Anda di halaman 1dari 8

III.

ANALISA KASUS

Pada kasus ini, pasien didiagnosis glaukoma akut pada mata kanan dan kiri
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Hasil
anamnesis yang mendukung glaukoma akut pada mata kanan dan kiri yaitu :
Mata kanan dan kiri mendadak buram sejak 4 hari lalu.
Mata kanan dan kiri merah.
Nyeri pada mata kanan dan kiri yang timbul mendadak.
Nyeri kepala.

Sedangkan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berdasarkan


pemeriksaan oftalmologis, didapatkan visus ODS adalah 3/60. Pada palpebra
superior ODS mengalami edema. Pada konjungtiva bulbi ODS terdapat injeksi silier.
Pada pemeriksaan sklera ODS didapatkan injeksi silier. Pada pemeriksaan kornea
ODS didapatkan kornea sedikit keruh. Pada pemeriksaan Camera oculi anterior ODS
didapatkan kesan kedalaman pada kedua mata dangkal. Pada pemeriksaan pupil
ODS didapatkan kedua pupil mid dilatasi dengan ukuran 4mm dan reflex pupil
(+) lambat. Pada pemeriksaan tekanan bola mata didapatkan TIO OD (N+1/palpasi)
dan OS (N+2/palpasi) dan pada pemeriksaan refleks fundus ODS didapatkan hasil
Refleks Fundus (+) cemerlang, papil bulat, berbatas tegas, CD Ratio = 0,3.

52

Berdasarkan etiologinya glaukoma terdiri dari glaukoma primer, sekunder,


glaukoma kongenital. Glaukoma primer adalah glaukoma yang tidak diketahui
penyebabnya. Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang disebabkan oleh
kelainan penyakit di dalam mata tersebut seperti

kelainan

pada

kornea

(seperti lekoma adherens), COA (seperti hifema, hipopion), iris/pupil (sinekia


posterior, tumor iris), dan lain-lain. Glaukoma kongenital adalah glaukoma
yang dibawa sejak lahir, sedangkan berdasarkan mekanisme peningkatan
tekanan intraokular, glaukoma terbagi dalam glaukoma sudut terbuka dan
glaukoma sudut tertutup.

Pasien dalam kasus ini tergolong dalam glaukoma sudut tertutup akut primer.
Gejala dan tanda pada glaukoma akut sudut tertutup, ditemukan mata merah
dengan

penglihatan

turun

mendadak,

tekanan

intraokuler meningkat

mendadak, nyeri yang hebat, melihat halo di sekitar lampu yang dilihat,
terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah. Mata menunjukkan
tanda-tanda peradangan dengan kelopak mata bengkak, kornea suram dan
edema, iris sembab meradang, pupil melebar dengan reaksi terhadap sinar yang
lambat, papil saraf optik hiperemis. Gejala spesifik seperti di atas tidak selalu
terjadi pada mata dengan glaukoma akut. Kadang-kadang riwayat mata sakit
disertai penglihatan yang menurun mendadak sudah dapat dicurigai telah
terjadinya serangan glaukoma akut seperti gejala dan tanda yang ditunjukkan
pasien.

53

Ketika terjadi serangan glaukoma akut primer, terjadi sumbatan sudut kamera
anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran humor akuos dan tekanan
intraokular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan
kekaburan penglihatan. Serangan akut biasanya terjadi pada pasien berusia tua
seiring dengan pembesaran lensa kristalina yang berkaitan dengan penuaan.
Pada glaukoma akut, pupil berdilatasi sedang, disertai sumbatan
pupil. Hal ini biasanya terjadi pada malam hari saat tingkat pencahayaan
berkurang. Rasa nyeri hebat pada mata yang menjalar sampai kepala merupakan
tanda khas glaukoma akut. Hal ini terjadi

karena

meningkatnya

tekanan

intraokular sehingga menekan simpul-simpul saraf di daerah kornea yang


merupakan cabang dari nervus trigeminus. Sehingga daerah sekitar mata yang
juga dipersarafi oleh nervus trigeminus ikut terasa nyeri. Pada Glaukoma akut,
tekanan okular sangat meningkat, sehingga terjadi kerusakan iskemik pada iris
yang disertai edem kornea, hal ini menyebabkan penglihatan pasien sangat
kabur secara tiba-tiba dan visus menjadi menurun.

