Materi Pembelajaran :
1. Konsep Himpunan
Himpunan adalah sekumpulan objek atau benda yang memiliki karakteristik yang
sama atau terdefinisi dengan jelas.
Maksud terdefinisi dengan jelas adalah bahwa objek atau benda yang sekumpulan
itu memiliki kesamaan ciri, sifat ataupun karakteristik sehingga menjadi batasanbatasan bagi objek atau benda lain tidak ikut sebagai anggota dalam
himpunan/kelompok tersebut.
2. Penyajian Himpunan
Terdapat beberapa cara untuk
menyajikan suatu himpunan dengan tidak mengubah makna himpunan tersebut,antara
lain sebagai berikut:
a. Mendaftarkan anggotanya (enumerasi)
b. Menyatakan sifat yang dimiliki anggotanya
c. Menuliskan notasi pembentuk himpunan
3. Konsep Himpunan Semesta dan Diagram Venn
Himpunan semesta adalah himpunan seluruh unsur yang menjadi objek pembicaraan,
dan dilambangkan dengan S.
Agar kamu lebih memahami konsep ini, sebutkanlah anggota himpunan hewan
mamalia yang hidup didarat, temukan pula hewan mamalia yang hidup di air!
Kesimpulan apa yang bisa kamu temukan?
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara menuliskan anggotanya dalam suatu
gambar (diagram) yang dinamakan diagram Venn. Aturan dalam pembuatan diagram
Venn adalah sebagai berikut.
(a) Menggambar sebuah persegi panjang untuk menunjukkan semesta dengan
mencantumkan huruf S dipojok kiri atas.
(b) Menggambar bangun tertutup.
(c) Memberi noktah (titik) berdekatan dengan masing-masing anggota himpunan
4. Kardinalitas Himpunan
Banyak anggota suatu himpunan yang berbeda disebut kardinalitas himpunan.
Perhatikan himpunan P dan Q berikut:
P = {5, 10, 15, 20}
Q = {a, b, c, d, e}
Dari kedua himpunan tersebut kita temukan hal berikut:
a. Himpunan P memuat 4 anggota yang berbeda maka disebut banyak anggota
himpunan P adalah 4 atau sering disebut kardinalitas himpunan P adalah 4,
disimbolkan dengan n(P) = 4.
b. Himpunan Q memuat 5 anggota, maka kardinalitas himpunan Q adalah 4,
disimbolkan dengan n(Q) = 4.
7. Operasi Himpunan
a. Irisan (intersection)
b. Gabungan (Union)
c. Komplemen (Complement)
d. Selisih (Difference)
e. Sifat-sifat Operasi Himpunan
f. Penyederhanaan Operasi Himpunan
BAB II BILANGAN
Materi Pembelajaran :
1. Konsep Bilangan Bulat
Himpunan Bilangan Bulat adalah gabungan himpunan bilangan bulat positif dan
Himpunan Bilangan Bulat Negatif serta himpunan yang anggotanya bilangan nol.
2. Operasi Bilangan Bulat
a. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
Misalkan a, b bilangan bulat.
a) Mengurangkan b dari a sama halnya dengan menjumlahkan a dengan
lawan dari b, ditulis,
a b = a + (-b)
b) Setiap bilangan bulat dikurangkan atau dijumlahkan dengan 0 hasilnya
bilangan itu sendiri.
Himpunan Bilangan Bulat bersifat tertutup terhadap operasi penjumlahan atau
pengurangan; artinya, jumlah atau selisih dua bilangan bulat, pasti bilangan bulat.
Ditulis a + b = c, dengan a, b, dan c bilangan-bilangan bulat;
a b = d, dengan a, b, dan d bilangan-bilangan bulat.
Himpunan Bilangan Bulat memiliki unsur identitas penjumlahan, yaitu 0, artinya
jumlah bilangan bulat dengan nol adalah bilangan itu sendiri.
Ditulis a + 0 = 0 + a = a, dengan a bilangan bulat.
Misalkan a dan b bilangan-bilangan bulat.Operasi penjumlahan pada bilangan bulat
memenuhi sifat komutatif
(pertukaran), ditulis dengan: a + b = b + a
Misalkan a, b, dan c bilangan-bilangan bulat.Operasi penjumlahan pada bilangan
bulat memenuhi sifat asosiatif (pengelompokan),
ditulis: a + (b + c) = (a + b) + c.
b. Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
a). Jika a dan b bilangan bulat negatif, maka
a (-b) = - (a.b).
b). Jika a dan b bilangan bulat positif, maka
(-a) b = - (a.b).
Jika a dan b bilangan bulat, maka (-a) (-b) = a.b.
Himpunan Bilangan Bulat bersifat tertutup terhadap operasi perkalian, artinya hasil
perkalian dua atau lebih bilangan bulat pasti hasilnya bilangan bulat. Ditulis a b =
c, dengan
a, b, dan c bilangan-bilangan bulat.
Beberapa sifat hasil operasi perkalian pada bilangan bulat
1. Setiap bilangan bulat dikalikan dengan 0 (nol) hasilnya nol.
2. Setiap bilangan bulat dikalikan dengan 1 hasilnya bilangan bulat itu sendiri.
3. Bilangan bulat positif dikalikan dengan bilangan bulat positif hasilnya bilangan
bulat positif (+ + = + ).
4. Bilangan bulat positif bilangan bulat negatif hasilnya bilangan bulat negatif (+
= ).
