Manusia Dan Pendidikan
Manusia Dan Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui, bahwa manusia adalah salah satu makhluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna. Selain diberi bentuk atau rupa yang paling baik dan
sempurna, ia masih juga dibekali dengan kemampuan akal dan pikiran. Dengan dibekali
kemampuan akal inilah manusia mampu menciptakan berbagai macam peralatan hidup,
menciptakan
berbagai
macam
teknologi
canggih,
membentuk
masyarakat,
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Manusia
Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk yang berfikir, merasa, bersikap dan
bertindak. Manusia memiliki arti yang berbeda- beda menurut biologis, rohani, dan
istilah kebudayaan. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens
(Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup. Dalam kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam
masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama
lain serta pertolongan. Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan
jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah lakilaki atau perempuan.
2. Pengertian Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:232)
Pendidikan berasal dari kata didik, lalu diberikan awalan kata me sehingga
menjadi mendidik yang artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam
memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan
3. Jenis Pendidikan
Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta
didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman
terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.
Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau
peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung
dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah
(dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).
5. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang
maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
berbangsa.
2. Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu Meningkatkan kualitas
manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin,
beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus
menumbuhkan jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat
kebangsaan dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa
para pahlawan, serta berorientasi masa depan.
3. TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan didasarkan
atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang
berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan
sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai
budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan
yang termaktub dalam UUD 1945.
Tujuan pendidikan Agama adalah mendekatkan diri kita kepada Sang Pencipta dan
pendidikan Agama lebih mengutamakan akhlak. Secara lebih luas pendidikan Agama bertujuan
untuk:
Pembinaan Akhlak
Penguasaan Ilmu
Pengajaran Kebudayaan
Pembentukan kepribadian
Salah satu penyebab rendahnya indeks pembangunan pendidikan di Indonesia adalah tingginya
jumlah anak putus sekolah. Sedikitnya setengah juta anak usia sekolah dasar (SD) dan 200 ribu
anak usia sekolah menengah pertama (SMP) tidak dapat melanjutkan pendidikan. Data
pendidikan tahun 2010 juga menyebutkan 1,3 juta anak usia 7-15 tahun terancam putus sekolah.
Bahkan laporan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan menunjukan bahwa setiap menit ada
empat anak yang putus sekolah.
Menurut Staf Ahli Kemendikbud Prof. Dr. Kacung Marijan, Indonesia mengalami masalah
pendidikan yang komplek. Selain angka putus sekolah, pendidikan di Indonesia juga menghadapi
berbagai masalah lain, mulai dari buruknya infrastruktur hingga kurangnya mutu guru. Masalah
utama pendidikan di Indonesia adalah kualitas guru yang masih rendah, kualitas kurikulum yang
belum standar, dan kualitas infrastruktur yang belum memadai.
Kualitas Guru
Dalam dunia pendidikan guru menduduki posisi tertinggi dalam hal penyampaian informasi dan
pengembangan karakter mengingat guru melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam
pembelajaran di ruang kelas. Disinilah kualitas pendidikan terbentuk dimana kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru ditentukan oleh kualitas guru yang bersangkutan.
Secara umum, kualitas guru dan kompetensi guru di Indonesia masih belum sesuai dengan yang
diharapkan. Dari sisi kualifikasi pendidikan, hingga saat ini dari 2,92 juta guru baru sekitar 51% yang
berpendidikan S-1 atau lebih sedangkan sisanya belum berpendidikan S-1. Begitu juga dari persyaratan
sertifikasi, hanya 2,06 juta guru atau sekitar 70,5% guru yang memenuhi syarat sertifikasi sedangkan
861.670 guru lainnya belum memenuhi syarat sertifikasi.
Dari segi penyebarannya, distribusi guru tidak merata. Kekurangan guru untuk sekolah di perkotaan, desa,
dan daerah terpencil masing-masing adalah 21%, 37%, dan 66%. Sedangkan secara keseluruhan
Indonesia kekurangan guru sebanyak 34%, sementara di banyak daerah terjadi kelebihan guru. Belum lagi
pada tahun 2010-2015 ada sekitar 300.000 guru di semua jenjang pendidikan yang akan pensiun sehingga
harus segera dicari pengganti untuk menjamin kelancaran proses belajar.
Kualitas Kurikulum
Kurikulum pendidikan di Indonesia juga menjadi masalah yang harus diperbaiki. Pasalnya kurikulum di
Indonesia hampir setiap tahun mengalami perombakan dan belum adanya standar kurikulum yang
digunakan. Tahun 2013 yang akan datang, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan akan melakukan
perubahan kurikulum pendidikan nasional untuk menyeimbangkan aspek akademik dan karakter.
