Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Secara umum perusahaan artinya tempat terjadinya kegiatan produksi


dan berkumpulnya semua faktor produksi untuk digunakan dan dikoordinir demi memuaskan
kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Berdasarkan definisi diatas maka dapat dilihat
adanya lima unsur penting dalam sebuah perusahaan yaitu organisasi, produksi,
sumber ekonomi, kebutuhan dan cara yang menguntungkan. Setiap perusahaan ada yang
terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di
pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah
status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi. Adapun perusahaan
itu sendiri dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : Perusahaan Perseorangan atau disebut juga
Perusahaan Individu adalah badan usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang.
Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara tertentu. Semua
orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada
umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi,
memiliki tenaga kerja yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana.
Perusahaan Perseorangan dapat berbentuk Perusahaan Dagang atau Jasa (Toko
Swalayan, Biro Konsultan) dan Perusahaan Industri. Contoh perusahaan perseorangan seperti
toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan lain sebagainya. Perusahaan
Persekutuan Badan Hukum yang dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, dan
BUMN. Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang
dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada
perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada didalamnya. Di dalam
PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dalam badan usaha PT dapat
menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT
atau persoroan terbatas dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan
berbagai persyaratan lainnya. Perusahaan Persekutuan bukan Badan Hukum atau disebut juga
Perusahaan persekutuan yang artinya badan usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih
yang secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Yang termasuk dalam
badan usaha persekutuan adalah Perusahaan Dagang atau Usaha Dagang, Industri Rumah
(home industri), dan Perseroan (Firma dan CV). Untuk mendirikan badan usaha persekutuan
membutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah yang terkait. Banyak sekali bentukbentuk perusahaan yang dapat kita lihat dari penjelasan diatas. Tapi yang akan kita bahas
sekarang yaitu mengenai Firma yang merupakan salah satu contoh dari Badan Persekutuan
bukan Berbadan Hukum.

Kita tahu sekarang ini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang menggunakan


bentuk Firma ini. Bahkan Firma bukanlah istilah yang asing lagi untuk kita dengar dan akan
terus berkembang di masa sekarang ini. Firma itu sendiri telah dibuat hukum nya
(peraturannya) dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) oleh pemerintah. Oleh
sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam lagi apa itu Firma sehingga kita
dapat mempertimbangkan bentuk usaha apa yang ingin kita gunakan jika kita ingin membuka
suatu usaha.
1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas,maka secara umum rumusan


masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.3.

Apakah yang dimaksud dengan Firma berserta ciri-cirinya?


Apa saja kebaikan dan keburukan dari Firma?
Apa dasar hukum Firma beserta isinya?
Siapa saja yang menjadi sekutu dalam pembentukkan Firma?
Bagaimana proses pendirian dan pembubaran Firma?

Tujuan Penulisan

Tujuan dalam pembahasan makalah ini, berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah
untuk membahas hal-hal yang sesuai dengan permasalahan yangdiajukan antara lain :
1.3.1

Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Firma berserta ciri-

1.3.2
1.3.3
1.3.4

cirinya.
Mahasiswa dapat mengetahui apa saja kebaikan dan keburukan dari Firma.
Mahasiswa dapat mengetahui dasar hukum Firma beserta isinya.
Mahasiswa dapat mengetahui siapa saja yang menjadi sekutu dalam

1.3.5

pembentukkan Firma.
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses pendirian dan pembubaran
Firma.

1.4.