Pada kasus ini ditemukan pada Camera Oculi Posterior menunjukkan kesan
kedalaman dangkal . Hal ini merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya
glaukoma sudut tertutup primer akut. Faktor anatomis yang menyebabkan sudut
sempit adalah :
1. Bulbus okuli yang pendek, biasanya pada mata yang hipermetropia. Makin
berat hipermetropnya makin dangkal COA nya.

54

2. Tumbuhnya lensa. Menyebabkan COA menjadi lebih dangkal. Pada umur


25 tahun, dalamnya COA ratarata 3,6 mm, sedang pada umur 70 tahun 3,15
mm.
3. Kornea yang kecil, dengan sendirinya COAnya dangkal.
4. Tebalnya iris. Makin tebal iris, makin dangkal COA.

Pada pemeriksaan refleks fundus ODS didapatkan refleks fundus (+)


cemerlang, papil bulat, berbatas tegas dan CD ratio = 0,3. Pada kasus ini Rasio
Cawan Diskus bernilai normal dan belum terjadi kerusakan pada bagian diskus
optik di retina. Apabila terdapat kehilangan lapang pandang atau peningkatan
TIO, CD Ratio lebih dari 0,5 atau terdapat asimetri yang bermakna pada kedua
mata sangat diindikasikan adanya atrofi glaukomatosa.

Pada kasus ini perlu dilakukan pemeriksaan anjuran berupa pemeriksaan


lapang pandang, tonometri dan gonioskopi. Pemeriksaan lapang pandang
penting, baik untuk menegakkan diagnosis maupun untuk meneliti perjalanan
penyakitnya juga untuk menentukan sikap pengobatan selanjutnya. Harus selalu
diteliti keadaan lapang pandang perifer dan juga sentral. Pada glaukoma yang
masih dini, lapang pandang perifer belum menujukkan kelainan, tetapi lapang
pandang sentral sudah menunjukkan adanya macam-macam skotoma. Jika
glaukomanya sudah lanjut, lapang pandang perifer juga memberikan kelainan
berupa penyempitan yang dimulai dari bagian nasal atas. Yang kemudian bersatu
dengan kelainan yang ada di tengah yang dapat menimbulkan tunnel vision,

55

seolah-olah melihat sesuatu melalui teropong yang lama-kelamaan dapat menjadi


buta.

Untuk menegakkan diagnosa suatu glukoma diperlukan beberapa pemeriksaan,


salah satunya yaitu gonioskopi. Gonioskopi merupakan alat pemeriksaan
yang penting untukdiagnostik dan merupakan teknik pemeriksaan untuk
memvisualisasikan gambaran kamera okuli anterior. Dengan menguasai
berbagai variasit e k n i k p e m e r i k s a a n g o n i o s k o p i p e n t i n g u n t u k
m e n g e v a l u a s i p a s i e n glaukoma. Untuk memperkirakan kedalaman kamera
okuli anterior, pemeriksamenjatuhkan cahaya slit pada daerah anterior
limbus dengan sudut 60 0 (metode van herick) . J i k a j a r a k d a r i
permukaan anterior iris sampaidengan bagian posterior kornea
k u r a n g d a r i s e p e r e m p a t k e t e b a l a n kornea maka kita menilai sudut
kamera okuli anterior sempit. Pemeriksaan gonioskopi digunakan untuk :
- Diagnostik : Gonioskopi memfasilitasi kita mengidentifikasikanstruktur
sudut yang abnormal dan menilai lebar sudut COA. Khususnya
penting pada penatalaksanaan mata sudut sempit.
- Bedah : Gonioskopi membantu kita melihat sudut pada saat dilakukan laser
trabekuloplasti dan goniotomi.

