Anda di halaman 1dari 8

A.

Apa Itu Etika


Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti :
kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.
*Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) etika
adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)
* Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR "etika atau etik sebagai
pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai
yang baik. "
*Menurut Magnis Suseno, "Etika adalah sebuah ilmu dan bukan
sebuah ajaran.Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita
harus hidup adalah moralitas".
contoh-contoh etika dlm kehidupan sehari-hari,yaitu :
1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkah laku yang baik
B.

Unsur Unsur Etika

Unsur-unsur pokok dalam Etika meliputi:


a. Kebebasan
Merupakan unsur penting dalam norma moral. Kebebasan
memberikan pilihan bagi manusia untuk bersikap dan
berperilaku. Hal ini sangat esensial mengingat norma moral itu
adalah yang otonom. Jadi selalu ada pilihan(alternative) bagi
manusia untuk bersikap dan berperilaku berdasarkan nilai-nilai
yang diyakininya. Adapun kebebasan manusia itu dibagi
menjadi dua golongan besar, yaitu:
Kebebasan sosiala dalah kebebasan yang diterima dari orang
lain (sesama manusia), yang berarti bersifat heteronom.
Kebebasan eksistensial adalah kemampuan manusia untuk
menentukan sikap dan perilaku dirinya sendiri yang berarti
bersifat otonom.
b.

Tanggung Jawab

Tanggung jawab dapat diartikan sebagai kesediaan dasariah


untuk melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya.
Kewajiban merupakan beban yang harus dilaksanakan.Setiap
bentuk tanggng jawab senantiasa menuntut pertanggung
jawaban
apabila perbuatan
itu
sudah
selesai
dilakukan.Pertanggung jawaban ini adalah suatu tindakan

member penjelasan yang dapat dibenarkan baik secara moral


maupun
secara
hukum.Hal
inilah
yang
disebut
dengan akuntabilitas. Pengertian beban disini tentu dalam arti
luas, tidak selalu berkonotasi tidak menyenangkan.Melainkan
Pertimbangan moral, baru akan mempunyai arti apabila manusia
tersebut mampu dan mau bertanggung jawab atas pilihan yang
dibuatnya. Pertimbangan-pertimbangan moral hanya mungkin
ditujukan bagi orang yang dapat dan mau bertanggung jawab.
c.

Hati Nurani

Suara hati sering kali disebut dengan hati nurani. Kata


synteresis lebih tepat diartikan sebagai hati nurani, yaitu
pengetahuan intuitif tentang prinsip-prinsip moral.
Menurut Aquinas, hati nurani berasal langsung dari Tuhan dan
oleh karena itu tidak mungkin keliru. Apabila manusia
menghadapi situasi konkret yang mengharuskannya memilih
sikap-sikap moral tertentu, maka yang hadir pada saat itua dalah
suara hati.Suara hati memang suara kejujuran, tetapi tidak
identik dengan hakikat kebenaran itu sendiri. Artinya suara hari
mungkin saja bias salah, tetapi kesalahan suara hati itu karena
ketidaktahuan sipemilik suara hati itu, bukan karena ia sengaja
berbuat salah.
Franz Magnis Suseni menyebutkan tiga lembaga normative
yang mengajukan norma-norma (dalam arti yang lebih abstrak
berupa nilai-nilai) mereka kepada kita.Pertama, adalah
masyarakat, termasuk pemerintah, guru, orang tua, teman
sebaya,dan pemuka agama. Lembaga normative tersebut baik
secara implicit maupun eksplisit,akan menyatakan apa yang
baik dan tidak baik menurut mereka.Kedua, adalah ideology
termasuk agama di dalamnya. Kode etik profesi juga ada dalam
kategori lembaga normative kedua ini.Ketiga, adalah superego
pribadi. Seperti perasaan malu pada diri seseorang apabila yang
bersangkutan melakukan suatu perilaku tidak terpuji.
C.

Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral


yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar
moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombangambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi,
Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan
pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah


disepakati bersama

pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun


secara kelompok.

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki


terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam
suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat


penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh
dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
diperlukan suatu landasan yang kokoh.

Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu

D.

