Anda di halaman 1dari 5

1. Anatomi Retina.

Retina adalah lapisan terdalam dari bola mata. Secara makroskopis, retina terdiri dari
bagian-bagian fungsional dengan lokasi yang berbeda, yaitu bagian optik dan bagian
retina non-visual. Bagian optik dari retina sensitif terhadap rangsangan cahaya dan
mempunyai 2 lapisan sel yaitu lapisan neuron dan lapisan sel pigmen. Lapisan neuron
fungsinya untuk menerima cahaya. Lapisan sel pigmen terdiri dari satu lapis sel yang
menstimulasi penyerapan cahaya dari choroid dengan mengurangi penyebaran cahaya
dalam bola mata. Sedangkan bagian retina non visual adalah sebuah terusan keanterior
dari lapisan sel pigmen dan sebuah lapisan sel penyangga dari badan siliari dan
permukaan posterior dari iris (Moore, 2006)
Secara mikroskopis retina dibagi menjadi 10 lapisan , yang dapat dilihat pada gambar
mulai dari sisi luar (1) terdiri dari sel epitel berpigmen membentuk satu lapisan yang ada
pada membran Bruch yang memisahkannya dengan choroid. (2) Lapisan berikutnya
adalah lapisan fotoreseptor yang terdiri dari sel batang dan sel kerucut dengan suatu
struktur eosinofilik yang tipis yaitu (3) membran limitan externa yang memisahkannya
dengan 1 lapisan inti yang disebut (4) lapisan inti luar yang mengandung badan sel dari
fotoreseptor sel batang dan kerucut. Lapisan berikutnya yaitu (5) lapisan pleksiform
luar yang mempunyai hubungan dengan akson pendek dari sel fotoreseptor dan neuronneuron, yaitu badan sel yang terletak diatas (6) lapisan inti dalam. Kemudian (7)
lapissan pleksiform dalam neuron-neuron kemudian berhubungan sinaptik dengan
dendrit yang aksonnya membentuk traktus optikus. Badan sel dari traktus optikus (sel
ganglion retina) membentuk (8) lapisan sel ganglion. Bagian dalam lapisan tersebut
adalah (9)lapisan serat saraf aferen yang melewati optic disc yang akan menjadi nervus
optikus. Lapisan terakhir yaitu lapisan (10) membran limitan interna yang memisahkan
aspek interna retina dari badan vitreous (Young et al, 2007).

Gambar 1.1 Lapisan retina

Fundus adalah bagian posterior dari bola mata. Mempunyai area lingkaran yang rata
disebut optic disc dimana serat sensori dan pembuluh darah bersama-sama dengann
nervus optikus memasuki bola mata. Karena optic disc tidak mempunyai fotoreseptor,
maka tidak sensitif terhadap cahaya, sehingga bagian dari retina ini biasanya disebut
blind spot(Moore, 2006).
Terdapat 2 reseptor penglihatan yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang
mendeteksi adanya cahaya, sedangkan sel kerucut mendeteksi warna. Sel batang lebih
banyak terdapat pada bagian tepi atau perifer retina yang fungsinya ketajaman
penglihatan pada saat malam hari atau kondisi kurang pencahayaan. Sel kerucut lebih
banyak pada bagian tengah retina khususnya suatu area yang disebut macula lutea,
terletak sejajar dengan lensa yang disebut visual axis. Fovea yang mengandung hanya sel
kerucut, yang adalah sebuah bentukan datar pada makula dan terbaik untuk penglihatan
warna.
Bagian optik fungsional dari retina berhenti sepanjang anterior ora serrata, yang