Tonometri adalah pengukuran tekanan intraokular (TIO). Pengukuran TIO


merupakan salah satu pemeriksaan rutin dalam pemeriksaan mata umum. Pada
praktek dokter umum pemeriksaan tonometri terutama diindikasikan pada adanya

56

dugaan pasien menderita glaukoma misalnya keadaan akut (mata merah, sakit,
berair dan penglihatan menurun) atau kronik (mata tenang lapang penglihatan
menurun perlahan). Selain itu pengukuran TIO dilakukan untuk penjaringan kasus
glaukoma atau follow up dan pra bedah katarak. Tekanan intraokular pada mata
normal berdasarkan statistik berkisar antara 10 20 mmHg. Pada satu penelitian
terhadap orang barat didapatkan rata-rata TIO mata normal adalah 15,5 2,6
mmHg dengan batas maksimum TIO 21 mmHg. Pada kasus didapatkan
pemeriksaan TIO dengan pemeriksaan tonometri palpasi digital yaitu terjadi
peningkatan TIO bernilai N+1/palpasi pada OD dan N+2/palpasi pada OS dan
untuk memastikan nilai TIO perlu dilakukan tonometri dengan Schiotz atau
dengan Applanasi Goldman.

Glaukoma akut merupakan salah satus kasus kegawatdaruratan pada penyakit


mata sehingga penatalaksanaan harus dilakukan segera di rumah sakit. Tujuan
pengobatan pada glaukoma akut adalah untuk menurunkan tekanan bola mata
secepatnya kemudian apabila tekanan bola mata normal dan mata tenang maka
dapat dilakukan pembedahan. Pengobatan pada glaukoma akut harus segera
berupa kombinasi pengobatan sistemik dan topikal.

Pada kasus ini, pasien diberikan obat topikal tetes mata Timolol 0.5% 2x1 tetes
(ODS) dan Polynel 6x1 tetes (ODS) sedangkan untuk pengobatan sistemik
diberikan Glaucon (asetazolamid) tablet 2x1 mg dan KCL tablet 2x1.

Glaucon mengandung asetazolamid yang termasuk dalam golongan karbonik

57

anhidrase inhibitor. Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat


produksi humor akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat. Obat ini dapat diberikan secara oral dengan dosis 2501000 mg per hari. Pada pasien dengan glaukoma akut yang disertai mual muntah
dapat diberikan Asetazolamid 500 mg IV, yang disusul dengan 250 mg tablet
setiap 4 jam sesudah keluhan mual hilang. Pemberian obat ini memberikan
efek samping hilangnya kalium tubuh, parastesi, anoreksia, diarea,
hipokalemia, batu ginjal dan miopia sementara. Untuk mencegah efek samping
tersebut, pada pasien ini diberikan pemberian KCL tablet.

Timolol merupakan beta bloker non selektif dengan aktivitas dan konsentrasi
tertinggi pada camera occuli posterior (COP) yang dicapai dalam waktu 3060 menit setelah pemberian topikal. Beta bloker dapat menurunkan tekanan
intraokular dengan cara mengurangi produksi humor aquos. Penggunan beta
bloker non selektif sebagai inisiasi terapi dapat diberikan 2 kali dengan interval
setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4, 8, dan 12 jam kemudian. Pemberian
Timolol 0.5% 2x1 tetes (ODS) sudah tepat. Timolol termasuk beta bloker non
selektif sehingga perlu diperhatikan pemberiannya pada pasien dengan asma,
PPOK,

dan

penyakit

jantung. Polynel tetes mata steril ini mengandung

Fluoromethasone 1 mg dan Neomycin Sulfat diberi untuk mengurangi reaksi


peradangan yang terjadi akibat proses akut.

