesaria
atau bertempat tinggal jauh dari fasilitas yang diperlukan. Penurunan jumlah ibu
hamil dengan dengan paritas tinggi dan usia tinggi berkat sosialissasi program
keluarga berencana menambah penurunan insiden plasenta previa. Dengan
demikian banyak komplikasi maternal dapat dihindarkan. Namun nasib janin
masih belum terlepas dari komplikasi kelahiran prematur baik yang lahir spontan
maupun karena intervensi seksio sesaria. Karenanya kelahiran prematur belum
sepenuhnya bisa dihindari sekalipun tindakan konservatif diberlakukan.1

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri
internum. Penyebab plasenta previa yang belum diketahui atau belum jelas,
bermacam-macam teori dan faktor-faktor dikemukakan sebagai etiologinya.
Plasenta previa diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu ; plasenta previa sentralis
(totalis), plasenta previa lateralis, plasenta previa marginalis. Gejala utama
plasenta previa adalah perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri dan biasanya
berulang (Painless, Causeless, Recurrent Bleeding) darah berwarna merah segar.
Perdarahan

biasanya

baru

terjadi

pada

akhir

trimester

kedua

keatas.

Penatalaksanaan pasien dengan plasenta previa terdiri dari penanganan pasif /


ekspektatif dan penanganan aktif.

PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

PLACENTA PREVIA RABIAH, THILAGA

Page

Anda mungkin juga menyukai