mempunyai batas tidak rata berada pada posterior dari badan siliari. Ora serrata menandai
terminasi anterior bagian retina yang menerima cahaya. Retina disuplai oleh arteri retina
centralis, adalah cabang arteri opthalmica. sel kerucut dan sel batang dari lapisan neuron
menerima nutrisi dari choriocapillaris(Moore, 2006).
2. Fisiologi Retina
Retina merupakan jaringan okular yang paling kompleks. Mata berfungsi sebagai alat
optik sebagai suatu reseptor yang kompleks dan sebagai transducer yang efektif. Sel-sel
batang dan kerucut pada lapisan fotoreseptor mengubah stimulus cahaya menjadi impuls
saraf yang dibawa melalui jalur visual ke korteks oksipital. Fovea yang sebagian besar sel
kerucut bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan dan warna (photopic vision) dan
bagian retina perifer yang sel-selnya adalah sel batang, bertanggung jawab untuk
penglihatan perifer dan malam hari (scotopic vision). Fotoreseptor sel kerucut dan batang
terletak pada lapisan terluar dari retina dan adalah tempat reaksi kimia yang menginisiasi
proses penglihatan(Vaughn, 2007).
Hipertensi Retinopati
1. Definisi Hipertensi Retinopati
Hipertensi retinopati adalah penyakit mata akibat dari hipertensi sistemik yang tidak
terkontrol. Respon utama dari arteriol retina pada hipertensi sistemik adalah penyempitan
(narrowing). Kejadiannya bisa melibatkan kedua mata (bilateral), tetapi ada
kemungkinan progres penyakit dapat terjadi secara asimetri dan penurunan penglihatan
dapat terjadi. Penampakan fundus akan bergantung apakah onsetnya akut atau
kronik(K.W. Sehu, 2006).
2. Patogenesis
Terdapat tigs faktor yang berperan terhadap patogenesis hipertensi retinopati yaitu
penyempitan arteriolar, kebocoran vaskular dan arteriosklerosis.
1. Penyempitan arteriolar
Penyempitan arteriolar dapat terjadi secara general atau fokal. Diagnosis pada
opthalmoskop sangat sulit. Penyempitan tersebut kemungkinan akan meningkatakn

tekanan darah. Hipertensi yang parah dapat menimbulakn gambaran cotton-wool spots.
2. Kebocoran Vaskuler
Kebocoran Vaskuler mengakibatkan timbulnya suatu gambaran flame-shaped
perdarahan retina dan retina edema. Edema retina kronik membuat deposisi eksudat keras
sekitar fovea.
3. Arteriosklerosis melibatkan penebalan dinding pembuluh darah. Tanda klinis yang
sangat penting adalah arteriovenous crossing (AV nipping. Tanda ini dapat
mengindikasikan hipertensi yang dialami pasien sudah berlangsung sejak bertahun-tahun
yang lalu.
Keith dan Wegner (1939) telah mengklasifikasikan hipertensi retinopati menjadi 4:
Grade I. Terdiri dari penipisan arteriol menyeluruh yang ringan, terjadi pada cabangcabang pembuluh darah kecil, dengan perluasan refleks arteri dan pengaburan vena (vein
concealment).
Grade II. Terdiri dari penyempitan menyeluruh dan penipisan fokal arteriol yang
berhubungan dengan defleksi vena-vena pada arteriovenus crossings (Salus' sign)
Grade III.
Copper-wiring of arteriols.
Pengumpulan vena-vena distal ke arteriovenous crossings (Bonnet sign)
Penurunan ketebalan vena-vena dari salah satu sisi yang terjadi arteriovenous
crossings (Gunn sign), right angle deflection of veins (Salus' sign)
Grade IV: grade III ditambah silver-wiring arteriols dan papilledema(Khurana, 2007).

C
D
Gambar 2.1 Hypertensive retinopathy: A, grade I, B, grade II, C, grade III; D, grade IV

DAFTAR PUSTAKA
1. Moore, Keith L.; Dalley, Arthur F., 2006. Clinically Oriented Anatomy, 5th Edition.
Toronto : Lippincott Williams & Wilkins.
2. Young, Barbara.; Lowe, James S; Stevens, Alan; Heath, John W.,2007 .Wheater's
Functional Histology :A Text And Colour Atlas, 5th Edition. New York: Churchill
Livingstone, 2006.
3. Riordan, Paul.; Whitcher, John P., 2007. Vaughn & Asbury's General Opthalmology,
17th Edition. McGraw Hill.
4. Sehu, K.W.; Weng .W.R., 2005. Opthalmic Pathology. Blackwell Publishing.
5.Khurana, A. K., Comprehensive Opthalmology 4th Edition, 2007. New Delhi: New Age
International (P) Ltd. Publishers.

Anda mungkin juga menyukai