Kepmen 217 2002
Kepmen 217 2002
PERMUKIMAN
DAN
PRASARANA
WILAYAH
D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R U M A H A N D A N P E R M U KI M A N
Jalan Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta 12110 Telepon: 72797023 s.d 72797027 Fax. 7232373
Nomor
: UM.01.11-DM/372
Lampiran :
Kepada Yth.
1. Ketua/ Ketua Komisi DPR RI
2. Para Menteri Kabinet Gotong Royong, RI
3. Para Anggota BKP4N
4. Para Ketua DPRD Provinsi
5. Para Gubernur Provinsi
6. Para Ketua DPRD Kabupaten/Kota
7. Para Bupati/Walikota
di
TEMPAT
Perihal :
Dengan hormat,
Dalam rangka mendukung pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi program dalam
penyelenggaraan perumahan dan permukiman bagi Instansi terkait, bersama ini kami
sampaikan Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah selaku Ketua Badan
Kebijaksanaan Dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional
(BKP4N) Nomor 217/KPTS/M/2002 tanggal 13 Mei 2002 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP).
Selanjutnya KSNPP ini mohon kiranya dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk
penyiapan pengaturan dan rencana program penyelenggaraan perumahan dan permukiman
yang terkoordinasi baik di Pusat maupun di Daerah sesuai kondisi dan potensi setempat.
Demikian dan atas perhatiannya kami menyampaikan terima kasih.
Direktur Jenderal
Perumahan Dan Permukiman
BAGIAN PERTAMA
Keputusan Menteri
Permukiman dan Prasarana Wilayah
selaku
Ketua Badan Kebijakan dan Pengendalian
Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional
(BKP4N)
Nomor : 217/KPTS/M/2002
Tanggal : 13 Mei 2002
tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional
Perumahan dan Permukiman
(KSNPP)
KEPUTUSAN MENTERI
PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
SELAKU
KETUA BADAN KEBIJAKSANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN NASIONAL (BKP4N)
NOMOR : 217/KPTS/M/2002
TENTANG
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
(KSNPP)
MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
SELAKU
KETUA BKP4N
Menimbang :
a.
b.
c.
Mengingat :
1.
2.
Kepmen Kimpraswil
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Memperhatikan :
ii
1.
2.
3.
Kepmen Kimpraswil
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH SELAKU KETUA
BKP4N TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PERUMAHAN
DAN
PERMUKIMAN.
Pertama :
1.
2.
Kedua :
Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP) digunakan
sebagai pedoman untuk penyiapan pengaturan dan rencana penyelenggaraan
perumahan dan permukiman baik di Pusat maupun di Daerah sesuai kondisi dan
potensi setempat.
Ketiga :
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan Menteri ini akan diatur lebih
lanjut sesuai kesepakatan dalam sidang BKP4N.
Keempat :
Dengan berlakunya Keputusan Menteri ini maka :
1.
2.
Kelima :
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional
iii
Kepmen Kimpraswil
Perumahan dan Permukiman, dibebankan kepada alokasi anggaran sesuai dengan
bidang, sektor dan program dari masing - masing instansi pusat maupun daerah
yang terkait.
Keenam :
1.
Ketujuh :
1.
2.
DITETAPKAN DI
PADA TANGGAL
:
:
J A KA R TA
13 Mei 2002
MENTERI
PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
SELAKU KETUA
BADAN KEBIJAKSANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN NASIONAL
SOENARNO
BAGIAN KEDUA
Kebijakan dan Strategi Nasional
Perumahan dan Permukiman
(KSNPP)
Daftar Isi
BAB
I.
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
BAB
II.
III.
B.
C.
D.
IV.
B.
C.
V.
VI.
8
9
10
10
11
12
13
17
19
BAB
BAB
4
5
BAB
Visi........................................................................
Misi.......................................................................
BAB
1
2
2
2
.BAB
Latar Belakang..........................................................
Maksud...................................................................
Tujuan....................................................................
Landasan Hukum........................................................
20
25
30
VII. PENUTUP.............................................................
35
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perumahan dan permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia, juga mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam perannya sebagai
pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan peningkatan kualitas
generasi yang akan datang, serta merupakan pengejawantahan jati diri.
Terwujudnya kesejahteraan rakyat dapat ditandai dengan meningkatnya kualitas
kehidupan yang layak dan bermartabat, antara lain melalui pemenuhan
kebutuhan papannya. Dengan demikian upaya menempatkan bidang perumahan
dan permukiman sebagai salah satu sektor prioritas dalam pembangunan manusia
Indonesia yang seutuhnya adalah sangat strategis.
Persoalan perumahan dan permukiman di Indonesia sesungguhnya tidak terlepas
dari dinamika yang terjadi dalam kehidupan masyarakat maupun kebijakan
pemerintah di dalam mengelola perumahan dan permukiman. Penyusunan
arahan untuk penyelenggaraan perumahan dan permukiman, sesungguhnya
secara lebih komprehensif telah dilakukan sejak Pelita V dalam bentuk
Kebijaksanaan dan Strategi Nasional Perumahan, namun penekanannya masih
terbatas kepada aspek perumahan saja. Dalam perjalanannya, acuan tersebut
dirasakan kurang sesuai lagi dengan berbagai perkembangan permasalahan yang
semakin kompleks, sehingga diperlukan pengaturan dan penanganan perumahan
dan permukiman yang lebih terintegrasi. Sehingga untuk itu perlu disusun suatu
kebijakan dan strategi baru yang cakupannya dapat meliputi bidang perumahan
dan permukiman sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Pendahuluan
Berangkat dari pertimbangan tersebut dan berlandaskan kepada UU No. 4 Tahun
1992 maka telah dikeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan
Permukiman Tahun 1999, sebagai acuan pokok di dalam penyelenggaraan bidang
perumahan dan permukiman. Selanjutnya, seiring dengan perkembangan sosial
politik yang ada dan tuntutan reformasi serta perubahan paradigma
penyelenggaraan pembangunan nasional, dan dalam upaya menjawab tantangan
serta agenda bidang perumahan dan permukiman ke depan, maka dipandang
perlu untuk menyempurnakan Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan
Permukiman yang ada tersebut.
B.
Maksud
Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP) ini
dimaksudkan sebagai pedoman
di dalam penyusunan kebijakan teknis,
perencanaan, pemrograman, dan kegiatan yang berada dan atau terkait di dalam
penyelenggaraan perumahan dan permukiman, baik di lingkungan Departemen,
Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah, maupun bagi
Masyarakat dan Dunia Usaha.
C. Tujuan
Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman sebagaimana
dimaksud di atas bertujuan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan
sektor perumahan dan permukiman melalui peningkatan keterpaduan yang
efektif di dalam penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan kegiatan secara
keseluruhan, baik di lingkungan Departemen, Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Pemerintah Daerah, maupun oleh Masyarakat dan Dunia Usaha.
D. Landasan Hukum
1.
Arah Kebijakan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Pengaturan Teknis
a.
b.
2
Pendahuluan
c.
d.
e.
F.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
BAB II
Visi dan misi penyelenggaraan perumahan dan permukiman didasarkan pada kondisi
yang diharapkan secara realistis ideal, dengan memperhatikan kondisi yang ada,
potensi kapasitas yang ditumbuhkembangkan, dan sistem nilai yang melandasi
hakekat perumahan dan permukiman bagi kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan
ekonomi, serta dalam kerangka tujuan pembangunan berkelanjutan.
A.
Visi
Perumahan dan permukiman merupakan salah satu sektor yang strategis dalam
upaya membangun manusia Indonesia yang seutuhnya. Selain sebagai salah satu
kebutuhan dasar manusia, perumahan dan permukiman, papan juga berfungsi
strategis di dalam mendukung terselenggaranya
pendidikan keluarga,
persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi akan datang yang berjati
diri. Karenanya, pada tempatnyalah bila Visi penyelenggaraan perumahan dan
permukiman diarahkan untuk mengusahakan dan mendorong terwujudnya
kondisi setiap orang atau keluarga di Indonesia yang mampu bertanggung jawab
di dalam memenuhi kebutuhan perumahannya yang layak dan terjangkau di
dalam lingkungan permukiman yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan
guna mendukung terwujudnya masyarakat dan lingkungan yang berjati diri,
mandiri, dan produktif. Untuk selanjutnya Visi yang ditetapkan hingga tahun
2020 di dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman adalah:
Setiap orang (KK) Indonesia mampu memenuhi kebutuhan rumah yang layak
dan terjangkau pada lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan
berkelanjutan dalam upaya terbentuknya masyarakat yang berjatidiri,
mandiri, dan produktif.
Misi
Kemampuan pemerintah untuk menyelenggarakan pemenuhan kebutuhan
perumahan dan permukiman relatif sangat terbatas. Sementara itu walaupun
masalah perumahan merupakan tanggung jawab bersama, namun kewajiban
untuk pemenuhan kebutuhan rumah tersebut pada hakekatnya merupakan
tanggungjawab individual. Oleh karenanya sumber daya dan potensi masyarakat
perlu ditumbuhkembangkan untuk dapat memenuhi kebutuhan perumahan dan
permukimannya secara mandiri, dengan didukung oleh upaya pemerintah
melalui penciptaan iklim yang kondusif. Gambaran yang ada tentang
ketidakmampuan masyarakat untuk mewujudkan perumahannya lebih sering
dikarenakan iklim yang ada belum secara optimal memberikan ruang,
kesempatan dan peluang yang memadai bagi masyarakat untuk mengembangkan
kapasitasnya.
Dengan mengacu kepada hakekat bahwa keberadaan rumah akan sangat
menentukan kualitas masyarakat dan lingkungannya di masa depan, serta prinsip
pemenuhan kebutuhan akan perumahan adalah merupakan tanggung jawab
masyarakat sendiri, maka penempatan masyarakat sebagai pelaku utama
dengan strategi pemberdayaan merupakan upaya yang sangat strategis. Sehingga
Misi yang harus dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Visi penyelenggaraan
perumahan dan permukiman, adalah sebagai berikut :
1.
2.
Dengan pernyataan Misi tersebut jelas bahwa pemerintah harus lebih berperan
sebagai fasilitator dan pendorong dalam upaya pemberdayaan bagi
berlangsungnya seluruh rangkaian proses penyelenggaraan perumahan dan
permukiman. Dalam upaya pelaksanaan Misi tersebut, seluruh program dan
kegiatan penyelenggaraan perumahan dan permukiman dititikberatkan untuk
dapat mencapai sasaran antara lain sebagai berikut :
1.
2.
Pendekatan Penyelenggaraan
BAB III
PENDEKATAN PENYELENGGARAAN
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Untuk mencapai Visi yang diharapkan dan menjalankan Misi yang diemban,
penyelenggaraan perumahan dan permukiman harus dilaksanakan sebagai satu
kesatuan sistem, yang pelaksanaannya dapat dengan memanfaatkan berbagai
pendekatan yang relevan secara efektif, dan yang implementasinya agar dapat
disesuaikan berdasarkan kondisi lokal yang ada, yaitu:
A.
Pendekatan Penyelenggaraan
Pembangunan perumahan dan permukiman, yang memanfaatkan ruang terbesar
dari kawasan baik di perkotaan maupun di perdesaan, merupakan kegiatan yang
bersifat menerus. Karenanya pengelolaan pembangunan perumahan dan
permukiman harus senantiasa memperhatikan ketersediaan sumber daya
pendukung serta dampak akibat pembangunan tersebut. Dukungan sumber daya
yang memadai, baik yang utama maupun penunjang diperlukan agar
pembangunan dapat dilakukan secara berkelanjutan, disamping dampak
pembangunan perumahan dan permukiman terhadap kelestarian lingkungan
serta keseimbangan daya dukung lingkungannya yang harus senantiasa
dipertimbangkan. Kesadaran tersebut harus dimulai sejak tahap perencanaan
dan perancangan, pembangunan, sampai dengan tahap pengelolaan dan
pengembangannya, agar arah perkembangannya tetap selaras dengan prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Dalam kerangka itu penyelenggaraan perumahan dan permukiman ingin
menggarisbawahi bahwa permasalahannya selain menyangkut fisik perumahan
dan permukiman juga terkait dengan penataan ruang. Di dalamnya termasuk
pengadaan prasarana dan sarana lingkungan, serta utilitas umum untuk
menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini diperlukan agar dapat
mendorong terwujudnya keseimbangan antara pembangunan di perkotaan dan
perdesaan, serta perkembangan yang terjadi dapat tumbuh secara selaras dan
saling mendukung. Dengan keseimbangan tersebut diharapkan perkembangan
ruang-ruang permukiman responsif yang ada akan dapat ikut mengendalikan
terjadinya migrasi penduduk.
Oleh karenanya, ke depan diperlukan
pengembangan perencanaan dan perancangan, serta pembangunan perumahan
dan permukiman yang kontributif terhadap pencapaian penataan ruang yang
disusun secara transparan dan partisipatif serta memberdayakan masyarakat
sebagai pelaku utama. Dengan demikian diharapkan akan terwujud permukiman
yang dapat mendukung perikehidupan dan penghidupan penghuninya, baik di
kawasan perkotaan, kawasan perdesaan, maupun kawasan-kawasan tertentu
lainnya.
B.
Pendekatan Penyelenggaraan
pembatasan campur tangan pemerintah dalam penanganan persoalan lokal
melalui penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang terdesentralisasi.
Dalam kerangka desentralisasi, penyelenggaraan perumahan dan permukiman
tidak dapat terlepas dari agenda pelaksanaan tata pemerintahan yang baik di
tingkat lokal, yaitu yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip partisipasi,
transparansi, akuntabilitas, profesionalisme, kesetaraan, daya tanggap,
wawasan kedepan, pengawasan, penegakan hukum, serta efisiensi dan
efektivitas.
C.
D.
10
BAB IV
11
12
Isu lingkungan
Isu lingkungan pada kawasan perumahan dan permukiman umumnya
muncul karena dipicu oleh tingkat urbanisasi dan industrialisasi yang tinggi,
serta dampak pemanfaatan sumber daya dan teknologi yang kurang
terkendali. Kelangkaan prasarana dan sarana dasar, ketidakmampuan
memelihara dan memperbaiki lingkungan permukiman yang ada, dan
masih rendahnya kualitas permukiman baik secara fungsional, lingkungan,
maupun visual wujud lingkungan, merupakan isu utama bagi upaya
menciptakan lingkungan permukiman yang sehat, aman, harmonis dan
berkelanjutan. Isu tersebut juga menjadi lebih berkembang dikaitkan
dengan belum diterapkannya secara optimal pencapaian standar pelayanan
minimal perumahan dan permukiman yang berbasis indeks pembangunan
berkelanjutan di masing-masing daerah.
3.
13
2.
b.
Belum mantapnya pelayanan dan akses terhadap hak atas tanah untuk
perumahan, khususnya bagi kelompok masyarakat miskin dan
berpendapatan rendah. Kapasitas pemerintah daerah juga masih
relatif terbatas untuk dapat melaksanakan secara efektif
penyelenggaraan administrasi pertanahan yang memadai, yang dapat
menjamin kecukupan persediaan lahan, yang dapat mengembangkan
pasar lahan secara efisien dan pemanfaatan lahan yang berkelanjutan,
yang dapat mengurangi hambatan hukum dan sosial terhadap akses
yang adil dan seimbang kepada lahan, terutama bagi penduduk yang
difabel, perempuan, dan kelompok yang rentan, dan yang mampu
memfasilitasi akses kepada lahan dan keamanan status kepemilikan
bagi seluruh kelompok masyarakat.
c.
14
3.
b.
c.
b.
15
16
Tantangan
BAB V
A.
2.
17
Tantangan
sangat berpotensi di dalam menggerakkan roda ekonomi dan upaya
penciptaan lapangan kerja produktif. Sebaliknya kegiatan industripun
semestinya dapat dilihat sebagai titik tolak untuk menangani permasalahan
perumahan dan permukiman, terutama di kawasan-kawasan yang
berkembang sebagai sentra atau koridor industri. Produktivitas dan
efisiensi industri seyogyanya juga dapat ditingkatkan secara seimbang dan
selaras dengan penanganan permasalahan perumahan dan permukiman
bagi para pekerja industri.
3.
Tantangan
B.
19
BAB VI
Kebijakan nasional yang dirumuskan terdiri atas 3 (tiga) struktur pokok, yaitu
berkaitan dengan kelembagaan, pemenuhan kebutuhan perumahan, dan pencapaian
kualitas permukiman. Sedangkan strategi untuk melaksanakan kebijakan dirumuskan
terutama untuk dapat mencapai secara signifikan substansi strategis dari masingmasing kebijakan.
20
21
23
b.
B.
25
27
29
C.
30
31
2.
3.
33
Penutup
BAB VII
PENUTUP
35