Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Para ahli filsafat kuno, terutama Aristoteles dan Paracelcus pada zaman purba

telah mendapat kesimpulan bahwa”semua hewan dan tumbuhan walaupun tampaknya

sangat rumit terdiri atas beberapa unsur yang selalu terdapat kembali dalam tiap

makhluk itu”. Dengan adanya kesimpulan itu, beberapa abad kemudian ditemukan

sebuah sel tunggal dengan menggunakan alat pembesar yang disebut dengan

mikroskop.

Pada tahun 1950, kakak beradik pembuat kaca mata yang berasal dari Belanda

bernama Zachary dan Fransis Jassen, menemukan pemakaian 2 buah lensa cembung

dalam sebuah tabung. Penemuan ini dapat dikatakan sebagai prototipe mikroskop.

Tahun 1610 Galileo dengan kombinasi beberapa lensa yang dipasang dalam sebuah

tabung timah untuk pertama kalinya berhasil menggunakannya sebagai sebuah

mikroskop sederhana.

Pada tahun 1632-1723, Antony van Leeuwenhoek dapat membuat lensa-lensa

dengan pembesaran yang memuaskan untuk melihat benda-benda kecil. Walaupun

demikian terdapat keterbatasan kemampuan sebuah mikroskop dalam daya urainya

(Subowo, 1989).

Dalam menggunakan sebuah mikroskop, perlu mengetahui cara penggunaan

mikroskop dengan baik agar objek yang akan diteliti mendapatkan hasil yang

diharapkan. Cara-cara penggunaan mikroskop dengan baik yaitu, pertama-tama

mikroskop diletakkan di atas meja dengan lengannya menghadap kita, kemudian jangan

lupa membuka difragma secara penuh. Setelah itu, jangan lupa mengatur letak cermin

supaya cahaya terpantul melalui lubang pada meja objek, sehingga melalui lensa okuler

terlihat sebuah lingkaran yang terangnya merata. Lalu, preparat diletakkan di atas meja

objek dan dijepit dengan jepitan objek. Mulailah pengamatan dengan menggunakan

lensa objektif berkekuatan rendah. Jika letak lensa objektif sudah tepat, akan terdengar

bunyi berdetik. Setelah itu, kepala dimiringkan ke satu sisi mikroskop dan sambil
memutar tombol pengatur kasar. Kemudian mengamatinya dengan menaikkan atau

menurunkan meja objektif sampai meja objektif terletak 5mm dari objek yang diamati.

Mulai dengan menggerakkan pengatur kasar pada beberapa mikroskop terhadap meja

objektif yang bergerak ke atas dan ke bawah. Ketika melihat melalui lensa okuler,

dengan perlahan-lahan tabung mikroskop dinaikkan sehingga objek terlihat. Jika

dinaikkan 2cm objek tetap tidak terlihat itu berarti fokus mikroskop untuk objek sudah

terlewati.

Sesuai dengan perkembangan zaman, mikroskop terbagi menjadi 5 jenis yaitu

mikroskop cahaya, mikroskop optik, mikroskop elektron, mikroskop polarisasi, dan

mikroskop DIP (Differensi Interferensi Polarization). Mikroskop optik terbagi menjadi

mikroskop biologi dan mikroskop stereo sedangkan mikroskop elektron terbagi menjadi

mikroskop transmisi elektron (TEM), mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM), dan

mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM).

Mikroskop biologi digunakan untuk mengamati benda-benda tipis dan

transparan. Jika yang diamati tebal misalnya jaringan, harus dibuat sayatan yang tipis.

Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu tipis,

tebal, halus atau keci

Pada tahun 1632-1723, Antonie Van Leeuwenhoek orang yang pertama kali

menemukan adanya dunia mikroorganisme dengan melakukan penelitian yang

menggunakan air rendaman jerami, kemudian mengamatinya dengan mikroskop. Ia

menemukan adanya organisme-organisme yang bergerak dalam air rendaman tersebut

yang ia sebut sebagai bakteri (Subowo, 1989).

Pada tahun 1665, seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris yang bernama Robert

Hook sedang meneliti tumbuhan gabus. Saat meneliti jaringan mati tumbuhan gabus

(Quercus suber), Hook menemukan adanya struktur yang sangat kecil dengan bentuk

yang teratur serta diselubungi oleh dinding. Dengan penemuannya itu, Hook

menyebutnya dengan sebutan sel.


