Anda di halaman 1dari 17

G.6.

Konvensi mengenai Status Pengungsi


Disetujui pada tanggal 28 Juli 1951, oleh Konferensi para Duta Besar
Berkuasa Penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa, tentang Status Pengungsi
dan Orang-orang Tidak Berkewarganegaraan, yang diundang untuk
bersidang di bawah resolusi Majelis Umum 429/V/tertanggal 14
Desember 1950
Mukadimah
Para Negara Peserta Tingkat Tinggi,
Mempertimbangkan bahwa Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa
dan Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia, yang disetujui
pada tanggal 10 Desember 1948 oleh Majelis Umum, telah menguatkan
prinsip bahwa umat manusia harus memperoleh hak-hak dan
kebebasan-kebebasan dasar tanpa diskriminasi,
Mempertimbangkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam
berbagai kesempatan telah menyatakan keprihatinannya yang
mendalam terhadap pengungsi dan berusaha menjamin pelaksanaan
seluas m'ungkin akan hak-hak dan kebebasan-kebebasan dasar ini,
Mempertimbangkan
bahwa
adalah
didambakan
untuk
memperbaiki kembali dan mengkonsolidasikan persetujuan-persetujuan
internasional yang sebelumnya mengenai status pengungsi dan
memberikan cakupan dan perlindungan yang diberikan oleh instrumeninstrumen tersebut dengan sarana suatu persetujuan yang baru,
Mempertimbangkan bahwa pemberian suaka bisa mengakibatkan
beban berat yang tidak semestinya pada Negara-negara tertentu, dan
bahwa penyelesaian yang memuaskan dari suatu masalah mengenainya
Perserikatan Bangsa-Bangsa sudah mengakui
Kewarganegaraan, Ketiadaan Kewarganegaraan, Suaka dan
Pengungsi
cakupan dan sifatnya yang internasional, maka tidak dapat dicapai
tanpa kerja sama internasional,
Mengharapkan bahwa semua negara, yang mengakui sifat sosial
dan kemanusiaan masalah pengungsi, akan melakukan segala tindakan
di dalam kekuasaan mereka, untuk mencegah agar masalah ini tidak
menyulut ketegangan antara Negara-negara,

Mencatat bahwa Komisi Tingkat Tinggi Perserikatan BangsaBangsa untuk Pengungsi dibebani tugas mengav/asi konvensi-konvensi
internasional yang mengatur perlindungan pengungsi dan yang
mengakui bahwa koordinasi yang efektif terhadap langkah-langkah yang
diambil untuk menangani masalah ini akan tergantung pada kerja sama
para Negara dengan Komisi Tingkat Tinggi,
Menyetujui sebagai berikut:
Bab 1. Ketentuan-ketentuan Umum
Pasal 1
Definisi istilah "pengungsi"
A. Untuk tujuan-tujuan Konvensi ini, maka istilah "pengungsi" akan
berlaku pada setiap orang yang:
1. Telah dianggap sebagai seorang pengungsi menurut Perjanjian 12
Mei 1926 dan Perjanjian 30 Juni 1928, atau menurut Konvensi 28
Oktober 1933 dan Konvensi 10 Februari 1938, Protokol 14 September
1939 atau Konstitusi Organisasi Pengungsi Internasional;
Keputusan-keputusan mengenai tidak memenuhinya syarat yang
diambil oleh Organisasi Pengungsi Internasional selama kurun waktu
aktivitas-aktivitasnya, tidak dapat mencegah status pengungsi yang
sedang diberikan kepada orang-orang yang memenuhi syarat-syarat
ketentuan ayat 2 seksi ini;
2. Sebagai akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum 1 Januari
1951 dan dikarenakan ketakutan yang beralasan akan disiksa karena
alasan-alasan ras, agama, kewarganegaraan, keanggotaan dari suatu
kelompok sosial tertentu atau pendapat politik, ada di luar negara
kewarganegaraannya dan tidak dapat, atau karena ketakutan
tersebut tidak mau memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh
perlindungan dari negara yang bersangkutan, atau yang karena tidak
mempunyai kewarganegaraan dan karena berada di luar negara
bekas tempat tinggalnya, scbagai akibat peristiwa-peristiwa tersebut,
tidak memungkinkan atau, dikarenakan ketakutan tersebut, tidak
mau kembali ke bekas tempat tinggalnya itu.
Dalam
kasus
orang
yang
mempunyai
lebih
dari
satu
kewarganegaraan, maka istilah "negara kewarganegaraan nya''
berarti masing-masing negara, di mana dia merupakan warga
negaranya, dan orang tidak dapat dianggap tidak membutuhkan
perlindungan dari negara kewarganegaraannya kalau, tanpa alasan
yang sah apa pun, didasarkan pada ketakutan yang beralasan, dia