1. Sistematik

Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa


indikator yang dapat dipakai untuk menyatakan apakah
seseorang dan suatu perusahaan telah melaksanakan etika bisnis
dalam kegiatan usahanya antara lain adalah: Indikator ekonomi;
indikator peraturan khusus yang berlaku; indikator hukum;
indikator ajaran agama; indikator budaya dan indikator etik dari
masing-masing pelaku bisnis.

Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaanpertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik,
hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2. Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah
pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan
tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang
moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur
organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan
yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan.
Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan,
tindakan dan karakter individual.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah
cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,
industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis
secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak
tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di
masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum,
bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan
standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan
bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur
oleh ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance
Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan
dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang
seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan
kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun
tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak
orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai
kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan

Indikator Etika Bisnis

1. Indikator Etika bisnis menurut ekonomi adalah apabila


perusahaan atau pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber
daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa
merugikan masyarakat lain.
2. Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku.
Berdasarkan indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan
beretika dalam bisnisnya apabila masing-masing pelaku bisnis
mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati
sebelumnya.
3. Indikator etika bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator
hokum seseorang atau suatu perusahaan dikatakan telah
melaksanakan etika bisnis apabila seseorang pelaku bisnis
atau suatu perusahaan telah mematuhi segala norma hukum
yang berlaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
4. Indikator etika berdasarkan ajaran agama. Pelaku
bisnis dianggap beretika bilamana dalam pelaksanaan
bisnisnya senantiasa merujuk kepada nilai- nilai ajaran agama
yang dianutnya.
5. Indikator etika berdasarkan nilai budaya. Setiap pelaku
bisnis baik secara individu maupun kelembagaan telah
menyelenggarakan bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai
budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasi suatu
perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
6. Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu
adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan
tidak mengorbankan integritas pribadinya.
E.

Prinsip Etika dalam Berbisnis

Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak


akan pernah lepas dari kehidupan keseharian kita. Namun
prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah
implementasi dari prinsip etika pada umumnya.
1.

Prinsip Otonomi

Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang


menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan
tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai moral yang ada,
namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal
itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan
dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam kaitan ini salah

satu contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para


pelanggan, diantaranya adalah:
(1) Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik
dan sesuai dengan tuntutan mereka;
(2)
Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua
transaksi, termasuk pelayanan yang tinggi dan memperbaiki
ketidakpuasan mereka;
(3) Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan
keselamatan pelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan
mereka, akan dijaga kelangsungannyadan ditingkatkan terhadap
produk dan jasa perusahaan;
(4) Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam
menawarkan, memasarkan dan mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan
yang menurutnya terbaik. karena kebebasan adalah unsur hakiki
dari prinsip otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah
prasyarat utama untuk bertindak secara etis, walaupun
kebebasan belum menjamin bahwa seseorang bertindak secara
otonom dan etis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah
tanggungjawab, karena selain sadar akan kewajibannya dan
bebas dalam mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan
apa yang dianggap baik, otonom juga harus bisa
mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (di
sinilah dimung-kinkan adanya pertimbangan moral). Kesediaan
bertanggungjawab merupakan ciri khas dari makhluk bermoral,
dan tanggungjawab disini adalah tanggung jawab pada diri kita
sendiri dan juga tentunya pada stakeholder
2.

Prinsip Kejujuran

Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena
kejujuran merupakan modal utama untuk memperoleh
kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan
komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya
keterbukaan dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan
bisnis yang berkaitan dengan kejujuran:
1.
Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat
perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis disini secara a priori saling
percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak jujur
melaksanakan janjinya. Karena jika salah satu pihak melanggar,
maka tidak mungkin lagi pihak yang dicuranginya mau
bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan tahu dan
tentunya malas berbisnis dengan pihak yang bertindak curang
tersebut.
2.
Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa
dengan mutu dan harga yang baik. Kepercayaan konsumen
adalah prinsip pokok dalam berbisnis. Karena jika ada
konsumen yang merasa tertipu, tentunya hal tersebut akan
rnenyebar yang menyebabkan konsumen tersebut beralih ke
produk lain.
3.
Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam
suatu perusahaan yaitu antara pemberi kerja dan pekerja,
dan berkait dengan kepercayaan. Perusahaan akan hancur jika
kejujuran karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.

3.