Schwan dan Sceleiden (1839), merumuskan teori tentang sel yang berbunyi “Sel

adalah unit dasar kehidupan. Semua tumbuhan dan hewan dibangun dan terdiri atas sel-

sel” (Yatim, 1989).

Perbedaan yang paling mendasar antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah sel

hewan tidak mempunyai dinding sel tetapi mempunyai membrane sel. Sel tumbuhan

mempunyai kloroplas sedangkan sel hewan tidak. Komponen utama sel tumbuhan

adalah dinding sel, nucleus, dan sitoplasma (Subowo, 1989).

Protista adalah organisme yang tidak termasuk tumbuhan maupun hewan. Protista

terbagi atas dua golongan yaitu protista tingkat tinggi yang disebut eukariot dan protista

tingkat rendah yang disebut prokariot. Organisme yang termasuk dalam protista tingkat

tinggi adalah fungi, protozoa, dan ganggang. Sedangkan yang termasuk dalam protista

tingkat rendah adalah bakteri, ganggang biru hijau, mikroplasma, dan ricketsia

sedangkan virus tidak termasuk dalam keduanya (Muslimin, 1996).

Makhluk hidup untuk mencapai tahap dewasa mengalami peristiwa tumbuh dan

berkembang. Pertumbuhan itu merupakan peristiwa perubahan biologis makhluk hidup

yang tidak dapat kembali ke wujud semula. Pertumbuhan pada makhluk hidup uniseluler

terbatas pada bertambahnya ukuran sel. Sementara pada mahkluk hidup multiseluler,

selain bertambahnya ukuran sel, pertumbuhan diikuti pula dengan bertambahnya jumlah

sel (Sandri, 1990).

Dalam tumbuhan memiliki berbagai macam organ yang berfungsi secara bersama-

sama. Organ tumbuhan meliputi daun, akar, batang dan bunga. tidak hanya itu,

tumbuhan juga terbagi atas dua yaitu tumbuhan monokotil (biji berkeping satu), dan

dikotil (biji berkeping dua) (Fahn, 1965).

Bunga merupakan organ untuk perkembangbiakan, dan merupakan metamorphosis

dari batang dan daun. Berdasarkan jumlah bunga pada tangkai dapat dibedakan sebagai

bunga tunggal dan bunga majemuk. Sifat lain yang dalam pencandraan morfologi bunga

adalah letak bunga pada batang, bagian-bagian bunga warna bunga dan lain-lain

(Loveless, 1991).
Klasifikasi adalah pengelompokkan makhluk berdasarkan persamaan dan

perbedaan morfologi, anatomi, fisiologi, habitat, dan distribusi. Klasifikasi bertujuan

menyederhanakan suatu objek untuk mencari keseragaman dan keanekaragaman

(Tjitrosoepomo, 1991).

Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi tanaman monokotil dan dikotil beserta

bunga lengkap dan bunga tak lengkap yaitu :

A. Klaisfikasi tumbuhan mangga (Mangifera indica L.) :

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Classis : Dicotylae

Ordo : Rutacer

Family : Rutaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indica L.

B. Klasifikasi tumbuhan jagung (Zea mays) :

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Classis : Monocotylaea

Ordo : Poales

Family : Poaceac

Genus : Zea

Spesies : Zea mays

C. Klasifikasi stek ubi kayu (Manihot esculenta) :

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida
Family : Euphorbiuceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot esculenta

D. Klasifikasi tumbuhan bunga kembang sepatu (Hibiscus rossa-sinnensis) :

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Classis : Dicotyledonae

Ordo : Maluales

Family : Maraceae

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus rossa- sinensis

E. Klasifikasi tumbuhan bunga mawar (Rossa hybrida Hort) :

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Ordo : Rosales

Sub divisi : Angiospermae

Classis : Dicotyledonae

Ordo : Maluales

Family : Rosaceae

Genus : Rossa

Spesies : Rossa hybrida Hort

F. Klasifikasi tumbuhan bunga kamboja (Plumeria acuminata) :

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Classis : Dicotyledoneae

Bangsa : Apocynales

Suku : Apocynaceac
Marga : Plumeria

Spesies : Plumeria acuminata

G. Klasifikasi kecambah kacang hijau (Vigna radiate) :

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Classis : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Family : Fabaceae