tidak memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh perlindungan


dari salah satu Negara-negara dimana dia merupakan warga
negaranya.
B.1 Untuk tujuan-tujuan Konvensi ini, maka kata-kata "peristiwaperistiwa yang terjadi sebelum 1 Januari 1951" dalam pasal 1, seksi
A, akan dimengerti pada arti baik,
(a) "peristiwa-peristiwa yang terjadi di Eropa sebelum 1 Januari 951";
atau
(b) "peristiwa-peristiwa yang terjadi di Eropa atau di tempat lain
sebelum 1 Januari 1951"; dan setiap Negara Peserta harus
membuat suatu pernyataan pada waktu penandatanganan,
ratifikasi atau aksesi, yang merinci di mana arti-arti ini diberlakukan
untuk tujuan kewajiban-kewajibannya menurut Konvensi ini.
2. Setiap Negara Peserta yang telah mengambil alternatif
(a) setiap waktu dapat memperluas kewajiban-kewajibannya
dengan mengambil alternatif
(b) dengan sarana pemberitahuan yang ditujukan kepada Sekretaris
Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.
C. Konvensi ini akan berhenti berlaku bagi siapapun yang termasuk
istilah-istilah pada seksi A jika:
1. Dia dengan sukarela telah memanfaatkan kembali kesempatan
untuk
memperoleh
perlindungan
dari
negara
kewarganegaraannya, atau
2. Karena telah kehilangan kewarganegaraannya, dia dengan
sukarela telah memperolehnya kembali; atau
3. Dia telah memperoleh kewarganegaraan baru, dan menikmati
perlindungan dari negara kewarganegaraannya yang baru, atau
4. Dia dengan sukarela telah bertempat tinggal kembali di negara
yang dia tinggalkan atau dia tetap tinggal di luar negara yang
bersangkutan karena takut pada penganiayaan, atau
5. Dia tidak dapat lagi, karena keadaan-keadaan yang berhubungan
dengannya dia telah diakui sebagai seorang pengungsi sudah
tidak ada, terus menolak memanfaatkan kesempatan untuk
memperoleh perlindungan dari negara kewarganegaraannya;
Dengan syarat bahwa ayat ini tidak akan berlaku pada pengungsi
yang termasuk ketentuan seksi A (1) pasal ini yang dapat
meminta
alasan-alasan
mendesak
yang
muncul
dari
penganiayaan sebelumnya karena menolak memanfaatkan
kesempatan untuk memperoleh perlindungan dari negara
kewarganegaraan;

6. Karena merupakan orang yang tidak memiliki kewarganegaraan


dia, karena keadaan-keadaan yang berhubungan dengannya di
mana dia sudah tidak lagi diakui sebagai pengungsi, dapat
kembali ke negara bekas tempat tinggalnya;
Dengan syarat bahwa ayat ini harus tidak berlaku pada pengungsi
yang termasuk ketentuan seksi A (l) pasal ini yang dapat meminta
alasan-alasan mendesak yang muncul dari penganiayaan
sebelumnya karena menolak kembali ke negara bekas tempat
tinggalnya.
D.

Konvensi ini tidak dapat berlaku bagi orang-orang yang pada waktu
sekarang sedang menerima perlindungan atau bantuan dari organorgan atau badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa selain Komisi
Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi.
Ketika perlindungan atau bantuan tersebut telah berhenti karena
alasan apa pun, tanpa posisi orang-orang tersebut secara pasti
sedang diselesaikan sesuai dengan resolusi-resolusi yang relevan,
yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bahgsa,
orang-orang ini ipsofacto, harus berhak atas kemanfaatankemanfaatan dalam Konvensi ini.

E.

Konvensi iui tidak akan berlaku pada seseorang yang diakui oleh
para penguasa yang berwenang dari negara di mana dia telah
bertempat tinggal karena mempunyai hak-hak dan kewajibankewajiban yang dilekatkan pada pemilikan kewarganegaraan
negara yang bersangkutan.

F.

