Anda di halaman 1dari 43

Tugas Farmakogonosi

Akademi Analis Farmasi Dan Makanan


Universitas Malahayati Bandar
Lampung
2010/2011

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

Oleh kelompok 5
SIMPLISIA

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

SIMPLISIA
A. Pendahuluan
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat
dan belum mengalami proses perubahan apapun, dan kecuali
dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang dikeringkan.
Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan
simplisia mineral.
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh,
bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah
isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya
dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia nabati paling banyak
digunakan seperti rimpang temulawak yang dikeringkan bunga
melati, daun seledri, biji kopi, buah adas.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian


hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa zat kimia murni, contohnya: sirip ikan hiu dan madu.
Simplisia pelikan (mineral), yaitu simplisia yang berupa bahan pelikan
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni. Contohnya: Belerang
dan kapur sirih.
Penggolongan simplisia berdasarkan 4 faktor, yaitu :
Morfologi : Berdasarkan bagian tanman yang berkhasiat sebagai
obat.
Toksonomi : Berdasarkan susunan pada tumbuhan ataupun hewan..
Farmakologi : Berdasarkan fungsi atau cara kerjanya sebagai obat.
Konstituen : Berdasarkan Z.A yang berkhasiat sebagai obat.

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

B . Tatanama Simplisia
Dalam penamaan nama tumbuhan obat bahasa yang digunakan
adalah bahasa latin. Nama latin biasanya pada kata pertama
menunjukkan marga ( genus ) dan kata kedua menunjukkan jenis (
spesies ) tumbuhan, petunjuk jenis (specific epithet) dari tanaman
asal, diikuti dengan nama bagian tanaman yang digunakan.
Terdiri dari nama genus + spesies
Contoh : Musa Paradisca , Manginifera Indica
Terdiri dari genus + spesies + bagian tanaman yang diambil
Contoh : Gynurae Procumbensis Folium.
Nama simplisia diikuti nama penemunya
Contoh : Piper detis L
Nama latin tidak boleh > 3 kata, kecuali diberi tanda ( - )
Contoh : Hibiscus rosa sinensis

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

Bila ada sinonimnya , maka yang diakui adalah nama


yang pertama
Contoh : Centella asiatica = Hydrocotyle asiatica
Untuk beberapa eksudat tanaman tertentu ada aturan
tersendiri
Contoh : Chrysanthemum cinerariae
Nama-nama khusus , seperti amylum ( pati ), radix
( akar )
Contoh : Amylum maydis
Nama latin untuk simplisia hewan, nama genus bisa
langsung dipakai sebagai nama spesies.
Contoh : Naja naja ( ular kobra )
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

Bagian-bagian tumbuhan yang sering


digunakan menjadi simplisia, antara
lain :
1. Amilum/Pati. Contoh : Pati kentang,Pati gandum
2. Bulbus/Umbi lapis. Umbi lapis adalah batang, yang
diselimuti dengan daun bernutrisi yang biasanya
hanya sedikit mengandung klorofil.Contoh : bawang
merah
3. Cortex
Kulit kayu. Berupa seluruh jaringan di luar kambium.
Dapat berasal dari akar,batang,dan cabang.
Contohnya : Kina
4. Flos/Bunga.
Bunga yang terdiri dari bunga tunggal atau seluruh
karangan bunga. Contohnya: Bunga cengkeh
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

C . Sumber Bahan Simplisia

Simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar atau dari


tanaman yang sengaja dibudidayakan /dikultur. Tanaman liar
yang dimaksud adalah sebagai tanaman yang tumbuh
dengan sendirinya di hutan-hutan atau di tempat lain di luar
hutan atau tanaman yang sengaja ditanam tetapi bukan
untuk tujuan memperoleh simplisia untuk obat ( misalnya
tanaman hias, tanaman pagar). Sedangkan tanaman kultur
diartikan sebagai tanaman budidaya, yang ditanam secara
sengaja untuk tujuan mendapatkan simplisia.Tanaman
budidaya dapat berupa perkebunan luas, usaha pertanian
kecil-kecilan atau berupa tanaman halaman dengan jenis
tanaman yang sengaja ditanam untuk tujuan memperoleh
simplisia tetapi juga berfungsi sebagai tanaman hias
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

