Anda di halaman 1dari 3

Patofisiologi

Sekitar 5-6% pria dan 2-3% wanita mengalami spondilolistesis. Pertama sekali
tampak pada individu yang terlibat aktif dengan aktivitas f isik yang berat seperti angkat besi,
senam dan sepak bola. Pria lebih sering menunjukkan gejala dibandingkan dengan wanita,
terutama diakibatkan oleh tingginya aktivitas f isik pada pria. Meskipun beberapa anak-anak
dibawah usia 5 tahun dapat mengalami spondilolistesis, sangat jarang anakanak tersebut
didiagnosis dengan spondilolistesis. Spondilolistesis sering terjadi pada anak usia 7-10 tahun.
Peningkatan aktivitas f isik pada masa remaja dan dewasa sepanjang aktivitas seharihari mengakibatkan spondilolistesis sering dijumpai pada remaja dan dewasa.
Spondilolistesis dikelompokkan ke dalam lima tipe utama dimana masing-masing
mempunyai patologi yang berbeda. Tipe tersebut antara lain tipe displastik, isthmik,
degeneratif , traumatik, dan patologik. Spondilolistesis displatik merupakan kelainan
kongenital yang terjadi karena malformasi lumbosacral joints dengan permukaan persendian
yang kecil dan inkompeten. Spondilolistesis displastik sangat jarang, akan tetapi cenderung
berkembang secara progresif , dan sering berhubungan dengan def isit neurologis berat.
Sangat sulit diterapi karena bagian elemen posterior dan prosesus transversus cenderung
berkembang kurang baik, meninggalkan area permukaan kecil untuk f usi pada bagian
posterolateral.
Sekitar 5-6% pria dan 2-3% wanita mengalami spondilolistesis. Pertama sekali
tampak pada individu yang terlibat aktif dengan aktivitas f isik yang berat seperti angkat besi,
senam dan sepak bola. Pria lebih sering menunjukkan gejala dibandingkan dengan wanita,
terutama diakibatkan oleh tingginya aktivitas fisik pada pria. Meskipun beberapa anak-anak
dibawah usia 5 tahun dapat mengalami spondilolistesis, sangat jarang anak-anak tersebut
didiagnosis dengan spondilolistesis. Spondilolistesis sering terjadi pada anak usia 7-10 tahun.
Peningkatan aktivitas fisik pada masa remaja dan dewasa sepanjang aktivitas sehari-hari
mengakibatkan spondilolistesis sering dijumpai pada remaja dan dewasa. Spondilolistesis
dikelompokkan ke dalam lima tipe utama dimana masing-masing mempunyai patologi yang
berbeda. Tipe tersebut antara lain tipe displastik, isthmik, degeneratif , traumatik, dan
patologik. Spondilolistesis displatik merupakan kelainan kongenital yang terjadi karena
malformasi lumbosacral joints dengan permukaan persendian yang kecil dan inkompeten.
Spondilolistesis displastik sangat jarang, akan tetapi cenderung berkembang secara progresif ,
dan sering berhubungan dengan defisit neurologis berat. Sangat sulit diterapi karena bagian