Ketentuan-ketentuan Konvensi ini tidak akan berlaku pada siapa


pun yang mengenainya terdapat alasan-alasan penting untuk
mempertimbangkan bahwa:
(a) Dia telah melakukan suatu kejahatan terhadap perdamaian,
suatu kejahatan perang, atau suatu kejahatan kemanusiaan,
seperti
yang
didefinisikan
dalam
instrumen-instrumen
internasional yang disusun untuk membuat peraturan
mengenai kejahatan-kejahatan tersebut;
(b) Dia telah melakukan suatu kejahatan non-politik yang
berbahaya di luar negara pengungsian sebelum masuknya dia
ke negara tersebut sebagai pengungsi;
(c) Dia telah bersalah karena melakukan perbuatan-perbuatan
yang bertentangan dengan tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pasal 2

Kewajiban-kewajiban umum
Setiap pengungsi mempunyai kewajiban-kewajiban pada negara, di
mana dia mengetahui kemampuannya dan cara yang tepat untuk
menggunakannya, yang mempersyaratkan terutama bahwa dia
menyesuaikan diri dengan undang-undang dan peraturan-peraturannya
maupun pada langkah-langkah yang diambil untuk memelihara
ketertiban umum.
Pasal 3
Non-diskriminasi
Para Negara Peserta akan memberlakukan ketentuan-ketentuan dalam
Konvensi ini pada pengungsi tanpa diskriminasi mengenai ras, agama,
atau negara asal.
Pasal 4
Agama
Para Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi yang ada di
dalam wilayah mereka, perlakuan setidak-tidaknya sebaik seperti yang
diberikan kepada warga negara mereka, berkenaan dengan kebebasan
untuk mengamalkan agama mereka, dan kebebasan mengenai
pendidikan agama anak-anak mereka.
Pasal 5
Hak-hak yang diberikan selain dan Konvensi ini
Tidak satu pun ketentuan dalam Konvensi ini dapat dianggap
menghalangi setiap hak dan kemanfaatan yang diberikan oleh suatu
Negara Peserta kepada pengungsi selain dari Konvensi ini.
Pasal 6
Istilah "dalam keadaan-keadaan yang sama"
Untuk tujuan-tujuan Konvensi ini, maka istilah "dalam keadaan keadaan
yang sama" menunjukkan bahwa setiap persyaratan (termasuk
persyaratan-persyaratan mengenai lama dan syarat-syarat berdiam
atau bertempat tinggal), di mana individu tertentu harus memenuhi
untuk pemilikan hak yang dipermasalahkan, andaikan dia bukan
seorang pengungsi, harus dipenuhi olehnya, dengan pengecualian

persyaratan-persyaratan yang karena sifatnya maka seorang pengungsi


tidak dapat memenuhinya.

Pasal 7
Pengecualian dari resiprositas
1. Kecuali Konvensi ini berisi ketentuan-ketentuan yang lebih
menguntungkan, maka suatu Negara Peserta akan memberikan
kepada para pengungsi perlakuan yang sama seperti yang diberikan
kepada orang-orang asing pada umumnya.
2. Sesudah jangka waktu tiga tahun bertempat tinggal, semua
pengungsi akan memperoleh pengecualian dari resiprositas legislatif
di dalam wilayah para Negara Peserta.
3. Setiap Negara Peserta akan terus menerus memberikan kepada
pengungsi hak-hak dan kemanfaatan-kemanfaatan di mana mereka
sudah berhak, dengan tidak adanya ketiadaan resiprositas, pada
tanggal mulai berlakunya Konvensi ini untuk Negara yang
bersangkutan.

4. Para Negara Peserta akan mempertimbangkan dengan sebaikbaiknya kemungkinan pemberian kepada pengungsi dengan tidak
adanya resiprositas, hak-hak dan kemanfaatan-kemanfaatan di luar
di mana mereka berhak menurut ketentuan ayat 2 dan ayat 3, dan
pada pemberian pengecualian dari resiprositas kepada pengungsi
yang tidak memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam ayat 2
dan ayat 3.
Ketentuan-ketentuan ayat 2 dan ayat 3 mulai berlaku bukan saja
pada hak-hak dan kemanfaatan-kemanfaatan yang ditunjuk dalam
pasal 13, 18, 19, 21 dan 22 Konvensi ini tetapi juga pada hak-hak dan
kemanfaatan-kemanfaatan yang untuknya Konvensi ini tidak
menentukan.
Pasal 8
Pengecualian dari upaya-upaya pengecualian.