Manfaat Penulisan

Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama bahwa
manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
2

1.4.1. Secara toeritis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang


telah
dirumuskan akanmam perkenalkan tentang Firma serta menimbulkan
pemahaman dan pandangan barumengenai Firma.
1.4.2. Secara PraktisSecara praktis, penulisan makalah ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi para Mahasiswa,
sehingga akan lebih mengetahui bagaimana menjalankan suatu badan usaha
yang ingin di bentuk.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Ciri-cir Firma


Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah memiliki
pengertian perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa,
adalah sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih
(disebut Firmant) denganmemakai nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama
untuk memperluas usahanya. Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah
persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama. Jadi ada
beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan. Nama perusahaan
seperti umumnya adalah nama dari salah seorang sekutu. Dalam firma semua anggota
bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri maupun bersama terhadap utang-utang
perusahaan kepada pihak lain. Bila perusahaan mengalami kerugian akan ditanggung
bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan pribadi mereka. Firma dapat dibentuk oleh 2
orang atau lebih yang semuanya belum memiliki usaha. Pemiliki firma terdiri dari beberapa
orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan
pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.
Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena : Tidak
ada pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutusekutu, setiap
sekutu bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Tidak ada keharusan pengesahan
akta pendirian oleh Menteri Kehakiman dan HAM Firma berakhir apabila jangka waktu yang
ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir. Tujuan dari firma adalah untuk memperluas
usaha dan menambah modal agar lebih kuat dan mampu bersaing perusahaan yang lain.
Firma juga biasa disebut Persekutuan (Partnership), sebab perusahaan yang berbentuk firma
memang didirikan oleh orang-orang atau sekutu-sekutu sebagai pemilik dari firma.
Secara umum, ciri-ciri dan sifat Firma yang dapat kita lihat yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.


Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.
Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan
harta pribadi.
Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.
Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang
lainnya.
Keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup.
Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.
Pendiriannya tidak memelukan akte pendirian.
Mudah memperoleh kredit usaha.

Jelas berdasarkan ciri-ciri diatas, di dalam firma semua anggota adalah pemilik yang
sekaligus merangkap pengelola yang secara langsung aktif melaksanakan usaha perusahaan.
Karena hal tersebut, maka firma memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan
bentuk organisasi perusahaan yang lain. Maka dari itu, Drebin (1982) membagi karakteristik
Firmaitu menjadi 5 yaitu:
1. Mutual Agency (saling mewakili), setiap anggota dalam menjalankan usaha firma
merupakan wakil dari anggota firma yang lain. Apabila ada salah seorang anggota
4

beroperasi dalam bidang usaha firma, maka secara tidak langsung anggota tersebut
mewakili anggota firma yang lain.
2. Limited Life (umur terbatas), firma yang didirikan oleh beberapa anggota memiliki
umur yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota yang keluar berarti firma
tersebut dinyatakan bubar secara hukum, demikian juga apabila ada anggota baru
yang bergabung. Firma dinyatakan masih beroperasi atau bubar jika tidak ada
perubahan dalam komposisi keanggotaannya.
3. Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap kewajiban firma tiak terbatas),
tanggung jawab atas hutang tidak terbatas pada kekayaan yang dimiliki firma saja,
tapi juga sampai harta milik pribadi para anggota firma. Jadi jika dalam keadaan
tertentu firma memiliki hutang pada kreditur dan firma tersebut tidak mampu
membayar karena jumlah kekayaan tidak mencukupi maka kreditur berhak menagih
kepada para anggota firma sampai harta milik pribadi.
4. Ownership of an Interest in a Partnership, bahwa kekayaan setiap anggota yang sudah
ditanamkan dalam firma merupakan kekayaan bersama dan tidak dapat dipisahkan
secara jelas. Masing-masing anggota adalah sebagai pemilik bersama atas kekayaan
Firma. Tanpa seijin naggota lain, anggota lain tidak boleh menggunakan kekayaan
firma. Hak anggota terhadap kekayaan firma akan terlihat dalam saldo modal akhir
para anggota firma yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : penanaman modal
awal, penanaman modal tambahan, pengambilan prive, penambahan dari pembagian
laba, dan pengurangan dari pembagian rugi.
5. Participating in Partnership Profit, laba atau rugi sebagai hasil operasi Firma akan
dibagikan kepada setiap anggota firma berdasarkan partisipasi para anggota di dalam
firma. Jika ada seorang anggota yang aktif menjalankan usaha firma, maka anggota
tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar daripada anggota yang lain
meskipun modal yang ditanamkan lebih kecil daripada modal yang ditanam oleh
anggota yang tidak aktif atau dapat ditentukan secara lain atas persetujuan anggota
lainnya. Ketentuan mengenai besarnya pembagian laba rugiini harus dicantumkan
secara rinci dan jelas dalam akte pendirian firma tersebut.

