PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembahasan makalah ini, berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah
untuk membahas hal-hal yang sesuai dengan permasalahan yangdiajukan antara lain :
1.3.1
Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Firma berserta ciri-
1.3.2
1.3.3
1.3.4
cirinya.
Mahasiswa dapat mengetahui apa saja kebaikan dan keburukan dari Firma.
Mahasiswa dapat mengetahui dasar hukum Firma beserta isinya.
Mahasiswa dapat mengetahui siapa saja yang menjadi sekutu dalam
1.3.5
pembentukkan Firma.
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses pendirian dan pembubaran
Firma.
1.4.
Manfaat Penulisan
Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama bahwa
manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jelas berdasarkan ciri-ciri diatas, di dalam firma semua anggota adalah pemilik yang
sekaligus merangkap pengelola yang secara langsung aktif melaksanakan usaha perusahaan.
Karena hal tersebut, maka firma memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan
bentuk organisasi perusahaan yang lain. Maka dari itu, Drebin (1982) membagi karakteristik
Firmaitu menjadi 5 yaitu:
1. Mutual Agency (saling mewakili), setiap anggota dalam menjalankan usaha firma
merupakan wakil dari anggota firma yang lain. Apabila ada salah seorang anggota
4
beroperasi dalam bidang usaha firma, maka secara tidak langsung anggota tersebut
mewakili anggota firma yang lain.
2. Limited Life (umur terbatas), firma yang didirikan oleh beberapa anggota memiliki
umur yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota yang keluar berarti firma
tersebut dinyatakan bubar secara hukum, demikian juga apabila ada anggota baru
yang bergabung. Firma dinyatakan masih beroperasi atau bubar jika tidak ada
perubahan dalam komposisi keanggotaannya.
3. Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap kewajiban firma tiak terbatas),
tanggung jawab atas hutang tidak terbatas pada kekayaan yang dimiliki firma saja,
tapi juga sampai harta milik pribadi para anggota firma. Jadi jika dalam keadaan
tertentu firma memiliki hutang pada kreditur dan firma tersebut tidak mampu
membayar karena jumlah kekayaan tidak mencukupi maka kreditur berhak menagih
kepada para anggota firma sampai harta milik pribadi.
4. Ownership of an Interest in a Partnership, bahwa kekayaan setiap anggota yang sudah
ditanamkan dalam firma merupakan kekayaan bersama dan tidak dapat dipisahkan
secara jelas. Masing-masing anggota adalah sebagai pemilik bersama atas kekayaan
Firma. Tanpa seijin naggota lain, anggota lain tidak boleh menggunakan kekayaan
firma. Hak anggota terhadap kekayaan firma akan terlihat dalam saldo modal akhir
para anggota firma yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : penanaman modal
awal, penanaman modal tambahan, pengambilan prive, penambahan dari pembagian
laba, dan pengurangan dari pembagian rugi.
5. Participating in Partnership Profit, laba atau rugi sebagai hasil operasi Firma akan
dibagikan kepada setiap anggota firma berdasarkan partisipasi para anggota di dalam
firma. Jika ada seorang anggota yang aktif menjalankan usaha firma, maka anggota
tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar daripada anggota yang lain
meskipun modal yang ditanamkan lebih kecil daripada modal yang ditanam oleh
anggota yang tidak aktif atau dapat ditentukan secara lain atas persetujuan anggota
lainnya. Ketentuan mengenai besarnya pembagian laba rugiini harus dicantumkan
secara rinci dan jelas dalam akte pendirian firma tersebut.
2.2.
Setiap bentuk-bentuk usaha pasti mempunyai kebaikan dan keburukan. Begitu pula
Firma, pasti memiliki kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan yang harus
di pertimbangkan. Berikut adalah kebaikan-kebaikan dari Firma, yaitu:
a. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah
untuk memperluas usahanya.
b. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih
besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang.
c. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para
anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga
keputusan-keputusan menjadi lebih baik
d. Tergabung alasan-alasan rasional.
e. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.
f. Prosedur pendirian relative mudah.
2.3.
Firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di muka notaris. Akta
Pendirian Firma harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya
meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta pendirian harus
diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara. Tetapi karena Firma bukan
merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari
Departemen Kehakiman RI.
Pasal 20
Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal 30 alinea
kedua,maka nama persero komanditer tidak boleh digunakan dalam firma. (KUHD 19-21.)
Perseroini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan
perseroantersebut, biar berdasarkan pemberian kuasa sekalipun. (KUHD 17, 21, 32.) Ia tidak
ikutmemikul kerugian lebih daripada jumlah uang yang telah dimasukkannya dalam
perseroan atau yang harus dimasukkannya, tanpa diwajibkan untuk mengembalikan
keuntungan yang telah dinikmatinya. (KUHPerd. 1642 dst.)
Pasal 21
Persero komanditer yang melanggar ketentuan-ketentuan alinea pertama atau
alineakedua dari pasal yang lain, bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk
seluruhnya terhadap semua utang dan perikatan perseroan itu. (KUHD 18.)
Pasal 22
Perseroan-perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik, tanpa adanya
kemungkinan untuk disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu tidak ada.
(KUHPerd.1868, 1874, 1895, 1898; KUHD 1, 26, 29, 31.)
Pasal 23
Para persero firma diwajibkan untuk mendaftarkan akta itu dalam register yang
disediakan untuk itu pada kepaniteraan raad van justitie (pengadilan negeri) daerah hukum
tempat kedudukan perseroan itu. (Rv. 82; KUHPerd. 152; KUHD 24, 27 dst., 30 dst., 38
dst.;S.1946-135 pasal 5.)
Pasal 24
Akan tetapi para persero firma diperkenankan untuk hanya mendaftarkan petikannya
saja dari akta itu dalam bentuk otentik. (KUHD 26, 28.)
Pasal 25
Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya yang terdaftar, dan dapat
memperoleh salinannya atas biaya sendiri. (KUHD 38; S. 1851-27 pasal 7.)
Pasal 26
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Petikan yang disebut dalam pasal 24 harus memuat:
1. nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma;
Pasal 30
Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang
ataulebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan tegas
oleh bekas persero yang namanya disebut di situ, atau bila dalam hal adanya kematian, para
ahliwarisnya tidak menentangnya, dan dalam hal itu untuk membuktikannya harus dibuat
akta,dan mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan
9
dengancara yang ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan ancaman hukuman
yang tercantum dalam pasal 29. Ketentuan pasal 20 alinea pertama tidak berlaku, jikalau
perseroyang mengundurkan diri sebagai persero firma menjadi persero komanditer.
(KUHPerd.1651, KUHD 26.)
Pasal 31
Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan
dalam perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu
setelah habis waktu yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan
dalam perjanjian yang asli yang berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga dengan
akta otentik, dan terhadap ini berlaku ketentuan-ketentuan pendaftaran dan pengumuman
dalamsurat kabar resmi seperti telah disebut. Kelalaian dalam hal itu mengakibatkan,
bahwa pembubaran, pelepasan diri, penghentian atau perubahan itu tidak berlaku terhadap
pihak ketiga. Terhadap kelalaian mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan
waktu perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29. (KUHPerd. 1646 dst.; KUHD 22, 26,
30.)
Pasal 32
Pada pembubaran perseroan, para persero yang tadinya mempunyai hak
mengurusharus membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama firma itu juga,
kecuali biladalam perjanjiannya ditentukan lain , atau seluruh persero (tidak termasuk para
perserokomanditer) mengangkat seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang
demi seorang dengan suara terbanyak. Jika pemungutan suara macet, raad van justitie
mengambil keputusan sedemikian yang menurut pendapatnya paling layak untuk kepentingan
perseroanyang dibubarkan itu. (KUHPerd. 1652; KUHD 17, 20, 22, 31, 56; Rv. 6-50, 99.)
Pasal 33
Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk membayar utangutang yang telah dapat ditagih, maka mereka yang bertugas untuk membereskan keperluan itu
dapat menagih uang yang seharusnya akan dimasukkan dalam perseroan oleh tiaptiap persero menurut bagiannya masing-masing. (KUHD 18, 22.)
Pasal 34
Uang yang selama pemberesan dapat dikeluarkan dari kas perseroan, harus
dibagikansementara. (KUHD 33.)
Pasal 35
Setelah pemberesan dan pembagian itu, bila tidak ada perjanjian yang
menentukanlain, maka buku-buku dan surat-surat yang dulu menjadi milik perseroan yang
10
dibubarkan itu tetap ada pada persero yang terpilih dengan suara terbanyak atau yang
ditunjuk oleh raad van justitie karena macetnya pemungutan suara, dengan tidak mengurangi
kebebasan para persero atau para penerima hak untuk melihatnya. (KUHPerd. 1801 dst.,
1652, 1885; KUHD 12, 56.)
.
2.4.
Sekutu Firma
11
2.5.
A. Pendirian Firma
Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Persekutuan Firma
adalah persekutuan yang diadakan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan memakai
nama bersama. Menurut pendapat lain, Persekutuan Firma adalah setiap perusahaan yang
didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama atau Firma
sebagainama yang dipakai untuk berdagang bersama-sama. Adapun pendirian Firma telah
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dengan cukup lengkap, terutama dalam
Pasal 22 hingga Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Adapun pendirian Firma
dalam Pasal 22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang menjelaskan bahwa, tiaptiap persekutuan Firma harus didirikan dengan akta otentik, akan tetapi ketiadaan akta
demikian tidak dapat ditemukan untuk merugikan pihak ketiga.
Ada tiga unsur penting dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Firma harus didirikan dengan akta otentik;
2. Firma dapat didirikan tanpa akta otentik;
3. Akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga.
Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga
menganggap firma sebagai persekutuan umum yang menjalankan segala macam usaha,
didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas serta semua sekutu berwenang
menandatangani berbagai surat untuk firma ini sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 29
KUHD. Isi ikhtisar resmi akta pendirian firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD yang
harusmemuat sebagai berikut:
1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.
2. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum atau kah
terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir
denganmenunjukan cabang khusus itu.
3. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama firma.
4. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.
5. Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai
untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu.
Bentuk umumnya perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma biasanya
berisitentang hal-hal berikut:
12
Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang
ataulebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan tegas
oleh bekas pescro yang namanya disebut di situ, atau bila dalam hal adanya kematian, para
ahliwarisnya tidak menentangnya, dan dalam hal itu ulituk membuktikannya harus dibuat
akta,dan mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan
dengancara yang ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan ancaman hukuman
yangtercantum dalam pasal 29.
Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan
dalam perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu
setelah habis waktu yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan dalam
petikaian yang asli yang berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga dengan akta
otentik, dan terhadap ini berlaku ketentuan-ketentuan pendaftaran dan pengumuman dalam
surat kabar resmi seperti telah disebut. Kelalaian dalam hal itu mengakibatkan, bahwa
pembubaran, pelepasan diri, penghentian atau perubahan itu tidak berlaku terhadap pihak
ketiga. Terhadap kelalaian mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan waktu
perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29. (KUHPerd. 1646 dst.; KUHD 22, 26, 30.)
Pada pembubaran perseroan, para pesero yang tadinya mempunyai hak mengurus
harus membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama firma itu juga, kecuali bila
dalam perjanjiannya ditentukan lain , atau seluruh pesero (tidak termasuk para pesero
komanditer) mengangkat seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang demi
seorang dengan suara terbanyak. Jika pemungutan suara macet, raad van justitie mengambil
keputusan sedemikian yang menurut pendapatnya paling layak untuk kepentingan perseroan
yang dibubarkan itu. (KUHPerd. 1652; KUHD 17, 20, 22, 31, 56; Rv. 6-50, 99.)
Cara Pembubarannya :
1. Dengan akta otentik (Notaris) supaya tidak ada yang dapat dituntut karena namanamanya jelas.
2. Di daftarkan ke Paniteraan Pengadilan Negri.
14
BAB III
PENUTUP
15
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa Firma merupakan
sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan
memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas
usahanya. Unsur-unsur yang berkaitan dengan Persekutuan Firma itu sendiri adalah:
Persekutuan Perdata (pasal 1618 BW), Menjalankan Perusahaan (pasal 16 KUHD),
Dengannama bersama atau Firma (pasal 26 KUHD) dan Tanggung jawab sekutu bersifat
pribadiuntuk keseluruhan (pasal 18 KUHD).
Kemudian daripada itu, Firma sendiri memiliki beberapa kebaikan dan beberapa
keburukan. Kebaikan Firma dapat disimpulkan bahwa modalnya yang didapat dari
usaha perorangan lebih besar sehingga mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar
pula. Bahkan prosedur pendiriannya mudah untuk dilakukan. Tetapi keburukannya yang
merugikan yaitu karena tanggung jawab nya ditanggung bersama, maka jika ada utang semua
harus ikut bertanggung jawab, bahkan mudah terjadi perselisihan akibat pemimpin lebih dari
satu orang dan jika salah satu Firmant keluar maka Firma akan dibubarkan.
Berdasarkan pengertian Firma itu sendiri, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
Persekutuan Firma itu anggotanya biasanya sudah saling mengenal dan saling percaya,
memakai nama bersama untuk membentuk usahanya, tanggung jawab dan resikonya
ditanggung bersama, setiap anggotanya punya hak untuk memimpin bahkan membubarkan.
Semua mengenai Firma itu sudah diatur dalam KUHD dalam Pasal 16 35.
Persekutuan Firma dapat bubar karena berakhirnya jangka waktu yang telah ditetapkan dalam
akta pendirian, bisa pula akibat pengunduran diri atau pemberhentian sekutu dan bisa juga
karena terjadi bangkrut. Cara pembubarannya hampir mirip dengan pendiriannyayaitu harus
dengan akta otentik, didaftarkan di ke Paniteraan Pengadilan Negri dan harusdiumumkan di
Tambahan Berita Negara. Jika tidak maka pembubaran, pengunduran diri, dan perubahan
terhadap pihak ketiga tidak berlaku.
16
DAFTAR PUSTAKA
M, Rita, Vincent K dan Reza Paleva. Panduan Praktis Mendirikan Badan Usaha. Cet.
1.Jakarta: Forum Sahabat, 2009.
Purwosutjipto, H.M.N. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia II: Bentukbentuk Perusahaan. Cet. 9. Jakarta: Djambatan, 1999.
Soekardono. Hukum Dagang Indonesia I Bagian II. Cet. 3. Jakarta: Djambatan, 1989.
Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Cet. 22. Jakarta: Intermasa, 1989.
Subekti, R dan R. Tjitrosudibio. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Cet. 25. Jakarta:
PT.Pradnya Paramita, 1992.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan. Cet. 27. Jakarta:PT.
Pradnya Paramita, 2002.
Agrma.wordpress.com/2010/10/27/firma Adam Smith,The
terittahun 1776 di London), Bantam Books,New York,2003
wealt
of
Nations,(aslinya
17