Genus : Vigna

Spesies : Vigna Radiate

Amphibi berasal dari kata (amphi = rangkap, bios = kehidupan) yang berarti bahwa

amphibi adalah hewan yang hidup dalam dua lingkungan atau tempat, yaitu lingkungan

air dan lingkungan darat. Amphibi merupakan kelompok vertebrata pionir yang hidup di

darat dengan beberapa bentuk penyesuaian. Amphibi mempunyai alat sepasang kaki

yang berguna untuk berenang dan berjalan. Amphibi merupaka hewan vertebrata yang

pertama kali memulai kehidupan di darat, yang berbeda dengan ikan yang hanya dapat

hidup di air.

Amphibi termasuk hewan yang berdarah dingin, yaitu suhu tubuhnya mengikuti suhu

lingkungan. Ada beberapa jenis amphibian yang mirip dengan kadal, akan tetapi antara

amphibian dan reptilian terdapat perbedaan-perbedaan tersebut yaitu, amphibian hanya

ada beberapa jenis saja yang mempunyai cakar atau ekor, jantung amphibian hanya

mempunyai satu partikel. Selanjutnya, telur amphibian tidak mempunyai kulit yang

keras, sehingga amphibian harus bertelur di air atau tempat yang becek.

Dalam hal ini contoh hewan amphibi adalah katak. Katak mengalami metamorphosis

sempurna karena bentuk larva dengan bentuk dewasa sangat berbeda. Pada saat

berudu katak bernafas dengan insang luar dan berekor pendek. Kemudian insang luar

hilang dan tumbuh insang dalam. Ketika insang dalam hilang, paru-paru tumbuh

sehingga berudu bernafas dengan kulit. Ekor berudu mulai memendek karena diresorpsi,
tumbuh kaki belakang dan paru-paru. Fase terakhir adalah pertumbuhan kaki depan dan

menjadi katak kecil.

Genetika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang keturunan pewaris sifat

pada makhluk hidup. Dalam genetika terdapat gen yang menyampaikan informasi genetika

pada generasi berikutnya. Oleh karena itu, setiap keturunan akan mempunyai fenotip yang

hampir sama hasil campuran sifat-sifat induknya. Sifat yang diamati disebut fenotip

sedangkan yang tidak dapat diamati dinamakan genotip yang berupa susunan individu.

Gregor Mendel adalah orang yang pertama kali melakukan percobaan tentang

pewarisan sifat. Mendel mengemukakan hukum Mendel I dan hukum Mendel II. Hukum

Mendel I menyatakan bahwa ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu

heterozigot, terjadi pemisahan alel secara bebas. Oleh karena itu, setiap gamet mengandung

salah satu alel yang dikandung sel induknya. Peristiwa ini dikenal dengan melalui

persilangan monohybrid. hukum Mendel II menyatakan bahwa ketika berlangsung meiosis,

terjadi pengelompokkan gen secara bebas. Pada persilangan sering sekali terjadi hasil yang

seolah-olah menyimpang dari hukum Mendel, yang diakibatkan oleh factor lingkungan

maupun factor gen itu sendiri.

Untuk mendapatkan perubahan sifat yang permanen, diperlukan berbagai usaha,

antara lain melalui perkawinan silang (persilangan), mutasi, dan rekayasa genetika.

Persilangan dan mutasi banyak diterapkan pada pertanian dan peternakan. Rekayasa

genetika banyak diterapkan dalam berbagai penelitian, termasuk dalam dunia kedokteran.

Mendel juga mengemukakan bahwa pada saat pembentukan gamet (sel kelamin) terjadi

pemisahan bebas dari sifat/ gen yang dikandung oleh induknya. Artinya, setiap gamet akan

mendapatkan gen yang telah memisah secara acak. Misalnya, induk Bb akan menghasilkan

gamet B dan b. Prinsip tersebut dikenal sebagai prinsip segregasi bebas. Sedangkan induk
BbPp (biji bulat, batang panjang) akan menghasilkan gamet BP, Bp, bP, bp. Prinsip ini

disebut prinsip kombinasi secara bebas (Taryono, 1996).

Hukum Mendel II ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan

dengan dua sifat beda, dengan dua alel yang berbeda. Dan juga hanya berlaku untuk gen

yang letaknya berjauhan. Jika kedua gen itu letaknya berdekatan, hukum ini tidak berlaku.