Mengenai upaya-upaya pengecualian yang dapat diambil pada orang,


harta kekayaan, atau kepentingan-kepentingan warga negara suatu
negara asing, maka para Negara Peserta tidak akan memberlakukan
upaya-upaya tersebut pada seorang pengungsi yang secara resmi
adalah warga negara dari Negara yang bersangkutan. Para Negara
Peserta yang, menurut perundang-undangan mereka, dicegah agar
tidak memberlakukan prinsip umum yang dinyatakan dalam pasal ini,
maka dalam kasus-kasus yang tepat, akan memberikan pengecualianpengecualian yang menguntungkan pengungsi tersebut.
Pasal 9
Upaya-upaya sementara
Tidak satu pun ketentuan-ketentuan dalam Konvensi ini dapat
mencegah suatu Negara Peserta, di waktu perang atau keadaankeadaan gawat lain dan keadaan-keadaan pengecualian, dari secara
sementara mengambil upaya-upaya yang dianggap esensial demi
keamanan nasional dalam kasus seseorang tertentu, yang menunggu
suatu penentuan oleh Negara Peserta bahwa orang tersebut dalam
kenyataannya adalah seorang pengungsi, dan bahwa kesinambungan
upaya-upaya tersebut diperlukan dalam kasusnya demi kepentingan
keamanan nasional.
Pasal 10
Kesinambungan bertempat tinggal
1. Apabila seorang pengungsi dengan paksa telah dipindahkan selama
Perang Dunia II, dan dipindahkan ke dalam wilayah suatu Negara
Peserta dan bertempat tinggal di sana, maka jangka waktu berdiam
paksa tersebut akan dianggap sebagai telah secara sah bertempat
tinggal di dalam wilayah tersebut.
2. Apabila seorang pengungsi dengan paksa telah dipindahkan selama
Perang Dunia II dari wilayah suatu Negara Peserta, dan sebelum
tanggal mulai berlakunya Konvensi ini telah kembali ke sana untuk
tujuan bertempat tinggal, maka jangka waktu bertempat tinggal
sebelum dan sesudah pemindahan paksa tersebut akan dianggap
sebagai satu jangka waktu yang tidak terselingi untuk tujuan-tujuan
apa pun yang untuknya bertempat tinggal yang tidak terselingi
adalah dipersyaratkan.
Pasal 11

Pengungsi pelaut,
Dalam kasus para pengungsi yang secara tetap bekerja sebagai anggota
awak kapal, pada kapal yang mengibarkan bendera suatu Negara
Peserta, maka Negara Peserta yang bersangkutan akan memberikan
perhatian yang simpatik pada tempat kediaman mereka di dalam
wilayahnya dan pengeluaran dokumen-dokumen perjalanan bagi
inereka, atau izin masuk sementara mereka ke dalam wilayahnya
terutama dengan tujuan memberikan fasilitas tempat kediaman mereka
di negara lain.
Bab 2. Status Yuridis
Pasal 12
Status pribadi
1. Status pribadi seorang pengungsi akan diatur oleh undang-undang
negara domisilinya atau,jika dia tidak mempunyai domisili, menurut
undang-undang negara tempat tinggalnya.
2. Hak-hak yang diperoleh sebelumnya oleh seorang pengungsi dan
tanggungannya mengenai status pribadi, lebih terutama hak-hak
yang melekat pada perkawinan, harus dihormati oleh suatu Negara
Peserta, dengan tunduk, kalaupun ini perlu, pada pemenuhan
formalitas-formalitas yang dipersyaratkan oleh undang-undang
Negara Peserta yang bersangkutan, asalkan hak yang dipertanyakan
adalah hak yang harus diakui oleh undang-undang Negara Peserta
yang bersangkutan andaikan dia tidak menjadi pengungsi.
Pasal 13
Harta kekayaan, bergerak dan tidak bergerak
Para Negara Peserta akan memberikan kepada seorang pengungsi
perlakuan sebaik mungkin dan, pada kejadian apa pun, setidak-tidaknya
sama dengan yang pada uimnnnya diberikan kepada orang-orang asing
dalain keadaan-keadaan yang saina, mengenai perolehan harta
kekayaan bergerak dan tidak bergerak, dan hak-hak lain yang
inenyinggung ke sana, dan pada sewa dan perikatan lainnya yang
berkaitan dengan harta kekayaan bergerak dan tidak bergerak.
Pasal 14
Hak-hak seni dan hak milik industri

Mengenai perlindungan hak milik industri seperti penemuan-penemuan,


desain-desain atau model-model, merek dagang, nama dagang, dan
hak-hak dalam kesusasteraan, karya seni dan karya ilmiah, maka
seorang pengungsi di negara di mana dia bertempat tinggal biasanya,
akan diberikan perlindungan yang sama seperti yang diberikan kepada
warga negara dari negara yang bersangkutan. Di dalam wilayah para
Negara Peserta yang lain manapun, dia akan diberikan perlindungan
yang sama seperti yang diberikan di dalam wilayah tersebut kepada
warga negara dari negara di mana dia bertempat tinggalnya biasanya.

