PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
ekonomi, perusahaan asbes tersebut memiliki konsep bisnis yang bagus, karena berhasil
menekan biaya produksi untuk menghasilkan profit. Berdasarkan konsep bisnis, hal ini dapat
dibenarkan, tetapi secara moral hendaklah tindakan pencarian profit perusahaan haruslah
dibarengi dengan pemerhatian terhadap aspek-aspek lainnya seperti memberikan manfaat
kepada orang banyak (dalam hal ini pekerja pabrik). Dari segi hukum, hal yang dilakukan
perusahaan "Kansas Asbestos Company" ini tidak melanggar hukum karena peraturan yang
berlaku di negara tersebut pada waktu itu tidak memperhatikannya, tetapi sekitar tahun 1970an hal tersebut mulai ditindaklanjuti dengan berlakunya hukum mengenai program kesehatan
buruh.
Dilihat dari etika utilitarianisme dalam pengambilan keputusannya, "Kansas Asbestos
Company" dapat dikatakan tidak menerapkan etika utilitarianisme, karena dalam
pengambilan keputusan pemindahan pabriknya manfaat atau kegunaan dalam menilai suatu
tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar tidak diterapkan. Melihat "Kansas Asbestos
Company" hanya mementingkan keutungan untuk perusahaannya sendiri, tentunya hal ini
bertolak belakang dengan teori etika utilitarianisme yang menekankan pemberikan manfaat
kepada banyak orang, dalam menilai suatu tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar.
2. Pedagang Bakso Boraks dan Berformalin
Bakso adalah makanan favorite bagi masyarakat indoneisa, bakso bisa kita temukan
dari pedagang kaki lima hingga restaurant. tapi sayangnya, masih banyak produsen atau
pedagang bakso yang tidak memperdulikan kesehatan konsumen. Kita tentu tahu mengenai
berita tentang bakso yang mengandung boraks. Bakso yang mengandung boraks tentu tidak
bagus karena boraks sangat berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan boraks bertujuan untuk
membuat bakso menjadi lebih kenyal, sementara penggunaan formalin bertujuan untuk
membuat bakso awet dan tahan lebih lama.
Pembahasan :
Berdasarakan teori utilitarian bahwa suatu kegiatan harus bisa memberikan manfaat
bagi masyarakat sekitar. Disini akan dibabahas mengenai produsen atau pedagang bakso yang
menggunakan boraks dan formalin dalam pembuatan baksonya. Boraks adalah zat yang
berbahaya bagi kesehatan, biasanya borak digunakan di dalam industri kertas, gelas,
pengawet kayu, dan keramik. Tentu kita tahu bahwa pemakaian boraks pada makanan tidak
lazim, pemakaian boraks berlebihan pada makanan akan mengakibatkan gejala pusing,
muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, bahkan hilang nafsu makan, sedangkan
secara tidak langsung boraks sedikit demi sedikit akan tertimbun di dalam organ hati, otak
dan testis. Sementara formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat
menusuk, formalin digunakan desinfektan dan pengawet mayat. Dampak dari
pengkonsumsian formalin dalam jangka penek iritasi pada hidung dan tenggorokan,
gangguan pernafasan, dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker. Sampai saat ini
masih banyak produsen atau pedagang bakso yang menggunakan boraks dan formalin agar
bakso yang mereka jual dapat tahan lebih lama.
Tidak seharusnya para produsen atau pedagang bakso menggunakan boraks dan
formalin di dalam bakso mereka karena itu akan merugikan para konsumen dan tidak sesuai
dengan uji kesehatan dan makanan. Dengan penggunaan boraks dan formalin pada bakso
akan membuat bakso lebih awet dan tidak basi, ini membuat para produsen atau pedagang
bakso dapat mengurangi biaya produksi.
Sesuai teori utilitarian yang mengatakan bahwa suatu kegiatain harus bisa
memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar maka penggunaan boraks dan formalin dalam
bakso oleh produsen atau pedagang bakso adalah tindakan yagn salah dan harus dievalusai.
Sebab disini hanya para produsen atau pedagang bakso saja yang mendapatkan manfaat atau
keuntungan tetapi dilain sisi konsumen dirugikan.