Prinsip Keadilan

Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama


sesuai dengan aturan yang adil dan kriteria yang rasional
objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Keadilan berarti
tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah
satu teori mengenai keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles
adalah:
1.
Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara individu
atau kelompok masyarakat dengan negara. Semua pihak
dijamin untuk mendapat perlakuan yangsama sesuai dengan
hukum yang berlaku. Secara khusus dalam bidang bisnis,
keadilan legal menuntut agar Negara bersikap netral dalam
memperlakukan semua pelaku ekonomi, negara menjamin
kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan
dan hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua pelaku
bisnis.
2.
Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan
yang adil antara orang yang satu dan yang lain. Keadilan ini
menyangkut hubungan vertikal antara negara dan warga negara,
dan hubungan horizontal antar warga negara. Dalam bisnis
keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu menyangkut
pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
3.
Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi,
yaitu distribusi ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi
semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini berkaitan
dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan
ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.
4.

Prinsip Saling Menguntungkan

Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling


menguntungkan satu sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini
menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan suatu winwin situation.
5.

Prinsip Integritas Moral

Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan


dengan tetap menjaga nama baiknya dan nama baik perusahaan.
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas, menurut
Adam Smith, prinsip keadilanlah yang merupakan prinsip yang
paling penting dalam berbisnis. Prinsip ini menjadi dasardan
jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun prinsip lainnya juga
tidak akan terabaikan. Karena menurut Adam Smith, dalam
prinsip keadilan khususnya keadilan komutatif berupa no harm,
bahwa sampai tingkat tertentu, prinsip ini telah mengandung
semua prinsip etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur
tidak akan merugikan orang lain, orang yang mau saling
menguntungkan dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab
untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima
dan masuk akal.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Penggunaan istilah Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau atau
Corporate Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin
populer dengan semakin meningkatnya praktek tanggung jawab
sosial perusahaan, dan diskusi-diskusi global, regional dan
nasional tentang CSR .

Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an, saat ini
menjadi salah satu bentuk inovasi bagi hubungan perusahaan
dengan masyarakat dan konsumen. CSR kini banyak diterapkan
baik oleh perusahaan multi-nasional maupun perusahaan
nasional atau lokal. CSR adalah tentang nilai dan standar yang
berkaitan dengan beroperasinya sebuah perusahaan dalam suatu
masyarakat. CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk
beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada
peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka
mmewujudkan pembangunan berkelanjutan.

e) Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan

CSR berakar dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di


Perusahaan dan dimasyarakat. Etika yang dianut merupakan
bagian dari budaya (corporate culture); dan etika yang dianut
masyarakat merupakan bagian dari budaya masyarakata.
Prisnsip-prinsip atau azas yang berlaku di masyarakat juga
termasuk berbagai peraturan dan regulasi pemerintah sebagai
bagian dari sistem ketatanegaraan.

Tanggung Jawab terhadap investor adalah menyediakan


pengembalian investasi yang menarik, seperti memaksimumkan
laba

Menurut Jones (2001) seseorang atau lembaga dapat dinilai


membuat keputusan atau bertindak etis bila:
1. Keputusan atau tindakan dilakukan berdasarkan nilai atau
standar yang diterima dan berlaku pada lingkungan organisasi
yang bersangkutan.
2. Bersedia mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada
seluruh pihak yang terkait.
3. Yakin orang lain akan setuju dengan keputusan tersebut atau
keputusan tersebut mungkin diterima dengan alasan etis.
Suatu perusahaan seharusnya tidak hanya mengeruk keuntungan
sebanyak mungkin, tetapi juga mempunyai etika dalam
bertindak menggunakan sumberdaya manusia dan lingkungan
guna turut mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Pengukuran kinerja yang semata dicermati dari komponen
keuangan dan keuntungan (finance) tidak akan mampu
membesarkan dan melestarikan , karena seringkali berhadapan
dengan konflik pekerja, konflik dengan masyarakat sekitar dan
semakin jauh dari prinsip pengelolaan lingkungan dengan
prinsip pembangunan berkelanjutan.
Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut zimmerer
perusahaan, yaitu:

ada

beberapa

pertanggungjwaban

1. Tanggung jawab terhadap lingkungan.


Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus
memperhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan,
misalnya tidak membuang limbah yang mencemari lingkungan.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan .
Menurut zimmerer Tanggung jawab terhadap karyawan dapat
dilakukan dengan cara:
a) Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan
b) Meminta input kepada karyawan
c) Memberi kepercayaan kepada karyawan
d) Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan biak