Pasal 15
Hak atas perhimpunan
Mengenai pendirian perhimpunan non-politik dan non-profit dan serikat
buruh, maka para Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi
yang secara sah berdiam di dalam wilayah mereka perlakuan sebaik
rnungkin yang diberikan kepada warga negara suatu negara asing,
dalam keadaan-keadaan yang sama.
Pasal 16
Akses ke pengadilan-pengadilan
1. Seorang pengungsi memiliki akses yang bebas ke pengadilan hukum
di dalam wilayah semua Negara Peserta.
2. Seorang pengungsi, di dalam wilayah Negara Peserta, tempat dia
bertempat tinggal akan memperoleh perlakuan yang sama seperti
seorang warga negara dalam masalah-masalah yang menyinggung
akses ke pengadilan terrnasuk bantuan hukum dan pengecualian dari
cautio judicatum solvi
3. Seorang pengungsi, dalam masalah-masalah yang ditunjuk padaayat
2 di negara-negara selain negara di mana dia bertempat tinggal akan
diberi perlakuan yang diberikan kepada seorang warga negara dari
negara tempat tinggal.
Bab 3. Pekerjaan yang Menguntungkan
Pasal 17
Pekerjaan yang menghasilkan upah

1. Para Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi yang


secara sah berdiam di dalam wilayah mereka perlakuan sebaik
mungkin yang diberikan kepada warga negara dari suatu negara
asing dalam keadaan-keadaan yang sama, mengenai hak untuk
terlibat dalam pekerjaan yang menghasilkan upah.
2. Bagaimanapun juga, upaya-upaya pembatas yang dikenakan pada
orang-orang asing atau pekerjaan orangorang asing untuk
melindungi pasar tenaga kerja nasional tidak dapat diberlakukan
pada seorang pengungsi yang telah dikecualikan dari mereka, pada
tanggal mulai berlakunya Konvensi ini bagi Negara Peserta yang
bersangkutan, atau yang memenuhi salah satu dari syarat-syarat
berikut:
(a) Dia telah menyelesaikan tiga tahun bertempat tinggal dinegara
itu;
(b) Dia mempunyai seorang istri yang memiliki kewarganegaraan
dari negara tempat tinggal. Seorang pengungsi tidak dapat
meminta kemanfaatan dari ketentuan inijika dia telah
meninggalkan istrinya;
(c) Dia mempunyai satu orang anak atau lebih yang memiliki
kewarganegaraan dari negara tempat tinggal.
3. Para Negara Peserta akan memberikan perhatian yang simpatik
dalam mengasimilasi hak-hak semua pengungsi berkenaan dengan
pekerjaan yang menghasilkan upah pada para warga negara
pengungsi dan terutama para pengungsi yang telah memasuki
wilayah mereka sesuai dengan program-program rekrutmen tenaga
kerja atau menurut skema imigrasi.
Pasal 18
Pekerjaan sendiri
Para Negara Peserta akan memberikan kepada seorang pengungsi yang
secara sah berdiam di dalam wilayah mereka, perlakuan sebaik
mungkin, dan dalam kejadian apa pun, setidak-tidaknya sama dengan
yang pada umumnya diberikan kepada orang-orang asing dalam
keadaan-keadaan yang sama mengenai hak untuk melibatkan diri demi
kepentingannya sendiri dalam bidang pertanian, industri, keraj'man
tangan dan perdagangan, dan untuk mendirikan perusahaanperusahaan dagang dan industri.
Pasal 19
Profesi-profesi liberal

1. Setiap Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi yang


secara sah berdiam di dalam wilayah mereka, yang memiliki ijazah
yang diakui oleh para penguasa yang berwenang dari Negara Peserta
yang bersangkutan, dan yang mendambakan melakukan suatu
profesi liberal, perlakuan sebaik mungkin dan dalam kejadian apa
pun, setidak-tidaknya sama dengan yang pada umumnya diberikan
kepada orang-orang asing dalam keadaan-keadaan yang sama.
2. Para Negara Peserta akan menggunakan usaha-usaha terbaiknya
secara tetap sesuai dengan undang-undang dan konstitusi mereka
untuk menjamin penyelesaian pengungsi tersebut di dalam wilayah
selain wilayah metropolitan, di mana untuk hubungan-hubungan
internasionalnya mereka bertanggung jawab.