Kurikulum pendidikan nasional yang baru akan selesai digodok pada Februari 2013 itu rencananya segera
diterapkan setelah melewati uji publik beberapa bulan sebelumnya.
Mengingat sering adanya perubahan kurikulum pendidikan akan membuat proses belajar mengajar
terganggu. Karena fokus pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan berganti mengikuti adanya
kurikulum yang baru. Terlebih jika inti kurikulum yang digunakan berbeda dengan kurikulum lama
sehingga mengakibatkan penyesuaian proses pembelajaran yang cukup lama.
Kualitas Infrastuktur
Dari dulu hingga sekarang masalah infrastruktur pendidikan masih menjadi hantu bagi pendidikan di
Indonesia. Hal ini dikarenakan masih banyaknya sekolah-sekolah yang belum menerima bantuan untuk
perbaikan sedangkan proses perbaikan dan pembangunan sekolah yang rusak atau tidak layak dilakukan
secara sporadis sehingga tidak kunjung selesai.
Berdasarkan data Kemendiknas, secara nasional saat ini Indonesia memiliki 899.016 ruang kelas SD
namun sebanyak 293.098 (32,6%) dalam kondisi rusak. Sementara pada tingkat SMP, saat ini Indonesia
memiliki 298.268 ruang kelas namun ruang kelas dalam kondisi rusak mencapai 125.320 (42%). Bila
dilihat dari daerahnya, kelas rusak terbanyak di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 7.652, disusul
Sulawesi Tengah 1.186, Lampung 911, Jawa Barat 23.415, Sulawesi Tenggara 2.776, Banten 4.696,
Sulawesi Selatan 3.819, Papua Barat 576, Jawa Tengah 22.062, Jawa Timur 17.972, dan Sulawesi Barat
898.
7. Solusi Bagi Permasalah Pendidikan di Indonesia
Untuk membatu mengatasi masalah pendidikan dibutuhkan adanya lembaga yang membantu
pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, menjaring kerjasama untuk memperoleh dana
pendidikan, dan menggalang dukungan untuk pendidikan yang lebih baik. Lembaga perantara
tersebut bekerjasama dengan pemerintah, pihak swasta, dan kelompok masyarakat untuk
bersama-sama memberbaiki kualitas pendidikan di Indonesia di karenakan tanggung jawab
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.
Dalam meningkatkan mutu pendidikan, lembaga tersebut melakukan pendampingan kepada guruguru di Indonesia dan pemberian apresiasi lebih kepada guru-guru kreatif. Pendampingan
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalitas, kreatifitas, dan kompetensi guru
dengan model pendampingan berupa seminar, lokakarya, konsultasi, pelatihan dan praktek.
Pendampingan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan yang didukung oleh pemerintah dan
pihak terkait.
Lembaga tersebut juga memediasi masyarakat, pendidik, dan pihak terkait lainnya untuk
menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah dalam memperbaiki kurikulum pendidikan.
Diharapkan dengan adanya lembaga ini, ide-ide kreatif untuk memperbaiki kurikulum pendidikan
dapat tertampung dan pemerintah dapat mempertimbangkan ide masyarakat untuk kebijakan yang
dibuat.
Dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan guru, kepala sekolah, dan pengelola sekolah,
lembaga tersebut melakukan pendampingan guna mewujutkan manajemen sekolah yang baik.
Proses yang dilakukan berupa konsultasi, lokakarya, dan pelatihan ditunjukan kepada guru, staf
dan pimpinan sekolah. Pihak manajemen sekolah diharapkan mampu membawa sekolah yang
dipimpinnya
untuk
berkembang
dan
meraih
prestasi
yang
diharapkan.
Lembaga perantara tersebut juga berperan membantu manajemen sekolah untuk mengembangkan
kerjasama dengan instansi-instansi terkait guna memperoleh dana pengembangan infrastruktur
sekolah.Tidak hanya itu, lembaga tersebut juga dapat menggalang dana dari sponsor untuk
perbaikan bangunan sekolah yang hampir rusak di wilayah terpencil.
Dukungan masyarakan, lembaga sosial, dan lembaga pers memiliki fungsi dalam meningkatkan
pemahaman pentingnya pendidikan melalui penyebaran informasi. Oleh karena itu, lembaga
tersebut mempunyai tugas untuk meningkatkan dukungan tersebut dengan cara bekerja sama
dengan pihak masyarakat, lembaga sosial, dan pers. Dengan demikian informasi seputar
perbaikan mutu pendidikan di Indonesia dapat tersalurkan dengan mudah.