3. Tanggungb jawab terhadap pelanggan.


Tanggungb jawab terhadap pelanggan ada dua kategori:
1) Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
2) Memberikan harga barang dan jasa yang adil dan wajar
4. Tanggung Jawab terhadap investor

5. Tanggung jawab terhadap Masyarakat


Perusahaan harus ber Tanggung jawab terhadap Masyarakat
sekitarnya, misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan
kesehatan serta kontribusi terhadap mayararakat sekitarnya
Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis
Utilitarianisme adalah paham dalam filsafat moral yang
menekankan manfaat atau kegunaan dalam menilai suatu
tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar, untuk
menentukan bahwa suatu perilaku baik jika bisa memberikan
manfaat kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat.
dalam konsep ini dikenal juga Deontologi yang berasal dari
kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Deontologi
adalah teori etika yang menyatakan bahwa yang menjadi dasar
baik buruknya suatu perbuatan adalah kewajiban seseorang
untuk berbuat baik kepada sesama manusia, sebagaimana
keinginan diri sendiri selalu berlaku baik pada diri sendiri.
Menurut paham Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila
kegiatan yang dilakukannya dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. jadi
kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan
yang menghasilkan berbagai hal yang baik, bukan sebaliknya
malah memberikan kerugian
Prinsip Etika Utilitarianisme
Ketika dihadapkan dengan apa yang nampaknya seperti dilema
moral, selama bertahun-tahun kita sering mencari filsafat yang
telah mempelajari baik buruknya, moral dan tidak
bermoral.memang selama ada pemikiran pasti ada prinsipprinsip yang menuntun. Konsep Utilitarianisme adalah sebuah
prinsip yang sering digunakan sebagai dasar pemikiran bagi
perilaku yang harus dibenarkan. Secara singkat, pendekatan ini
pada pemikiran etis mengatakan bahwa kebenaran dan
kesalahan dari setiap tindakan seluruhnya tergantung pada
hasilnya yang diperoleh dari perbuatan tersebut. Adapun kriteria
etika Utilitarianisme adalah :
Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
1. Manfaat , bahwa kebijakan atau tindakan tertentu dapat
mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu.
2.Manfaat terbesar, sama halnya seperti diatas, mendatangkan
manfaat yang lebih besar dalam situasi yang lebih besar.
Tujuannya meminimisasikan kerugian sekecil mungkin.

3.Pertanyaan mengenai manfaat, manfaatnya untuk siapa ? Saya,


dia, mereka, atau kita. Kriteria yang sekaligus menjadi pegangan
objektif etika utilitarianisme adalah manfaat terbesar bagi
sebanyak mungkin orang. Dengan kata lain, kebijakan atau
tindakan yang baik dan tepat dari segi etis menurut
Utilitarianisme adalah kebijakan atau tindakan yang membawa
manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau tindakan
yang memberika kerugian bagi sekecil orang / kelompok
tertentu.

e) Kesulitan dalam menentukan prioritas mana yang paling


diutamakan.

4.Atas dasar ketiga Kriteria tersebut, etika Utilitarianisme


memiliki tiga pegangan yakni tindakan yang baik dan tepat
secara moral, tindakan yang bermanfaat besar dan manfaat yang
paling besar untuk paling banyak orang.

a) Rasionalitas, prinsip moral yang diajukan oleh etika


utilitarianisme ini tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku
yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak bias kita
persoalkan keabsahannya.

Nilai Positif Etika Utilitarianisme

b) Dalam kaitannya dengan itu, utilitarianisme sangant


menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Setiap orang
dibiarkan bebas untuk mengambil keputusan dan bertindak
dengan hanya memberinya ketiga criteria objektif dan rasional
tadi.

