Mereka memberikan tantangan kepadanya atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo
pada akhirnya menjadi korban penemuannya sendiri.
Dalam Al quran ditemukan kata-kata ilmu dalam berbagai bentuknya yang
terulang sebanyak 854 kali. Disamping itu, banyak pula ayat-ayat Al quran yang
menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran, penalaran, dan sebagainya, sebagaimana
dikemukakan oleh ayat-ayat yang menjelaskan hambatan kemajuan ilmu pengetahuan, antara
lain :
1.
Subjektivitas (a) suka dan tidak suka (baca antara lain, QS 43:78 ; 7:79); (b) taqlid atau
mengikuti tanpa alasan (baca antara lain, QS 33:67 ; 2:170).
2. Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan (baca antara lain, QS 10:36).
3. Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan atau kesimpulan (baca antara lain QS 21:37).
4. Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau menerima kebenaran) (baca antara lain QS 7:146).
Di samping itu, terdapat tuntutan tuntutan antara lain :
1.
Jangan bersikap terhadap sesuatu tanpa dasar pengetahuan (QS 17:36), dalam arti tidak
menetapkan sesuatu kecuali benar-benar telah mengetahui dulu persoalan (baca antara lain
QS 36:17), atau menolaknya sebelum ada pengetahuan (baca antara lain, QS 10:39).
2. Jangan menilai sesuatu karena factor ekstern apa pun walaupun dalam dalam pribadi tokoh
yang paling diagungkan.
Ayat- ayat semacam inilah yang mewujudkan iklim ilmu pengetahuan dan yang telah
melahirkan pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan Islam dalam berbagai disiplin ilmu.
tiada yang lebih baik dituntun dari suatu kitab akidah (agama) menyangkut bidang ilmu
kecuali anjuran untuk berpikir, serta tidak menetapkan suatu ketetapan yang menghalangi
umatnya untuk menggunakan akalnya atau membatasinya menambah pengetahuan selama
dan dimana saja ia kehendaki. Inilah korelasi pertama dan utama antara Al quran dan ilmu
pengetahuan.
Korelasi kedua dapat ditemukan pada isyarat-isyarat ilmiah yang tersebar dalam
sekian banyak ayat Al quran yang berbicara tentang alam raya dan fenomenanya. Isyaratisyarat tersebut sebagian nya telah diketahui oleh masyarakat arab ketika itu. Namun apa
yang mereka ketahui itu masih sangat terbatas dalam perinciannya.
Dalam dalam penafsiran ilmiah terhadap ayat-ayat Al quran, membawa kita kepada,
paling tidak, tiga hal pula hal yang perlu di garisbawahi, yaitu (1) Bahasa (2) konteks ayatayat ; dan (3) sifat penemuan ilmiah.
1. Bahasa
Disepakati oleh semua pihak bahwa untuk memahami kandungan Al quran dibutuhkan
pengetahuan bahasa arab. Untuk memahami arti suatu kata dalam rangkaian redaksi suatu
ayat, seorang terlebih dahulu harus meneliti apa saja pengertian yang dikandung oleh kata
tersebut. Kemudian menetapkan arti yang paling tepat setelah memperhatikan segala aspek
yang berhubngan ayat tadi.
2. Konteks antara kata atau ayat
Memahami pengertian suatu kata dalam sdalam rangkaian satu ayat tidak dapat dilepaskan
dari konteks kata tersebut dengan keseluruhan kata dalam redaksi ayat tadi.
3. Sifat penemuan ilmiah
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa hasil pemikiran seseorang dipengaruhi oleh banyak
factor, antara lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalamannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan sudah sedemikian pesatnya, sehingga dari faktor ini saja
pemahaman terhadap redaksi Al quran dapat berbeda-beda.
Seperti yang telah dikemukakan bahwa salah satu pembuktian tentang kebenaran Al
quran adalah ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang diisyaratkan. Memeng terbukti,
bawa sekian banyak ayat-ayat Al quran yang berbicara tentang hakikat ilmiah yang tidak
dikenal pada masa turunnya, namu terbukti kebenarannya di tengah-tengah perkembangan
ilmu, seperti :
Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan adalah pantulan dari cahaya
matahari (QS 10:5).
Zat hijau daun (klorofil) yang berperanan dalam mengubah tenaga radiasi matahari
menjadi tenaga kimia melalui proses foto sintesis sehingga menghasilkan energy (QS
36:80).bahkan, istilah Al quran, al syajar al akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih
tepat dari istilah klorofil (hijau daun), karena zat-zat tersebut bukan hanya terdapat
dalam daun saja tapi di semua bagian pohon, dahan dan ranting yang warnanya hijau.
Bahwa manusia diciptakan dari sebagian kecil sperma pria dan yang setelah fertilisasi
(pembuahan) berdempet di dinding rahim (QS 86:6 dan 7; 96:2).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dibahas dalam bab sebelumnya maka kami selaku penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa Ayat-ayat Al-Qur'an merupakan petunjuk manusia tidak saja untuk
kehidupan akherat namun juga untuk kebaikan kehidupan di dunia. Ilmu pengetahuan dan
Teknologi adalah salah satu sarana manusia untuk menuju kehidupan di dunia lebih baik.
Oleh sebab itu, dalam Al-qur'an pun tak luput memberikan petunjuk tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan manusia. Membuka dan membaca mushaf AlQur'an, kita akan menemukan ratusan ayat yang membicarakan tentang petunjuk untuk
memperhatikan bagaimana cara kerja Alam dunia ini. Tidak kurang dari 700 ayat dari 6000an ayat Al-Qur'an memberikan gambaran kepada manusia untuk memperhatikan alam
sekitarnya.
Seperti yang telah dikemukakan bahwa salah satu pembuktian tentang kebenaran Al
quran adalah ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang diisyaratkan. Memeng terbukti,
bawa sekian banyak ayat-ayat Al quran yang berbicara tentang hakikat ilmiah yang tidak
dikenal pada masa turunnya, namu terbukti kebenarannya di tengah-tengah perkembangan
ilmu, seperti : Teori tentang expanding universe (kosmos yang mengembang) (QS 51:47 ),
Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan adalah pantulan dari cahaya
matahari (QS 10:5), Pergerakan bumi mengelilingi matahari, gerakan lapisa-lapisan yang
berasal dari perut bumi, serta bergeraknya gunung sama dengan pergerakan awan (QS 27:88),
Zat hijau daun (klorofil) yang berperanan dalam mengubah tenaga radiasi matahari menjadi
tenaga kimia melalui proses foto sintesis sehingga menghasilkan energy (QS 36:80).bahkan,
istilah Al quran, al syajar al akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih tepat dari istilah
klorofil (hijau daun), karena zat-zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun saja tapi di
semua bagian pohon, dahan dan ranting yang warnanya hijau, dan masih banyak yang
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Baiquni, Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, PT. Dana Bakhti Prima Yasa,
Yogyakarta, 1997. h. 17.
H.G. Sarwar, Filsafat Al-Quran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994. h. 125.
DEPAG, Sains Menurut Perespektif Al-quran, PT. Dwi Rama, 2000. h. 3.