2.2.

Kebaikan dan Keburukan Firma

Setiap bentuk-bentuk usaha pasti mempunyai kebaikan dan keburukan. Begitu pula
Firma, pasti memiliki kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan yang harus
di pertimbangkan. Berikut adalah kebaikan-kebaikan dari Firma, yaitu:

a. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah
untuk memperluas usahanya.
b. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih
besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang.
c. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para
anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga
keputusan-keputusan menjadi lebih baik
d. Tergabung alasan-alasan rasional.
e. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.
f. Prosedur pendirian relative mudah.

Selain memiliki kebaikan-kebaikan, Firma juga mempunyai keburukan-keburukan


sebagai berikut:
a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.
b. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini memungkinkan
timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.
c. Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.
d. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota
keluar, maka firma pun bubar.
e. Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota firma.
.

2.3.

Dasar Hukum Firma

Firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di muka notaris. Akta
Pendirian Firma harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya
meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta pendirian harus
diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara. Tetapi karena Firma bukan
merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari
Departemen Kehakiman RI.

Pendirian, pengaturan dan pembubaran Firma diatur di dalam Kitab Undang


UndangHukum Dagang (KUHD) (Wetboek van Koophandel voor Indonesie) S.1847-23.
Hukum mengenai Firma terdapat dalam bagian 2 dalam KUHD dengan judul Perseroan
Firma Dan Perseroan Dengan Cara meminjamkan Uang Atau Disebut Perseroan Komanditer
yang dimulai dari pasal 16 sampai 35. Isi di dalam Hukum tersebut adalah sebagai berikut:
Pasal 16
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Perseroan Firma adalah suatu perseroan yang didirikan
untuk melakukan suatu usaha di bawah satu nama bersama. (KUHD 19 dst., 22 dst., 26-11,
29; Rv.6-5o, 8-2 o, 99.)
Pasal 17
Tiap-tiap persero kecuali yang tidak diperkenankan, mempunyai wewenang
untuk bertindak, mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, dan mengikat
perseroankepada pihak ketiga, dan pihak ketiga kepada perseroan. Tindakan-tindakan yang
tidak bersangkutan dengan perseroan, atau yang bagi para persero menurut perjanjian
tidak berwenang untuk mengadakannya, tidak dimasukkan dalam ketentuan ini. (KUHPerd.
1632,1636, 1639, 1642; KUHD 20, 26, 29, 32.)
Pasal 18
Dalam perseroan firma tiap-tiap persero bertanggung jawab secara tanggung
rentenguntuk seluruhnya atas perikatan-perikatan perseroannya. (KUHPerd.1282, 1642,
1811.)
Pasal 19
Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga
perseroankomanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero yang
bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau lebih
sebagai pemberi pinjaman uang. Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan firma
terhadap persero-persero firma di dalamnya dan perseroan komanditer terhadap pemberi
pinjamanuang. (KUHD. 16, 20, 22 dst.)

Pasal 20
Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal 30 alinea
kedua,maka nama persero komanditer tidak boleh digunakan dalam firma. (KUHD 19-21.)
Perseroini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan
perseroantersebut, biar berdasarkan pemberian kuasa sekalipun. (KUHD 17, 21, 32.) Ia tidak
ikutmemikul kerugian lebih daripada jumlah uang yang telah dimasukkannya dalam
perseroan atau yang harus dimasukkannya, tanpa diwajibkan untuk mengembalikan
keuntungan yang telah dinikmatinya. (KUHPerd. 1642 dst.)