a.Rasionlitasnya adalah prinsip moral yang diajukan oleh etika


ultilitarinisme tidak didasarakan pada aturan aturan kaku yang
mungkin tidak kita pahami.
b.Universalitas adalah mengutamakan manfaat atau akibat baik
dari suatu tindakan bagi banyak orang yang melakukan tindakan
itu. Dasar pemikirannya adalah bahwa kepentingan orang sama
bobotnya. Artinya yang baik bagi saya, yang baik juga bagi
orang lain.
Will Kymlicka, menegaskan bahwa
mempunyai 2 daya tarik yaitu :

etika

ultilitarinisme

Etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi moral semua


manusia bahwa kesejahterahan manusi adalah yang paling
pokok bagi etika dan moralitas dan etika ultilitarinisme sejalan
dengan instuisi kita bahwa semua kaidah moral dan tujuan
tindakan manusia harus dipertimbangkan, dinilai dn diuji
berdsarkan akibatnya bagi kesejahterahan manusia.

f) Bahwa etika ultilitarinisme membenarkan hak kelompok


minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingn mayoritas.
Yang artinya etika ultilitarinisme membenarkan penindasan dan
ketidakadilan demi manfaat yang lebih bagi sekelompok orang.
Nilai Positif Etika Utilitarianisme

c) Universalitas, yaitu berbeda dengan etika teleologi lainnya


yang terutama menekankan manfaat bagi diri sendiri atau
kelompok sendiri, utilitarianisme justru mengutamakan manfaat
atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang.
Utilitarianisme sebagai Proses dan sebagai Standart
Penilaian
a) Etika utilitarianisme dipakai sebagai proses untuk
mengambil sebuah keputusan, kebijaksanaan, ataupun untuk
bertindak. Dengan kata lain, etika utilitarianisme dipakai
sebagai prosedur untuk mengambil keputusan. Ia menjadi
sebuah metode untuk bisa mengambil keputusan yang tepat
tentang tindakan atau kebijaksanaan yang akan dilakukan.

Etika ultilitarinisme sangat cocok dipakai untuk membuat


perencanaan dan evaluasi bagi tindakan atau kebijakan yang
berkaitan dengan orang banyak. Dipakai secara sadar atau tidaak
sadar dalam bidang ekonomi, social, politik yang menyangkut
kepentinagan orang banyak.

b) Etika utilitarianisme juga dipakai sebagai standar penilaian


bai tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan. Dalam
hal ini, ketiga criteria di atas lalu benar-benar dipakai sebagai
criteria untuk menilai apakah suatu tindakan atau kebijaksanaan
yang telah dilakukan memang baik atau tidak. Yang paling
pokok adalah menilai tindakan atau kebijaksanaan yang telah
terjadi berdasarkan akibat atau konsekuensinya yaitu sejauh
mana ia mendatangkan hasil terbaik bagi banyak orang.

Kelemahan Etika Ultilitarinisme

Analisis Keuntungan dan Kerugian

a) Manfaat merupakan sebuah konsep yang begitu luas sehingga


dalam praktiknya malah menimbulkan kesulitan yang tidak
sedikit. Karena manfaat manusia berbeda yang 1 dengan yanag
lainnya.

Pertama, keuntungan dan kerugian (cost and benefits) yang


dianalisis jangan semata-mata dipusatkan pada keuntungan dan
kerugian bagi perusahaan, kendati benar bahwa ini sasaran
akhir. Yang juga perlu mendapat perhatian adalah keuntungan
dan kerugian bagi banyak pihak lain yang terkait dan
berkepentingan, baik kelompok primer maupun sekunder. Jadi,
dalam analisis ini perlu juga diperhatikan bagaimana daan
sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis suatu
perusahaan membawa akibat yang menguntungkan dan
merugikan bagi kreditor, konsumen, pemosok, penyalur,
karyawan, masyarakat luas, dan seterusnya. Ini berarti etika
utilitarianisme sangat sejalan dengan apa yang telah kita bahas
sebagai pendekatan stakeholder.

Analisis keuntungan dan kerugian

b) Persoalan klasik yang lebih filosofis adalah bahwa etika


ultilitarinisme tidak pernaah menganggap serius suatu tindakan
pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai dari suatu
tindakan sejauh kaitan dengan akibatnya. Padahal, sangat
mungkin terjadi suatu tindaakan pada dasarnya tidak baik, tetapi
ternyata mendatangkan keuntungan atau manfaat.
c) Etika ultilitarinisme tidak pernah menganggap serius
kemauan atau motivasi baik seseorang
d) Variable yang dinilai tidaak semuanya bisa dikuantifikasi.
Karena itu sulit mengukur dan membandingkan keuntungan dan
kerugian hanya berdasarkan variable yang ada.