5. Bilangan bulat negatif dikalikan dengan bilangan bulat positif hasilnya bilangan
bulat negatif ( + = ).
6. Bilangan bulat negatif dikalikan dengan bilangan bulat negatif hasilnya bilangan
bulat
positif ( = + )
Misalkan a dan b bilangan-bilangan bulat, Operasi perkalian pada bilangan bulat
memenuhi sifat komutatif, dapat ditulis
a b = b a.
Misalkan a, b, dan c bilangan-bilangan bulat. Operasi perkalian pada bilangan bulat
berlaku sifat assosiatif, dapat ditulis
a (b c) = (a b) c
Untuk a, b, dan c bilangan bulat, berlaku sifat:
(i)
a (b + c) = (a b) + (a c)
(ii)
a (b - c) = (a b) (a c)
Kedua sifat ini disebut sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan
sifat distributif perkalian terhadap pengurangan
pada bilangan bulat.
Beberapa sifat hasil operasi pembagian pada bilanganbilangan bulat.
1) Bilangan bulat positif dibagi bilangan bulat positif hasilnya adalah bilangan bulat
positif (+ : + = +).
2) Bilangan bulat positif dibagi bilangan bulat negatif hasilnya adalah bilangan bulat
negatif (+ : = ).
3) Bilangan bulat negatif dibagi bilangan bulat positif hasilnya adalah bilangan bulat
negatif ( : + = ).
4) Bilangan bulat negatif dibagi bilangan bulat negatif hasilnya adalah bilangan bulat
positif ( : = + ).
5) Setiap bilangan bulat dibagi 1 hasilnya bilangan itu sendiri
3. Menggunakan Faktor Prima dan Faktorisasi untuk Memecahkan Masalah Sehari-hari
yang Berkaitan dengan FPB dan KPK
1) Konsep Bilangan Bulat Habis dibagi Bilangan Bulat
Misalkan a dan b bilangan bulat! Bilangan a dikatakan habis dibagi b dengan b
0 jika ada bilangan
bulat k sehingga berlaku a = k b atau a merupakan kelipatan dari b
2) Menemukan Konsep Faktor-Faktor Bilangan Bulat
Misalkan a dan b bilangan bulat! Bilangan b dikatakan faktor dari a jika dan
hanya jika a habis dibagi b.
3) Menemukan konsep Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan bulat positif yang memiliki tepat dua faktor, yaitu
bilangan 1 dan
bilangan itu sendiri.
4) Faktor Prima dan Faktorisasi Prima dari Bilangan Bulat
Misalkan a dan b anggota himpunan bilangan bulat! Bilangan b disebut faktor
prima dari a, apabila b
merupakan faktor dari a dan b merupakan bilangan prima.
7. Bilangan Rasional
Bilangan rasional adalah suatu bilangan yang dinyatakan
a
dalam bentuk b , dimana a dan b bilangan
bulat dan b 0.
BAB 10 PELUANG
Materi Peluang :
1. KONSEP RUANG SAMPEL
Titik Sampel adalah hasil yang mungkin terjadi dari suatu percobaan.
Ruang Sampel adalah himpunan semua titik sampel, disimbolkan dengan S.
Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel S, disimbolkan dengan K.
Banyaknya anggota ruang sampel dari pelemparan n koin : 2n.
2. KONSEP PELUANG
Peluang suatu kejadian A adalah hasil bagi banyak titik sampel dalam A
dengan banyak anggota ruang sampelsuatu percobaan, dirumuskan:
P(A) =
n( A)
n( S)
3. KOMPLEMEN KEJADIAN
Misalkan A suatu kejadian dan S adalah ruang sampel dalam sebuah percobaan, maka
P(A)+P(Ac)=1 atau P(A)=1-P(Ac )
P(A)= P(S) P(Ac) atau P(Ac)= P(S) P(A)
Berdasarkan sajian materi terkait berbagai konsep peluang di atas, beberapa hal
penting dapat kita
rangkum sebagai berikut.
1. Titik Sampel adalah hasil yang mungkin terjadi dari suatu percobaan.
2. Ruang Sampel adalah himpunan semua titik-titik sampel, disimbolkan dengan S.
3. Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel S, disimbolkan dengan K.
4. Ada beberapa cara untuk menyajikan semua kejadian yang mungkin muncul dalam suatu
percobaan
yaitu: cara mendaftar, menggunakan diagram kartesisus, menggunakan tabel, dan
menggunakan
diagram pohon.
5. Jika K merupakan sebuah kejadian, maka kejadian selain K adalah seluruh kejadian yang
tidak terdaftar
di K, disebut komplemen kejadian K, disimbolkan dengan Kc.
6. Peluang suatu kejadian A merupakan hasil bagi banyaknya titik sampel kejadian A dengan
banyak
n( A)
anggota ruang sampel kejadian A, dirumuskan: P(A) = n(s) , dimana n(A) adalah
banyaknya titik
sampel kejadian A dan n(S) adalah banyak kejadian yang mungkin muncul.
7. Jika A suatu kejadian dalam sebuah percobaan, maka peluang kejadian A dan peluang
kejadian
komplemen A berlaku: P(A) + P(Ac) = 1.
8. Nilai peluang sebuah kejadian A berada pada inteval 0 P(A) 1. Artinya jika peluang
sebuah kejadian
A adalah 0 maka kejadian A tidak terjadi, sedangkan jika peluang kejadian A adalah 1 maka
kejadian A
pasti terjadi.