Bab 4. Kesejahteraan
Pasal 20
Pemberian ransum
Apabila terdapat sistem pemberian ransum, yang berlaku pada
penduduk secara luas dan mengatur distribusi umum produk-produk
dalam masa kesulitan pemasokan, maka para pengungsi harus
diberikan perlakuan yang sama seperti warga negaranya.
Pasal 21
Perumahan
Mengenai perumahan, para Negara Peserta, sejauh masalahnya diatur
oleh undang-undang atau peraturan-peraturan, atau tunduk pada
pengawasan para penguasa pemerintah, akan memberikan kepada
pengungsi yang secara sah berdiam di dalam wilayah mereka perlakuan
sebaik mungkin, dan dalam kejadian apa pun, setidak-tidaknya sama
dengan yang pada umumnya diberikan kepada orang-orang asing dalam
keadaan-keadaan yang sama.
Pasal 22
Pendidikan umum

1. Para Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi perlakuan


yang sama seperti yang diberikan kepada warga negara, berkenaan
dengan pendidikan dasar.
2. Para Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi perlakuan
sebaik mungkin, dan dalam kejadian apa pun, setidak-tidaknya sama
dengan yang diberikan kepada orang-orang asing pada umumnya
dalam keadaan-keadaan yang sama, mengenai pendidikan selain
pendidikan dasar, dan terutama, mengenai akses ke studi-studi,
pengakuan sertifikat sekolah asing, ijazah dan kesarjanaan,
pembebasan ongkos-ongkos dan biaya-biaya, dan penerimaan
beasiswa.
Pasal 23
Pertolongah umum
Para Negara Peserta akan memberikan kepada para pengungsi yang
secara sah berdiam di dalam wilayah mereka perlakuan yang sama
mengenai pertolongan dan bantuan umum seperti yang diberikan
kepada warga negara mereka.
Pasal 24
Perundang-undangan buruh danjaminan sosial
1. Para Negara Peserta akan meinberikan kepada pengungsi yang
secara sah berdiain di dalam wilayah mereka perlakuan yang sama,
seperti yang diberikan kepada warga negara mengenai masalahmasalah berikut:
(a) Sejauh masalah-masalah tersebut diatur dengan undang-undang
atau peraturan-peraturan atau yang tunduk pada pengawasan
para penguasa administratif: penggajian,termasuk upah
keluarga, apabila upah ini merupakan bagian dari penggajian,
jam kerja, peraturan-peraturan lembur, hari libur dengan
pembayaran, pembatasan-pembatasan pada pekerjaan rumah,
umur minimum bekerja, magang dan pelatihan, kerja wanita dan
kerja orang-orang muda, dan perolehan kemanfaatankemanfaatan dari penawaran kolektif;
(b) Jaminan
sosial
(ketentuan-ketentuan
hukum
mengenai
kecelakaan kerja, penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh
pekerjaan, keibuan, sakit, cacat, umur tua, kematian, dalam
keadaan menganggur, pertanggungjawaban keluarga, dan
setiap kemungkinan lain, menurut undang-undang dan
peraturan-peraturan nasional dicakup oleh suatu skema jaminan
sosial), dengan tunduk pada pembatasan-pembatasan berikut:

(i)

Mungkin ada peraturan-peraturan yang tepat untuk


mempertahankan hak-hak yang diperoleh dan hakhakdalam proses perolehan;
(ii) Undang-undang atau peraturan-peraturan nasional dari
negara tempat tinggal dapat menetapkan peraturanperaturan khusus mengenai keuntungan-keuntungan atau
porsi-porsi keuntungan yang dapat dibayarkan seluruhnya
dari dana umum dan mengenai upah yang dibayarkan
kepada orang-orang yang tidak dapat memenuhi kontribusi
syarat-syarat yang ditetapkan untuk penerimaan pensiun
yang lazimnya.
2. Hak atas kompensasi untuk kematian seorangpengungsi yang
merupakan akibat dari kecelakaan kerja atau dari penyakit yang
ditimbulkan oleh pekerjaan tidak dapat dipengaruhi oleh fakta bahwa
tempat tinggal ahli waris adalah di luar wilayah Negara Peserta.
3. Para Negara Peserta akan memberikan kepada para pengungsi
kemanfaatan-kemanfaatan dari persetujuan-persetujuan yang dibuat
antara mereka, atau yang mungkin dibuat antara mereka di
kemudian hari, mengenai dipertahankannya hak-hak yang diperoleh
dan hak-hak dalam proses perolehan berkenaan dengan jaminan
sosial, dengan tunduk hanyapada syarat-syarat yang berlaku untuk
warga negara dari para Negara penandatangan persetujuanpersetujuan yang dipermasalahkan.
4. Para Negara Peserta akan memberikan perhatian yang simpatik
dengan
memberikan
kepada
pengungsi
sejauh
mungkin
kemanfaatan-kemanfaatan dari persetujuan-persetujuan serupa,
yang mungkin setiap waktu berlaku antara para Negara Peserta
tersebut dan para Negara bukan Peserta.
Bab 5. Langkah-Iangkah Administratif
Pasal 25
Bantuan administratif
1. Ketika pelaksanaan suatu hak oleh seorang pengungsi, secara
lazimnya akan memerlukan bantuan para penguasa suatu negara
asing di mana dia tidak dapat memiliki jalan lain, maka para Negara
Peserta di mana dia bertempat tinggal, akan mengatur bahwa
bantuan tersebut diberikan kepadanya oleh para penguasa mereka
sendiri atau suatu penguasa internasional.