Kedua, seringkali terjadi bahwa analisis keuntungan dan


kerugian ditempatkan dalam kerangka uang (satuan yang sangat
mudah dikalkulasi). Yang juga perlu mendapat perhatian serius
adalah bahwa keuntungan dan kerugian disini tidak hanya
menyangkut aspek financial, melainkan juga aspek-aspek moral;

hak dan kepentingan konsimen, hak karyawan, kepuasan


konsumen, dsb. Jadi, dalam kerangka klasik etika
utilitarianisme, manfaat harus ditafsirkan secara luas dalam
kerangka kesejahteraan, kebahagiaan, keamanan sebanyak
mungkin pihhak terkait yang berkepentingan.
Ketigabagi bisnis yang baik, hal yang juga mendapat perhatian
dalam analisis keuntungan dan kerugian adalah keuntungan dan
kerugian dalam jangka panjang. Ini penting karena bias saja
dalam jangka pendek sebuah kebijaksanaan dan tindakan bisnis
tertentu sangat menguntungkan, tapi ternyata dalam jangka
panjang merugikan atau paling kurang tidak memungkinkan
perusahaan itu bertahan lama. Karena itu, benefits yang menjadi
sasaran utama semua perusahaan adalah long term net benefits.
Sehubungan dengan ketiga hal tersebut, langkah konkret yang
perlu dilakukan dalam membuat sebuah kebijaksanaan bisnis
adalah mengumpulkan dan mempertimbangkan alternative
kebijaksanaan bisnis sebanyak-banyaknya. Semua alternative
kebijaksanaan dan kegiatan itu terutama dipertimbangkan dan
dinilai dalam kaitan dengan manfaat bagi kelompok-kelompok
terkait yang berkepentingan atau paling kurang, alternatif yang
tidak merugikan kepentingan semua kelompok terkait yang
berkepentingan. Kedua, semua alternative pilihan itu perlu
dinilai berdasarkan keuntungan yang akan dihasilkannya dalam
kerangka luas menyangkut aspek-aspek moral. Ketiga, neraca
keuntungan dibandingkan dengan kerugian, dalam aspek itu,
perlu dipertimbagkan dalam kerangka jangka panjang. Kalau ini
bias dilakukan, pada akhirnya ada kemungkinan besar sekali
bahwa kebijaksanaan atau kegiatan yang dilakukan suatu
perusahaan tidak hanya menguntungkan secara financial,
melainkan juga baik dan etis.
Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini
adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena
berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua
sisi uang logam yang sama.
Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua
manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana
pemikiran demokratis.
Dalam kasus ini, PT Freeport Indonesia sangat tidak etis dimana
kewajiban terhadap para karyawan tidak terpenuhi karena gaji
yang diterima tidak layak dibandingkan dengan pekerja Freeport
di Negara lain. Padahal PT Freeport Indonesia merupakan
tambang emas dengan kualitas emas terbaik di dunia.

Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Wirausaha


1. Jelaskan yang dimaksud dengan etika bisnis!
2. Bagaimana penerapan etika bisnis oleh pengusaha dan
perusahaan yang saudara pilih?

kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; 3) nilai


mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau
masyarakat. Sedangkan moral berarti: 1) ajaran tentang baik
buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban dan sebagainya; 2) -kondisi mental yang membuat
orang berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin; -isi hati atau
keadan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan.

3. Jelaskan hubungan antara etika dan hukum!


4. Manfaat Etika Bisnis bagi Perusahaan :
4. Bagaimana manfaat etika bisnis bagi seorang pengusaha?
Berikan contoh pada pengusaha dan perusahaan yang saudara
pilih!
5. Bagaimana dampak negative bila pengusaha tidak
menjalankan usaha sesuai dengan etika bisnis? Berikan contoh
pada pengusaha dan perusahaan yang saudara pilih!
6. Jelaskan yang dimaksud dengan tanggung jawab social!
Apakah perusahaan saudara menjalankan tanggung jawab
social? Jelaskan!
7. Bagaimana strategi bentuk tanggung jawab social?
8. Bagaimana hubungan antara etika bisnis dan keputusan
bisnis? Berikan contoh pada pengusaha dan perusahaan yang
saudara pilih!

Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika


telah dijadikan sebagai corporate culture. Hal ini terutama
penting bagi perusahaan besar yang karyawannya tidak
semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya
etika bisnis, secara intern semua karyawan terikat dengan
standard etis yang sama, sehingga akan mefigambil
kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang
timbul.
Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu)
dibidang etika. (penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja
anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi lingkungan
hidup).
Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab
sosialnya.

9. Jelaskan tantangan pelaksanaan tanggung jawab social!


Berikan contoh pada pengusaha dan perusahaan yang saudara
pilih!

Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada


umumnya, kemungkinan untuk mengatur diri sendiri (self
regulation).

10. Berikan etika bisnis yang diterapkan untuk usaha yang


saudara jalankan!

Bagi perusahaan yang telah go publik dapat memperoleh


manfaat berupa meningkatnya kepercayaan para investor. Selain
itu karena adanya kenaikan harga saham, maka dapat menarik
minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.

11. Berikan kegiatan tanggung jawab social yang sesuai dengan


usaha yang saudara jalankan!
Jawaban
1. Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis,
yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang
adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan
berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidahkaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
2. Dalam perusahaan yang saya pilih penerapan etika bisnisnya
terlihat bagaimana sikap yang santun antara atasan dan
karyawan begitu juga sebaliknya sehingga dapat membentuk
suatu hubungan yang baik didalam suatu perusahaan dan
menjunjung tinggi interaksi dan komunikasi yang baik.
3. Etika berhubungan dengan perilaku manusia. Manusia itu
yakin dan wajib berbuat baik dan menghindari yang jahat.Oleh
karena itu dalam etika mempermasalahkan hal-hal seperti:
apakah yang disebut baik itu, apakah yang buruk itu, apakah
ukuran baik dan buruk itu, apakah suara batin itu, mengapa
orang terikat pada kesusilaan. Arti menurut bahasa, etika
dibedakan artinya dengan moral (Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Etika merupakan: 1). Ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk, serta hak dan kewajiban moral (akhlak); 2)

Dapat meningkatkan daya saing (competitive advantage)


perusahaan.
Membangun corporate image / citra positif , serta dalam jangka
panjang dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan
(sustainable company).
Etika bisnis perusahhan memiliki peran yang sangat penting,
yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan
memiliki dsaya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai yang tinggi,diperlukan suatu landasan yang
kokoh.
5.
bila sebuah perusahaan tidak menjalankan etika bisnisnya
dengan baik dampak negatifnya tentu banyak sekali yakni akan
berakibat bangkrut dan tidak ada pelanggan yang akan percaya
kepada prodak/jasa yang perusahaan jalankan serta jeleknya
image perusahaan.
6.
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi , khususnya (namun
bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab
terhadap konsumen , karyawan , pemegang saham , komunitas
dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
7.
Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan
memutuskan untuk menerapkan CSR sebagai bagian dari
aktifitas bisnisnya, yakni

Moralitas : Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak


pihak yang berkepentingan terutama terkait dengan nilai-nilai
moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal
tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
Pemurnian Kepentingan Sendiri : Perusahaan harus bertanggung
jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena
pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai
karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
Teori Investasi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap
stakeholder karena tindakan yang dilakukan akan
mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
Mempertahankan otonomi : Perusahaan harus bertanggung
jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur tangan
kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam
pengambilan keputusan manajemen.
5.

Dimensi Moral dalam Pengambilan Keputusan Bisnis

6.
Terlepas dari rumitnya hubungan etika bisnis dengan
ekonomi dan hukum, bisnis adalah organisasi ekonomi yang
tidak hanya menjalankan kegiatannya berdasarkan aturan-aturan
hukum yang berlaku, tetapi juga norma-norma etika yang
berlaku di masyarakat.
7.
Bahkan dapat dikatakan, bahwa seiring dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya bisnis
yang bertanggung jawab sosial, etika merupakan dimensi sangat
penting yang harus selalu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan bisnis.
8.