Keuntungan tanaman budidaya :


budidaya keseragaman umur,masa panen dan galur dapat dipantau
sehingga kulitasnya dapat diketahui karena semua diperhatikan dengna
baik selama penanaman, perawatan dan panennya.
Keuntungan tananaman liar :
lebih alami dan tidak mengandung perstisida dan perawatanya tidak
terlalu susah.
Kelemahan tanaman budidaya :
Pada tanaman budidaya pemeliharaan rutin menyebabkan tanaman
menjadi manja, mudah terserang hama sehingga pemeliharaan ekstra
diperlukan untuk mencegah serangan parasit. Penggunaan pestisida untuk
ini membawa konsekuensi tercemarnya simplisia dengan residu pestisida
(sehingga perlu pemeriksaan residu pestisida).

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

Kelemahan tanaman liar :


Perbedaan umur tanaman dan pengambilan/pemanenan
serta pengumpulan tanaman.
Jenis (spesies) tanaman. Jenis tanaman yang dikehendaki
sering tidak tetap dari satu waktu pengumpulan ke waktu
pengumpulan berikutnya sehingga menyebabkan
timbulnya kekeliruan akan jenis tanaman yang
dikehendaki. Hal itu terjadi karena dua jenis tanaman
dalam satu marga kadang mempunyai bentuk morfologi
yang sama dari pengamatan seseorang (pengumpul) yang
sering bukan seorang ahli/seorang yang berpengalaman
dalam mengenal jenis tanaman yang dikehendaki sebagai
sumber simplisia. Perbedaan jenis suatu tanaman akan
berarti perbedaan kandungan senyawa aktif.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

10

Lingkungan. Lingkungan sangat memperngaruhi tempat tumbuh


jenis tanaman. Suatu jenis tanaman liar sering tumbuh pada
tempat tumbuh dan lingkungan yang berbeda (ketinggian,
keadaan tanah, cuaca yang berbeda). Simplisia yang diperoleh
dari satu jenis tanaman yang sama tetapi berasal dari dua
lingkungan berbeda dapat mengandung senyawa aktif dominan
yang berbeda. Misalnya tanaman D. Myoporoides di daerah
Australia utara kandungan skopolamina yang dominan, sedangkan
di Australia selatan kandungan hiosiamina yang dominan.
D . Tahapan tahapan pembuatan simplisia
Pembuatan ialah seluruh rangkaian kegiatan yang meliputi
pengadaan bahan (termasuk penyiapan bahan baku), pengolahan,
pengemasan, pengawasan mutu sampai diperoleh produk jadi
yang siap untuk didistribusikan.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

11

Penyiapan bahan baku merupakan tahapan


yang awal dan tidak boleh diabaikan, karena
akan sangat menentukan mutu produk . Dibagi
menjadi beberapa tahap : Waktu panen, cara
panen, penanganan pasca panen
1 . Waktu Panen
Waktu pemanenan yang tepat akan
menghasilkan simplisia yang mengandung
bahan berkhasiat yang optimal. Seperti
pemanenan pada:
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

12

Biji (semen) dipanen pada saat buah sudah tua


atau buah mengering, misalnya biji kedawung.
Buah (fructus) dikumpulkan pada saat buah sudah
masak atau sudah tua tetapi belum masak,
misalnya Iada (misalnya pada pemanenan lada,
kalau dilakukan pada saat buah sudah tua tetapi
belum masak akan dihasilkan lada hitam (Piperis
nigri Fructus); tetapi kalau sudah masak akan
dihasilkan lada putih (Piperis aIbi Fructus).
Daun (folia) dikumpulkan pada saat tumbuhan
menjelang berbunga atau sedang berbunga tetapi
belum berbuah.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