elemen posterior dan prosesus transversus cenderung berkembang kurang baik, meninggalkan
area permukaan kecil untuk fusi pada bagian posterolateral.
Spondilolistesis displatik terjadi akibat defek arkus neural pada sacrum bagian atas atau L5.
Pada tipe ini, 95% kasus berhubungan dengan spina bifida occulta. Terjadi kompresi serabut
saraf pada foramen S1, meskipun pergeserannya (slip) minimal. Spondilolistesis isthmic
merupakan bentuk spondilolistesis yang paling sering. Spondilolistesis isthmic (juga disebut
dengan spondilolistesis spondilolitik) merupakan kondisi yang paling sering dijumpai dengan
angka prevalensi 5-7%. Fredericson et al menunjukkan bahwa defek spondylolisthesis
biasanya didapatkan pada usia 6 dan 16 tahun, dan pergeseran tersebut sering terjadi lebih
cepat. Ketika pergeseran terjadi, jarang berkembang progresif, meskipun suatu penelitian
tidak mendapatkan hubungan antara progresif itas pergeseran dengan terjadinya gangguan
diskus intervertebralis pada usia pertengahan. Telah dianggap bahwa kebanyakan
spondilolistesis isthmik tidak bergejala, akan tetapi insidensi timbulnya gejala tidak
diketahui. Suatu studi/penelitian jangka panjang yang dilakukan oleh Fredericson et al yang
mempelajari 22 pasien dengan mempelajari perkembangan pergeseran tulang vertebra pada
usia pertengahan, mendapatkan bahwa banyak diantara pasien tersebut mengalami nyeri
punggung, akan tetapi kebanyakan diantaranya tidak mengalami/tanpa spondilolistesis
isthmik. Satu pasien menjalani operasi spinal fusion pada tingkat vertebra yang mengalami
pergeseran, akan tetapi penelitian tersebut tidak menunjukkan apakah pergeseran isthmus
merupakan indikasi pembedahan. Secara kasar 90% pergeseran ishmus merupakan
pergeseran tingkat rendah (low grade : kurang dari 50% yang mengalami pergeseran) dan
sekitar 10% bersifat high grade ( lebih dari 50% yang mengalami pergeseran). Sistem
pembagian/grading untuk spondilolistesis yang umum dipakai adalah sistem grading untuk
menilai beratnya pergeseran. Kategori tersebut didasarkan pengukuran jarak dari pinggir
posterior dari korpus vertebra superior hingga pinggir posterior korpus vertebra inferior yang
terletak berdekatan dengannya pada f oto x ray lateral. Jarak tersebut kemudian dilaporkan
sebagai panjang korpus vertebra superior total:

Grade 1 adalah 0-25%


Grade 2 adalah 25-50%
Grade 3 adalah 50-75%
Grade 4 adalah 75-100%
Spondiloptosis- lebih dari 100%

Faktor biomekanik sangat penting perannya dalam perkembangan spondilosis


menjadi spondilolistesis. Tekanan/kekuatan gravitasional dan postural akan menyebabkan
tekanan yang besar pada pars interartikularis. Lordosis lumbal dan tekanan rotasional
dipercaya berperan penting dalam perkembangan defek litik pada pars interartikularis dan
kelemahan pars inerartikularis pada pasien muda. Terdapat hubungan antara tingginya
aktivitas selama masa kanak-kanak dengan timbulnya defek pada pars interartikularis. Faktor
genetik juga berperan penting.
Pada tipe degeneratif, instabilitas intersegmental terjadi akibat penyakit diskus
degeneratif atau facet arthropaty. Proses tersebut dikenal dengan spondilosis. Pergeseran
tersebut terjadi akibat spondilosis progresif pada 3 kompleks persendian tersebut. Umumnya
terjadi pada L4-5, dan wanita usia tua yang umumnya terkena. Cabang saraf L5 biasanya
tertekan akibat stenosis resesus lateralis sebagai akibat hipertropi ligamen atau permukaan
sendi. Pada tipe traumatik, banyak bagian arkus neural yang terkena/mengalami fraktur akan
tetapi tidak pada bagian pars interartikularis, sehingga menyebabkan subluksasi vertebra yang
tidak stabil. Spondilolistesis patologis terjadi akibat penyakit yang mengenai tulang, atau
berasal dari metastasis ataupenyakit metabolik tulang, yang menyebabkan mineralisasi
abnormal, remodeling abnormal serta penipisan bagian posterior sehingga menyebabkan
pergeseran (slippage). Kelainan ini dilaporkan terjadi pada penyakit Pagets, tuberkulosis
tulang, Giant Cell Tumor, dan metastasis tumor.

Anda mungkin juga menyukai