1.Isu-isu yang dicakup oleh etika bisnis meliputi topik-topik


yang luas. Isu-isu ini dapat dikelompokkan ke dalam 3 dimensi
atau jenjang, yaitu: (1) sistemik, (2) organisasi, dan (3) individu.
2.Isu-isu sistemik dalam etika bisnis berkaitan dengan
pertanyaan-pertanyaan etika yang timbul mengenai lingkungan
dan sistem yang menjadi tempat beroperasinya suatu bisnis atau
perusahaan: ekonomi, politik, hukum, dan sistem-sistem sosial
lainnya.
3.Isu-isu organisasi dalam etika bisnis berkenaan dengan
pertanyaan-pertanyaan etika tentang perusahaan tertentu.
4.Sementara itu, isu-isu individu dalam etika bisnis menyangkut
pertanyaan-pertanyaan etika yang timbul dalam kaitannya
dengan individu tertentu di dalam suatu perusahaan.
5.Manajemen beretika, yakni bertindak secara etis sebagai
seorang manajer dengan melakukan tindakan yang benar (doing
right thing). Manajemen etika adalah bertindak secara efektif
dalam situasi yang memiliki aspek-aspek etis. Situasi seperti ini
terjadi di dalam dan di luar organisasi bisnis. Agar dapat
menjalankan baik manajemen beretika maupun manajemen
etika, para manajer perlu memiliki beberapa pengetahuan
khusus.
9 9. Tantangannya ialah dimana kita harus tetap bisa menjaga
kepuaasan dan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dan
pelayanan masyarakat itu merupakan hal yang terpenting bagi
berjalan atau tidaknya suatu perusahaan.
110. Etika bisnis perusahaan analisis lingkungan mikro dan
makro serta konsep Amati Tiru serta Modifikasi yang menjadi
diferensiasi dengan bisnis sejenis.

Cakupan Etika Bisnis


111. Contoh tanggung jawab sosial apabila suatu perusahaan
yang kegiatan bisnisnya menyangkut hidup orang banyak maka
perlu legalitas bisnis dilingkungan setempat

Anda mungkin juga menyukai

  • EKONOMETRI MODUL
    EKONOMETRI MODUL
    Dokumen44 halaman
    EKONOMETRI MODUL
    piqry
    Belum ada peringkat
  • Makro Cover
    Makro Cover
    Dokumen1 halaman
    Makro Cover
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Revisi Industri Bellaa
    Revisi Industri Bellaa
    Dokumen6 halaman
    Revisi Industri Bellaa
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • UAS1
    UAS1
    Dokumen4 halaman
    UAS1
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Proposal Asi
    Kata Pengantar Proposal Asi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Proposal Asi
    Rio Van Der Sar
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen22 halaman
    Chapter II
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Revisi Industri Bellaa
    Revisi Industri Bellaa
    Dokumen6 halaman
    Revisi Industri Bellaa
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Soal2 2
    Soal2 2
    Dokumen1 halaman
    Soal2 2
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Cth2 1
    Cth2 1
    Dokumen1 halaman
    Cth2 1
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Proposal Asi
    Kata Pengantar Proposal Asi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Proposal Asi
    Rio Van Der Sar
    Belum ada peringkat
  • Cth2 1
    Cth2 1
    Dokumen1 halaman
    Cth2 1
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • RMK Bispar Sap 2
    RMK Bispar Sap 2
    Dokumen4 halaman
    RMK Bispar Sap 2
    egyliciouz
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Normalitas 2
    Normalitas 2
    Dokumen10 halaman
    Normalitas 2
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Mikro
    Kata Pengantar Mikro
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Mikro
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen17 halaman
    Bab I
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Soal2 1
    Soal2 1
    Dokumen1 halaman
    Soal2 1
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Uji Normalitas
    Uji Normalitas
    Dokumen5 halaman
    Uji Normalitas
    CahMbeling
    Belum ada peringkat
  • Makro Cover
    Makro Cover
    Dokumen1 halaman
    Makro Cover
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Soal2 1
    Soal2 1
    Dokumen1 halaman
    Soal2 1
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Mikro
    Kata Pengantar Mikro
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Mikro
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Umur
    Kelompok Umur
    Dokumen3 halaman
    Kelompok Umur
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • KOPERASI
    KOPERASI
    Dokumen21 halaman
    KOPERASI
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Mikro
    Kata Pengantar Mikro
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Mikro
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Mikro
    Kata Pengantar Mikro
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Mikro
    putukurniawan
    Belum ada peringkat
  • Makro Cover
    Makro Cover
    Dokumen1 halaman
    Makro Cover
    putukurniawan
    Belum ada peringkat