2. Penguasa atau para penguasa yang disebut di dalam ayat 1 akan


menyampaikan atau menyebabkan disampaikan di bawah
pengawasan mereka kepada pengungsi, dokumen-dokumen atau
keterangan-keterangan seperti yang biasanya harus disampaikan
kepada orang-orang asing oleh atau melalui para penguasa nasional
mereka.
3. Dokumen-dokumen atau keterangan-keterangan yang disampaikan
demikian akan berkedudukan sebagai pengganti instrumeninstrumen resmi, yang disampaikan kepada orang-orang asing oleh
atau melalui para penguasa nasional mereka, dan harus diberikan
kepercayaan dengan tiadanya bukti yang bertentangan.
4. Dengan tunduk pada perlakuan pengecualian seperti yang mungkin
diberikan kepada orang-orang fakir miskin, maka ongkos dapat
dibebankan untuk pelayanan-pelayanan yang disebut dalam ini,
tetapi pembayaran tersebut harus layak dan sepadan dengan ongkos
yang dibebankan kepada warga negara untuk pelayanan-pelayanan
serupa.
5. Ketentuan-ketentuan pasal ini harus tanpa mempengaruhi ketentuan
pasal 27 dan pasal 28.

Pasal 26
Kebebosan bergerak
Setiap Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi yang
secara sah berdiam di dalam wilayahnya hakuntuk memilih tempat
tinggal mereka dan bergerak dengan bebas di dalam wilayahnya,
dengan tunduk pada setiap peraturan yang dapat pada orang- orang
asing pada umumnya dalam keadaan-keadaan yang sama.
Pasal 27
Surat-surat iderititas
Para Negara Peserta akan mengeluarkan surat identitas kepada
pengungsi mana pun yang tinggal di dalam wilayah mereka dan tidak
memiliki dokumen perjalanan yang sah.

Pasal 28
Dokumen perjalanan
1. Para Negara Peserta akan mengeluarkan kepada pengungsi yang
secara sah berdiam di dalam wilayah mereka, dokumen-dokumen
perjalanan untuk tujuan bepergian ke luar wilayah mereka, kecuali
alasan-alasan keamanan nasional yang memaksa atau ketertiban
umum meminta sebaliknya, dan ketentuan-ketentuan mengenai
daftar perjalanan padaKonvensi ini harus berlaku berkenaan dengan
dokumen-dokumen
tersebut.
Para
Negara
Peserta
dapat
mengeluarkan dan memberikan dokumen perjalanan tersebut
kepada pengungsi lain mana pun di dalam wilayah mereka; Para
Negara Peserta terutama akan memberikan perhatian yang simpatik
dengan mengeluarkan dokumen perjalanan tersebut kepada
pengungsi di dalam wilayah mereka yang tidak dapat
memperolehnya dari negara tempat tinggal mereka yang sah.
2. Dokumen-dokumen perjalanan yang dikeluarkan kepada pengungsi
menurut persetujuan-persetujuan internasional yang sebelumnya
oleh pihak-pihak yang bersangkutan harus diakui dan diperlakukan
oleh para Negara Peserta dalam cara yang sama seolah-olah telah
dikeluarkan sesuai dengan pasal ini.

