D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nelhaus (1987) hidrosefalus sering mempunyai gejala-gejala dan tandatanda. Namun ada kasus-kasus samar yang tidak terdiagnosis sampai dewasa, dengan
demikian perlu adanya ketelitian dlam menangani penderita yang diduga menderita
hidrosefalus, mulai dari pengambilan amnanesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan radiologis.
1. Aloamnanesis/ amnanesis.
Amnanesis perlu dilakukan untuk menentukan hidrosefalus kongenital atau
akuisita. Bayi yang lahir prematur atau posterm dan merupakan kelahiran anak yang
keberapa adalah penting sebagai faktor resiko. Adanya riwayat cedera kepala
sehingga menimbulkan hematom, subdural atau perdarahan subarakhnoid yang dapat
mengakibatkan terjadinya hidrosefalus.
Demikian juga riwayat peradangan otak sebelumnya. Riwayat keluarga perlu
dilacak, riwayat gangguan perkembangan, aktivitas, perkembangan mental,
kecerdasan serta riwayat nyeri kepala, muntah-muntah, gangguan visus dan adanya
bangkitan kejang.
2. Pemeriksaan fisik.
Kesan umum penderita terutama bayi dan anak, proporsi kepala terhadap
badan, anggota gerak secara keseluruhan tidak seimbang. Anak biasanya dalam
keadaan tidak tenang, gelisah, iritable, gangguan kesadaran, rewel, sukar makan atau
muntah-muntah.
Pada hidrosefalus kongenital kepala sangat besar, fontanela tidak menutup,
sutura melebar, kepala tampak transluse, dengan tulang kepala yang tipis, adanya
tanda mac ewens cracked pot, tanda berupa sunset sign dengan dahi yang lebar. Pada
pemeriksan auskultasi kemungkinan akan terdengarnya bising daerah posterior oleh
karena malformasi V. Galeni. Pertumbuhan kepala yang cepat mengakibatkan muka
terlihat lebih kecil dan tampak kurus.
3. Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan terhadap komposisi cairan serebrospinal dapat sebagai petunjuk
penyebab hidrosefalus, seperti peningkatan kadar protein yang amat sangat terdapat
pada papiloma pleksus khoroideuis, setelah infeksi susunan saraf pusat, atau
perdarahan susunan saraf pusat atau perdarahan saraf sentral. Penurunan kadar
glukosa dalam cairan serebrospinal terdapat pada invasi meninggal oleh tumor,
3
CT-Scanning
menunjukkan
adanya
pelebaran
ventrikel.
Disamping itu juga dapat untuk mempelajari sirkulasi cairan serebrospinal yaitu
dengan menyuntikkan kontras radio opak ke dalam sisterna magna kemudian
perjalan kontras diikuti dengan CT-Scan sehingga akan jelas adanya obstruksi
terhdap cairan serebrospinal.
Pemeriksaan pneumoensefalografi, berguna untuk memantau dilatasi ventrikel
dan ruang subarakhnoid. Apabila sudut korpus kolosum kurang dari 120
menunjukkan hidrosefalus komunikan, bila lebih dari 120 mungkin hidrosefalus
obstruksi.
E. MANAJEMEN TERAPI
Ada 3 prinsip pengobatan hidrosefalus:
1. Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak sebagian pleksus
khoroideus dengan tindakan reseksi (pembedahan) atau koagulasi.
Akan tetapi hasilnya kurang memuaskan. Obat-obatan yang berpengaruh disini
antara lain:
a.Diamox Cazetasolamoid.
b.
Isosorbid.
d.
e.Fenobarbital.
2. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi cairan serebrospinal dengan tempat
absorbsi yakni menghubungkan ventrikel dengan subarakhnoid.
3. Pengeluaran CSS ke dalam rongga ekstra kranial dengan operasi pemasangan shunt.
Operasi pemasangan shunt dilakukan sedini mungkin, tetapi biasanya dipasang pada
usia 3-4 bulan, sedangkan revisi pada usia 18-24 bulan, 1-6 tahun, 10-12 tahun.
Prognosis hidrosefalus infatil mengalami perbaikan bermakna namun tidak
dramatis dengan temuan operasi pisau. Jika tidak dioperasi 50-60% bayi akan meniggal
karena hidrosefalus sendiri ataupun penyakit penyerta. Skitar 40% bayi yang bertahan
memiliki kecerdasan hampir normal. Dengan bedah saraf dan penatalaksanaan medis
yang baik, sekitar 70% diharap dapat melampaui masa bayi, sekitar 40% dengan intelek
normal, dan sektar 60% dengan cacat intelek dan motorik bermakna. Prognosis bayi
hidrosefalus dengan meningomilokel lebih buruk.
BAB II
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HIDROSEFALUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian preoperasi: adanya riwayat meningitis, infeksi intrakranial/ hemoragie,
anoxia prenatal atau infeksi intrauterine. Pada bayi dan anak pembesaran lingkar kepala
yang progresif, ubun-ubun yang menonjol dan tegang serta tidak berdenyut, vena-vena
kulit kepala melebar, sunset sign, gelisah dan cengeng, sering mual, muntah dan nafsu
makan menurun, bila diperkusi didapat bunyi seperti pot kembang pecah. Pada anak
yang lebih besar gejala utama yang menonjol adalah peningkatan TIK, muntah dan
mengeluh sakit kepala, iritabel, pupil edema kejang baik vokal maupun umum,
perubahan pupil, perubahan pola makan, perubahan tanda vital (tekanan darah, sistol
naik, nadi turun, nafas tidak teratur).
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN/
RENCANA KEPERAWATAN
MASALAH KOLABORASI
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI
Perfusi jaringan tidak efektif: Setelah dilakukan tindakan keperawatan:
Kaji status neurologis yang berhubungan
serebral b.d peningkatan tekanan Tekanan intrakranial 0-15 mmHg.
dengan tanda-tanda peningkatan tekana
intrakranial, hipervolemia.
intrakranial, terutama GCS.
Perfusi otak lebih dari 50 mmHg.
Orientasi baik.
GCS lebih dari 13.
Tekanan intrakranial <10 mmHg.
Refleks fisiologis (+).
Refleks patologis (-).
3.
4.
5.
6.
Mengetahui
tanda
infeksi
dan
peningkatan tekanan intrakranial.
Menjelaskan
pengobatan
yang
diberikan, minum obat sesuai rencana
dan mengerti efek samping.
PASCA OPERASI
1 Gangguan persepsi sensori
. infeksi pemasangan shunt.
infeksi
b.d
3 Kerusakan integritas
. prosedur pembedahan.
kulit
12
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Rupseno, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak II, Jakarta, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FK UI.
Lismidar, 1990, Proses Keperawatan, Jakarta, UI.
NANDA, 2000, Nursing Diagnosis Definition and Clasification, 2001-2002, Philadhelpia,
USA.
Nelhaus, G. Stumpf, D.A. Moe, P.G.,1987, Neurological and Neuromusculer Disorder,
Current Pediatric Diagnosis, Hinth ed.
Price, S.A., 1988, Patofisiologi Konsep Klimik Prose-proses Penyakit, Bag. II Terjemahan
Adji Dharma, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Smith, C., 1988, Nursing Care Planning Guides for Children, California, Assisten Professor
Child California State University Long Beach.
Tucker, S.M., 1988, Patient Care Standars, The Mosby Company, Washinton, USA.
13