Hukum Mendel II ini juga tidak berlaku untuk persilangan monohybrid (Syamsuri, 2004).

Sifat istimewa yang dimiliki oleh tumbuhan adalah kemampuannya untuk menggunakan

zat karbon dari udara dan mengubahnya menjadi bahan organik, serta mengasimilikannya

didalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung bila ada cahaya. Oleh karena itu

asimilasi zat karbon ini disebut sebagai fotosintesis

(http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis#Lihat_pula).

Tumbuhan merupakan hal sangat penting dalam proses penyediaan oksigen di

permukaan bumi. Dengan adanya tumbuhan, maka kelangsungan dari manusia dan hewan

tetap terjaga, hal ini karena tunbuhan dapat melakukan kegiatan fotosintesis, dimana dalam

proses fotosintesis ini menghasilkan oksigen (O2) yang tentunya sangat dibutuhkan oleh

manusia dan hewan, sehingga dapat bertahan hidup sampai kapan pun (Mipa, 2001).

Organel yang merupakan dalam fotosintesis adalah kloroplas yang mengandung

pigmen klorofil dan menyebabkan warna hijau pada daun. Tiap-tiap kloroplas dibatasi

oleh sepasang membrane halus. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada siang hari. pada

tumbuhan Alga dan Protista, semua reaksi fotosintesis terjadi didalam organel sel yang

disebut kloroplas (Prawirohartono, 1984).

Antara tumbuhan dan hewan terdapat perbedaan dalam cara memenuhi kebutuhan

makanan. Makanan merupakan bahan kimia yang termasuk kelompok zat organic.

Tumbuhan mampu membuat sendiri zat organic di dalam tubuhnya, melalui proses yang

disebut dengan fotosintesis. Fotosintesis hanya dapat berlangsung pada bagian tumbuhan
yang mengandung klorofil (warna hijau daun) dan jika ada cahaya matahari (Abidin,

1991).

Teori sach (1860), membuktikan bahwa pada fotosintesis dihasilkan karbohidrat

amilium. Adanya amilium dapat dibuktikan dengan pengujian memakai iodine atau

yodium. Reaksi antara amilium dengan iodine atau yodium menghasilkan warna hitam.

Ternyata amilium hanya terdapat pada daun-daun yang terkena sinar (Maryati 2003).

Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Teori

Ingenhousz (1799), membuktikan bahwa pada fotosintesis dilepaskan O2. Hal ini

dibuktikan dengan percobannya dengan menggunakan tanaman daun singkong

(Manihot Esculenta) di dalam baker gelas dibawah corong terbalik yang ujungnya

ditekan sebuah tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Perangkat percobaan

tersebut diletakkan di tempat terkena cahaya matahari. Tak lama kemudian, muncul

gelembung udara dari tanaman tersebut. Gelembung udara tersebut menandakan

adanya gas, yang setelah diuji merupakan gas O2 yang dihasilkan dari proses

fotosintesis. Organel yang berperan adalah kloroplas. Didalam kloroplas inilah

penyerapan sinar oleh klorofil dimulai pada proses fotosintesis (Suharno, 1994).

Bahwa tumbuhan menyerap karbodioksida bila ada cahaya. Temuan ini juga

menunjukkan bahwa cahaya berperan penting dalam fotosintesis. Dalam kegelapan

(tanpa cahaya), tumbuhan mengeluarkan karbondioksida dan mengambil oksigen ketika

bernapas untuk memperoleh energy (Tjitrosoepomo, 1985).

Fotosintesis hanya terjadi pada tumbuhan berhijau daun (Autotrof). Fotosintesis

berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sentisis yang berarti penyusunan. Jadi,

fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organic (karbohidrat) dari organik H2O dan

CO2 oleh klorofil dengan pertolongan cahaya matahari. Proses fotosintesis merupakan

proses penyusunan molekul sederhana menjadi kompleks sehingga sering disebut juga

sebagai proses anabolisme. peristiwa fotosintesis dapat dinyatakan dengan persamaan

reaksi kimia sebagai berikut:

cahaya
6 CO2 + 6 H2O C6 H12 O6 (Sastrodono, 1985).
klorofil

Anda mungkin juga menyukai