58

Selain pengobatan secara medikamentosa perlu dilakukan tindakan pembedahan


Iridektomi perifer. Indikasi selain untuk glaukoma akut fase prodormal, juga pada
stadium akut yang baru terjadi sehari, jadi belum ada sinekhia anterior perifer.
Juga dilakukan pada mata yang sebelahnya yang masih sehat sebagai tindakan
pencegahan. Operasi filtrasi dilakukan bila tekanan intraokuler setelah
pengobatan medikamentosa lebih tinggi dari 21 mmHg atau tekanannya 21
mmHg atau lebih kecil disertai hasil tonografi C = lebh kecil dari 0,13 (outflow
yang kecil). Tindakan operatif dilakukan bila tekanan intraokuler yang tinggi itu
sudah dapat ditenangkan.

Bila operasi ini dilakukan pada waktu tekanan

intraokuler masih tinggi, dapat menimbulkan glaukoma maligna, di samping


kemungkinan timbulnya prolaps dari isi bulbus okuli dan perdarahan.

Prinsip iridektomi perifer adalah dibuat lubang di bagian perifer iris. Maksudnya
adalah untuk menghindari hambatan pupil. Iridektomi perifer ini biasanya dibuat
di sisi temporal atas. Pada tindakan ini dibuat insisi kornea pada bagian perifer. Pada
tempat insisi kornea ini iris dipegang dengan pinset lalu ditarik keluar. Iris yang keluar
digunting. Pada iris akan didapatkan celah untuk mengalirnya cairan bilik mata dari
COP ke COA. Ada pula yang melaukan iridektomi setelah dibuat flap konjungtiva
dan sayatan korneoskleral.

59

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover Dalam
    Cover Dalam
    Dokumen1 halaman
    Cover Dalam
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen26 halaman
    Bab 2
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang Manuskirp
    Latar Belakang Manuskirp
    Dokumen3 halaman
    Latar Belakang Manuskirp
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Bab. Iv Gambaran Wilayah Kerja Puskesmas Natar
    Bab. Iv Gambaran Wilayah Kerja Puskesmas Natar
    Dokumen3 halaman
    Bab. Iv Gambaran Wilayah Kerja Puskesmas Natar
    Elman D. Firdaus
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar-Daftar Gambar
    Kata Pengantar-Daftar Gambar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar-Daftar Gambar
    Yulia Dewi Asmariati
    Belum ada peringkat
  • C OVER
    C OVER
    Dokumen1 halaman
    C OVER
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Referat Terapi Ulcus Kornea
    Referat Terapi Ulcus Kornea
    Dokumen6 halaman
    Referat Terapi Ulcus Kornea
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen8 halaman
    Bab 3
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Bab 6
    Bab 6
    Dokumen3 halaman
    Bab 6
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen19 halaman
    Bab 2
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen3 halaman
    Bab 4
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Nihl Kuesioner
    Nihl Kuesioner
    Dokumen1 halaman
    Nihl Kuesioner
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Terapi Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut
    Terapi Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut
    Dokumen7 halaman
    Terapi Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Anamnes Is
    Anamnes Is
    Dokumen2 halaman
    Anamnes Is
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Referat 1
    Referat 1
    Dokumen3 halaman
    Referat 1
    Tommi Faruq Elfath
    Belum ada peringkat
  • Status Ujian Skizoafektif Tipe Depresif GALIH
    Status Ujian Skizoafektif Tipe Depresif GALIH
    Dokumen19 halaman
    Status Ujian Skizoafektif Tipe Depresif GALIH
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen9 halaman
    Bab 1
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Satya Adi Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar-Daftar Gambar
    Kata Pengantar-Daftar Gambar
    Dokumen4 halaman
    Kata Pengantar-Daftar Gambar
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • B. Kata Pengantar
    B. Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    B. Kata Pengantar
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Cover Insomnia Hipersomnia
    Cover Insomnia Hipersomnia
    Dokumen1 halaman
    Cover Insomnia Hipersomnia
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Referattttt
    Referattttt
    Dokumen23 halaman
    Referattttt
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ambandor
    Belum ada peringkat
  • BAB II Fix
    BAB II Fix
    Dokumen6 halaman
    BAB II Fix
    Assyifa Anindya
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat