Anda di halaman 1dari 12

Abses

adalah pengumpulan eksudat purulen yang terjebak di dalam


jaringan yang kemudian membentuk rongga yang secara anatomis
sebelumnya tidak ada dengan jaringan fibrotik disekitarnya sebagai
respon tubuh terhadap adanya infeksi.
Patofisiologi
Kejadian abses bermula dari trauma mayor ataupun minor yang
diikuti masuknya bakteri . Eksudat kemudian terakumulasi, jika
tidak segera diekskresikan atau di absorbsi tubuh, maka akan
memicu terbentuknya kapsul fibrous sebagai respon tubuh untuk
melokalisir untuk membatasi penyebaran lebih lanjut.
Abses bisa terjadi dimanapun di bagian tubuh. Untuk tindakan
bedah minor akan dibahas abses di kulit dan subkutis tetapi tidak
termasuk abses payudara, abses perianal dan abses paraanal
mengingat
penanganannya
yang
spesialistik.
Abses juga bisa terjadi setelah suatu luka ringan, cedera atau
sebagai komplikasi dari folikulitis. Abses bisa timbul di setiap
bagian tubuh dan menyerang berbagai usia.
Abses harus dibedakan dengan empyema. Empyema mengacu
pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang telah ada sebelumnya
secara normal, sedangkan abses mengacu pada akumulasi nanah di
dalam kavitas yang baru terbentuk melalui proses terjadinya abses
tersebut.
Etiologi
Penyebab utama terjadinya abses yaitu adanya benda asing yang
diikuti bakteri pyogenic. (Stapilococcus Spp, Esceriscia coli,
Streptokokkus beta haemoliticus
Spp,
Pseudomonas,
Mycobakteria, Pasteurella multocida, Corino bacteria,
Achinomicetes) dan juga bakteri yang bersifat obligat
anaerob (Bakteriodes
sp,
cClostridium,
peptostreptokokkus,fasobakterium).
Infeksi bisa menyebar, baik secara lokal maupun sistemik.
Penyebaran infeksi melalui aliran darah bisa menyebabkan sepsis.

Maka dari itu penanganan abses perlu sesegera mungkin (cito).


Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih
putih karena kulit diatasnya menipis.
Kemungkinan terbentuknya abses meningkat pada:
Adanya kotoran atau benda asing di daerah tempat
terjadinya infeksi
Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang
kurang
Individu dengan gangguan sistem kekebalan.
Individu dengan gangguan vaskular
Klinis
Terbentuk indurasi disertai reaksi inflamasi disekitarnya yang
lama-kelamaan terbentuk masa kistik dengan temperatur yang
lebih hangat dibandingkan jaringan sehat. Pada palpasi akan
didapatkan adanya fluktuasi sebagai akibat banyaknya
eksudat yang terbetuk.
Gejala sistemik yang terjadi bisa timbul demam yang berulang.
Gejalanya bisa timbul:
adanya masa
nyeri
teraba hangat
pembengkakan
kemerahan
Jika masih ragu, lakukan aspirasi dengan spuit berjarum besar di
daerah yang paling fluktuatif. Pada pemeriksaan laboratorium bisa
menunjukan penigkatan leukosit.
Terapi
Terapi utama adalah drainase sebagai kontrol sumber infeksi
(source control). Drainase dilakukan dengan menginsisi bagian
yang paling fluktuatif dan dinding yang paling tipis. Adakalanya
terbetuk septa-septa dalam satu abses sehingga diperlukan multiple
insisi. Pemberian antibiotik idealnya adalah sesuai dengan tes
kultur dan resistensi, namun mengingat hasil kultur setidaknya
membutuhkan waktu 3 hari, maka diberikan antibiotik broad
spectrum sesuai pola kuman penyebab terbanyak dan pola
resistensi yang berbeda di setiap daerah

Electrical Injury
Electrical injury atau luka akibat arus listrik Adalah
kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh arus listrik yang
melintasi tubuh. Dapat berupa kulit yang terbakar, kerusakan organ
internal dan jaringan. Mempengaruhi jantung berupa arrhythmias,
dan berhentinya pernapasan. Luka elektrik ringan dapat
ditimbulkan peralatan dirumah misalnya menyentuh peralatan yang
dialiri arus listrik sering dialami secara kebetulan dalam
rumah. Paparan yang lebih berat sering menimbulkan kematian
bahkan di AS sebagai penyebab 400 kematian dalam setahun.3
Sebagai ilustrasi (dari gambar) dapat dilihat betapa
mudahnya terjadi luka bakar akibat listrik tersebut, tidak hanya
dilingkungan kerja, bahkan dirumah tangga pada kegiatan seharihari dari anak-anak hingga orang tua.4
Luka yang disebabkan arus listrik yang fatal pada umumnya
bersifat kecelakaan, dimana jenis arus listrik bolak-balik (AC)
lebih sering sebagai penyebab kecelakaan, sedangkan kecelakaan
karena arus listrik searah (DC), lebih jarang dan pada umumnya
terjadi di pabrik-pabrik, seperti pabrik pemurnian logam dan
penyepuhan. 5
Manusia lebih sensitif, yaitu sekitar 4-6 kali terhadap arus listrik
bolak-balik bila dibandingkan dengan arus listrik yang searah. Bila
seseorang terkena arus listrik bolak-balik dengan intensitas 80 mA,

ia dapat mati; akan tetapi dengan arus listrik searah yang


intensitasnya 250 mA tidak akan berakibat kematian.
Pada eksperimen: manusia yang terkena arus listrik (AC) dengan
intensitas dibawah 25 mA atau arus listrik (DC) sekitar 25 80
mA, tidak akan menimbulkan efek apa-apa. Bila terkena arus
listrik (AC) dengan intensitas 25 80 mA atau arus listrik (DC)
sekitar 80 300 mA akan terjadi gangguan keasadaran dan
gangguan denyut jantung (fibrilasi ventrikel). Bila kekuatan arus
listrik melebihi 3 ampere, maka akan terjadi penghentian denyut
jantung (cardiac arrest).5

Faktor yang berperan pada Luka Akibat Arus Listrik 5, 6


Bila seseorang terkena arus listrik, maka kelainan yang
ditimbulkan akibat arus listrik tersebut tergantung dari lima faktor,
yaitu :
1.
Intensitas (I)
2.
Tegangan atau voltase (V)
Voltase yang rendah, yaitu sekitar 1000 volt lebih
sering menyebabkan kematian bila dibandingkan
dengan voltase yang lebih tinggi; misalnya 10.000 volt
malah tidak mematikan. Peralatan rumah tangga yang
menggunakanlistrik sebagai sumber energi, aman bila

3.

4.

5.

voltase dari peralatan tersebut maksimal sebesar 42


volt. Perbedaan Kematian orang yang terkena listrik
yang bertegangan rendah disebabkan karena terjadinya
fibrilasi ventrikel sedangkan mereka yang terkena arus
listrik bertegangan tinggi kematian biasanya karena
luka bakar / panas.
Tahanan (R)5
Besarnya tahanan pada manusia tergantun g dari
banyak sedikitnya air yang terdapat pada bagian tubuh.
Tahanan yang paling besar adalah kulit, keudian tulang,
lemak, saraf, otot, darah, dan yang paling rendah adalah
cairan tubuh. Dengan demikian dapat dimengerti
mengapa orang yang terkena arus listrik dalam bak
mandi berisi air kelainan (electric mark) bisa tidak
ditemukan.
Arah aliran5,6
Manusia dapat mati bila terkena arus listrik dengan
aliran arus listrik tersebut melintasi otak atau jantung;
misalnya arah aliran dari kepala ke kaki atau dari
lengan ke lengan. Hal tersebut dimanfaatkan pada
pelaksanaan hukuman mati di atas kursi listrik.
Waktu 5
Waktu lamanya seseorang kontak dengan benda yang
beraliran listrik menentukan kecepatan datangnya
kematian. Misalnya bila intensitas 70 300 mA
kematian terjadi dalam waktu 5 detik, sedangkan pada
intensitas 200 700 mA kematian akan terjadi dalam
waktu 1 detik.

Electric Mark5, 7
Electric mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat
dimana arus listrik masuk kedalam tubuh, dengan tegangan
listriknya rendah sampai sedang.
Electric mark berbentuk bundar atau oval, dengan bagian yang
datar dan rendah ditengah, yang dikelilingi oleh kulit yang
menimbul. Bagian tengah tersebut biasanya pucat dan kulit diluar
electric mark akan menunjukkan pelebaran pembuluh darah /
hiperemis bentuk serta ukuran electric mark tergantung bentuk dan
ukuran benda berarus listrik yang mengenai tubuh.
Joule Burn5, 7
Joule burn atau endogenous burn dapat terjadi bilamana kontak
antara tubuh dengan benda yang mengandung arus listrik cukup
lama, dengan demikian bagian tengah yang dangkal dan pucat pada
electric mark dapat menjadi hitam hangus terbakar.
Gambar : Luka bakar karena listrik 8
Extragenous Burn
Luka akibat arus listrik yang disebut exogenous burn dapat terjadi
bila tubuh manusia terkena benda yang berarus listrik dengan
tegangan tinggi, yang memang sudah mengandung panas; misalnya
diatas 330 Volt. Tubuh korban akan hangus terbakar dengan
kerusakan yang sangat berat, yang tidak jarang disertai dengan
patahnya tulang-tulang. 3, 5
Pertolongan Pertama
1. Jika memungkinkan untuk melepas kawat atau memindahkan
sumbu sekering tersebut, memadamkan atau mematikan

Utamakan Keselamatan Anak dengan menghindarkan


dari arus listrik dengan meletakkan tali listrik di luar
jangkauan anak-anak.

Ajar anak-anak tentang bahaya listrik.

Hindari resiko elektrik di rumah dan di tempat


kerja.Selalu mengikuti instruksi keselamatan pabrik
ketika penggunaan peralatan elektrik.

stop kontak terkadang hanya akan memadamkan alat


listrik tanpa memutuskan aliran listrik tersebut.
2. Minta bantuan medis.
3. Jika tidak dapat dipadamkan, segera gunakan objek yang tidak
menghantar listrik seperti sapu, kursi, permadani, atau
karet untuk mendorong korban menjauhi sumber listrik.
jangan menggunakan objek dari metal atau objek yang
basah. jangan mencoba menolong korban dengan
menyentuh langsung atau terlalu dekat dengan korban.
4. Setelah korban terlepas dari sumber arus listrik Segera periksa
jalan nafas, breathing dan sirkulasi. Jika sangat lemah
bermasalah atau berhenti segera perbaiki dan lakukan RJP
(resusitasi).
5. Jika terdapat luka bakar, segera lepaskan pakaian yang dapat
dilepas dari permukaan luka tersebut dan dinginkan pada
air mengalir sehingga nyeri berkurang, lakukan
pertolongan pertama pada luka bakar.
6. Bila korban tidak sadar, pucat dan menunjukkan tanda-tanda
shock, posisikan korban dengan kepala sedikit lebih
rendah dari badan dan kaki diangkat liputi dengan selimut
atau mantel agar tetap hangat.
7. Tetap dampingi korban hingga pertolongan medis datang
8. Electrical shock sering disertai trauma lain seperti, jatuh atau
terlempar yang menyebabkan cedera internal maupun
external. hindari menggerakkan korban bila tidak perlu
misalnya memeluk korban, menggerakan kepala korban
dan lain-lain apalagi bila dicurigai adanya cedera tulang
belakang maupun fraktur.
9. Jangan melakukan hal-hal berikut :
JANGAN sentuh korban dengan tangan telanjang
sewaktu korban masih terhubung dengan sumber listrik
" JANGAN memecahkan bula pada kulit korban yang
melepuh karena luka bakar.
" JANGAN mengoleskan es, mentega, obat salp,
pengobatan, kapas berbulu halus atau pakaian, atau
perban mudah lengket pada kulit yang terbakar.
" JANGAN sentuh kulit korban yang meninggal karena
terkena listrik.
"JANGAN memindahkan atau menggerakkan tubuh
korban kecuali diperlukan atau jika ada bahaya bila
tidak segera diposisikan.
Pencegahan: 4, 9

Orang tua harus menjaga anak-anak dengan selalu


mengutamakan keselamatan terhadap semua alat-alat
listrik yang digunakan dan menggunakan dengan benar.
Hindari penggunaan alat listrik pada kondisi basah.
Jangan pernah menyentuh peralatan elektrik saat
menyentuh kran atau pipa air dingin. (gambar 9)

LUKA BAKAR

Luka bakar adalah cedera pada jaringan


tubuh akibat panas, bahan kimia maupun arus listrik. Biasanya
bagian tubuh yang terbakar adalah kulit, tetapi luka bakar juga bisa
terjadi pada jaringan di bawah kulit, bahkan organ dalam pun bisa
mengalami luka bakar meskipun kulit tidak terbakar. 10 Luka bakar
yang dimaksud disini dibatasi pada efek lokal yang ditimbulkan
oleh panas yang kering (dry heat), dry heat disini misalnya
akibat api, elemen logam yang panas yang beraliran listrik dan
kontak dengan metal atau gelas yang panas. 5

Akibat luka bakar umumnya berupa:2

- kematian

- kontraktur

- akibat lain

Penyebab

Panas bukan merupakan satu-satunya


penyebab dari luka bakar, beberapa jenis bahan kimia dan arus
listrik juga bisa menyebabkan terjadinya luka bakar.10

Penyebab luka bakar di RSCM : 2

Api 56 %, air mendidih 40 %, listrik 3 %, kimia 1 %

Pada luka bakar listrik harus dibedakan :

- Akibat ledakan

- Akibat arus listrik, disini ada luka masuk dan luka


keluar yang kecil tetapi dalam.

Aliran listrik akan merangsang jaringan atau organ


yang dilalui, misalnya:2

1.
2.
3.
4.

- Otot

Otot yang teraliri listrik akan kontraksi :


telapak tangan tidak melepaskan kabel, diafragma akan
lumpuh sehingga penderita berhenti bernafas bila
berkepanjangan akan terjadi hipoksia.
- Jantung

Terjadi fibrilasi sampai cardiac arrest dan


asidosis. Pada resusitasi harus diberi Bikarbonas
Natricus.
- Tulang

Akibat tulang yang dialiri menjadi panas,


otot disekitarnya akan terbakar. Mioglobin akan
keluar melalui urin dan urin berwarna coklat hitam.
Diagnosis
Kelainan yang ditimbulkan atau derajat kerusakan pada
tubuh yang terbakar dipengaruhi oleh perbagai faktor,
yaitu intensitas sumber dan lamanya kontak dengan
tubuh, serta pakaian yang dipakai korban. Kerusakan
yang diakibatkan pun beraneka ragam mulai dari yang
ringan berupa rasa nyeri dan kulit berwarna merah,
sampai tubuh terbakar hangus.5
Diagnosis luka bakar dtegakkan berdasarkan :2
Kedalaman
Luas
Penyebab
Lokasi

a.
b.

1.
2.
3.
4.

Kedalaman Luka Bakar

Derajat 1 (First-degree burn)

Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis.


Ditandai dengan kemerahan dan stelah 24
jam timbul gelembung yang kemudian kulit
mengelupas. Kulit sembuh tanpa cacat.2, 11

Symptoms
Redness (kemerahan)
Swelling (bengkak)
Pain (sakit)
Peeling skin (agak terkelupas)
Shock (pale, clammy skin, weakness, bluish lips and
finger nails)
White or charred skin
Derajat 2 (Second Degree Burns)

Terjadinya kerusakan sebagian dermis.


Ditandai dengan timbulnya bullae. Dalam
fase penyembuhan akan tampak daerah
bintik-bintik biru dari kelenjar sebacea dan
akar rambut.2

Derajat 2 dibagi menjadi :2


Superfisial : akan sembuh dalam 2 minggu
Dalam : penyembuhan melalui jaringan granulasi tipis
dan sempit akan ditutupi oleh epitel yang berasal dari
dasar luka selain dari tepi luka.

Symptoms 12
Redness
Swelling
Pain
Peeling skin

Tabel : perbedaan luka bakar derajat 2 dan 3 2

5.
6.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Shock (pale, clammy skin, weakness, bluish lips and


finger nails)
White or charred skin

Derajat 3 (Third Degree Burns)

Symptoms 13
Redness
Swelling
Pain
Peeling skin
Shock (pale, clammy skin, weakness, bluish lips and
finger nails)
White or charred skin

Kerusakan seluruh lapisan dermis atau lebih


dalam. Tampak epitel terkelupas dan, daerah
putih karena koagulasi protein dermis.
Dermis yang terbakar kemudian mengering
dan menciut, disebut eskar. Bila eskar
melingkar akan menekan arteri, vena dan
saraf perifer, yang pertama tertekan biasanya
saraf dengan gejala rasa kesemutan. Sayatan
longitudinal lapisan dermis dan tanpa
memotong vena akan membebaskan
penekanan dan tanpa perdarahan yang
berarti.13

Setelah minggu kedua eskar mulai lepas


karena lesi diperbatasan dengan jaringan
sehat kenudian tampak jaringan granulasi
dan memerlukan penutupan dengan skin
graft. Bila granulasi dibiarkan, akan
menebal dan berakhir dengan jaringan parut
yang tebal menyempit. Keadaan ini disebut
kontraktur.13

Perbed
aan
Penyeb
ab

Bila
epitel
lepas
warna
kulit
Rasa
sakit
Penyer
apan
warna
Penye
mbuha
n

Derajat 2

Suhu
dan
kontak sedang

Merah

Suhu
lebih
tinggi
atau
kontak lebih
lama
Putih pucat

Tidak sakit

+++

Superfisial 2-3 mgg


Dalam 3-4 mgg

Melalui
jaringan
granulasi.

lama

Derajat 3

Luas luka bakar


Perhitungan luas luka bakar berdasarkan rule of nines dari Wallace:2
- Kepala, leher 9 %
- Lengan, tangan 2 x 9 %
- Paha, betis, kaki 4 x 9 %
- Dada, perut, punggung, bokong 4 x 9 %
- Genitalia 1 %
Penatalaksanaan
Pre Hospital 14

seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk mencari air. Hal ini akan sebaliknya akan
memperbesar kobaran api karena tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah hentinkan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu
agar api segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan untuk memadamkan apinya.

nya terlebih dahulu.


1.
2.
3.

Hospital 14
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek Airway, breathing dan circulation-

Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya
trauma inhalasi antara lain adalah: riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang
hitam.
Breathing - eschar yang melingkari dada dapat menghambat gerakan dada untuk bernapas, segera lakukan escharotomi. Periksa juga
apakah ada trauma-trauma lain yang dapat menghambat gerakan pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur
costae
Circulation - luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema. pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok
hipovolumik karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan Formula Baxter.

1.
2.

Formula Baxter 14

Total cairan = 4cc x berat badan x luas luka bakar


Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama, dan sisanya dalam 16 jam berikutnya

Sekitar 85% luka bakar bersifat ringan dan penderitanya tidak perlu dirawat di rumah sakit. Untuk membantu
menghentikan luka bakar dan mencegah luka lebih lanjut, sebaiknya lepaskan semua pakaian penderita 15 Kulit segera dibersihkan dari bahan
kimia (termasuk asam, basa dan senyawa organik) dengan mengguyurnya dengan air. Jika daerah yang terluka telah benar-benar bersih, maka
dioleskan krim antibiotik (misalnya perak sulfadiazin). 14

Penderita perlu dirawat di rumah sakit jika :

luka bakar mengenai wajah, tangan, alat kelamin atau kaki.

penderita akan mengalami kesulitan dalam merawat lukanya secara baik dan benar di rumah.

penderita berumur kurang dari 2 tahun atau lebih dari 70 tahun.

terjadi luka bakar pada organ dalam.

Komplikasi 10

Jaringan yang terbakar bisa mati. jika jaringan mengalami kerusakan akibat luka bakar, maka cairan akan merembes dari
pembuluh darah dan menyebabkan pembengkakan. Pada luka bakar yang luas, kehilangan sejumlah besar cairan karena perembesan tersebut bisa
menyebabkan terjadinya syok. tekanan darah sangat rendah sehingga darah yang mengalir ke otak dan organ lainnya sangat sedikit. 10

Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi

bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit, meskipun demikian hal ini dapat terjadi tanpa bukti sisi entri dan ini biasanya terjadi pada
ekstrimitas bawah (Tucker, 1998 : 633).
2.2 Klasifikasi

Menurut Berini, et al (1999) selulitis dapat digolongkan menjadi:

2.2.1 Selulitis Sirkumskripta Serous Akut

Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia fasial, yang tidak jelas batasnya. Infeksi bakteri

mengandung serous, konsistensinya sangat lunak dan spongius. Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau spasia yang terlibat.
2.2.1 Selulitis Sirkumskripta Supurartif Akut

Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut, hanya infeksi bakteri tersebut juga mengandung

suppurasi yang purulen. Penamaan berdasarkan spasia yang dikenainya. Jika terbentuk eksudat yang purulen, mengindikasikan tubuh bertendensi
membatasi penyebaran infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengontrol infeksi.
2.2.1.1 Selulitis Difus Akut

Dibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu:

2.2.1.1.1 Ludwigs Angina

2.2.1.1.2 Selulitis yang berasal dari inframylohyoid

2.2.1.1.3 Selulitis Senators Difus Peripharingeal

2.2.1.1.4 Selulitis Fasialis Difus

2.2.1.1.5 Fascitis Necrotizing dan gambaran atypical lainnya


2.2.1.2 Selulitis Kronis

Selulitis kronis adalah suatu proses infeksi yang berjalan lambat karena terbatasnya virulensi bakteri yang berasal dari

fokus gigi. Biasanya terjadi pada pasien dengan selulitis sirkumskripta yang tidak mendapatkan perawatan yangadekuat atau tanpa drainase.
2.2.1.3 Selulitis Difus yang Sering Dijumpai

Selulitis difus yang paling sering dijumpai adalahPhlegmone / Angina Ludwigs . Angina Ludwigs merupakan suatu

selulitis difus yang mengenai spasia sublingual, submental dan submandibular bilateral, kadang-kadang sampai mengenai spasia pharingeal
(Berini, Bresco & Gray, 1999 ; Topazian, 2002).

Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali bilateral, tetapi bila hanya mengenai satu sisi/ unilateral disebut

Pseudophlegmon.

2.3

Etiologi

Etiologinya berasal dari bakteri Streptococcus sp. Mikroorganisme lainnya negatif anaerob seperti Prevotella,

Porphyromona dan Fusobacterium (Berini, et al, 1999). Infeksi odontogenik pada umumnya merupakan infeksi campuran dari berbagai macam
bakteri, baik bakteri aerob maupun anaerob mempunyai fungsi yang sinergis (Peterson,2003).

Infeksi Primer selulitis dapat berupa perluasan infeksi/abses periapikal, osteomyielitis dan perikoronitis yang dihubungkan

dengan erupsi gigi molar tiga rahang bawah, ekstraksi gigi yang mengalami infeksi periapikal/perikoronal, penyuntikan dengan menggunakan
jarum yang tidak steril, infeksi kelenjar ludah (Sialodenitis), fraktur compound maksila / mandibula, laserasi mukosa lunak mulut serta infeksi
sekunder darioral malignancy.

Penyebab dari selulitis menurut Isselbacher ( 1999;634 ) adalah bakteri streptokokus grup A, streptokokus piogenes dan

stapilokokus aureus.

2.4

Manifestasi Klinik

Menurut Mansjoer (2000:82) manifestasi klinis selulitis adalah Kerusakan kronik pada kulit sistem vena dan limfatik pada

kedua ekstrimitas, kelainan kulit berupa infiltrat difus subkutan, eritema local, nyeri yang cepat menyebar dan infitratif ke jaringan dibawahnya,
Bengkak, merah dan hangat nyeri tekan, Supurasi dan lekositosis.

2.5

Patofisiologi

Patofisiologi menurut Isselbacher (1999; 634) yaitu :

Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan,

penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang kencing manis yang
pengobatannya tidak adekuat. Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan system vena dan limfatik pada kedua ektrimitas atas dan bawah. Pada
pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristik hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia. Selulitis yang tidak berkomplikasi paling
sering disebabkan oleh streptokokus grup A, sterptokokus lain atau staphilokokus aureus, kecuali jika luka yang terkait berkembang bakterimia,
etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk absses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi
diperlukan. Meskipun etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan anaerob
yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram pus menunjukkan adanya organisme campuran. Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi.
Lesi ini dangkal dan berindurasi dan dapat mengalami super infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil perubahan
peradangan benda asing, nekrosis, dan infeksi derajat rendah

2.6

Pathway

Apendisitis Pengertian dan Penatalaksanaan

Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen,
penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001).Apendisitis adalah kondisi di mana
infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus
memerlukan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka
kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur.
(Anonim, Apendisitis, 2007)

Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa
mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan
saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu
besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus
lainnya. Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim,
Apendisitis, 2007)Apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu/apendiks ( Anonim, Apendisitis, 2007)

Klasifikasi

Klasifikasi apendisitis terbagi atas 2 yakni : Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau
segmentalis, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah
bertumpuk
nanah.
Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul striktur
lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.

Anatomi dan Fisiologi Appendiks merupakan organ yang kecil dan vestigial (organ yang tidak berfungsi) yang
melekat sepertiga jari.

Letak apendiks.

Appendiks terletak di ujung sakrum kira-kira 2 cm di bawah anterior ileo saekum, bermuara di bagian
posterior dan medial dari saekum. Pada pertemuan ketiga taenia yaitu: taenia anterior, medial dan posterior.
Secara klinik appendiks terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3 tengah garis yang menghubungkan
sias kanan dengan pusat.

Ukuran dan isi apendiks.Panjang apendiks rata-rata 6 9 cm. Lebar 0,3 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat
basa mengandung amilase dan musin.

Posisi apendiks.Laterosekal: di lateral kolon asendens. Di daerah inguinal: membelok ke arah di dinding
abdomen. Pelvis minor.

Etiologi

Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun terdapat banyak sekali faktor
pencetus terjadinya penyakit ini. Diantaranya obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi pada
lumen apendiks ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras ( fekalit), hipeplasia
jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur. Namun yang
paling sering menyebabkan obstruksi lumen apendiks adalah fekalit dan hiperplasia jaringan limfoid. (Irga,
2007)

Patofisiologi

Apendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat kemungkinan oleh fekolit
(massa keras dari faeces) atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal,
menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam terlokalisasi
dalam kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terinflamasi berisi pus.

Manifestasi Klinik

Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari : Mual, muntah dan nyeri yang hebat di
perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar,
lalu timbul mual dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan
bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini
dilepaskan,
nyeri
bisa
bertambah
tajam.
Demam
bisa
mencapai
37,8-38,8
Celsius.
Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut. Pada orang tua dan wanita
hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu
pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok. (Anonim,
Apendisitis, 2007)

Pemeriksaan diagnostik

Untuk menegakkan diagnosa pada apendisitis didasarkan atas anamnese ditambah dengan pemeriksaan
laboratorium
serta
pemeriksaan
penunjang
lainnya.
Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah: Nyeri mula-mula di
epigastrium (nyeri viseral) yang beberapa waktu kemudian menjalar ke perut kanan bawah. Muntah oleh
karena
nyeri
viseral.
Panas
(karena
kuman
yang
menetap
di
dinding
usus).
Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan
pergerakan, di perut terasa nyeri.

Pemeriksaan yang lain Lokalisasi.

Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut, tetapi paling terasa nyeri pada daerah
titik Mc. Burney. Jika sudah infiltrat, lokal infeksi juga terjadi jika orang dapat menahan sakit, dan kita akan
merasakan seperti ada tumor di titik Mc. Burney.

Test rektal.

Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa nyeri pada daerah prolitotomi.

Pemeriksaan laboratorium Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap
mikroorganisme yang menyerang. Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi
lagi. Hb (hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat.
Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal. Pemeriksaan radiologi Pada foto tidak dapat
menolong untuk menegakkan diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala
dapat ditemukan gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan
cairan. Kadang ada fecolit (sumbatan). Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam
diafragma.

Penatalaksanaan

Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV diberikan
sampai pembedahan dilakukan. analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Apendektomi
(pembedahan untuk mengangkat apendiks) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko
perforasi.Apendektomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal dengan insisi abdomen bawah
atau dengan laparoskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif.

Apendektomi Insidental dilakukan secara selektif untuk penderita resiko tinggi terjadinya apendisitis atau
nyeri perut kuadran kanan bawah. Tujuan dari apendektomi insidental adalah untuk tindakan profilaksis.

Hernia : protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga yang bersangkutan

Hernia terdiri atas

Hernia menurut letak

: cincin, kantong, isi


: inguinal, diafragma, umbilikal, femoral, dll

Menurut sifat nya

: reponibel dan ireponibel

Hernia akreta

: Perlekatan isi kantong pada peritoneum

Hernia inkarserata
dan vaskularisasi

: Hernia yang isinya terjepit oleh cincin gangguan pasase

Hernia Richter

: strangulasi hanya terjadi pada sebagian dinding

Bisa ditemukan ileus obstruksi parsial / total

Hernia eksterna
atau perineum

: hernia yg menonjol ke luar melalui dinding perut, pinggang

Hernia interna : tonjolan usus tanpa kantung hernia melalui suatu lubang dalam
rongga perut seperti foramen Winslow, resesus retrosekal, atau defek pada
mesenterium

Hernia insipiens
: hernia indirek yang berada di kanalis inguinalis yang
ujungnya tidak keluar di anulus eksternus

Sliding Hernia : hernia yang sebagian dinding kantongnya terbentuk dari organ isi
hernia

Hernia epigastrika
: hernia yang menonjol melalui defek pada linea alba, kranial
dari umbilikus

Hernia Spieghel: hernia yang muncul melalui tempat lemah di antara tepi lateral
m.rektus abdominis dengan linea semisirkularis

Hernia lumbalis : menempati dinding perut bagian lateral, mis hernia sikatriks pd bekas
luka operasi ginjal, hernia di trigonum lumbale inferior Petit, dan trigonum
superior Grinjfelt.

Hernia sikatriks : disebut juga hernia insisional. Trjd pada bekas luka laparotomi.

Hernia obturatoria

: hernia yang melalui foramen obturatorium

Hernia difragmatika

: hernia yang melalui foramen Bochdalek di diafragma

Hernia Littre

Hernia inguinalis

: hernia yang isinya adalah diverticulum Meckel

Indirek/lateralis
: keluar dr rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang
terletak lateral dari vasa epigastrika inferior, keluar di anulus inguinalis eksternus, berlanjut ke
skrotum, kantong berada di dalam m.kremaster, terletak anteromedial thd vas deferens dan
struktur lain dalam tali sperma
Direk / medialis
: menonjol ke depan melalui trigonum Hasselbach (Inferior :
ligamentum inguinale, lateral : vasa epigastrika, medial : tepi m.rektus abdominis), dasarnya
terbentuk oleh fascia transversalis yg diperkuat aponeurosis m.transversus abdominis

Tiga mekanisme pencegahan hernia pada orang normal

Kanalis inguinalis berjalan miring


Adanya struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika
berkontraksi
Adanya fascia transversalis yang menutupi trigonum Hasselbach

Prosesus vaginalis yang terbuka


Peninggian tekanan intraabdominal
Kelemahan otot dinding perut karena usia

Penyebab terjadinya hernia

Tata laksana

Konservatif
o Reposisi + penyangga, tidak boleh dilakukan pada inkarserata, kecuali pada anak,
dilakukan scr bimanual
o Pada anak cincin hernia lebih elastis, gunakan kompres es dan sedasi
Operatif
o Herniotomi
: pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan
isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit
setinggi-tingginya lalu dipotong
o Hernioplasti
:

Bassini
: tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dengan
jahitan terputus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis dengan
menjahit conjoint tendon ke ligamentum inguinale.

Lichenstein
: tension free, dengan menggunakan mesh

Lapisan Dinding Abdomen Ventrolat

Fascia superficialis

o Fascia Camper banyak jaringan lemak


o Fascia Scarpa
Otot
o M. Obliquus externus abdominis
o M. Obliquus internus abdominis
o M. Transversus abdominis
o M. Rectus abdominis
Ketiga otot pipih memiliki aponeurosis, yang membentuk vagina musculi recti abdominis, yang
terdiri atas
o Lamina anterior
o Lamina posterior
Fascia Transversalis
Lemak ekstraperitoneal
Peritoneum

Anda mungkin juga menyukai