Pasal 21
Persero komanditer yang melanggar ketentuan-ketentuan alinea pertama atau
alineakedua dari pasal yang lain, bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk
seluruhnya terhadap semua utang dan perikatan perseroan itu. (KUHD 18.)
Pasal 22
Perseroan-perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik, tanpa adanya
kemungkinan untuk disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu tidak ada.
(KUHPerd.1868, 1874, 1895, 1898; KUHD 1, 26, 29, 31.)
Pasal 23
Para persero firma diwajibkan untuk mendaftarkan akta itu dalam register yang
disediakan untuk itu pada kepaniteraan raad van justitie (pengadilan negeri) daerah hukum
tempat kedudukan perseroan itu. (Rv. 82; KUHPerd. 152; KUHD 24, 27 dst., 30 dst., 38
dst.;S.1946-135 pasal 5.)
Pasal 24
Akan tetapi para persero firma diperkenankan untuk hanya mendaftarkan petikannya
saja dari akta itu dalam bentuk otentik. (KUHD 26, 28.)
Pasal 25
Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya yang terdaftar, dan dapat
memperoleh salinannya atas biaya sendiri. (KUHD 38; S. 1851-27 pasal 7.)

Pasal 26
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Petikan yang disebut dalam pasal 24 harus memuat:
1. nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma;

2. pernyataan firmanya dengan menunjukkan apakah perseroan itu umum, ataukah


terbatas pada suatu cabang khusus dari perusahaan tertentu, dan dalam hal
terakhir,dengan menunjukkan cabang khusus itu; (KUHD 17.)
3. penunjukan para persero, yang tidak diperkenankan bertandatangan atas nama firma;
4. saat mulai berlakunya perseroan dan saat berakhirnya;
5. dan selanjutnya, pada umumnya, bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus
dipakaiuntuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para persero. (KUHD 27
dst.)
Pasal 27
Pendaftarannya harus diberi tanggal dari hari pada waktu akta atau petikannya itu
dibawa kepada panitera. (KUHD 23.)
Pasal 28
Di samping itu para persero wajib untuk mengumumkan petikan aktanya dalam surat
kabar resmi sesuai dengan ketentuan pasal 26. (Ov. 105; KUHPerd. 444, 1036; KUHD
29,38.)
Pasal 29
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Selama pendaftaran dan pengumuman belum terjadi,
maka perseroan firma itu terhadap pihak ketiga dianggap sebagai perseroan umum untuk
segalaurusan, dianggap didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan dianggap tiada
seorang persero pun yang dilarang melakukan hak untuk bertindak dan bertanda tangan untuk
firma itu. Dalam hal adanya perbedaan antara yang didaftarkan dan yang diumumkan, maka
terhadap pihak ketiga berlaku ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan pasal yang
laluyang dicantumkan dalam surat kabar resmi. (KUHPerd. 1916; KUHD 30 dst., 39.)

Pasal 30
Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang
ataulebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan tegas
oleh bekas persero yang namanya disebut di situ, atau bila dalam hal adanya kematian, para
ahliwarisnya tidak menentangnya, dan dalam hal itu untuk membuktikannya harus dibuat
akta,dan mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan
9