Perkembangan arus informasi yang sangat cepat dapat membuat kita lebih tahu
keadaan di belahan bumi yang lain walaupun tidak langsung berada di lokasi
tersebut. Hal ni dapat membuat kita lebih bisa mengenali situasi dan kondisi
Negara yang bahkan belum pernah kita datangi sebelumnya.
3. Kecenderungan globalisasi makin kuat
Globalisasi dapat di artikan sebagai suatu proses menyatakan dunia itu satu tidak
di batasi jarak dan kondisi geografis, sehingga dunia tidak lagi mengenal adanya
batasan-batasan, seluruh Negara bebas untuk di masuki oleh siapa saja dengan
perantara seperti internet ataupun media elektronik. Jadi kita bebas untuk bisa
mengetahui adat istiadat dan kondisi di belahan dunia lain.
4. Tuntutan layanan professional
Dengan berkembangnya zaman maka keahlian seseorng haruslah lebih baik dari
sebelumnya. Maka di butuhkan keprofesionalan tinggi dari zaman ke zaman.
Setiap layanan harus dilakukan dengan sangat professional artinya harus di
lakukan oleh seorang yang mengerti dan memiliki ilmu tentang hal yang di
kerjakan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang berfikir, merasa, bersikap dan bertindak. Pendidikan adalah daya
upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan
hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Pendidikan
mutlak harus ada pada manusia, karena pendidikan merupakan hakikat hidup dan kehidupan. Pendidikan
berguna untuk membina kepribadian manusia. Dengan pendidikan maka terbentuklah pribadi yang baik
sehingga di dalam pergaulan dengan manusia lain, individu dapat hidup dengan tenang.
Jenis pendidikan secara umum meliputi: pendidikan Formal, Pendidikan nonformal, dan Pendidkan
Informal.
Jenis pendidikan yang di kelompokkan atas dasar kekhususan tujuan pembelajaran, adalah pendidikan
umum, pendidikan kejuruan, pendidikan profesi, pendidikan akademik, pendidikan keagamaan,
pendidikan vokasi dan pendidikan khusus.
Tujuan Pendidikan di Indosesia khususnya telah tertuang dalam UU No2 Tahun 1985, TAP MPR NO
II/MPR/1993, dan TAP MPR No 4/MPR/1975.
Tujuan pendidikan agama khususnya bertujuan untuk mempersiapkan anak didik untuk hidup di dunia
dan akhirat.
Masalah utama pendidikan di Indonesia adalah kualitas guru yang masih rendah, kualitas kurikulum yang
belum standar, dan kualitas infrastruktur yang belum memadai.
Untuk membatu mengatasi masalah pendidikan dibutuhkan adanya lembaga yang membantu pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan, menjaring kerjasama untuk memperoleh dana pendidikan, dan
menggalang dukungan untuk pendidikan yang lebih baik.
Perkiraan masyarakat masa depan:
1. Perkembangan Iptek makin cepat
2. Perkembangan arus informasi makin padat dan cepat
3. Kecenderungan globalisasi makin kuat
4. Tuntutan layanan profesional
Upaya mengantisipasi masa depan
Masa depan dapat di antisipasi dengan pendidikan sejak dini yang kita lakukan, karena masyarakat masa
depan memiliki tuntutan sebagai berikut:
1. Harus mampu mengembangkan kehidupannya secara pribadi
B.
Saran
Sebagai manusia masa depan kita sebagai mahasiswa harus paham apa itu teknologi dan
pendidikan. Kita harus menguasai kedua hal tersebut. Harus paham dan tanggap terhadap
perubahan jaman dan tantangan masa depan. Serta harus siap dengan segala upaya-upaya untuk
menghadapi permasalahan tentang teknologi dengan pendidikan yang kita miliki.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Manusia, Teknologi dan Pendidikan. Diakses dari:
http//ochimath.wordpress.com/2012/01/12/manusia-teknologi-dan-pendidikan/
Herimanto & Winarno. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara
Suwarno. 2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD). Surakarta : Qinant
http://positivego.blogspot.com/2012/11/masalah-pendidikan-diindonesia.html
http://gitabahasa.wordpress.com/category/macam-macam-pendidikan
http://k-pendidikan.blogspot.com/2009/11/jenis-pendidikan.html rechi
muhammad syaputra