BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kebutuhan Air
Penentuan Kebutuhan Air Bersih
Dalam perancangan sistem penyediaan air untuk suatu gedung, kapasitas
peralatan dan dimensi pipa didasarkan pada jumlah dan laju aliran air (kebutuhan
air bersih) dari tiap-tiap peralatan plambing yang ada dalam gedung yang harus
disediakan untuk gedung tersebut.
Untuk memperkirakan besarnya laju aliran air, terdapat 3 metode yang dapat
digunakan, yaitu :
Penaksiran berdasarkan jumlah pemakai (penghuni)
Penaksiran berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing
Penaksiran berdasarkan unit beban alat plambing
(Morimura, Noerbambang, 1993)
2.1.1 Penaksiran berdasarkan jumlah pemakai (penghuni)
Metode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari tiap
penghuni, dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan diketahuinya jumlah penghuni,
maka angka tersebut digunakan untuk menghitung pemakaian air rata-rata sehari
berdasarkan standar pemakaian air per orang per hari tergantung dari
peruntukan gedung tersebut. Apabila jumlah penghuni tidak diketahui, dapat
ditaksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan hunian per luas lantai.
Tabel Pemakaian air rata-rata per orang per hari (tabel 3.12 pada buku
Perancangan
dan
pemeliharaan
sistem
plambing,
MORIMURA
dan
NOERBAMBANG hal. 48) dapat dipakai sebagai acuan, tetapi harus tetap
diperiksa kondisi pemakaian gedung yang dirancang.
SELLY MARWA BELA PRATIWI
21080113120054
Pemakaian
No.
Jenis
Air
Rata-rata Sehari
Gedung
(liter)
Jangka
Pemakaian
Waktu Perbanding
Luas
Rata- an
rata Sehari
lantai
Efektif/total
( jam)
(%)
80
100
60 - 70
SLTA dan
1.
lebih
tinggi
2.
Gedung
Kantor
Keterangan
Guru
dosen 100L
Setiap
pegawai
atau
Nama
Alat
Plumbing
Air
untuk
Penggunaan
Sekali
Pipa
Penggunaan Laju
Perjam
aliran
(Liter/menit)
Waktu
Pengisian
(detik)
(Liter)
Bersih
ke
Sambungan Plumbing
Alat
(mm)
Plumbing
Pipa
Tembaga4)
(mm)
Baja
Kloset
6 12
110 - 180
8,2 10
24
322)
25
12 20
30
10
13
203)
13
6 12
15
40
13
20
13
6 12
15
60
13
20
13
tangki gelontor)
2
Peturasan
(dengan 5
katup gelontor)
3
Bak
cuci
tangan 10
biasa (lavatory)
4
Bak
cuci
dapur 15
Alat
Tabel 2.3 Pemakaian Air Tiap Alat Plumbing, Laju Aliran air, dan Ukuran Pipa Cabang Air
(Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, hal 49, Morimura dan Noerbambang,1985)
Jumlah Alat
Plumbing
Jenis
12
16
24
32
40
50
70
100
50
50
40
30
27
23
19
17
15
12
10
Satu 2
10
100
75
55
48
45
42
40
39
38
35
33
Dua
10
13
16
19
25
33
Alat
Plumbing
Kloset
dengan katup
gelontor
Alat
plumbing
biasa
Tabel 2.4 Faktor Pemakaian Serentak (%) dan Jumlah Alat Plumbing
(Morimura dan Noerbambang,1985)
Unit alat plambing untuk penyediaan air dingin (tabel 3.16 Perancangan dan
pemeliharaan sistem plambing, MORIMURA dan NOERBAMBANG hal. 68)
memberikan besarnya unit beban untuk setiap alat plambing.
Unit
Jenis
Jenis
alat plambing
penyediaan air
plambing
Untuk
pribad
i
Kloset
alat
Untuk
umum
Tangki gelontor
Tangki gelontor
Keran
faucet
Keran
Peturasan terbuka
(urinal stall)
atas atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini, air didistribusikan ke
seluruh bangunan.
Pada tanki atap dan tanki bawah harus dipasang alarm yang memberikan tanda
suara untuk muka air rendah dan air penuh. Tanda ini biasanya dipasang di ruang
kontrol atau ruang pengawas instalasi bangunan.
Apabila tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat langsung dialirkan
ke dalam tangki atap tanpa disimpan dalam tangki bawah dan dipompa. Dalam
keadaan demikian ketinggian lantai paling atas yang dapat dilayani akan bergantung
pada besarnya tekanan air dalam pipa utama.
(Morimura dan Noerbambang,1985)
Perusahaan Air minum (PAM) maupun pada pipa-pipa utama dalam pemukiman
khusus (tidak untuk umum).
(Morimura dan Noerbambang,1985)
di mana :
VR
Qd
Tinggi total : tinggi ground tank + free board + muka air min
SELLY MARWA BELA PRATIWI
21080113120054
Pengisian kekurangan air bersih dilakukan pada saat bukan jam kantor dan
selama jam kantor PDAM terus mensuplai air bersih, sehingga kebutuhan air dalam
sehari dapat terpenuhi.
2.2.3 Roof Tank
Roof tank atau elevated reservoir atau tangki atap dimaksudkan untuk
menampung kebutuhan puncak dan biasanya disediakan dengan kapasitas cukup
untuk kebutuhan puncak tersebut.
Tekanan
Dibutuhkan (kg/cm2)
(kg/cm2)
0,7
0,4
Keran biasa
0,3
1,0
4 xQ
Vx
Dimana:
D
Dari rumus tersebut akan didapatkan diameter pipa induk sehingga dapat
dihitung kecepatan aliran air dalam pipa dengan menggunakan rumus:
V = Q/A
Dimana :
Q
= luas pipa
Q=VxA
A = x D2 x Q = V. x D2 x
Asumsi aliran air dalam pipa memiliki kecepatan di antara 0.9 - 3 m/detik.
Diameter pipa = D =
4 xQ p
Vx
Dimana:
D
= luas pipa
kecepatan tertinggi yang biasanya 2 m/dtk atau kurang. Ada dua metode
penentuan dimensi pipa air bersih yang dapat dipakai, yaitu:
1. Metode Ekivalensi Tekanan Pipa
Metode ini didasarkan pada konsep sirkuit tertutup pipa-pipa
cabang yang bermula dari pipa terjauh menuju ke pipa pengumpul
(header). Pertama yang harus dilakukan yaitu mencari fixture unit dari
masing-masing alat plumbing (plumbing fixture) pada setiap sektor
(tabel 2.5). Dari kumulatif fixture unit dapat ditentukan besarnyanya
flow (debit) dengan cara membaca gambar di baeah ini:
Gambar 2.5
Hubungan Antara Unit Beban Alat Plumbing dengam flow
(Morimura dan Noerbambang,1985)
H1
H1
Koefisien sistem pipa perlu ditentukan di sini, karena pada awal perancangan
perlu ditetapkan perbandingan (ratio) antar panjang pipa (termasuk panjang ekivalen)
terhadap tahanan lokal pipa. Menurut pengalaman, koefisien K sebesar 2,0 sampai 3,0
biasanya cukup. Perancang dapat mengurangi koefisien K ini, asal setelah ukuranukuran pipa diperoleh, koefisien ini diperiksa kembali. Kalau sistem pipa mempunyai
banyak cabang, koefisien K bertambah besar.
Kerugian gesek yang diijinkan dapat dihitung untuk pipa dengan laju aliran
tertinggi. Untuk lantai yang lebih rendah dari lantai tertinggi, harus dikurangkan
dengan kerugian gesek pipa utama antara lantai tersebut sampai lantai tepat di
atasnya.
Jadi untuk kerugian gesek yang diijinkan untuk lantai ke n , dapat dihitung
dengan rumus:
Rn = (HnRn-1(Ln-1+Ln-1) - R n-2(Ln-2+Ln-2 ) H1nx1000) / K(Ln+l n)
di mana:
Rn
Rn-1
R n-2
Hn
H1n
Ln
Ln-1
Ln-2
ln
Dalam menghitung kerugian gesek yang diijinkan, perlu dicari dahulu keadaan
yang paling buruk, misalnya pada suatu sistem penyediaan air dengan tangki atap,
ditinjau dari tekanan yang tersedia, perlu diperiksa lebih dahulu alat plumbing mana
yang akan mendapat tekanan paling rendah, yang terletak pada jarak vertikal paling
rendah/pendek dari tangki atap. Perhitungan kemudian dilakukan terhadap alat
plumbing yang mendapat tekanan akhir (tekanan sisa) paling rendah.