13

2 . Cara Panen
Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus
bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering.
Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi
terbawanya bahan atau tanahyang tidak diperlukan. Seperti
rimpang, alat untuk panen dapat menggunakan garpu atau
cangkul.
Bahan yang rusak atau busuk harus segera dibuang atau
dipisahkan.
Pada waktu pengangkutan bahan tidak boleh terkena panas yang
berlebihan,
Bahan juga harus dijaga dari gangguan hama (hama gudang,
tikus dan binatang peliharaan).
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

14

3. Penanganan Pasca Panen


Pascapanen berfungsi antara lain untuk
membuat bahan hasil panen tidak mudah
rusak dan memiliki kualitas yang baik serta
mudah disimpan untuk diproses selanjutnya
dengan memperhatikan tenggang waktu
pengumpulan bahan tanaman yang ideal
setelah dilakukan proses panen tanaman
tersebut dan kebersihan alat untuk.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

15

Sortasi basah
Merupakan proses awal dimana bahan baku simplisia harus benar
dan murni, artinya berasal dari tanaman yang merupakan bahan
baku simplisia yang dimaksud bukan dari tanaman lain. Tujuannya
untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing,
bahan yang tua dengan yang muda atau bahan yang ukurannya
lebih besar atau lebih kecil. Proses penyortiran pertama bertujuan
untuk memisahkan bahan yang busuk atau bahan yang muda dan
yang tua serta untuk mengurangi jumlah pengotor yang ikut
terbawa dalam bahan.
Pencucian
Pada proses pencucian, menggunakan air yang berasal dari mata
air, sumur , atau air ledeng karena cemarannya tidak berat.
Pencucian bertujuan menghilang-kan kotoran-kotoran dan
mengurangi mikroba-mikroba yang melekat pada bahan.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

16

Pencucian bahan dapat dilakukan dengan beberapa


cara antara lain :
a. Perendaman bertingkat
Perendaman biasanya dilakukan pada bahan yang
tidak banyak mengandung kotoran seperti daun,
bunga, buah dll. Proses perendaman dilakukan
beberapa kali pada wadah dan air yang berbeda, pada
rendaman pertama air cuciannya mengandung
kotoran paling banyak. Saat perendaman kotorankotoran yang melekat kuat pada bahan dapat
dihilangkan langsung dengan tangan.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

17

b. Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dilakukan pada bahan yang kotorannya
banyak melekat pada bahan seperti rimpang, akar, umbi dan lainlain. Proses penyemprotan dilakukan dengan menggunakan air
yang bertekanan tinggi. Untuk lebih menyakinkan kebersihan
bahan, kotoran yang melekat kuat pada bahan dapat dihilangkan
langsung dengan tangan.
c. Penyikatan (manual maupun otomatis)
Pencucian dengan menyikat dapat dilakukan terhadap jenis bahan
yang keras/tidak lunak dan kotoran-nya melekat sangat kuat.
Pencucian ini memakai alat bantu sikat yang di- gunakan
bentuknya bisa bermacam-macam, Penyikatan dilakukan terhadap
bahan secara perlahan dan teratur agar tidak merusak bahannya.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

18

Perajangan
Perajangan berfungsi agar
mempercepat proses pengeringan.
Perajangan dapat dilakukan dengan
manual atau dengan menggunakan
mesin perajang singkong dengan
ketebalan yang sesuai ( 3 4 mm
untuk rimpang )

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

19

Pengeringan
Pengeringan merupakan proses pengawetan
sederhana, yang bertujuan untuk mengurangi kadar
air, untuk menjamin dalam penyimpanan, mencegah
pertumbuhan jamur atau MO, serta mencegah
terjadinya proses atau reaksi enzematika yang dapat
menurunkan mutu. Dalam pengeringan faktor yang
penting adalah suhu, kelembaban dan aliran udara
(ventilasi). Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah :
Angka kapang dan khamir tidak lebih dari 104
Mikroba patogen harus negatif
Kandungan aflatoksin tidak lebih dari 30 bpj
Kadar air tidak lebih dari 10%

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

20

Pengeringan dengan sinar matahari ditutup


dengan kain hitam atau dalam almari pengering
( 40C - 60C) yang dilengkapi dengan kipas
penyedot/penghembus udara, sehingga terjadi
sirkulasi yang baik.
Bagian tanaman yang mengandung M.A atau
komponen lain yang termolabil, hendaknya
dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi
dibanding dengan aliran udara berlepas rendah
secara teratur.

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

21

Sortasi kering
Simplisia yang telah kering tersebut masih
dilakukan sortasi untuk memisahkan kotoran,
bahan organik asing, dan simplisia yang rusak
akibat proses pengeringan. Proses tersebut
dilakukan dengan pemilahan menurut ukuran,
bentuk fisik, dan jenis simplisia kering.
Penyortiran dilakukan bertujuan untuk
memisahkan benda-benda asing yang terdapat
pada simplisia, misalnya akar-akar, pasir,
kotoran unggas atau benda asing lainnya.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

22

Pengepakan / Pengemasan
Wadah adalah tempat penyimpanan simplisia dan
dapat berhubungan langsung atau tidak langsung
dengan pengepakan harus sesuai dengan simplisia
yang dipak. Persyaratan wadah yang digunakan :
inert, tidak beracun, mampu melindungi simplisia
dari cemaran, penguapan kandungan aktif,
pengaruh cahaya, oksigen dan uap air. Wadah
simplisia umumnya dipakai : karung goni, plastik,
peti kayu, karton, kaleng tahan air, dan
alumunium. Bahan cair menggunakan botol kaca,
atau guci porselen.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

23

Bahan beraroma menggunakan peti kayu yang


dilapisi timah atau kertas timah. Misalnya
simplisia yang mengandung M.A
pengepakkannya menggunakan karung goni.
Pada pengepakan diberikan label yang jelas
pada tiap kemasan tersebut yang isinya
menuliskan ; nama bahan, bagian dari tanaman
bahan yang digunakan, tanggal pengemasan,
nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil,
berat bersih, metode pe-nyimpanan agar
mempermudah penyimpanannya.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

24

Penyimpanan
Penyimpanan harus teratur, rapi, dan sesuai dengan jenis
simplisia agar tidak mencegah resiko tercemar atau saling
mencemari satu sama lain, serta untuk memudahkan
pengambilan dan pemeriksaan. Untuk simplisia yang termasuk
daftar narkotika, diberi tanda palang medali berwarna merah
diatas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci, untuk
simplisia yang termasuk obat keras kecuali yang termasuk daftar
narkotika, diberi tanda tengkorak dan harus disimpan dalam
lemari terkunci. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk tempat
penyimpanan simplisia adalah :
Gudang harus terpisah dari tempat penyimpanan bahan lainnya
ataupun penyimpanan alat dan dipelihara dengan baik. dapat dilakukan di ruang biasa (suhu kamar) ataupun di ruang ber AC
Ventilasi udara cukup baik dan bebas dari kebocoran
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

25

Suhu gudang tidak melebihi 300C.


Kelembaba udara sebaiknya serendah
mungkin (650 ) untuk mencegah
terjadinya penyerapan air.
Mencegah masuknya sinar matahari
langsung yang menyinari simplisia
Melindungi simplisia dari hewan dan
Menggunakan iradiasi sinar gamma untuk
menurunkan jumlah patogen yang dapat
meng-kontaminasi simplisia tanaman obat
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

26

Pemeriksaan mutu
Merupakan usaha untuk menjaga
keaslian mutu simplisia. Pemeriksaan
mutu simplisia dilakukan pada waktu
penerimaan atau pemberiaanya dari
pengumpul atau pedagang simplisia.
Pemeriksaan mutu simplisia
dilakukan dengan cara organoleptik,
makroskopik dan mikroskopik.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