dengancara yang ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan ancaman hukuman
yang tercantum dalam pasal 29. Ketentuan pasal 20 alinea pertama tidak berlaku, jikalau
perseroyang mengundurkan diri sebagai persero firma menjadi persero komanditer.
(KUHPerd.1651, KUHD 26.)
Pasal 31
Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan
dalam perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu
setelah habis waktu yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan
dalam perjanjian yang asli yang berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga dengan
akta otentik, dan terhadap ini berlaku ketentuan-ketentuan pendaftaran dan pengumuman
dalamsurat kabar resmi seperti telah disebut. Kelalaian dalam hal itu mengakibatkan,
bahwa pembubaran, pelepasan diri, penghentian atau perubahan itu tidak berlaku terhadap
pihak ketiga. Terhadap kelalaian mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan
waktu perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29. (KUHPerd. 1646 dst.; KUHD 22, 26,
30.)
Pasal 32
Pada pembubaran perseroan, para persero yang tadinya mempunyai hak
mengurusharus membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama firma itu juga,
kecuali biladalam perjanjiannya ditentukan lain , atau seluruh persero (tidak termasuk para
perserokomanditer) mengangkat seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang
demi seorang dengan suara terbanyak. Jika pemungutan suara macet, raad van justitie
mengambil keputusan sedemikian yang menurut pendapatnya paling layak untuk kepentingan
perseroanyang dibubarkan itu. (KUHPerd. 1652; KUHD 17, 20, 22, 31, 56; Rv. 6-50, 99.)
Pasal 33
Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk membayar utangutang yang telah dapat ditagih, maka mereka yang bertugas untuk membereskan keperluan itu
dapat menagih uang yang seharusnya akan dimasukkan dalam perseroan oleh tiaptiap persero menurut bagiannya masing-masing. (KUHD 18, 22.)

Pasal 34
Uang yang selama pemberesan dapat dikeluarkan dari kas perseroan, harus
dibagikansementara. (KUHD 33.)
Pasal 35
Setelah pemberesan dan pembagian itu, bila tidak ada perjanjian yang
menentukanlain, maka buku-buku dan surat-surat yang dulu menjadi milik perseroan yang
10

dibubarkan itu tetap ada pada persero yang terpilih dengan suara terbanyak atau yang
ditunjuk oleh raad van justitie karena macetnya pemungutan suara, dengan tidak mengurangi
kebebasan para persero atau para penerima hak untuk melihatnya. (KUHPerd. 1801 dst.,
1652, 1885; KUHD 12, 56.)

.
2.4.

Sekutu Firma

Dalam Persekutuan Firma hanya terdapat satu macam sekutu, yaitu


sekutukomplementer atau Firmant. Sekutu komplementer menjalankan perusahaan dan
mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga sehingga bertanggung jawab pribadi
untuk keseluruhan. Hubungan antara sekutu baik secara intern maupun ekstern setidaknya
telah diatur dalam Pasal 17 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang menjelaskan, tiaptiap persero yang tidak dikecualikan dari satu sama lain, berhak untuk bertindak
untuk mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, pula untuk mengikat perseroan
itu dengan pihak ketiga dan pihak ketiga dengannya. Segala tindakan yang tidak bersangkutpautan dengan perseroan tersebut, atau yang para persero tidak berhak melakukannya
tidak termasuk dalam ketentuan diatas. Meskipun sekutu kerja tersebut dikeluarkan
wewenangnya atau tidak diberi wewenang untuk mengadakan hubungan hukum dengan
pihak ketiga, namun hal ini tidak menghilangkan sifat tanggung jawab pribadi untuk
keseluruhan, sebagaimana diatur dalam Pasal 18 KUHD.
Sekutu Firma sifatnya sama dengan sekutu komplementer dalam CF, yaitu:
1. Para sekutu bertugas untuk mengurus perusahaan.
2. Para sekutu berhubungan dengan pihak ketiga.
3. Memiliki tanggung jawab tidak terbatas.
Adapun yang dimaksud dengan sekutu komplementer adalah sekutu aktif, yaitu
sekutu yang bertugas mengurus perusahaan dan bertanggung jawab tidak terbatas atau
pribadi. Tugas dari sekutu ini sama dengan tugas dari anggota direksi, tetapi berbeda dalam
hal tanggung jawabnya. Pada Firma tanggung jawab tidak terbatas pada tiap-tiap anggota
secara tanggung-menanggung, bertanggung jawab untuk seluruhnya atas perikatan Firma
yang disebut dengan tanggung jawab solider.

Cara menggunakan nama bersama:


1. Nama seorang sekutu
2. Nama seorang sekutu dengan tambahan
3. Kumpulan nama semua sekutu

11

4. Nama lain berupa tujuan perusahaan

2.5.

Pendirian dan Pembubaran Firma

A. Pendirian Firma
Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Persekutuan Firma
adalah persekutuan yang diadakan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan memakai
nama bersama. Menurut pendapat lain, Persekutuan Firma adalah setiap perusahaan yang
didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama atau Firma
sebagainama yang dipakai untuk berdagang bersama-sama. Adapun pendirian Firma telah
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dengan cukup lengkap, terutama dalam
Pasal 22 hingga Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Adapun pendirian Firma
dalam Pasal 22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang menjelaskan bahwa, tiaptiap persekutuan Firma harus didirikan dengan akta otentik, akan tetapi ketiadaan akta
demikian tidak dapat ditemukan untuk merugikan pihak ketiga.
Ada tiga unsur penting dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Firma harus didirikan dengan akta otentik;
2. Firma dapat didirikan tanpa akta otentik;
3. Akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga.
Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga
menganggap firma sebagai persekutuan umum yang menjalankan segala macam usaha,
didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas serta semua sekutu berwenang
menandatangani berbagai surat untuk firma ini sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 29
KUHD. Isi ikhtisar resmi akta pendirian firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD yang
harusmemuat sebagai berikut:
1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.
2. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum atau kah
terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir
denganmenunjukan cabang khusus itu.
3. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama firma.
4. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.
5. Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai
untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu.
Bentuk umumnya perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma biasanya
berisitentang hal-hal berikut:
12

1. Nama dan alamat firma.


2. Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan, atau manufaktur.
3. Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer serta tugasdan
wewenang anggota lainnya.
4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota, termasuk uraian
lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila ada) yang digunakan dalam
operasi firma.
5. Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara
anggotayang satu dengan yang lain.
6. Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.
7. Prosedur penerimaan anggota baru firma.
8. Prosedur keluarnya anggota firma.
9. Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi.
10. Dan uraian penting lainnya.
Dapat disimpulkan, bahwa akta dalam pembentukan Firma hanyalah berfungsi
sebagai alat bukti untuk memudahkan pembuktian berdirinya suatu Firma dan perincian
hak dan kewajiban masing-masing anggota. Setelah Firma didirikan, maka Firma harus
didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Firma yang bersangkutan, dan pendaftaran Firma dapat berupa petikan akta saja
(Pasal 23-25 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang diatur lebih lanjut dalam Undangundang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan). Dalam Pasal 28 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang, Ikhtisar resmi dari akta Firma pendirian itu harus
diumumkan dalam Berita Negara Rakyat Indonesia (BNRI) atau Tambahan Berita Negara.
Apabila akta Firma tersebut tidak didaftarkan kepada Panitera, maka pendirian Firma tersebut
hanya dianggap sebagai persekutuan umum, didirikan tanpa batas, dianggap tidak ada sekutu
yang dikecualikan bertindak atas nama Firma (Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang) bahkan tiap sekutu berhak menandatangani dan berbuat perbuatan hukum
bagi persekutuannya. Tetapi karena Firma bukan merupakan badan hukum, maka akta
pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari Departemen Kehakiman RI.
B. Proses Pembubaran Firma
Pengaturan Firma dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak hanya
mengatur mengenai pendirian Firma, tetapi telah mengatur hingga mengenai pembubaran
Firma. Pembubaran Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
terutama di dalam Pasal 31 hingga Pasal 35, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perubahan harus dinyatakan dengan data otentik.
13

2. Perubahan akta harus didaftarkan kepada Panitra Pengadilan Negri;


3. Perubahan akta harus diumumkan dalam berita negara;
4. Perubahan akta yang tidak diumumkan akan mengikat pihak ketiga;
5. Pemberesan oleh persero adalah pihak lain yang disepakati atau yang ditunjuk
olehPengadilan.

Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang
ataulebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan tegas
oleh bekas pescro yang namanya disebut di situ, atau bila dalam hal adanya kematian, para
ahliwarisnya tidak menentangnya, dan dalam hal itu ulituk membuktikannya harus dibuat
akta,dan mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan
dengancara yang ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan ancaman hukuman
yangtercantum dalam pasal 29.
Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan
dalam perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu
setelah habis waktu yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan dalam
petikaian yang asli yang berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga dengan akta
otentik, dan terhadap ini berlaku ketentuan-ketentuan pendaftaran dan pengumuman dalam
surat kabar resmi seperti telah disebut. Kelalaian dalam hal itu mengakibatkan, bahwa
pembubaran, pelepasan diri, penghentian atau perubahan itu tidak berlaku terhadap pihak
ketiga. Terhadap kelalaian mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan waktu
perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29. (KUHPerd. 1646 dst.; KUHD 22, 26, 30.)
Pada pembubaran perseroan, para pesero yang tadinya mempunyai hak mengurus
harus membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama firma itu juga, kecuali bila
dalam perjanjiannya ditentukan lain , atau seluruh pesero (tidak termasuk para pesero
komanditer) mengangkat seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang demi
seorang dengan suara terbanyak. Jika pemungutan suara macet, raad van justitie mengambil
keputusan sedemikian yang menurut pendapatnya paling layak untuk kepentingan perseroan
yang dibubarkan itu. (KUHPerd. 1652; KUHD 17, 20, 22, 31, 56; Rv. 6-50, 99.)

Cara Pembubarannya :
1. Dengan akta otentik (Notaris) supaya tidak ada yang dapat dituntut karena namanamanya jelas.
2. Di daftarkan ke Paniteraan Pengadilan Negri.

14

3. Diumumkan di Tambahan Berita Negara. Jika tidak didaftarkan, maka tidak


berlaku pembubaran, pengunduran diri, dan perubahan terhadap pihak ketiga(ps. 31
KUHD).

BAB III
PENUTUP

15

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa Firma merupakan
sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan
memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas
usahanya. Unsur-unsur yang berkaitan dengan Persekutuan Firma itu sendiri adalah:
Persekutuan Perdata (pasal 1618 BW), Menjalankan Perusahaan (pasal 16 KUHD),
Dengannama bersama atau Firma (pasal 26 KUHD) dan Tanggung jawab sekutu bersifat
pribadiuntuk keseluruhan (pasal 18 KUHD).
Kemudian daripada itu, Firma sendiri memiliki beberapa kebaikan dan beberapa
keburukan. Kebaikan Firma dapat disimpulkan bahwa modalnya yang didapat dari
usaha perorangan lebih besar sehingga mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar
pula. Bahkan prosedur pendiriannya mudah untuk dilakukan. Tetapi keburukannya yang
merugikan yaitu karena tanggung jawab nya ditanggung bersama, maka jika ada utang semua
harus ikut bertanggung jawab, bahkan mudah terjadi perselisihan akibat pemimpin lebih dari
satu orang dan jika salah satu Firmant keluar maka Firma akan dibubarkan.
Berdasarkan pengertian Firma itu sendiri, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
Persekutuan Firma itu anggotanya biasanya sudah saling mengenal dan saling percaya,
memakai nama bersama untuk membentuk usahanya, tanggung jawab dan resikonya
ditanggung bersama, setiap anggotanya punya hak untuk memimpin bahkan membubarkan.
Semua mengenai Firma itu sudah diatur dalam KUHD dalam Pasal 16 35.
Persekutuan Firma dapat bubar karena berakhirnya jangka waktu yang telah ditetapkan dalam
akta pendirian, bisa pula akibat pengunduran diri atau pemberhentian sekutu dan bisa juga
karena terjadi bangkrut. Cara pembubarannya hampir mirip dengan pendiriannyayaitu harus
dengan akta otentik, didaftarkan di ke Paniteraan Pengadilan Negri dan harusdiumumkan di
Tambahan Berita Negara. Jika tidak maka pembubaran, pengunduran diri, dan perubahan
terhadap pihak ketiga tidak berlaku.

16

DAFTAR PUSTAKA
M, Rita, Vincent K dan Reza Paleva. Panduan Praktis Mendirikan Badan Usaha. Cet.
1.Jakarta: Forum Sahabat, 2009.
Purwosutjipto, H.M.N. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia II: Bentukbentuk Perusahaan. Cet. 9. Jakarta: Djambatan, 1999.
Soekardono. Hukum Dagang Indonesia I Bagian II. Cet. 3. Jakarta: Djambatan, 1989.
Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Cet. 22. Jakarta: Intermasa, 1989.
Subekti, R dan R. Tjitrosudibio. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Cet. 25. Jakarta:
PT.Pradnya Paramita, 1992.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan. Cet. 27. Jakarta:PT.
Pradnya Paramita, 2002.
Agrma.wordpress.com/2010/10/27/firma Adam Smith,The
terittahun 1776 di London), Bantam Books,New York,2003

wealt

of

Nations,(aslinya

Peraturan Perundang undangan :


Undang undang No.3 Tahun 1982 tentang Daftar Perusahaan
Kitab Undang undang Hukum perdata (Burgelijk Wetboek)
Kitab Undang undang Hukum Dagang (Wet Boek Van Koophandel)
Website :
http://id.wikipedia.org/wiki/Firma
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl1828/firma
http://pakdesmart75.wordpress.com/2008/07/13/perusahaan-perseorangan-dan-firma-fa/
https://www.academia.edu/4797352/MAKALAH_HUKUM_DAGANG_UAS

17

Anda mungkin juga menyukai

  • EKONOMETRI MODUL
    EKONOMETRI MODUL
    Dokumen44 halaman
    EKONOMETRI MODUL
    piqry
    Belum ada peringkat
  • Makro Cover
    Makro Cover
    Dokumen1 halaman
    Makro Cover
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Revisi Industri Bellaa
    Revisi Industri Bellaa
    Dokumen6 halaman
    Revisi Industri Bellaa
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • UAS1
    UAS1
    Dokumen4 halaman
    UAS1
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen8 halaman
    A
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • RMK Bispar Sap 2
    RMK Bispar Sap 2
    Dokumen4 halaman
    RMK Bispar Sap 2
    egyliciouz
    Belum ada peringkat
  • Cth2 1
    Cth2 1
    Dokumen1 halaman
    Cth2 1
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Revisi Industri Bellaa
    Revisi Industri Bellaa
    Dokumen6 halaman
    Revisi Industri Bellaa
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Normalitas 2
    Normalitas 2
    Dokumen10 halaman
    Normalitas 2
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Proposal Asi
    Kata Pengantar Proposal Asi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Proposal Asi
    Rio Van Der Sar
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Soal2 1
    Soal2 1
    Dokumen1 halaman
    Soal2 1
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen22 halaman
    Chapter II
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Mikro
    Kata Pengantar Mikro
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Mikro
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Proposal Asi
    Kata Pengantar Proposal Asi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Proposal Asi
    Rio Van Der Sar
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Soal2 1
    Soal2 1
    Dokumen1 halaman
    Soal2 1
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Cth2 1
    Cth2 1
    Dokumen1 halaman
    Cth2 1
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Soal2 2
    Soal2 2
    Dokumen1 halaman
    Soal2 2
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Makro Cover
    Makro Cover
    Dokumen1 halaman
    Makro Cover
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Uji Normalitas
    Uji Normalitas
    Dokumen5 halaman
    Uji Normalitas
    CahMbeling
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Mikro
    Kata Pengantar Mikro
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Mikro
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Umur
    Kelompok Umur
    Dokumen3 halaman
    Kelompok Umur
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • KOPERASI
    KOPERASI
    Dokumen21 halaman
    KOPERASI
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Mikro
    Kata Pengantar Mikro
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Mikro
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Mikro
    Kata Pengantar Mikro
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Mikro
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Makro Cover
    Makro Cover
    Dokumen1 halaman
    Makro Cover
    putukurniawan
    Belum ada peringkat