(Morimura dan Noerbambang,1993)
2.2.7 PEMOMPAAN
Dalam memilih suatu pompa untuk tujuan tertentu harus tersedia data-data
mengenai sistem pemompaan maupun data pompa-pompa yang ada di pasaran yang
didapat dari brosur pompa yang dikeluarkan suatu pabrik.
Data mengenai sistem pemompaan yang harus tersedia adalah sebagai berikut :
1. Kapasitas sistem
2. Head sistem yang didasarkan pada:
kondisi suction
kondisi discharge
Head Statik
Head kecepatan
Headloss
v2
2g
hmayor
hminor
= 10% x hminor
Dimana :
Hf = kehilangan tekanan akibat gesekan (m)
Q = debit air dalam pipa (m3/dt)
C = koefisien kekasaran pipa
D = diameter pipa (m)
L = Panjang jalur pipa (m)
2. Headloss dicari dengan cara menjumlakan panjang pipa dan panjang equivalen
(Leq) fitting. Cara ini terdapat dalam buku Plambing Harold E. Babbitt
(Gambar 2.16, Tabel 2.7, Gambar 2.17, Gambar 2.18).Untuk cara
perhitungannya sudah dijelaskan didepan yaitu pada penentuan dimensi pipa
horisontal dan pipa tegak.
2.2.7.3 Daya dan Efesiensi Pompa
SELLY MARWA BELA PRATIWI
21080113120054
= massa jenis
Sedangkan untuk efesiensi pompa adalah nilai (Whp/Bhp), dimana Bhp adalah
daya poros yaitu energi yang diperlukan utnuk menggerakkan pompa per satuan
waktu (Bhp = Brake horse power).
2.3 Sistem Perpipaan Air Buangan Dan Vent
2.3.1 Klasifikasi Sistem Pembuangan Air
Sistem pembuangan air umumnya dibagi dalam beberapa klasifikasi menurut
jenis air buangan, cara membuang air dan sifat-sifat lain dari lokasi dimana saluran
itu akan dipasang.
SELLY MARWA BELA PRATIWI
21080113120054
Sistem gravitasi
Sistem bertekanan.
(Morimura dan Noerbambang,1993)
2.
Cabang mendatar
pipa pembuangan mendatar yang menghubungkan pipa pembuangan alat
plambing dengan pipa tegak air buangan.
3.
6. Riol gedung
Adalah pipa di halaman gedung yang menghubungkan pipa pembuangan
gedung dengan riol umum.
Ukuran pipa pembuangan didasarkan pada besarnya unit beban alat plambing
dari alat-alat plambing yang dilayani.
Selain itu perlu diperhatikan hal-hal antara lain :
Ukuran minimum pipa cabang mendatar
sama dengan diameter terbesar dari perangkap alat plambing.
Ukuran minimum pipa tegak
sama dengan diameter terbesar pipa cabang mendatar yang disambung ke pipa
tegak.
Pengecilan ukuran pipa
Pipa air buangan yang ditanam dalam tanah atau dibawah lantai minimal
berukuran 50 mm.
Interval cabang
Adalah jarak pada pipa tegak antara 2 titik, dimana pipa cabang mendatar
disambung pada pipa tegak. Jarak ini sekurang-kurangnya 2,5 m.
No
1
2
Alat Plambing
Kloset
Bak
Cuci
Tangan
(lavatory)
Buangan Lantai Floor
Drain
Diameter
Diameter
Pipa
Perangkap
Buangan
Alat
Minimum
Plambing
Minimum
(mm)
(mm)
75
75
32
32-40
40-75
40-75
Tabel 2.8 Diameter Minimum, Perangkap dan Pipa Buangan Alat Plambing
(Morimura dan Noerbambang,1993)
Diameter
Perangkap
No
Minimum
Unit Alat
(mm)
sebagai beban
75
(lavatory)
32
Buangan Lantai Floor
Alat Plambing
Kloset
:
Gelontor
Bak
Cuci
Plambing
Tangki
Tangan
3
Drain
40
0,5
4
Urinoir
40
4
Tabel 2.9 Unit Alat Plambing sebagai Beban (Setiap Alat)
(Morimura dan Noerbambang,1993)
Alat
Unit
Alat
Unit
Plambing
Reduksi Plambing
Plambing
Reduksi Plambing
(mm)
(praktis)
(%)
(NPC)
(praktis)
(%)
(NPC)
32
100
100
40
100
100
50
24
100
24
100
65
48
90
41
100
75
54
90
60
14
90
16
Alat
100
400
80
500
72
80
90
Tabel 2.10 Beban Maksimum Unit Alat Plambing yang Diijinkan untuk Cabang
Horisontal dan Pipa Tegak Buangan
(Morimura dan Noerbambang, 1993)
40
30
65
75
100
6
Tabel 2.11 Unit alat plambing sebagai beban, untuk alat plambing yang tidak
ada pada tabel 5.4 Buku Morimura
(Morimura, Noerbambang, 1993)
2.
alat
Jenis
Jenis
alat plambing
penyediaan air
plambing
Untuk Untuk
Katup gelontor
pribadi umum
6
10
Kloset
SELLY MARWA BELA PRATIWI
21080113120054
Kloset
Peturasan terbuka
(urinal stall)
Peturasan terbuka
(urinal stall)
Bak cuci tangan
Bak cuci bersama
Tangki gelontor
Katup gelontor
Tangki gelontor
Keran
(untuk
tiap
2
keran)
Sumber: Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, hal 68, Morimura dan
Noerbambang,1985
Tabel 2.9 Kapasitas Pipa Cabang, Pipa Tegak dan Pipa Air Buangan Gedung
Maximum number of fixture units that may be connected to :
Building drains or sewer
Stacks
Stacks
Diamete
r of pipe,
One
in.
over
horizontal three
branch
branch
1/8
three or more
1/16
with
1/4
intervals
intervals
Per
branch
interval
Total
in
stack
21
26
10
24
24
31
12
20
42
27
36
20
30
11
60
180
216
250
160
240
90
500
390
480
575
360
540
200
1,100
700
840
1,000
620
960
350
1,900
2,300
1,400
660
3,600
10
4,200
2,500
1,000
5,600
12
6,700
3,900
1,500
8,400
15
Tabel 2.10 Unit Beban Pipa Air Buangan , Pipa Trap dan Vent
Pipe diameter,
Vents
in.
Private building
Public building
18
10
72
12
384
G a m b a r 2 . Tan g k i S e p t i c Tan k
b.tangki septik ukuran kecil yang hanya melayani satu keluarga
d a p a t b e r b e n t u k bulat dengan diameter minimal 1.2 m dan tinggi
minimal
1,5
termasuk
ambangbatas
bentuk
tangki
septik
Tabel atas adalah Ukuran tangki septik sistem tercampur dengan periode
pengurasan 3 tahu
Tabel bawah adalah Ukuran tangki septik sistem terpisah dengan periode
pengurasan 3 tahun
b) sambungan pipa antara tangki septik dengan bidang resapan harus kedap air.
c) kemiringan minimum 2 perseratus (2 %)d) di setiap belokan melebihi
45 derajat dan perubahan belokan 22,5 derajat
d)harusd i p a s a n g l u b a n g p e m b e r s i h ( c l e a n o u t ) u n t u k p e n g o n t r o l a
n / p e m b e r s i h a n p i p a . Belokan 90 derajat sebaikyadihindari atau
dilaksanakan dengan membuat duakali belokan masing-masing 45 derajat
atau menggunakan bak kontrol.
4. Pipa aliran masuk dan aliran keluar Ketentuan pipa aliran masuk dan aliran
keluar adalah sebagai berikut:
a) pipa aliran masuk dan pipa aliran keluardapat berupa sambuangan T
atau sekat
b) pipa aliran keluar harus diletakkan (5-10) cm lebih rendah dari
pipa aliran masuk
c)sambungan T atau sekat harus terbenam 20 cm di bawa
h p e r m u k a a n a i r d a n menonjol minimal 15 cm di atas permukaan
air
5. Pipa udara
Ketentuan pipa udara adalah sebagai berikut:
a) tangkiseptik harus dilengkapi dengan pipa udara dengan dia
m e t e r 5 0 m m ( 2 ) tinggi
25
cm
dan
permukaan
tanah.b ) u j u n g p i p a u d a r a p e r l u d i l e n g k a p i d e n g a n
pipa U atau pipa T sedemikian rupasehingga lubang pipa udar
a menghadap ke
b a w a h d a n d i t u t u p d e n g a n k a w a t kasa.6 ) L u b a n g p e m e r i k s a Kete
9. Bak pembagi
SELLY MARWA BELA PRATIWI
21080113120054