27

E. Pemalsuan dan Penurunan Mutu Simplisia.

Pada umumnya pemalsuan dilakukan secara


sengaja oleh pihak tertentu untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih.Simplisia
dikatakan mengalami penurunan mutu jika :
Simplisia
Simplisia
Simplisia
Simplisia
Simplisia
6/5/15

bermutu rendah
rusak
bulukan
dinyatakan tercampur
dipalsukan
EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

28

F . Isi simplisia
Isi simplisia dibagi dalam dua
kelompok, yaitu isi utama dan isi
tambahan. Contohnya : pada
tanaman lidah buaya,kandungan
utamanya glikosida antrakinon dan
isi tambahnnya aloin,barbaloin

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

29

G . Penilaian Simplisia
Kontrol kualitas merupakan parameter yang digunakan
dalam proses standarisai suatu simplisia . Parameter
standardisasi simplisia meliputi parameter non spesifik
dan spesifik. Parameter nonspesifik lebih terkait
dengan factor lingkungan dalam pembuatan simplisia
meliputi susut pengeringan dan bobot jenis, kadar air,
kadar abu, sisa pelarut, residu pestisida .
Sedangkan parameter spesifik terkait langsung dengan
senyawa yang ada di dalam tanaman meliputi
identitas, organoleptik, senyawa terlarut pada pelarut
polar dan non polar serta profil kromatografi.

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

30

1. Parameter NonSpesifik
meliputi uji terkait dengan pencemaran yang disebabkan
oleh pestisida, jamur, aflatoxin, logam berat, dll.
a. Penetapan Kadar Abu Simplisia
Penentuan kadar abu dilakukan untuk memberikan
gambaran kandungan mineral internal dan eksternal
yang berasal dari proses awal sampai diperoleh simplisia
dan ekstrak baik, yang berasal dari tanaman secara
alami maupun kontaminan selama proses, temperatur
dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi
dan menguap sehingga tinggal unsur mineral dan
anorganik yang tersisa.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

31

Prinsip penentuan kadar abu ini yaitu


sejumlah bahan dipanaskan pada
Penetapan kadar abu simplisia pada
simplisia meliputi penetapan kadar
abu total, penetapan kadar abu yang
tidak larut dalam asam, penetapan
kadar abu yang larut air.

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

32

b. Penetapan Susut Pengeringan


Susut pengeringan adalah persentase senyawa yang
menghilang selama proses pemanasan (tidak hanya
menggambarkan air yang hilang, tetapi juga senyawa menguap
lain yang hilang).Pengukuran sisa zat dilakukan dengan
pengeringan pada temperatur 105C selama 30 menit atau
sampai berat konstan dan dinyatakan dalam persen (metode
gravimetri).
Untuk simplisia yang tidak mengandung minyak atsiri dan sisa
pelarut organik menguap, susut pengeringan diidentikkan
dengan kadar air, yaitu kandungan air karena simplisia berada
di atmosfer dan lingkungan terbuka sehingga dipengaruhi oleh
kelembaban lingkungan penyimpanan.

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

33

c. Kadar Air
Tujuan dari penetapan kadar air adalah untuk mengetahui
batasan maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan
air di dalam bahan. Hal ini terkait dengan kemurnian dan
adanya kontaminan dalam simplisia tersebut. Dengan demikian,
penghilangan kadar air hingga jumlah tertentu berguna untuk
memperpanjang daya tahan bahan selama penyimpanan.
Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai kadar air kurang
dari 10%.
Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1.Titrasi Langsung
2.Titrasi Tidak Langsung
3.Destilasi
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

34

d.Penetapan Kadar Minyak Atsiri


Tujuan dari penetapan kadar minyak atsiri adalah
untuk mengukur berapa banyak kadar minyak
atsiri yang terdapat dalam simplisia. Penetapan
dengan destilasi air dapat dilakukan karena
minyak atsiri tidak dapat bercampur dengan air,
sehingga batas antara minyak dan air dapat
terlihat dan diukur berapa banyak kadar minyak
atsiri yang ada pada simplisia tersebut.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

35

e. Uji Cemaran Mikroba


- Uji aflatoksin
- Uji angka lempeng total
- Uji angka kapang
- Most probably number (MPN)
f. Penetapan Kadar Sari Simplisia
Penetapan Kadar Sari pada simplisia meliputi penetapan
kadar sari yang larut dalam air dan penetapan kadar sari
yang larut dalam etanol, prosedurnya sebagai berikut :

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

36

g. Penetapan Bahan Organik Asing

Simplisia tidak boleh mengandung organisme patogen, dan


harus bebas dari cemaran M.O serangga, dan binatang lain
maupun kotoran hewan. Hal itu bisa berasal dari bagian
tanaman atau seluruh tanaman asal simplisia,yang meliputi :
Hewan utuh yang atau bagiannya atau zat yang dikeluarkan.
Penetapan bahan organik asing pada simplisia merupakan
salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam
standarisasi suatu tanaman yang berkhasiat obat

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

37

i. Penetapan kadar tanin


PK dilakukan untuk mengetahui senyawa fenol
yang terdapat pada simplisia.
2. Parameter spesifik
Parameter ini digunakan untuk mengetahui
identitas kimia dari simplisia. Uji kandungan kimia
simplisia digunakan untuk menetapkan
kandungan senyawa tertentu dari simplisia
dengan melakukan uji kromatografi lapis tipis.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

38

a .Organoleptik
Pemeriksaan meliputi warna, bau, dan rasa.
b. Makrokospis
Pemeriksaan dengan dilihat secara langsung, dapat juga dengan bantuan
kaca pembesar.
c.Mikrokosis
Pemeriksaan dengan melihat jaringan sel simplisia dibawah mikroskop.
Pada umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan
terhadap serbuk.
d.Fluoresensi
Uji ini dapat dilakukan terhadap ekstrak, atau larutan yang dibuat dari
simplisia.
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

39

e.Kelarutan
Dilakukan pada simplisia yang berupa eksudat tanaman.
f.Reaksi warna dan pengendapan
Pada reaksi warna dapat dilakukan pada simplisia yang telah diserbuk. Pada reaksi
pengendapan dilakukan pada ekstrak larutan simplisia yang jernih.
g. Kromatografi
Cara ini mempunyai kepekaan yang tinggi, cepat, sederhana dan murah.
h.Penetapan kadar
Syarat untuk dapat diterapkannya pengujian yang berupa zat ini adalah telah
diketahui secara pasti kadar minimal zat berkhasiat yang harus dikandung oleh
simplisia yaitu :
Cemaran mikroba dan aflatoksin
Seperti Aspergillus flavus, merupakan mikroba jamur yang tidak berbahaya, tetapi
metabolit aflatoksinnya menyebabkan keracunan.
Cemaran logam berat
Seperti cemaran hydrogen sulfida tidak boleh melebihi batas logam berat pada
monografi yang dinyatakan sebagai timbal
6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

40

h . Istilah-istilah yang digunakan


dalam simplisia.
1. Strophantus semen bersifat Kardiotonik /
cardiotonika
Contohyna : Strophantus ,Strophantus kombe
2. Thymi herba bersifat Antispasmodikum
Contohnya: Thimi / timian,Thymus Vulgaris L
3. Eucaliptii folium bersifat Stomakikum
Contohnya : Eukaliptus ,Eucalyptus globulus L

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

41

Contoh contoh tanaman


yang digunakan sebagai
simplisia

1 . Kayu Manis
Nama latin : Cinnamomum burmani
(nees) Bl
Familia : Lauraceae
Nama lokal : Cassia vera; Kayu
Manis (Padang), Kayu Manis.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Mencret, Membangkitkan nafsu
makan, Memberi aroma pada
makanan dan obat tradisional
,Nyeri pinggang , Rematik, Sakit
perut.
Bagian yang digunakan : Kulit kayu
dan daun dengan komponen
koefisien fenol, minyak atsiri kulit
Kayu Manis (Padang)

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

42

Terimakasih

6/5/15

EMI.FILES.FARMAKOGNOSI

43

Anda mungkin juga menyukai