Pasal 29
Beban Fiskal
1. Para Negara Peserta tidak dapat mengenakan kepada para
pengungsi setiap kewajiban, beban atau pajak, selain atau lebih
tinggi daripada yang dipungut atau yang dapat dipungut pada warga
negara mereka dalam situasi-situasi serupa.
2. Tidak satu pun ketentuan dalam ayat di atas dapat mencegah
penerapan undang-undang dan peraturan-peraturan pada pengungsi
mengenai beban-beban yang berkaitan dengan pengeluaran
dokumen administratif kepada orang-orang asing termasuk suratsurat identitas.
Pasal 30
Pengalihan aset

1. Suatu Negara Peserta, sesuai dengan undang-undang dan peraturanperaturannya akan memperkenankan pengungsi untuk mengalihkan
aset yang telah mereka bawa masuk ke dalam wilayahnya, ke negara
lainnya apabila mereka telah diperkenankan untuk tujuan-tujuan
pemukiman kembali.
2. Suatu Negara Peserta akan memberikan perhatian yang simpatik
pada permohonan para pengungsi untuk diperkenankan mengalihkan
aset ke mana pun mereka mungkin diperlukan atau yang diperlukan
untuk pemukiman mereka kembali di negara lain di mana mereka
telah diperkenankan masuk.
Pasal 31
Pengungsi yang secara tidak sah berdiam di negara tempat pengungsi
1. Para Negara Peserta tidak dapat mengenakan hukuman atas alasan
masuknya atau keberadaan mereka yang secara tidak sah, pada
pengungsi yang secara langsung datang dari suatu wilayah di mana
kehidupan atau kebebasan mereka terancam dalam arti ketentuan
pasal 1, memasuki atau berada di dalam wilayah mereka tanpa izin
dengan syarat mereka menghadapkan diri tanpa penundaan kepada
para penguasa dan menunjukkan alasan yang baik atas masuknya
atau keberadaan mereka secara tidak sah itu.
2. Para Negara Peserta tidak dapat memberlakukan terhadap arus
pengungsi tersebut pembatasan-pembatasan selain pembatasan
yang diperlukan dan pembatasan-pembatasan tersebut hanya akan
diberlakukan sampai status mereka di negara itu dibuat tetap, atau
mereka memperoleh izin masuk ke negara lain. Para Negara Peserta
akan memberikan kepada pengungsi suatu jangka waktu yang layak
dan semua fasilitas yang perlu untuk memperoleh izin masuk ke
negara lainnya.
Pasal 32
Pengusiran
1. Para Negara Peserta tidak dapat mengeluarkan seorang pengungsi
yang secara sah berdiam di dalam wilayah mereka kecuali atas
alasan-alasan keamanan nasional atau ketertiban umum.
2. Pengusiran seorangpengungsi tersebut hanya akan dilakukan
menurut keputusan yang dicapai sesuai dengan proses hukum yang
semestinya. Kecuali alasan-alasan keamanan nasional yang
memaksa meminta sebaliknya, pengungsi itu hams diperkenankan

menyampaikan bukti untuk menjelaskan dirinya dan permohonan


naik banding serta diwakili untuk diajukan di hadapan penguasa yang
berwenang, atau seorang atau orang-orang yang secara khusus
ditunjuk oleh penguasa yang berwenang.
3. Para Negara Peserta akan memberikan kepada seorang pengungsi
tersebut suatu jangka waktu yang layak yang selama itu untuk
mencari izin masuk yang sah ke negara yang lain. Para Negara
Peserta akan menyediakan hak untuk memberlakukan selama jangka
waktu tersebut, upaya-upaya internal seperti yang mereka mungkin
anggap perlu.
Pasal 33
Larangan pengusiran atau pengembalian. ('refoulment')
1. Tidak satu pun Negara Peserta dapat mengeluarkan atau
mengembalikan seorang pengungsi dalam cara apa pun ke
perbatasan wilayah apabila kehidupan atau kebebasannya terancam
karena
alasan
rasnya,
agamanya,
kewarganegaraannya,
keanggotaannya pada suatu kelompok sosial tertentu atau pendapat
politik tertentu.
2. Kemanfaatan ketentuan ini, bagaimanapun juga, tidak dapat dituntut
oleh seorang pengungsi di mana terdapat alasan-alasan yang pantas
untuk menganggap sebagai bahaya keamanan dari negara di mana
dia dihukum, atau sedang dihukum dengan putusan terakhir
mengenai suatu kejahatan berat terutama sekali, yang merupakan
bahaya terhadap masyarakat negara yang bersangkutan.
Pasal 34
Naturalisasi
Para Negara Peserta akan sejauh mungkin memberikan fasilitas
asimilasi dan naturalisasi kepada para pengungsi. Mereka terutama
akan melakukan setiap usaha untuk memperlancar proses acara
naturalisasi dan mengurangi sejauh mungkin biaya-biaya dan ongkos
persidangan-persidangan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai